Hubungan Kualitas Tidur, Jarak Penglihatan, dan Screen Time Dengan Computer Vision Syndrome pada Staf Polda NTB
Main Article Content
Era globalisasi saat ini menuntut penggunaan teknologi digital di hampir setiap pekerjaan.Penggunaan perangkat digital selama lebih dari tiga jam perhari mengarah ke risiko kesehatan seperti nyeri pinggang, sakit kepala, dan Computer Vision Syndrome (CVS). Meskipun gejala CVS tidak permanen mempengaruhi individu, tetapi CVS dikatakan sebagai penyebab berbagai efek yang mengganggu produktivitas pekerja dan kualitas hidup sehari-hari. Untuk mengetahui gambaran CVS pada Staf Polda NTB. Penelitian kuantitatif analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian dilakukan di Polda NTB pada tanggal 18 September 2024. Sampel penelitian sebanyak 72 responden staf Polda NTB. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik menggunakan metode uji chi-square. Dari total 72 responden, didapatkan sebanyak 38 responden (52,80%) mengalami CVS, 37 responden (51,40%) dengan kualitas tidur yang buruk, 37 responden (51,40%) dengan jarak penglihatan tidak ideal dan 37 responden (51,40%) dengan screen time berat. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas tidur yang buruk (p <0,001; PR 31,216; CI 95% 4,508 hingga 216,146), jarak penglihatan tidak ideal (p <0,001; PR 15,135; CI 95% 3,917 hingga 58,484), dan screen time berat (p <0,001; PR 9,775; CI 95% 3,282 hingga 29,109) dengan kejadian CVS di Polda NTB. Faktor yang berhubungan dengan kejadian CVS adalah kualitas tidur, jarak penglihatan dan screen time. Diharapkan instansi Polda NTB dapat menerapkan waktu kerja dengan efisien serta memperhatikan waktu dan kualitas tidur sebagai upaya peningkatan kesehatan, menerapkan jarak dan posisi layar yang tepat serta menerapkan aturan 20-20-20.