Action Research Literate
Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
p-ISSN : 2613-9898 e-ISSN : 2808-6988
Sosial Pendidikan
PENETRASI PASAR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PESTLE: STUDI
KASUS DI PT. HSI CABANG BANDUNG
Eko Riwayadi, Novtri Mariatie
Universitas Pelita Bangsa, Bekasi, Indonesia.
Email: eko.riwayadi@mhs.pelitabangsa.ac.id, novtri.m@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
1 Oktober 2021
Direvisi
10 November 2021
Disetujui
28 November 2021
Pada masa pandemi Covid 19, PT. HSI tetap eksis dan berupaya untuk tetap
bertahan ditengah kondisi yang tidak menentu. Meskipun pandemi
berdampak pada semua aspek, akan tetapi tidak menyurutkan semangat HSI
untuk mengembangkan usahanya, salah satunya yakni memperluas wilayah
usaha dengan membuka cabang baru di wilayah Bandung. Dalam kegiatan
usaha di kantor cabang baru menemukan kendala untuk memperoleh
konsumen baru. Hal ini merupakan salah satu faktor yang harus diteliti lebih
lanjut khususnya dalam hal penetrasi pasar yang harus dihadapai dan
ditanggulangi oleh perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis strategi penetrasi pasar pada kantor cabang baru HSI di
Bandung dan pengaplikasiannya dengan menggunakan digital marketing.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penetrasi pasar dan
faktor eksternal HSI dalam mengembangkan usaha pada pembukaan kantor
cabang baru yang berlokasi di Bandung. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan menganalisis faktor eksternal menggunakan
analisis PESTLE yakni faktor politik ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan
lingkungan, serta pengaplikasiannya menggunakan digital marketing. Hasil
analisis PESTEL wilayah Bandung Raya menunjukkan hasil yang sangat
positif artinya di semua sektor baik politik, ekonomi, sosial, teknologi,
lingkungan dan hukum sangat mendukung bagi HSI untuk melakukan
penetrasi pasar baru di wilayah Bandung Raya. Bisnis model yang
dikenalkan juga sangat menggoda dalam artian sangat membantu bagi
UMKM untuk menunjang bisnisnya sehingga terjadi hubungan simbiosis
mutualisme. Para UMKM cukup mengeluarkan modal kecil kemudian sudah
bisa mempunyai tempat pendingin makanan dan minuman yang selanjutnya
untuk dijual. Dengan dukungan media sosial HSI bisa mengoptimalkan
strategi pemasarannya secara digital atau digital marketing strategi untuk
menjangkau para UMKM di wilayah Bandung Raya dengan semaksimal
mungkin.
Kata Kunci:
Penetration Market
Strategy, PESTLE
Analysis, Digital
Marketing
ABSTRACT
During the Covid 19 pandemic, PT. HSI still exists and strives to stay afloat
in the midst of uncertain conditions. Although the pandemic impacted all
aspects, it did not dampen HSI's spirit to develop its business, one of which
is expanding the business area by opening a new branch in the Bandung
area. In business activities in new branch offices find obstacles to acquiring
new consumers. This is one of the factors that must be further investigated,
especially in terms of market penetration that must be addressed and
addressed by the company. Therefore, this research was
conducted to analyze market penetration strategies at HSI's new branch
67
Eko Riwayadi, Novtri Mariatie
office
in
Bandung
and
its
application
using
digital
marketing.
This
research aims to analyze HSI's market penetration strategy and external
factors in developing the business at the opening of a new branch office
located
in
Bandung.
This
research
uses
a
qualitative
approach
by
analyzing external factors using PESTLE analysis, namely economic,
social, technological, legal, and environmental political factors, and its
application using digital marketing. Pestel analysis results in the Greater
Bandung area showed very positive results meaning that in all sectors both
political, economic, social, technological, environmental and legal are
very supportive for HSI to penetrate new markets in the Greater Bandung
area. The business model introduced is also very tempting in the sense that
it is very helpful for MSMEs to support their business so that there is a
Keywords:
symbiotic relationship of mutualism. The MSMEs simply spend a small
Penetration
capital then can already have a place to cool food and drinks that are next
Market Strategy,
to be sold. With the support of social media HSI can optimize its marketing
PESTLE Analysis,
strategy digitally or digital marketing strategy to reach MSMEs in the
Digital Marketing
Greater Bandung area as much as possible.
Pendahuluan
Pandemik Covid 19 yang mulai
merebak pada kuartal 3 tahun 2019 tetah
memporak-porandakan kehidupan manusia
dan perekonomian dunia. Kebiasaan
kehidupan yang bebas dipaksa untuk berhenti
guna menghambat laju penyebaran virus covid
19. Perekonomian dunia sangat melemah pada
akhir tahun 2020 GDP growth dunia -3,41
persen padahal di akhir 2019 growth 2,56
persen (The World Bank, 2021)
Sumber: The World Bank, tahun 2021
Gambar 1
Grafik GDP Growth tahun 2010 2020
Sama halnya di perekonomian
Indonesia melemah disebabkan oleh pandemic
covid 19. GDP growth tahun 2020 sebesar -
2,07 persen padahal di tahun 2019
GDP growth sebesar 5,02 persen (The World
Bank, 2021).
Sumber: The World Bank, tahun 2021
Gambar 2. Grafik GDP Indonesia Growth
tahun 2010 - 2020
Para pelaku usaha tidak henti-hentinya
merumuskan strategi yang paling optimal
supaya perusahaannya tetap bertahan di tengah
badai covid 19. PT. Hutama Solusi Indonesia
atau yang lebih dikenal dengan PT. HSI atau
HSI juga merumuskan dan melaksanakan
strategi bisnis untuk bertahan dan berkembang
dalam rangka menghadapi gempuran covid 19.
Hal ini dikarenakan revenue perusahaan juga
menurun sebagai akibat merebaknya pandemic
covid 19 (Dugguh et al., 2018).
68 Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
69
Sumber: Finance data PT. HIS
Gambar 3. Grafik revenue PT. HSI tahun
2018 ~ 2020 dalam jutaan rupiah
HSI adalah perusahaan perdagangan
barang-barang elektronics khususnya cooler
dan freezer yang mempunyai cakupan wilayah
di seluruh Indonesia. Di musim pandemic HSI
meluncurkan product bisnis baru yaitu rental
cooler dan freezer yang telah beroperasi di
wilayah Jabodetabek. Ternyata bisnis rental
cooler dan freezer ini berkembang cukup pesat
dan HSI berusaha untuk
mengembangkan wilayah
operasionalnya ke Bandung Raya. Namun
rupanya penetrasi pasar ke wilayah Bandung
Raya tidak semulus operasional di wilayah
Jabodetabek. Semenjak 1-Agustus-2021 HSI
membuka cabang baru di Bandung Raya
hingga akhir September 2021 baru
mendapatkan 3 pelanggan. Hal ini sangat
menantang peneliti untuk mengetahui
permasalahan apa yang terjadi sesungguhnya,
kenapa suatu product bisnis yang sukses di
Jabodetabek tidak mudah untuk di terapkan di
Bandung Raya. Novelty yang diharapkan dari
penelitian ini adalah untuk mengungkap salah
satu atau beberapa sumber masalah yang
mengakibatkan penetrasi pasar tidak
berlangsung sukses (Eliyana et al., 2020).
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif (Moleong,
2013). Penelitian melibatkan faktor-faktor
yang terdapat pada analisa PESTEL yang
merupakan struktur kualitatif dalam
melakukan evaluasi terhadap lingkungan
makro di luar perusahaan (Yüksel, 2012). Data
primer diperoleh dari HSI dengan cara
melakukan observasi dan interview dengan
para pimpinan dan karyawan HSI sebagai
informan kunci. Data primer diperoleh dari
website The World Bank. Penelitian ini
berfokus pada analisis dengan melihat faktor
eksternal yang terdiri dari Politik, Ekonomi,
Sosial, Teknologi, Hukum, dan Lingkungan
(PESTLE) dalam strategi penetrasi pasar
cabang baru PT. HSI di wilayah Bandung.
Tahapan pengumpulan data dalam
penelitian ini menurut (Nugrahani & Hum,
2014) yakni (1) studi literatur, (2) analisa
eksternal terhadap perkembangan HSI di
kantor cabang Bandung dan (3) interview
dengan para informan kunci untuk mengetahui
permasalhan, potensi, pangsa pasar serta
competitor HSI kantor cabang Bandung.
Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran Ekonomi Bandung Raya
Berdasarkan PESTLE Analisis
1. Analisa Faktor Politik
Pelaksanaan UU No.23 Tahun
2014 di Kota Bandung bila melihat dari
segi politik maka ditandai dengan
program legislatif tentang pembahasan
perubahan peraturan terhadap struktur
organisasi dan tata kerja, serta mitra
pemerintah daerah yakni DPRD dan
kegiatan partai politik tingkat daerah.
Dalam melaksanakan otonomi daerah,
pemerintah kota Bandung secara
administratif melakukan rekognisi
kewenangan pemerintah daerah,
menempatkan personil, menata
kelembagaan, mengelola asset daerah
dari segi sarana dan prasarana, dan
mengelola sumber keuangan daerah,
serta manajemen pelayanan publik.
Kota Bandung sebagai daerah
otonomi memiliki kewenangan yang
mencakup di berbagai bidang
70
Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
Eko Riwayadi, Novtri Mariatie
pemerintahan. Kewenangan tersebut
tidak termasuk pada kewenangan di
bidang pertahanan dan keamanan,
politik luar negeri, moneter dan fiskal,
bidang agama, peradilan, agama, dan
bidang kewenangan lainnya yang terdiri
dari perimbangan keuangan, kebijakan
perencanaan nasional, pengendalian
secara makro, sistem administrasi
negara, pembinaan dan pemberdayaan
SDM, pendayagunaan SDA, konservasi
dan standarisasi nasional, serta
teknologi tinggi yang strategis.
Pemerintah Kota Bandung
memiliki tugas dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan juga memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat
sehingga dapat mewujudkan
masyarakat Kota Bandung yang
bermartabat dan Bandung yang unggul,
nyaman, sejahtera dan agamis. Dengan
adanya otonomi daerah dan dukungan
dari pemerintah setempat khususnya
terhadap para pelaku usaha maka dapat
memberikan peluang usaha bagi HSI
dalam mengembangkan usahanya di
kota Bandung
2. Analisa Faktor Ekonomi
Data badan pusat statistik (BPS)
menyebutkan bahwa laju pertumbuhan
ekonomi kota Bandung selama periode
tahun 2010 hingga 2019 merupakan
yang tertinggi di wilayah Jawa Barat
dengan angka sebesar 7,6 persen per
tahun. Hal ini tidak lepas dari
keunggulan setiap sektor yang terdapat
di kota Bandung (Badan Pusat Statistik
Kota Bandung, 2020).
Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) berdasarkan lapangan
usaha yang dikeluarkan oleh BPS,
terdapat tiga sektor utama dengan
kontribusi paling besar bagi kota
Bandung di tahun 2019 dimana
gabungan jumlah ketiga faktor dapat
melampaui setengah dari
perekonomian kota Bandung. Ketiga
sektor tersebut yaitu sektor komunikasi
(14 persen), sektor industri pengolahan
(19 persen), dan sektor perdangan besar
& eceran (28 persen). Sektor
perdagangan besar dan eceran
berkontribusi paling besar dengan
kisaran angka 23-24 persen, dimana
angka ini sekaligus yang paling tinggi di
tingkat provinsi Jawa Barat per tahun
2019. Sektor tersebut sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal, salah
satunya yakni distribusi barang.
Kelancaran distribusi barang menjadi
yang paling utama agar dapat
mengembangkan sektor ini.
Berdasarkan hasil analisis ahli
ekonomi INJABAR UNPAD, pada
masa pandemi Covid-19 di akhir tahun
2020 terdapat pertumbuhan ekonomi
Kota Bandung sebesar 0,58 persen
(Mediaindonesia.com, 2020) . Hal ini
menyebabkan terjadinya perlambatan
pertumbuhan ekonomi Kota Bandung di
tahun 2020 secara drastis. Daya beli
masyarakat menurun sehingga
pertumbuhan ekonomi di kota Bandung
mengalami kontraksi yang
mengakibatkan kontribusi menjadi
menurun. Data pada Dinas KUKM Kota
Bandung menyatakan bahwa terdapat
996 pelaku usaha UKM Kota Bandung
dari berbagai sektor usaha yang turut
mengalami dampak akibat wabah
pandemi Covid-19, sehingga
mengalami kekurangan modal,
kesulitan dalam hal pemasaran, juga
mengakibatkan penurunan omset
(Badan Pusat Statistik Kota Bandung,
2020).
Melihat hal tersebut maka
pemerintah kota Bandung berupaya
meningkatkan pertumbuhan
perekonomian di kota Bandung dengan
Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
71
mendorong dan mendukung para
pelaku usaha. Usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) pada masa
pandemi Covid-19 ini merupakan
sektor yang paling bertahan
mengahadapi krisis. Wakil walikota
Bandung, Yana Mulyana mengatakan
bahwa pemerintah setempat
mendukung para pelaku UMKM untuk
terus berkreasi dan melakukan inovasi
dengan memberikan pelatihan dan
pembinaan.
Menurut kepala Dinas KUMKM
kota Bandun, Atet Dedi H
mengemukakan bahwa terdapat
permasalahan yang timbul akibat
pandemi Covid-19 yakni banyak
UMKM terkendala masalah pemasaran.
Untuk mengatasai hal tersebut maka
dinas KUMKM kota Bandung
membuat kebijakan-kebijakan dan
salah satunya yakni memberikan
relaksasi perpajakan dan memfasilitasi
bantuan permodalan bagi para pelaku
UMKM. Selain itu juga pemerintah
setempat berupaya untuk melakukan
kolaborasi dengan para stakeholder
yang berhubungan dengan pelaku
UMKM di kota Bandung.
Menurut hasil analis INJABAR
UNPAD bahwa pertumbuhan ekonomi
di Kota Bandung tetap mengalami
pertumbuhan ekonomi yang positif
meskipun relatif kecil, dan hal ini masih
lebih baik jika dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional dan
provinsi Jawa Barat dimana laju
pertumbuhan ekonominya masih
negatif pada tahun 2020.
Berdasarkan gambaran ekonomi
di kota Bandung tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi di kota Bandung masih dapat
berkembang dengan cukup baik dan
memiliki potensi peluang usaha yang
cukup luas meskipun di tengah kondisi
pandemi saat ini karena adanya
dukungan dari pemerintah daerah
setempat. Oleh karena itu, masih
membuka peluang yang cukup luas bagi
PT.HSI dalam mengembangkan
usahanya di wilayah kota Bandung.
3. Analisa Faktor Sosial
Kota Bandung merupakan salah
satu kota yang menjadi daya tarik
migrasi di Jawa Barat dan hal ini
berpengaruh terhadap tingginya
perkembangan jumlah penduduk di kota
Bandung. Menurut data Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
kota Bandung, pada tahun 2019 jumlah
penduduk Kota Bandung sebanyak
2.480.464 jiwa, dan pada tahun 2020
jumlah penduduk Kota Bandung
berjumlah 2.490.386 jiwa. Berdasarkan
data tersebut maka dapat terlihat bahwa
terjadi kenaikan jumlah penduduk di
Kota Bandung pada setiap tahunnya.
Pemerintah kota Bandung
menjadikan warganya sebagai insan
yang religius mencakup pendidikan,
kesehatan, keagamaan serta taat kepada
hukum dan aturan yang berlaku
sehingga terwujud keamanan,
kenyamanan dan ketertiban kota.
Dengan dukungan masyarakat melalui
upaya yang cerdas dan terarah maka
akan tercapai kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Pemerintah
kota Bandung pun mengembangkan
sosial budaya kota yang ramah dengan
kesadaran tinggi dan memiliki hati
nurani sehingga dapat meningkatkan
ketenagakerjaan dan kesejahteraan
sosial. Oleh karena itu, kehadiran HSI di
kota Bandung dalam rangka mendukung
upaya pemerintah setempat dalam
mengembangkan sosial budaya kota
Bandung sehinga ketenagakerjaan dan
kesejahteraan sosial di kota Bandung
akan semakin meningkat.
72
Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
Eko Riwayadi, Novtri Mariatie
4. Analisa Faktor Teknologi
Penggunaan teknologi sudah
digunakan dan dimanfaatkan dengan
cukup aktif oleh Sebagian besar warga
kota bandung. Hal ini terlihat dari data
statistik kesejahteraan rakyat kota
Bandung (Badan Pusat Statistik, 2019)
bahwa 82 persen penduduk kota
Bandung yang berusia lima tahun ke
atas adalah pengguna aktif gawai seperti
komputer, laptop, dan telepon seluler.
Sedangkan 73 persen penduduk kota
Bandung merupakan pengguna akses
internet.
Perkembangan UMKM di kota
Bandung pun diiringi dengan
perkembangan dan penguasaan
teknologi. Saat ini banyak para pelaku
UMKM di kota Bandung menggunakan
teknologi sebagai sarana informasi dan
pelayanan terhadap konsumen. Dengan
penggunaan teknologi ini maka para
pelaku UMKM dapat turut bersaing
dengan para pelaku industri menengah
dan besar serta dapat menunjang
perkembangan bisnis UMKM ke arah
yang lebih baik.
Menurut Yana Mulyana, selaku
wakil walikota Bandung mengatakan
bahwa pemerintah kota Bandung
mendorong para pelaku UMKM peka
terhadap teknologi dan menggunakan
pemasaran secara online melalui
marketplace. Pemerintah setempat pun
memberikan pelatihan digitak
marketing, mendukung produk-produk
UMKM melalui akun media sosial, dan
menggeser desai-desain yang
konservatif.
Berdasarkan faktor teknologi
yang ada di kota Bandung maka hal
tersebut dapat mendukung
perkembangan usaha HSI di kota
Bandung khususnya melalui digital
marketing. Dengan demikian HSI dapat
dikenal lebih luas oleh seluruh warga
kota Bandung dan khususnya bagi para
pelaku usaha yang hendak berkolaborasi
dengan HSI.
5. Analisa Faktor Lingkungan
Kota Bandung adalah ibu kota
provinsi Jawa Barat dan merupakan kota
metropolitan terbesar yang terletak di
provinsi Jawa Barat. Wilayah Bandung
Raya merupakan kota metropolitan
terbesar ketiga di Indonesia. Melihat
dari letak geografisnya maka kota
Bandung memiliki lokasi yang sangat
strategis khususnya dalam hal
perekonomian nasional karena berada di
lokasi pertemuan jalan utama di pulau
Jawa. Kota Bandung disebut sebagai
kota kembang, dikarenakan pada zaman
dahulu di kota Bandung tumbuh
berbagai macam pepohonan dan bunga-
bunga cantik. Kota Bandung pun
disebut dengan Parijs van Java,
dikarenakan keindahan kotanya yang
menyerupai kota paris. Selain itu kota
Bandung juga disebut sebagai kota
belanja, dimana banyak pusat
perbelanjaan seperti mal dan factory
outlet yang tersebar di seluruh kota ini.
Saat ini kota Bandung pun dikenal
sebagai kota wisata kuliner, dimana
tersedia berbagai aneka kuliner yang
unik dan inovatif. Pada tahun 2007, kota
Bandung dinobatkan sebagai pilot
project kota terkreatif se-Asia timur oleh
konsorsium beberapa LSM
internasional. Saat ini, kota Bandung
telah menjadi salah satu kota destinasi
utama bagi para wisatawan.
Dengan segala daya tarik
lingkungan yang telah dimiliki oleh kota
Bandung maka hal ini dapat mendukung
HSI untuk membuka dan
mengembangkan usahanya di wilayah
kota Bandung.
Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
73
6. Analisa Faktor Hukum
Dengan adanya pandemi Covid-
19 maka presiden Jokowi
mengeluarkan Keputusan Presiden
No.11 Tahun 2020 mengenai Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Covid-19 sebagai darurat kesehatan
masyarakat. Dalam rangka upaya
menekan penyebaran virus corona maka
pemerintah pun segera membentuk
gugus tugas percepatan penanganan
Covid-19 melalui Keppres Nomor 9
Tahun 2020 mengenai Perubahan atas
Keppres Nomor 7 Tahun 2020.
Dalam rangka percepatan
penanganan Covid-19 maka
diberlakukan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sebagai salah
satu upaya untuk mencegah terjadinya
kemungkinan penyebaran Covid-19
secara meluas. PSBB ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21
Tahun 2020 tentang PSBB dalam
rangka Percepatan Penanganan Covid-
19. Dengan diberlakukannya PSBB
maka kebijakannya
memfokuskan pada pembatasan
kegiatan tertentu bagi seluruh penduduk
dalam suatu wilayah yang di duga
terinfeksi Covid-19.
Penerapan PSBB berakibat
terhadap banyak faktor terutama
perekonomian kota Bandung. Dengan
adanya pembatasan kegiatan sosial
ekonomi masyarakat mengakibatkan
aktivitas ekonomi yakni proses
produksi, konsumsi dan distribusi
mengalami hambatan. Para pelaku
usaha banyak yang mengalami
penurunan pendapatan dan omset yang
cukup signifikan. Transaksi barang dan
jasa pun berkurang sehingga
berdampak terhadap tenaga kerja.
Banyak tenaga kerja yang dirumahkan
bahkan mendapatkan pemutusan
hubungan kerja. Hal ini memprediksi
bahwa jumlah pengangguran
meningkatkan akibat kehilangan
pekerjaan. oleh karena itu pertumbuhan
ekonomi perlu ditingkatkan sehingga
dapat memberikan peluang kesempatan
kerja baru serta dapat memberikan
kesempatan industri untuk
meningkatkan output dalam rangka
meningkatkan penggunaan faktor
produksi.
PT.HSI hadir di kota Bandung
sebagai salah satu peluang kesempatan
kerja bagi para tenaga kerja yang
kehilangan pekerjaannya dan sekaligus
sebagai pelaku usaha yang turut
mendukung pertumbuhan
perekonomian kota Bandung ke arah
yang lebih baik.
7. Pesaing yang sudah ada
Observasi yang yang dilakukan di
HSI ditemukan bahwa beberapa pesaing
disektor bisnis yang sama telah
bermunculan di Bandung raya.
Informan satu yang merupakan sales
representatif HSI Bandung Raya
menyatakan bahwa setidaknya ada dua
perusahaan sejenis yang telah
beroperasi di wilayah Bandung Raya,
meskipun demikian informan dua yang
merupakan Direktur Penjualan HSI
menyatakan bahwa kehadiran pesaing
tidak menjadi permasalahan atau
hambatan untuk melakukan penetrasi
pasar. Informan dua yakin bahwa
produk dan bisnis model yang diusung
perusahaannya akan bisa
memenangkan persaingan. Informan
dua menerangkan bahwa berdasarkan
pengalaman merintis bisnis di wilayah
Jabodetabek yang penuh dengan
persaingan ketat, HSI berhasil menjalan
bisnis rental cooler dan freezer.
Keberhasilan perususahaan dapat dilihat
pada tabel berikut:
74
Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
Eko Riwayadi, Novtri Mariatie
8. Pangsa Pasar UMKM Makanan dan
Minuman (kuliner dan lain-lain)
Bandung Raya adalah kota besar
yang berhawa sejuk dan menjadi
destinasi wisata banyak warga propinsi
Jawa Barat bahkan juga dari luar
propinsi tersebut. Banyak sekali
UMKM khususnya yang berhubungan
dengan makanan dan minuman. Para
UMKM dibidang makanan dan
minuman sangat membutuhkan cooler
dan freezer untuk menyimpan bahan
makanan atau minuman yang sudah jadi
supaya tidak cepat rusak. Berdasarkan
analisis di sektor ekonomi pertumbuhan
ekonomi Bandung Raya sebesar 7,6
persen per tahun dan sektor UMKM
memberikan konstribusi yang sangat
signifikan. Interview yang dilakukan
peneliti dengan informan 1 yang
merupakan warga asli Bandung,
membernarkan bahwa sesungguhnya
jumlah UMKM bidang kuliner
diwilayah Bandung sangat besar
terbukti dengan banyaknya UMKM
hampri di sepanjang jalanan Bandung
Raya. Informan 1 sangat yakin bahwa
bisnis rental cooler dan freezer akan
sangat di minati oleh para UMKM
sektor kuliner karena hanya dengan
bermodalkan uang yang tidak terlalu
besar para UMKM sudah bisa memiliki
ruangan pendingin untuk menyimpan
makanan dan minuman yang
selanjutnya dijual kepada para
pelanggan UMKM. Sependapat dengan
Informan 1, informan 2 menyatakan
bahwa antara HSI dan Para UMKM
bidang kuliner terjadi hubungan
simbiosis mutualisme artinya saling
membutuhkan dan saling
menguntungkan.
9. Aplikasi Digital Marketing
Menurut (Chaffey & Ellis-
Chadwick, 2019) era industri 4.0 yang
ditandai dengan maraknya digitalisasi
tidak luput dari pemantauan manajemen
HSI. Perusahaan ini menggunakan
kecanggihan teknologi digital untuk
melakukan pemasaran produk-
produknya.
Informan
2
menyatakan bahwa pemasaran digital
dengan memanfaatkan platform media
sosial menjadi ujung tombak strategi
pemasaran perusahaan. Platform media
sosial seperti Instagram (IG) dan
Facebook (FB) menjadi andalan utama
untuk memasarkan produk-produk HSI.
Pertimbangannya adalah sederhana
saja, yakni di jaman yang serba digital
ini banyak sekali masayarakat UMKM
Bandung raya yang juga memasarkan
produk-produk UMKM melalui
platform media sosial.
Penggunaan media sosial ini juga
harus dibarengi dengan kecapakan
seorang sales representative yang
handal untuk melakukan closing
business. Artinya kesepakatan bisnis
retail atau untuk mendapatkan
pelanggan baru yang mau membeli atau
menyewa cooler dan freezer diperlukan
penjelesan spesifikasi produk, harga jual
atau harga sewa yang tepat, perbaikan
produk yang yang cepat dan lain
sebaginya sehingga pada akhirnya calon
pelanggan menjadi setuju untuk beli
atau sewa cooler/freezer dari HSI.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dibuat oleh (Alang, 2009) Personal
skill dari seorang sales representatif
perlu terus dibangun dan belajar dari
kesuksesan sales representatif di kantor
pusat yang ada di Jakarta. Manajemen
HSI rutin melakukan review dan
pelatihan kepada sales representatif
yang ada di Bandung secara virtual
dengan menggunakan platform
komunikasi zoom dan WA Group
conference, sekali
lagi
keberadaan
media
digital
Action Research Literate, Vol. 5 No. 2, Juli-Desember 2021
75
sangat menunjang operasioanal
perusahaan seperti yang diterangkan
Informan 3 yang merupakan direktur
operasional HSI.
Kesimpulan
Analisa PESTEL wilayah Bandung
Raya menunjukkan hasil yang sangat positif
artinya di semua sektor baik politik, ekonomi,
sosial, teknologi, lingkungan dan hukum
sangat mendukung bagi HSI untuk melakukan
penetrasi pasar baru di wilayah Bandung Raya.
Bisnis model yang dikenalkan juga sangat
menggoda dalam artian sangat membantu bagi
UMKM untuk menunjang bisnisnya sehingga
terjadi hubungan simbiosis mutualisme. Para
UMKM cukup mengeluarkan modal kecil
kemudian sudah bisa mempunyai tempat
pendingin makanan dan minuman yang
selanjutnya untuk dijual. Dengan dukungan
media sosial HSI bisa mengoptimalkan strategi
pemasarannya secara digital atau digital
marketing strategi untuk menjangkau para
UMKM di wilayah Bandung Raya dengan
semaksimal mungkin.
Bibliografi
Alang, S. (2009). Analisis Dan Optimalisasi
Dalam Menjual” Personal Selling Skill In
Sales Magic”. Jurnal Perspektif, 7(2).
Google Scholar
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2020).
Persentase Rumah yang Menerima
Program Indonesia Pintar (PIP) dalam
Bulan Agustus 2019 Maret 2020 , Jenis
PIP, dan Rata-rata PIP yang Diterima di
Kota Bandung 2020.
https://bandungkota.bps.go.id/statictable
/2021/06/30/1543/persentase-rumah-
yang-menerima-program-indonesia-
pintar-pip-dalam-bulan-agustus-2019-
maret-2020-jenis-pip-dan-rata-rata-pip-
yang-diterima-di-kota-bandung-
2020.html
Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2019).
Digital marketing. Pearson uk. Google
Scholar
Dugguh, S. I., Aki, I., & Isaac, S. O. (2018).
Impact of Growth Strategies on Business
Profit A Study of Ashakacem Plc,
Gombe-Nigeria. IOSR Journal of
Business and Management (IOSR-JBM),
20(2), 2329. Google Scholar
Eliyana, F., Nurhadi, E., & Yektiningsih, E.
(2020). Penetrasi Pasar Hasil Pertanian
Kebunsayur Surabaya. Berkala Ilmiah
Agridevina, 9(2), 90102. Google
Scholar
Mediaindonesia.com. (2020). WJIS 2020
Menilik Optimisme Perekonomian Jawa
Barat.
https://mediaindonesia.com/nusantara/3
62011/wjis-2020-menilik-optimisme-
perekonomian-jawa-barat
Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya. Mosal. Google Scholar
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode
penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.
Google Scholar
The World Bank. (2021). GDP growth
(annual %).
https://data.worldbank.org/indicator/NY.
GDP.MKTP.KD.ZG
Yüksel, I. (2012). Developing a multi-criteria
decision making model for PESTEL
analysis. International Journal of
Business and Management, 7(24), 52.
Google Scholar
Copyright holder :
Eko Riwayadi, Novtri Mariatie (2021)
First publication right :
Action Research Literate
This article is licensed under: