Israiliyyat Dalam Qasas Al-Anbiya’ (Studi Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya Al-Qurtubi)

Main Article Content

Yusuf Fauzi
Program Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Indonesia

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dengan berbahasa Arab dan tidak semua orang dengan mudah memahaminya. Dari sini dibutuhkan penafsiran. Al-Qur’an turun langsung ditafsirkan oleh Allah. Rasulullah SAW juga diberi tugas untuk menafsirkannya. Ketika Rasulullah SAW wafat, para sahabat mulai merujuk kepada ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) yang telah muslim. Riwayat meraka dikenal dengan israiliyyat. Atensi mufassir sesudah tabi’in terhadap israiliyyat semakin besar. Lambat laun pengaruh israiliyyat ini sangat besar, hampir semua kitab tafsir memuatnya. Kisah-kisah israiliyyat yang banyak termuat dalam kitab-kitab tafsir memberikan pengaruh negatif terhadap akidah umat. Salah satu pengaruh negatif tersebut adalah peniadaan ¬ismah al-anbiya’. Oleh karena itu penulis meneliti riwayat-riwayat tersebut dalam al-jami’ li ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubi. Kemudian penelitian kami arahkan kepada sanad dan penafsiran yang sesuai dengan syari’at Islam. Hal itu dengan tujuan agar kita mengetahui riwayat-riwayat israiliyyat dalam kisah para Nabi, keadaan sanad dan penafsiran yang sesuai dengan syari’at Islam. Metode penggalian data yang digunakan adalah metode kepustakaan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sejarah dan kritik sanad. Sedangkan metode analisanya adalah analisa riwayat israiliyyat baik yang menyangkut sanad dan matannya. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat riwayat-riwayat dalam kisah para Nabi yang tampak bertentangan dengan syari’at Islam. Diantaranya kisah Nabi Adam AS, Yusuf AS, Daud AS, Sulaiman AS dan Muhammad SAW. Riwayat-riwayat tersebut jika dilihat dari sisi sanadnya merupakan riwayat israiliyyat yang tidak bisa diterima.


Keywords: israiliyyat, qasas al-anbiya’, al-jami’ li ahkam al-Qur’an