Maria Stefania Naki, Ignatius Antonius M S Wake
Action Research Literate, Vol. 4 No. 2, Juli 2020 12
menggunakan sampel clay 0,2gr dan
0,4gr, serta chitosan 0,2gr dan 0,4gr.
Gaya yang diberikan untuk mendapakan
persen elongan berkisar antar 1N-5N.
Diperoleh hasil persen elongasi pada
setiap sampel adalah memenuhi kriteria
SNI yaitu 21-220%. Hasil uji
pemanjangan terbaik diperoleh pada
sampel chitosan 0,4gr dengan nilai
pemanjangan adalah 150%.
Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh Sanjaya dan Puspita,
(2011), semakin banyak chitosan yang
digunakan maka sifat mekanik dan
ketahanan terhadap air dari produk
bioplastik yang dihasilkan semakin
baik, hasil optimum dimana hasil
optimum. diperoleh pada komposisi
kitosan 2%, namun pada penelitian ini
hasil persen pemanjangan optimum
pada chitosan 0,4gr. Hal ini
membuktikan bahwa pati umbi talas
dengan campuran filler chitosan dan
gliserol merupakan kombinasi yang
tepat untuk membentuk bioplastik
dengan persen pemanjangan yang
memenuhi standarisasi menurut SNI.
4. Penguraian Bioplastik (Biodegradable)
Uji penguraian bioplastik yang
dilakukan pada penelitian ini
menggunakan sampel clay 0,4gr dan
0,6gr serta chitosan 0,2gr dan 0,4gr
yang selanjutnya direndam dalam gelas
beaker yang berisi aquades sebanyak
100ml selama 48 jam. Berat dari
masing masing sampel bioplastik
sebelum direndam adalah 4gr, setelah
direndam selama 48 jam dan dilakukan
pengukuran berat bioplastik mengalami
penurunan. Secara morfologi bioplastik
yang paling bagus adalah bioplastik
dengan penambahan clay karena
strukturnya berubah menjadi seperti
jely, sementara chitosan ketika
direndam didalam aquades selama
48jam menjadi sangat hancur. Dalam
proses perendaman bioplastik dengan
aquades diletakkan diruangan terbuka
sehingga menyebabkan mikroba dan
bakteri dapat membantu proses
degradasi bioplastic.
Kesimpulan
Hasil penelitian pada filler clay 0,4gr
yang menunjukkan bentuk fisik permukaan
halus dan tidak retak. Hasil uji tarik yang
terbaik diperoleh pada sampel clay 0,4gr,
dengan kekuatan tarik 4N = 37,5MPa. Hasil
uji tarik ini sesuai SNI dimana nilai kuat tarik
berkisar 24,7-302MPa. Persen pemanjangan
pada semua variasi filler clay maupun
chitosan memenuhi kriteria SNI dimana nilai
persen pemanjangan berkisar 21-220% dan
tertinggi persen elongasi terdapat pada
chitosan 0,4gr dengan nilai pemanjangan
adalah 150%. Hasil uji penguraian bioplastik
melalui metode perendaman sampel dalam
aquades selama 48 jam, diperoleh hasil adanya
penurunan berat bioplastik akibat aktivitas
mikroorganisme.
Bibliografi
Kamsiati, E., Herawati, H., & Purwani, E. Y.
(2017). Potensi pengembangan plastik
biodegradable berbasis pati sagu dan
ubikayu di Indonesia. Jurnal Penelitian
Dan Pengembangan Pertanian, 36(2),
67–76.Google Scholar
KLHK. (2020). Indonesia Memasuki Era Baru
Pengelolaan Sampah.
https://www.menlhk.go.id/site/single_po
st/2753
Manuela Kasper-Claridge. (2018). Bagaimana
Singkong Bantu Perangi Sampah Plastik
di Indonesia.
https://www.dw.com/id/bagaimana-
singkong-bantu-perangi-sampah-plastik-
di-indonesia/a-46209280
Maryuni, A. E., Mangiwa, S., & Dewi, W. K.
(2018). Karakterisasi Bioplastik Dari
Karaginan Dari Rumput Laut Merah
Asal Kabupaten Biak Yang Dibuat
Dengan Metode Blending Menggunakan
Pemlastis Sorbitol. Jurnal Kimia
Avogadro, 2(1), 1–9. Google Scholar
Melani, A., Herawati, N., & Kurniawan, A. F.
(2018). Bioplastik Pati Umbi Talas
Melalui Proses Melt Inter Google
Scholar calation. Jurnal Distilasi, 2(2),