How to cite:
Sirait, A. J., & Siahaan, C. (2020). Peran Organisasi Dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa,
Action Research Literate, 4(2).
E-ISSN:
2808-6988
Published by:
Ridwan Institute
32
Action Research Literate
Vol. 4 No. 2, Juli 2020
p-ISSN : 2613-9898; e-ISSN: 2808-6988
Sosial Pendidikan
PERAN ORGANISASI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA
Aprina Jovanka Sirait, Chontina Siahaan
Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Indonesia
Email: aprinajvn[email protected]m, chontinasiahaan58@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
22 Juni 2020
Direvisi
6 Juli 2020
Disetujui
10 Juli 2020
Dalam sebuah perguruan tinggi peran terpentingnya adalah
mengembangkan sumber daya manusia melalui penyelenggaraan
Tridharma Pendidikan Tinggi, yaitu pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Namun, dibalik
peran terpentingnya tadi, perguruan tinggi juga memiliki tanggung jawab
untuk memberikan ilmu kepada para mahasiswa sebagai salah satu
pelatihan sebelum mereka terjun ke dalam dunia kerja. Dengan melalui
aktifitas organisasi kemahasiswaan (ormawa) yang ada di kampus seperti
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
seberapa besar pengaruh organisasi mahasiswa (ormawa) terhadap
pembentukan karkater para mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Dan
untuk perihal metode yang digunakan penulis yaitu studi kepustakaan
dimana sumbernya diambil dari berbagai tempat mulai dari artikel, berita
serta dokumen yang berkaitan dengan kegiatan organisasi kemahasiswaan.
Berikutnya data tersebut kemudian dianalisis dengan metode deskriptif
yaitu metode yang berusaha untuk mengungkapkan hasil dan pernyataan-
pernyataan yang sumbernya sudah didapatkan sebelumnya. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi mahasiswa memiliki peran
yang cukup besar dalam membentuk nilai-nilai karakter melalui aktifitas
mahasiswa yang disediakan dalam perguruan tinggi. Dikarenakan peran
ormawa yang ada di kampus terhadap pembentukan karakter mahasiswa
maka nantinya mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam berorganisasi, serta pembentukan karakter yang nantinya bisa
menjadi ciri khas dari mahasiswa tersebut.
ABSTRACT
In a university, the most important role is to develop human resources
through the implementation of the Tridharma of Higher Education,
namely the implementation of education and teaching, research and
community service. However, behind its most important role, universities
also have a responsibility to provide knowledge to students as one of the
trainings before they enter the world of work. By going through the
activities of student organizations (ormawa) on campus such as the
Student Executive Board (BEM), Department Student Associations, and
Student Activity Units (UKM). This study aims to see how much influence
student organizations (ormawa) have on the character formation of
students in a university. And regarding the method used by the author,
namely library research where the sources are taken from various places
ranging from articles, news and documents related to student
organization activities. Next, the data is then analyzed using a descriptive
Kata Kunci:
Perguruan tinggi,
Peran Organisasi,
Ormawa, Karakter
Mahasiswa
Peran Organisasi dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa
Action Research Literate, Vol. 4 No. 2, Juli 2020 33
Keywords:
College,
Organizational
Role, Ormawa,
Student Character
method, which is a method that seeks to reveal the results and statements
whose sources have been obtained previously. The results of this study
indicate that student organizations have a significant role in shaping
character values through student activities provided in universities. Due
to the role of ormawa on campus in the formation of student character,
later students can have knowledge and experience in organizing, as well
as character building which can later become the hallmark of these
students..
Pendahuluan
Era modern ini dan zaman yang
semakin canggih menuntut kita untuk berfikir
luas dan kreatif dalam menyikapi pergaulan
khususnya bagi mahasiswa (Almaidah, 2018).
Banyak fenomena yang terjadi pada kegiatan
siswa diluar yang lebih banyak ketimbang
fokus belajar di sekolah seperti halnya geng
motor, komunitas yang tidak tentu arah visi
misinya bagi siswa itu sendiri ataupun
tawuran sekalipun bahkan baru baru ini
perilaku dan etika siswa ada saja yang berani
melakukan tidakan yang tidak dibenarkan oleh
aturan sekolah ataupun hukum, baik mengenai
tindakan melawan atau dengan tindakan kasar
lainnya kepada guru.
Hal tersebut menjadi sorotan
masyarakat luas khususnya bagi publik di
lingkungan pendidikan. Berdasarkan hal
tersebut ini tentunya menjadi bahan untuk kita
pikirkan bagaimana mencari solusi terbaik
dalam menyikapinya sehingga siswa mampu
menjaga prilakunya dengan baik dan proses
pendidikan yang dilaksanakan memberikan
nilai positif untuk masyarakat luas. Siswa
yang mudah terpengaruh lingkungan luar yang
bisa berakibat pula terhadap kegiatan
disekolah karena kurangnya motivasi siswa
terhadap organisasi.
Dan hal di atas tersebut masih dalam
ranah sekolah, belum masuk ke dalam
perguruan tinggi. Lalu bagaiamana dengan
Mahasiswa yang adalah cendekiawan yang
mempunyai tanggung jawab yang harus
senantiasa dilaksanakan. Disinilah diperlukan
suatu wadah untuk melatih tanngung jawab
sebagai mahasiswa. Organisasi lah wadahnya,
tugas utama dalam berorganisasi yaitu
mencapai tujuan yang sudah dibuatnya
terlebih dahulu (Hemafitria et al., 2014).
Organisasi ini juga bisa dikatakan suatu
wadah dari sekelompok orang yang ada di
dalamnya dengan memiliki harapan untuk
mencapai tujuan bersama yang ada di
organisasi tersebut. Dengan begitu,sudah bisa
dikatakan bahwa organisasi yang ada di
perguruan tinggi itu merupakan hal yang
penting dalam rangka pengembangan karakter
diri para mahasiswa. Teori yang di atas
merujuk kepada fungsi organisasi nantinya
yaitu untuk mempersiapkan calon calon yang
akan terjun langsung ke dalam masyarakat
yang mengharuskan kita berani
mengemukakan pendapat, memiliki rasa
tanggung jawab, berani mengambil keputusan
dan juga mempraktikan keterampilan yang
sudah ditemukan dalam organisasi.
Selain itu juga, mahasiswa yang adalah
agent of change (agen perubahan) para calon
pemimpin masa depan bangsa yang
diharapkan dapat membawa perubahan ke
ranah yang lebih baik bagi bangsa ini. Dan
untuk meralisasikan harapan tersebut maka
dibutuhkan lah organisasi mahasiswa dalam
menyusun strategi untuk membantu
masyarakat. Di dalam sebuah jurnal (Asy-
Syarif & Sasongko, 2021) dijelaskan bahwa
terdapat kelebihan dan potensi yang dimiliki
dalam sebuah organisasi, yaitu:
1 Ormawa menjadi satu organisasi yang bisa
diandalkan dalam suatu perguruan tinggi
2 Sudah memiliki keabsahan yang resmi
secara hukum dalam melakukan suatu
kegiatan
3 Ormawa juga sudah berada dibawah
naungan lembaga yang membuat
Aprina Jovanka Sirait, Chontina Siahaan
34 Action Research Literate, Vol. 4 No. 2, Juli 2020
organisasi tersebut bisa lebih berkomitmen
untuk menjalankan tugas dan tujuannya.
Menurut (Basri & Dwiningrum, 2020)
organisasi kemahasiswaan atau yang bisa
disingkat menjadi “ormawa” yang ada dalam
perguruan tinggi memiliki fungsi sebagai
sarana mahasiswa untuk menyalurkan dan
menampung tiap pendapat maupun aspirasi
tiap mahasiswa. Disebutkan juga bahwa
pengembangan diri mahasiswa yang adalah
insan akademis itu melalui pelatihan
keterampilan yang ada di organisasi. Hal
tersebut akan sesuai dengan pengembangan
kader-kader bangsa yang memiliki potensi
untuk melanjutkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pastinya
dilandasi oleh norma-norma yang ada.
Dari data di atas ditemukan fakta bahwa
ternyata masih banyak anggapan negative
perihal organisasi tersebut. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya pemahaman
mahasiswa yang salah dalam memandang.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memakai
studi kepustakaan (Danandjaja, 2014) dimana
penulis berusaha untuk melihat dan membaca
penelitian terlebih dahulu yang sudah
dilakukan dalam beberapa jurnal kemudian
penuli mencoba merangkum hasilnya dan
metode yang digunakan adalah Penelitian
Deskriptif, metode yang bertujuan untuk
membuat deskripsi secara sistematis, faktual,
serta akurat pada fakta dan sifat populasi atau
daerah tertentu dan peneliti juga berusaha
mengungkap pernyataan-pernyataan yang
berasal dari sumber sudah didapat. Setelahnya
baru penulis mendapat hasilnya dari beberapa
bacaan kemudian di paraphrase terlebih
dahulu hingga akhirnya menjadi suatu jurnal
ini.
Hasil dan Pembahasan
Menurut (Sofyan, 2013) menjelaskan
bahwa tiap mahasiswa yang adalah peserta
didik itu mempunyai kemampuan yang
heterogen. Dengan arti lain, kami pribadi yang
satu dengan yang lain pasti memiliki latar
belakang yang berbeda. Maka dari itu,
diperlukan pembinaan yang secara terus-
menerus, juga adanya pengembangan dalam
akademik, fasilitas teknologi informasi yang
mumpuni sehingga berbagai hal tesebut dapat
memicu pengembangan minat dan bakat para
mahasiswa. (Omeri, 2015) menekankan
bahwa Pendidikan karakter merupakan system
yang meliputi aspek pengetahuan yang disertai
kedasaran dan tingkah laku melalukan nilai
karakter. Pengembangan karakter bisa
dilakukan dengan mengembangkan karakter
individu dalam lingkungan sosial dan budaya
berdasarkan potensi peserta diidk yang
menunjang Kesehatan mental siswa.
Dewasa ini, pengaruh globalisasi dangat
dirasakan bagi seluruh lapisan masyarakat di
dunia, termasuk di Indonesia ini. Ada
pengaruh positif dan negatifnya, dari sisi
positifnya ialah terjadi kemajuan daam hal
teknologi komunikasi yang membuat
masyarakat mudah menjadi informasi.
Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadi
kelunturan karakter dan budaya bangsa ini.
Seperti yang sudah kita ketahui dampak
negatif juga yang berasal dari globalisasi itu
adalah ketimpangan budaya (culture lag),
kegoncangan budaya (culture shock).
Berdasarkan fakta yang ada di atas
tersebut maka peneliti akan membahas apa
saja manfaat organisasi, peran mereka dalam
pembentukan karakter mahasiswa dan juga
membahas apa saja kendala dalam mengikuti
organisasi dan cara mengupayakannya.
A. Manfaat Berorganisasi
Dalam hal berorganisasi dapat
dikatakan banyak sekali benefit yang akan
didapatkan nantinya. Dengan berorganisasi
itu sendiri, mahasiswa dapat melatih jiwa
kepemimpinan nya untuk bisa mengatur
diri sendiri, orang lain maupun organisasi
itu. Fungsi-fungsi tidak akan terlepas
apabila kita sudah memasuki suatu
organisasi mahasiswa.
Setiap pribadi mahasiswa memiliki
sifat dan pemikirannya masing-masing.
Disinilah mahasiswa dapat sama-sama
belajar bagaimana cara untuk
menghadapi/merespon orang lain dengan
bijak. Bahkan dalam berorganisasi itu juga
mendapatkan pengalaman untuk
Peran Organisasi dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa
Action Research Literate, Vol. 4 No. 2, Juli 2020 35
berbicara/berhadapan dengan orang
penting dalam perguruan tinggi (contoh:
berbicara dengan dekan, maupun rektorat.
Dalam satu jurnal (岡戸順一 et al.,
2003) dijelaskan bahwa organisasi itu
merupakan media yang dapat digunakan
untuk membentuk kematangan mahasiswa
dalam bermasyarakat. Adapun manfaat
berorganisasi yaitu sebagai berikut:
1 Menambah relasi
2 Belajar memahami orang lain
3 Belajar mengatur waktu dengan baik
4 Memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi
5 Memiliki kreatifitas
6 Memperluas wawasan
7 Melatih diri sebelum terjun ke lapangan
8 Meningkatkan kemampuan
berkomunikasi
9 Mengembangkan karakter.
B. Kendala & Cara Mengupayakan
Berdasarkan data dalam suatu
penelitian ditemukan beberapa hambatan
yang terjadi saat ingin bergabung dalam
sebuah organisasi (Kusuma, 2018).
Hambatan tersebut terbagi dari 2 sisi yaitu,
sisi internal dan sisi eksternal. Dari sisi
internal tersebut adalah kurangnya minat
mahasiswa untuk mengikuti suatu
organisasi, memiliki pendapat jika
berorganisasi hanya membuang waktu.
Sedangkan dari sisi eksternalnya ialah
kurang mendapat izin untuk masuk dalam
suatu organisasi, perlengkapan yang masih
harus dibiayai dengan uang pribadi, dan
latar belakang mahasiswa. Hambatan-
hambatan tersebut menjadi masalah besar
bagi mahasiswa-mahasiswi yang ada di
perrguruan tinggi. Lalu bagaimana cara
mengatasi hamabatan-hambatan yang ada
tersebut?
Jika membahas apakah ada upaya
yang bisa dilakukan saat terjadi
penghambatan ? Tentu ada, dalam
permasalahan kali ini pun terdapat
solusinya. Berikut beberapa upaya yang
dapat dilakukan:
1 Melakukan pengkaderan yang kuat
Pengkaderan disini bermaksud
untuk membentuk suatu mindset
mahasiswa yang ingin bergabung ke
dalam organisasi terlebih dahulu dengan
cara membuat agenda/program kerja
organisasi yang menarik, memberitahu
tentang apa saja manfaat dari
berorganisasi, dan juga mahasiswa akan
lebih tertarik masuk jika pendapatnya
diterima dengan baik
2 Melakukan penggalangan dana
Sudah dijelaskan bahwa salah
satu hambatan adalah kurangnya dana
yang dimiliki suatu organisasi, maka
dari itu penggalanan dana lah yang
harus dilakukan oleh anggota organisasi
tersebut, dengan begitu setiap
peralatan&perlengkapan yang
dibutuhkan dapat memakai keuangan
yang berasal dari penggalangan dana
tersebut.
3 Melihat dari sisi kebutuhan mahasiswa
Dalam hal ini Lembaga yang
bekerja sama dengan perguruan tinggi
harus diikut sertakan, karena dalam
upaya ini dapat dilakukan dengan
memberikan syarat apabila ingin
mendapatkan beasiswa haruslah
memiliki sertifikat keikutsertaan
mahasiswa dalam berbagai organisasi,
dengan begitu mahasiswa akan
mencoba untuk bergabung dalam
kegiatan organisasi.
C. Peran Organisasi dalam Pembentukan
Karakter
Menurut (Kosasih, 2017) Organisasi
yang baik adalah organisasi yang dapat
menghasilkan orang-orang yang memiliki
karakter sesuai norma yang ada. Ketika
karakter tersebut sudah dimiliki oleh salah
seorang mahasiswa, nantinya di dalam
organisasi tersebut karakter tersebut dapat
ditularkan kepada mahasiswa lainnya.
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak
bisa menjalani kehidupan ini sendirian, tiap
hari pasti ada saja hal-hal baru yang kita
dapat temukan dari diri orang lain, dan
disini penulis ingin menegaskan bahwa
dalam berorganisasi lah karakter diri kita
terbentuk. Berdasarkan dokumen
Kementrian Pendidikan Nasional
Direktorar Jenderal Pendidikan tinggi
perihal nilai karakter mahasiswa,
pelaksanaan tersebut di ormawa yaitu
sebagai berikut
Aprina Jovanka Sirait, Chontina Siahaan
36 Action Research Literate, Vol. 4 No. 2, Juli 2020
Kesimpulan
Dalam rangka pelaksanaan supervisi
maka harus mencakup semua komponen yang
terkait dan mempengaruhi terhadap
keberhasilan program supervisi. Supervisi
merupakan kegiatan yang kompleks, oleh
karena itu harus dilakukan oleh orang-orang
profesional. Di dalam pengetian tersebut
tergambar bahwa seorang supervisor harus
orang yang memiliki jabatan resmi yang
memiliki kewenangan atau otoritas dalam
pengawasan
Sebagai salah satu sumber otoritas
pelaksanaan supervisi oleh pengawas sekolah
maka pengawas/supervisor memegang
peranan yang sangat strategis dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Supervisi atau pembinaan tenaga pendidik
oleh pengawas ini lebih menekankan pada
pembinaan profesioanalisme yaitu pembinaan
yang lebih ditujukan dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
profesionalisme guru
Pelaksanaan supervisi oleh pengawas
sekolah mendasarkan prencanaan program
yang telah disusun; meliputi tahap: persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian/ pelaporan.
Standar mutu pengawas yang telah
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Direktorat Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional bahwa pengawas sekolah berfungsi
sebagai supervisor baik supervisor akademik
maupun supervisor manajerial.
Bibliografi
Almaidah, H. (2018). Pembentukan karakter
mahasiswa melalui program
pembentukan Kepribadian dan
Kepemimpinan: Studi Kasus di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.Google Scholar
Asy-Syarif, A. J., & Sasongko, N. (2021).
Pengaruh Kompensasi Bonus
Kepemilikan Manajerial Diversifikasi
Perusahaan Ukuran Kap Dan Financial
Stability Terhadap Manajemen Laba.
Prosiding Seminar Nasional
Kewirausahaan, 2(1). Google Scholar
Basri, B., & Dwiningrum, N. R. (2020). Peran
Ormawa dalam Membentuk Nilai-nilai
Karakter di Dunia Industri (Studi
Organisasi Kemahasiswaan di Politeknik
Negeri Balikpapan). Al-Adabiya: Jurnal
Kebudayaan Dan Keagamaan, 15(01),
139158. Google Scholar
Danandjaja, J. (2014). Metode Penelitian
Kepustakaan. Antropologi Indonesia.
Google Scholar
Hemafitria, H., Rohani, R., & Novianty, F.
(2014). Pembinaan Karakter Mahasiswa
melalui Organisasi Kemahasiswaan di
STKIP-PGRI Pontianak. Edukasi: Jurnal
Pendidikan, 12(2), 205216. Google
Scholar
Kosasih, K. (2017). Peranan Organisasi
Kemahasiswaan Dalam Pengembangan
Civic Skills Mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, 25(2), 188198.
Google Scholar
Kusuma, S. (2018). Iklim Komunikasi
Organisasi Dan Motivasi Kerja Pimpinan
Dalam Mewujudkan Misi Perusahaan.
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu
Komunikasi Politik Dan Komunikasi
Bisnis, 1(1). Google Scholar
Omeri, N. (2015). Pentingnya pendidikan
karakter dalam dunia pendidikan.
Manajer Pendidikan, 9(3). Google
Scholar
Sofyan, H. (2013). Implementasi Pendidikan
Karakter Melalui Kegiatan
Kemahasiswaan. Tidak Diterbitkan.
Google Scholar
岡戸順一, 艾斌, 巴山玉蓮, 櫻井尚子,
藤原佳典, & 星旦二. (2003).
主観的健康感を中心とした在宅高
者における健康関連指標に関する
Peran Organisasi dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa
Action Research Literate, Vol. 4 No. 2, Juli 2020 37
分散構造分析 (特集
人々の健康を支援する方法).
総合都市研究, 81, 1930. Google
Scholar
Copyright holder :
Aprina Jovanka Sirait, Chontina Siahaan (2020).
First publication right :
Action Research Literate
This article is licensed under: