Aprina Jovanka Sirait, Chontina Siahaan
34 Action Research Literate, Vol. 4 No. 2, Juli 2020
organisasi tersebut bisa lebih berkomitmen
untuk menjalankan tugas dan tujuannya.
Menurut (Basri & Dwiningrum, 2020)
organisasi kemahasiswaan atau yang bisa
disingkat menjadi “ormawa” yang ada dalam
perguruan tinggi memiliki fungsi sebagai
sarana mahasiswa untuk menyalurkan dan
menampung tiap pendapat maupun aspirasi
tiap mahasiswa. Disebutkan juga bahwa
pengembangan diri mahasiswa yang adalah
insan akademis itu melalui pelatihan
keterampilan yang ada di organisasi. Hal
tersebut akan sesuai dengan pengembangan
kader-kader bangsa yang memiliki potensi
untuk melanjutkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pastinya
dilandasi oleh norma-norma yang ada.
Dari data di atas ditemukan fakta bahwa
ternyata masih banyak anggapan negative
perihal organisasi tersebut. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya pemahaman
mahasiswa yang salah dalam memandang.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memakai
studi kepustakaan (Danandjaja, 2014) dimana
penulis berusaha untuk melihat dan membaca
penelitian terlebih dahulu yang sudah
dilakukan dalam beberapa jurnal kemudian
penuli mencoba merangkum hasilnya dan
metode yang digunakan adalah Penelitian
Deskriptif, metode yang bertujuan untuk
membuat deskripsi secara sistematis, faktual,
serta akurat pada fakta dan sifat populasi atau
daerah tertentu dan peneliti juga berusaha
mengungkap pernyataan-pernyataan yang
berasal dari sumber sudah didapat. Setelahnya
baru penulis mendapat hasilnya dari beberapa
bacaan kemudian di paraphrase terlebih
dahulu hingga akhirnya menjadi suatu jurnal
ini.
Hasil dan Pembahasan
Menurut (Sofyan, 2013) menjelaskan
bahwa tiap mahasiswa yang adalah peserta
didik itu mempunyai kemampuan yang
heterogen. Dengan arti lain, kami pribadi yang
satu dengan yang lain pasti memiliki latar
belakang yang berbeda. Maka dari itu,
diperlukan pembinaan yang secara terus-
menerus, juga adanya pengembangan dalam
akademik, fasilitas teknologi informasi yang
mumpuni sehingga berbagai hal tesebut dapat
memicu pengembangan minat dan bakat para
mahasiswa. (Omeri, 2015) menekankan
bahwa Pendidikan karakter merupakan system
yang meliputi aspek pengetahuan yang disertai
kedasaran dan tingkah laku melalukan nilai
karakter. Pengembangan karakter bisa
dilakukan dengan mengembangkan karakter
individu dalam lingkungan sosial dan budaya
berdasarkan potensi peserta diidk yang
menunjang Kesehatan mental siswa.
Dewasa ini, pengaruh globalisasi dangat
dirasakan bagi seluruh lapisan masyarakat di
dunia, termasuk di Indonesia ini. Ada
pengaruh positif dan negatifnya, dari sisi
positifnya ialah terjadi kemajuan daam hal
teknologi komunikasi yang membuat
masyarakat mudah menjadi informasi.
Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadi
kelunturan karakter dan budaya bangsa ini.
Seperti yang sudah kita ketahui dampak
negatif juga yang berasal dari globalisasi itu
adalah ketimpangan budaya (culture lag),
kegoncangan budaya (culture shock).
Berdasarkan fakta yang ada di atas
tersebut maka peneliti akan membahas apa
saja manfaat organisasi, peran mereka dalam
pembentukan karakter mahasiswa dan juga
membahas apa saja kendala dalam mengikuti
organisasi dan cara mengupayakannya.
A. Manfaat Berorganisasi
Dalam hal berorganisasi dapat
dikatakan banyak sekali benefit yang akan
didapatkan nantinya. Dengan berorganisasi
itu sendiri, mahasiswa dapat melatih jiwa
kepemimpinan nya untuk bisa mengatur
diri sendiri, orang lain maupun organisasi
itu. Fungsi-fungsi tidak akan terlepas
apabila kita sudah memasuki suatu
organisasi mahasiswa.
Setiap pribadi mahasiswa memiliki
sifat dan pemikirannya masing-masing.
Disinilah mahasiswa dapat sama-sama
belajar bagaimana cara untuk
menghadapi/merespon orang lain dengan
bijak. Bahkan dalam berorganisasi itu juga
mendapatkan pengalaman untuk