Bronkopleura Fistula Pada Pasien Tuberkulosis : Diagnosis Dini Dan Intervensi Terpadu – Laporan Kasus
Main Article Content
Bronkopleura fistula (BPF) merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi pada pasien tuberkulosis paru akibat adanya hubungan abnormal antara bronkus dan rongga pleura. Kondisi ini menyebabkan kebocoran udara persisten, pneumotoraks, dan gangguan ventilasi yang berkontribusi pada peningkatan morbiditas dan mortalitas. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan hasil klinis pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pentingnya diagnosis dini dan efektivitas intervensi terpadu dalam penanganan bronkopleura fistula pada pasien tuberkulosis melalui studi kasus. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dari catatan medis pasien, hasil pemeriksaan klinis, pencitraan radiologis, dan prosedur bedah yang dilakukan. Subjek penelitian adalah seorang pasien laki-laki berusia 22 tahun yang mengalami bronkopleura fistula akibat infeksi tuberkulosis aktif. Pasien menunjukkan gejala pneumotoraks persisten meskipun telah dilakukan pemasangan chest tube thoracostomy (CTT). Melalui thorakotomi eksplorasi ditemukan BPF berdiameter 1 cm, jaringan parut paru yang signifikan, dan beberapa abses. Prosedur dekortikasi, penutupan fistula, pleurodesis kimiawi, dan wedges resection berhasil memperbaiki kondisi pasien. Pascaoperasi, paru kiri mengembang optimal dan keluhan sesak napas berkurang signifikan. Penelitian ini menegaskan pentingnya diagnosis dini dan pendekatan intervensi multidisiplin dalam menangani BPF akibat tuberkulosis. Strategi ini efektif dalam meningkatkan prognosis pasien, mengurangi risiko komplikasi, serta memperbaiki kualitas hidup pasien.