ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PADA
PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA DI TUBAN DENGAN METODE EARNED VALUE ANALYSIS
Meidijas Yoedianto, Sutanto Hidayat, Lila Ayu
Ratna Winanda
Institut Teknologi Nasional Malang, Indonesia
* Email untuk Korespondensi: [email protected], [email protected]
Kata kunci: CV, Earned Value Analysis, EV, PV, SV. Keywords: CV, Earned Value Analysis, EV, PV,
SV |
|
ABSTRAK |
|
Pembangunan suatu proyek harus memperhatikan biaya, mutu dan waktu
pelaksanaan. Perencanaan dan pengendalian perlu dilakukan untuk meningkatkan
keberhasilan proyek. Kondisi proyek pembangunan dermaga di Tuban sebagai
objek penelitian, mengalami keterlambatan. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan hasil analisa biaya dan waktunya. Salah satu metodenya adalah
Earned Value Analysis (EVA). Status proyek bisa diidentifikasi lebih awal dan
akurat dengan EVA, sehingga dapat digunakan sebagai dasar perbaikan kondisi
proyek dengan menghitung tiga indikator, yaitu Planned Value, Earned Value
dan Actual Cost. Analisis tersebut digunakan pada penelitian ini. Prosedur
penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan, merangkum� dan menganalisis data. Data-data yang
dibutuhkan yaitu rencana anggaran biaya, time schedule, laporan progress
mingguan proyek dan biaya aktual mingguan. Pemrosesan data-data tersebut
menghasilkan nilai perencanaan (PV), nilai hasil (EV) dan nilai aktual (AC).
Analisis penelitian ini memperoleh hasil�
indeks kinerja biaya, CPI, sampai minggu ke 29� di bawah 1, berarti mengalami cost overrun,
minggu ke 30 sampai minggu ke-49 di atas 1, berarti cost underrun. Minggu
ke-49 bernilai 1,11. Indeks kinerja waktu, SPI, sampai dengan minggu ke-19 di
atas 1, berarti mengalami percepatan, minggu ke-20 sampai ke-49� di bawah 1, berarti mengalami
keterlambatan. Minggu ke-49 bernilai 0,81.�
Dengan total kontrak Rp. 10.403.914.724 dan CPI 1,11, maka diharapkan
proyek dapat diselesaikan dengan sisa biaya sejumlah Rp. 2.047.216.930 saja.
Penelitian dilakukan pada minggu ke-49, dari jadwal rencana proyek selama 54
minggu. Dengan asumsi perubahan kinerja proyek tetap, maka diharapkan proyek
akan selesai dalam waktu 62 minggu, berarti memerlukan penambahan waktu selama
8 minggu dari kontrak awal. The construction of
a project must pay attention to cost, quality, and implementation time. Good
planning and control need to be done to increase the success of a project.
The jetty construction project in Tuban, which served as the subject of the
research, experienced delays. This research is intended to be able to provide
cost and time analysis results. One of the methods is Earned Value Analysis
(EVA). With EVA, issues and project status can be precisely and quickly
identified, providing a basis for improving project conditions by calculating
three indicators, namely Planned Value, Earned Value and Actual Cost. Those
analyses were used in the expansion of the jetty in Tuban. The research
procedure begins with collecting, summarizing, and analyzing the data. The
data needed to determine the value of the results are the cost budget plan,
time schedule, weekly project reports and weekly actual cost. Processing of
these data results in planning value (PV), earned value (EV) and actual value
(AC). The analysis of this study obtained the results of the cost performance
index, CPI, until week 29 was below 1, meaning it experienced a cost overrun,
week 30 to week 49 is above 1, meaning cost underrun. The 49th week is
worth 1.11. The time performance index, SPI, up to week 19 is above 1.� meaning acceleration, week 20 to 49 is
below 1, meaning delay. Week 49 is 0.81. With a total contract of Rp.
10,403,914,724 and a CPI of 1.11, it is expected that the project can be
completed with a remaining cost of Rp. 2,047,216,930 only. Research was
conducted in the 49th week, out of the 54-week project plan schedule. Assuming the change
in project performance is constant, it is expected that the project will be
completed in 62 weeks, meaning it takes an additional 8 weeks from the
original contract. |
|
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah
lisensi CC BY-SA . This is an open access article under the CC BY-SA license. |
PENDAHULUAN
Kabupaten Tuban mempunyai
topografi perbukitan batu gamping dengan struktur geologi artiklin besar
memanjang dari arah barat ke timur. Ketinggian daratan daerah di Kabupaten
Tuban berkisar antara 0-500 meter di atas permukaan laut. Bagian utara dan
selatan Kabupaten Tuban berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-15 meter di
atas permukaan laut yang terdapat di sekitar pantai dan sepanjang sungai
Bengawan Solo. Memiliki typical pantai dengan kedalaman yang cukup untuk
kapal-kapal besar. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mendirikan pabrik di daerah
Tuban sejak awal tahun 1990 dan pada tahun 2010 dibangun Pabrik Semen Holcim ,
kini berubah menjadi PT. Solusi Bangun Indonesia, Wikipedia (2023)
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), unit usaha dari PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk (SIG), guna memenuhi permintaan pasar ekspor hingga 500 ribu ton
semen per tahun melaksanakan proyek pembangunan pengembangan pabrik semennya di
Tuban. Di antaranya meliputi, peningkatan kapasitas Terminal Khusus dari 15.000
DWT menjadi 50.000 DWT. Penambahan kapasitas pada Terminal Khusus dilakukan
dengan memperluas trestle dan dermaga baru dari dermaga existing,
(https://www.jpnn.com/news/sbi-mulai-garap-proyek-pengembangan-dermaga-fasilitas-produksi-di-pabrik-tuban-rp-14-triliun)
Pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek harus memiliki komponen
pengendalian. Baik pengendalian mutu, waktu ataupun biaya. Pengendalian waktu
dan biaya dapat menggunakan beberapa metode, seperti Critical Path Method
(CPM), (Wicaksono & Setiawan, 2023) atau gabungan CPM dan PERT (Program Evaluation and Review Technique),
(Astari et al., 2022) atau Earned Value Analysis (EVA) atau Earned Value Concept,
(Nufah et al., 2019). EVA merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur serta
mengevaluasi kemajuan serta kinerja suatu proyek. Beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa, metode EVA menjadi cara yang efektif dalam mengevaluasi
dan mengontrol resiko proyek dengan cara mengukur progress secara berkala, (Pujihastuti & Priyo, 2012).
Kondisi pelaksanaan pekerjaan sampai dengan 25 September baru mencapai
progress 69,10% dari rencana 92,70%. Kontrak berakhir pada 7 Desember 2023,
tabel 4. Keterlambatan ini berdampak pada pembiayaan proyek.
Dengan kondisi tersebut di atas dan sebagai sub kontraktor, dimana sistem
penyediaan material utama dan peralatan kerja utama serta metode pelaksanaan
pekerjaan dari pihak Main Kontraktor, maka pengendalian waktu dan biaya pada
proyek ini digunakan Earned Value Analysis.
Penelitian terdahulu oleh (Kuspriyantoro
& Utomo, 2022), menemukan hasil Besaran Varian Biaya (CV) pada
Minggu 8 (kedelapan) mencapai Rp. 1.074.426.838,0. Nilai CV + (Positif)
menunjukkan biaya yang telah dibelanjakan lebih rendah dari anggaran rencana,
sedangkan besaran Schedule Varians (SV) mencapai Rp. � 760.823.295,00. Nilai SV
� (Negatif) menunjukan waktu pelaksanaan proyek terjadi keterlambatan
dari perencanaan awal, sedangkan lamanya TE (Time Estimate) waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek didapat sebesar 8,06 (delapan koma nol
enam) Minggu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja biaya dan waktu
pada proyek pembangunan dermaga di Tuban menggunakan metode EVA. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis sisa aktual biaya penyelesaian
proyek serta memperkirakan waktu selesainya proyek. Adapun manfaat
dari penelitian ini meliputi beberapa hal. Pertama, penelitian ini diharapkan
dapat memperdalam pengetahuan dalam bidang manajemen proyek, khususnya terkait
kontrol biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Kedua, penelitian ini dapat
membantu dalam mengantisipasi dan mencari solusi apabila terjadi keterlambatan
pekerjaan atau pembengkakan biaya. Terakhir, hasil penelitian ini dapat
memberikan umpan balik dalam penyusunan Rencana Anggaran Pelaksanaan serta
estimasi waktu pelaksanaan proyek-proyek di masa depan.
METODE
Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan pengambilan data jadwal
pelaksanaan proyek dari kontraktor utama, serta data perkembangan progress
bulanan dan pengeluaran biaya aktual mingguan dari bagian keuangan
subkontraktor. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yang mencakup
kontrak kerja, pengeluaran mingguan, jadwal pekerjaan, data umum proyek, dan
progress kerja mingguan yang diperoleh dari subkontraktor dan kontraktor utama.
Tahapan analisis data dilakukan menggunakan konsep Earned Value. Analisis ini
meliputi analisis biaya, analisis varians, indeks kinerja, dan estimasi biaya
serta waktu akhir pekerjaan. Pada analisis biaya, dihitung nilai PV (Planned
Value), EV (Earned Value), dan AC (Actual Cost) untuk
analisis lebih lanjut. Analisis varians menilai penyimpangan anggaran dan
jadwal melalui perhitungan varians biaya dan varians jadwal. Indeks kinerja
mengukur performa proyek dengan melihat indeks jadwal (SPI) dan indeks biaya
(CPI). Estimasi akhir meliputi perhitungan sisa biaya dan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. PV, EV dan AC
Dari data
analisis yang telah dilakukan, maka kita dapat melihat kondisi PV, EV dan AC
proyek tersebut sebagai berikut :
Tabel 1. Perbandingan nilai PV, EV dan AC
Minggu Ke- |
Kumulatif PV |
Kumulatif EV |
Kumulatif AC |
1 |
2.951.679 |
29.802.131 |
49.199.000 |
2 |
5.903.358 |
97.604.531 |
208.815.850 |
3 |
16.825.720 |
175.261.307 |
405.233.350 |
4 |
30.679.720 |
264.248.960 |
547.315.220 |
5 |
44.533.720 |
364.014.282 |
692.135.795 |
6 |
65.567.480 |
538.812.786 |
894.614.439 |
7 |
108.964.039 |
625.110.059 |
1.000.807.439 |
8 |
200.577.337 |
724.875.504 |
1.061.107.439 |
9 |
306.326.366 |
857.752.036 |
1.195.247.439 |
10 |
446.908.430 |
980.097.705 |
1.679.742.639 |
11 |
667.172.242 |
1.105.776.470 |
1.773.292.639 |
12 |
895.340.097 |
1.416.596.424 |
2.001.194.239 |
13 |
1.140.555.576 |
1.572.382.139 |
2.076.194.239 |
14 |
1.385.771.055 |
1.700.167.789 |
2.424.069.239 |
15 |
1.674.882.818 |
1.898.025.145 |
2.505.569.239 |
16 |
1.976.947.643 |
2.199.739.284 |
2.541.569.239 |
17 |
2.280.262.170 |
2.562.760.170 |
2.703.069.239 |
18 |
2.586.558.131 |
2.850.780.824 |
3.221.782.639 |
19 |
2.906.036.023 |
3.028.801.370 |
3.311.457.639 |
20 |
3.256.945.276 |
3.251.822.828 |
3.442.367.639 |
21 |
3.256.945.276 |
3.251.822.828 |
3.442.367.639 |
22 |
3.256.945.276 |
3.251.822.828 |
3.442.367.639 |
23 |
3.690.180.180 |
3.342.449.142 |
3.754.657.639 |
24 |
4.116.920.242 |
3.470.105.686 |
3.898.232.639 |
25 |
4.566.753.515 |
3.604.431.086 |
3.975.232.639 |
26 |
5.015.035.479 |
3.728.996.521 |
4.079.982.639 |
27 |
5.440.954.644 |
3.829.317.070 |
4.440.382.639 |
28 |
5.837.842.602 |
3.976.833.340 |
4.518.057.639 |
29 |
6.162.487.517 |
4.451.085.315 |
4.578.057.639 |
30 |
6.471.636.116 |
4.855.595.915 |
4.712.557.639 |
31 |
6.739.327.025 |
5.060.107.111 |
4.982.957.639 |
32 |
6.986.244.391 |
5.240.983.656 |
5.136.632.639 |
33 |
7.233.161.757 |
5.439.060.199 |
5.214.032.639 |
34 |
7.480.079.123 |
5.639.185.634 |
5.307.032.639 |
35 |
7.706.571.924 |
5.825.975.179 |
5.394.432.639 |
36 |
7.922.057.928 |
6.122.582.571 |
5.650.432.639 |
37 |
8.108.683.258 |
6.188.370.223 |
5.797.607.639 |
38 |
8.295.308.588 |
6.254.934.766 |
5.880.107.639 |
39 |
8.481.933.917 |
6.330.585.201 |
5.957.107.639 |
40 |
8.668.559.247 |
6.408.685.006 |
6.187.107.639 |
41 |
8.855.184.576 |
6.517.628.526 |
6.265.282.639 |
42 |
9.041.809.906 |
6.661.173.846 |
6.363.882.639 |
43 |
9.228.435.235 |
6.816.852.386 |
6.445.882.639 |
44 |
9.415.060.565 |
6.906.618.336 |
6.653.882.639 |
45 |
9.575.034.898 |
7.188.799.186 |
6.822.557.639 |
46 |
9.727.847.656 |
7.376.453.421 |
6.904.557.639 |
47 |
9.877.640.653 |
7.631.231.316 |
6.987.557.639 |
48 |
9.992.600.616 |
7.856.581.417 |
7.055.557.639 |
49 |
10.089.240.237 |
8.129.411.750 |
7.317.057.639 |
Gambar 1.
Perbandingan PV, EV dan AC
Sumber : Hasil analisis 2024
Bila kita
perhatikan gambar grafik 1 bahwa perbandingan PV, EV, terlihat bahwa sampai
minggu ke 19, nilai EV masih di atas nilai PV, yang berarti kemajuan pekerjaan
masih lebih cepat dari jadwal rencananya. Mulai minggu ke-20 sampai dengan
minggu ke-49, nilai PV bergerak menjauh di atas nilai EV, yang artinya
pekerjaan tersebut mengalami keterlambatan.
Sementara
itu bila kita perhatikan nilai EV dan AC, terlihat bahwa nilai AC sampai minggu
ke-29 adalah lebih besar dari nilai EV. Artinya pembiayaan masih lebih besar
dari nilai progress yang diperoleh. Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan
pembayaran terhadap progress yang tidak memperhitungkan biaya persiapan, biaya
mobilisasi, biaya peralatan dan material on site, maka biaya awal untuk mendapatkan
progress pembayaran sangat tinggi, dan baru pada minggu ke-30 AC bisa di atas
EV. Artinya, keuntungan perusahaan baru bisa terlihat mulai pada minggu ke-30
sampai minggu ke-49 stabil mengalami peningkatan. Sehingga AC masih tetap di
atas EV, perusahaan masih dapat memperoleh keuntungan.
2. CV dan SV
Dari data
analisis yang telah dilakukan, maka kita dapat melihat kondisi CV dan SV proyek
tersebut sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik
EV, AC dan CV
Dari
gambar 2 terlihat progress yang diperoleh sejak awal sampai dengan minggu ke-29
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut. Kemudian sejak minggu ke-30 sampai dengan minggu ke-49, barulah
progress yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Artinya sejak
minggu ke-30 sampai minggu ke-49 perusahaan mendapat keuntungan. Hal tersebut
terlihat dari nilai CV yang selalu positif.
Gambar 3 Grafik
PV, EV dan SV
Sumber : Hasil analisis 2024
Terlihat
dari grafik IV.6� di atas, bahwa sejak
awal sampai dengan minggu ke-19, nilai SV selalu positif, yang menunjukkan
jadwal pekerjaan lebih cepat atau sesuai dengan jadwal rencana sesuai kontrak.
Sedangkan sejak minggu ke-20, SV menunjukkan nilai negative yang berarti
pekerjaan terlambat dari jadwal rencana.
Kombinasi
dari grafik CV dan SV di gambar 4 menunjukkan SV positif sampai minggu ke-19
artinya pekerjaan on schedule, sedangkan pada saat itu CV masih negative, yang
berarti cost overrun. Selanjutnya SV mulai minggu ke-20 mulai negative sampai
minggu ke-49, berarti pekerjaan terlambat dari schedule yang direncanakan.
Sedangkan CV baru mulai minggu ke-30 positif, yang berarti cost underrun.
Bahkan sampai minggu ke-49, nilai CV tetap positif, berarti tetap mendapatkan
keuntungan.
Gambar 4 Grafik
CV dan SV
Sumber : Hasil analisis 2024
Dari data
analisis yang telah dilakukan, maka kita dapat melihat kondisi CPI dan SPI
proyek tersebut sebagai berikut :
Gambar 5. CPI
dan SPI
Sumber : Hasil analisis 2024
SPI
menunjukkan nilai lebih besar dari 1 sampai minggu ke-19, yang menunjukkan
kinerja waktu sesuai dengan jadwal rencana kerja. Tetapi menjadi lebih kecil
dari 1 sejak mulai minggu ke-20, yang menunjukkan keterlambatan kerja.
CPI
menunjukkan nilai lebih kecil dari 1 sampai minggu ke-29, yang menunjukkan
kinerja biaya yang dikeluarkan lebih besar dari progress yang diperoleh. Tetapi
menjadi lebih besar dari 1 mulai minggu ke-30, yang menunjukkan biaya yang
dikeluarkan untukm mengerjakan proyek lebih kecil dari progress yang diperoleh.
Angka 1,11 menunjukkan bahwa keuntungan perusahaan adalah sekitar 11% dari
nilai kontrak.
4. Estimasi Biaya dan Waktu Akhir Pekerjaan
Kondisi
kemajuan proyek cenderung tidak mengalami perubahan kecepatan, sehingga
perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan estimasi biaya untuk pekerjaan
tersisa (ETC), biaya total proyek konstruksi (EAC), perkiraan waktu
penyelesaian seluruh pekerjaan (ETS), perkiraan total waktu penyelesaian proyek
(EAS) dihitung dengan uraian sebagai berikut:
EAC
����� = BAC / CPI
= Rp.
10.403.914.724 / 1,11
= Rp.
9.364.274.569
ETC
����� = EAC � AC
= Rp.
9.364.274.569 � Rp. 7.317.057.639
= Rp.
2.047.216.930
ETS
������ = (Sisa Waktu) / Schedule
Performance Index
= 6 / 0,81
= 8 minggu
EAS
����� = ( Selesai Waktu) + ETS
= 54 minggu + 8
minggu
= 62 minggu
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis biaya dan waktu pada proyek pembangunan dermaga di Tuban menggunakan metode earned value analysis, dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, indeks kinerja biaya (CPI) hingga minggu ke-29 berada di bawah 1, yang menunjukkan terjadinya cost overrun. Namun, mulai minggu ke-30 hingga minggu ke-49, CPI berada di atas 1, menandakan adanya cost underrun, dengan nilai CPI pada minggu ke-49 mencapai 1,11. Sementara itu, indeks kinerja waktu (SPI) menunjukkan bahwa hingga minggu ke-19, nilai SPI berada di atas 1, yang berarti proyek mengalami percepatan. Namun, dari minggu ke-20 hingga minggu ke-49, SPI berada di bawah 1, menunjukkan keterlambatan, dengan nilai SPI pada minggu ke-49 tercatat 0,81. Kedua, dengan total kontrak sebesar Rp. 10.403.914.724 dan CPI sebesar 1,11, diperkirakan proyek dapat diselesaikan dengan sisa biaya sebesar Rp. 2.047.216.930. Penelitian ini dilakukan pada minggu ke-49 dari total rencana proyek selama 54 minggu. Dengan asumsi kinerja proyek tidak mengalami perubahan, diproyeksikan bahwa proyek akan selesai dalam waktu 62 minggu, atau memerlukan tambahan waktu 8 minggu dari kontrak awal.
REFERENSI
Astari, N. M.,
Subagyo, A. M., & Kusnadi, K. (2022). Perencanaan Manajemen Proyek dengan
Metode CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review
Technique). Konstruksia, 13(1), 164�180.
Kuspriyantoro, A.
A., & Utomo, A. (2022). Analisis Keterlambatan Pekerjaan pada Proyek
Pembangunan Gedung Darul Huda Ponorogo Dengan Metode Earned Value. Seminar
Keinsinyuran Program Studi Program Profesi Insinyur, 2(1).
Nufah, Y. W., Yanti,
G., & Lubis, F. (2019). Analisis Proyek Dengan Metode Earned Value Concept
(Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru�Dumai Seksi 2
Sta. 9+ 500�33+ 600). Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan, 1�59.
Pujihastuti, S. Y.,
& Priyo, M. (2012). Aplikasi Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) pada
Sistem Pengendalian Proyek. Semesta Teknika, 15(2), 159�166.
Wicaksono, A. B.,
& Setiawan, B. (2023). Analisa pengendalian waktu menggunakan metode
Critical Path Method (CPM) pada proyek struktur rangka atap baja Stasiun KCIC
Karawang. Jurnal Darma Agung, 31(3), 50�58.
Adnanta, B., Oetomo, W., Risma Marleno, R. (2022). Analisis Biaya Dan
Waktu Proyek Pembangunan Dermaga Ptfi Dengan Metode Earned Value. Prosiding
Senakama, Vol. 1, September 2022.
Bredillet, C. (2007). Exploring
research in project management�Nine schools of project management research
(part 1). Project Management Journal, 38 (2), 3�4.
Castollani, A., Puro, S., Dewa,
M.L. (2020). Analisis Biaya dan Waktu pada Proyek Apartemen Dengan Metode
Earned Value Concept. Jurnal Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil (JRKMS) Vol.3
No.1 April 2020.
Chapman, J. R. (1997).
Hyperthot. Retrieved April 14, 2015, from http://www.hyperthot.com/pm_intro.htm
Cleland, D.I. (1995).
Leadership and the project-management body of knowledge. International Journal
of Project Management Volume 13, Issue 2 , April 1995, Pages 83-88.
Cleland, D.I, Cleland, D.L.,
King, W.R. (1983). Systems Analysis and Project Management. McGraw-Hill, 1983.
Dipohusodo, I. (1996).
Manajemen Proyek dan Konstruksi. Kanisius, Jakarta, 1996.
Fayol, H. (1916). General and
Industrial Management. Pitman
Gray, C.F. & Larson, E.W.
(2007). Manajemen Proyek : Proses Manajerial. Andi, Yogyakarta, 2007.
Husen, A. (2011). Manajemen
proyek. Andi Offset; 2011; 978-979-29-1732-1.
Ismael, I. (2013).
Keterlambatan proyek konstruksi gedung, faktor penyebab dan tindakan
pencegahannya. Jurnal Momentum.
Kerzner, H. (2013). Project
Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling. John
Wiley & Sons.
Lock, D. (1983). Manajemen
proyek. Erlangga, 1983.
Macapagal, M. J., &
Macasio, J. J. (2009). Teori dan Praktik Manajemen Proyek TIK. In Modul Akademi
Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan. Incheon,
Republic of Korea: UNAPCICT.
Mackenzie, R.A. (1980).
Efisiensi Waktu Untuk Manager. Penerbit Cahaya Masa Bandung.
Meredith, J.R. & Mantel,
S.J. (2012). Project Management. A Managerial Approach. Wiley.
PMBOK (Project Management Body
of Knowledge) 6th Edition.
Project Management Institute.
(2014).
Rahmanto, T. dan Janizar, S.
(2022). Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Metode Earned Value Proyek Familia
Urban Bekasi. Jurnal Teknik Sipil Cendekia. Vol. 3 No. 2.
Rakos, J.J. (1990). Software
Project Management: For Small to Medium Sized Projects. New Jersey: Prentice
Hall.
Ramdhani, F. (2016). Analisis
Biaya dan Waktu Dengan Metode Earned Value Concept Pada Proyek BJDM Area RL
Construction At Well 3S-21B Area 9 PT. Adhi Karya CS Work Unit Rate Package A �
Duri. Jurnal RACIC Vol.1 No. 1 Juni 2016.
Schwalbe, K. (2010).
Information Technology Project Management. Stamford: Course Technology, Cengage
Learning.
Soeharto, I. (2001). Manajemen
Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional). Erlangga, Jakarta, 2001.
Soemardi, B.W.,
Wirahadikusumah, R.D., Abduh, M., (2006). Pengembangan Sistem Earned Value
untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi di Indonesia. Laporan Hasil Riset, ITB.
Terry, G.R. (1958). Principles
of Management. Richard D. Irwin, Inc. Homewood, Illinois.
Westland (2006). The Project
Management Life Cycle. Kogan Page Limited.
Widiasanti, I. dan Lenggogeni.
(2018). Manajemen Konstruksi. LPPM Universitas Negeri Jakarta.