Pengaruh Anti-Depresan dari Formulasi Sediaan Inhalasi Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L.) pada Model Hewan Depresi
Main Article Content
Depresi merupakan gangguan suasana hati paling banyak di masyarakat, yang ditandai dengan perasaan sedih yang menetap. Antidepresan merupakan farmakologi utama dalam penanganan gangguan depresi. Namun, antidepresan memiliki kerja yang cukup lama dan efek samping yang besar. Sehingga diperlukan alternatif obat dengan efek samping yang kurang dan lebih efektif. Ageratum conyzoides L. merupakan tanaman herbal yang memiliki aktivitas farmakologi. Selain itu, belum ada pemberian obat secara inhalasi pada pasien depresi. Padahal, sediaan inhalasi dapat membantu penggunaan obat menjadi mudah dan praktis. Untuk menginvestigasi pengaruh sediaan inhalasi dari Ageratum conyzoides L. dalam memperbaiki gejala depresi pada mus musculus. Mus musculus dibagi secara acak dalam 6 kelompok (n=4), yaitu: 1) kontrol normal; 2) kontrol negatif: pemberian chronic mild stress (CMS); 3) Kontrol positif: pemberian CMS + fluoxetine 0,05 mg/kgBB; 4) Perlakuan 1: pemberian CMS + ekstrak Ageratum conyzoides L. (150 mg/kgBB); 5) Perlakuan 2: pemberian CMS + ekstrak Ageratum conyzoides L. (250 mg/kgBB); 6) Perlakuan 3: pemberian CMS + ekstrak Ageratum conyzoides L. (350 mg/kgBB) selama 14 hari. Selanjutnya, Forced Swimming Test dilakukan untuk menilai pengaruh Ageratum conyzoides L. dalam memperbaiki gejala mirip depresi pada mus musculus. Tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif dengan perlakuan 1, 2, dan 3. Dan, kelompok perlakuan 2 memiliki kecenderungan lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan lainnya dalam memperbaiki gejala mirip depresi. Ini menunjukkan kemungkinan potensi efek antidepresan dari ekstrak ini yang serupa dengan fluoxetine. Ageratum conyzoides L. memperbaiki gejala mirip depresi pada mus musculus dan mungkin memiliki mekanisme kerja yang mirip dengan fluoxetine.