Rifan Azkia 1 , Yusuf Nugroho Doyo
Yekti 2 , Dino Caesaron 3
1,2,3 Telkom University, Bandung, Indonesia
* Email untuk Korespondensi: [email protected], [email protected], dinocaesaron @telkomuniversity.ac.id
Kata kunci: Continuous Review, Robusta, Persediaan, Pemesanan, Kebijakan Keywords: Continuous
Review, Robusta, Inventory, Booking, Policy |
|
ABSTRAK |
|
PT. XYZ, sebuah perusahaan jasa dan konstruksi sipil di
Bandung, menghadapi masalah dalam Proyek Ducting Telephone (R-29) terkait
anggaran yang melebihi rencana dan jadwal yang tidak sesuai. Ketiadaan alat
monitoring dan kontrol informasi yang efektif, seperti dashboard, menyebabkan
kesulitan dalam memantau kemajuan proyek, mengelola anggaran, dan menjaga
jadwal. Penelitian ini bertujuan merancang Dashboard Monitoring dan
Controlling yang sesuai dengan kebutuhan PT. XYZ menggunakan metode Agile dan
Lean Development, yang terdiri dari empat fase: Think and Plan, Design and
Create Minimum Viable Product, Development, dan Testing. Dashboard ini
memiliki fitur utama seperti Project Overview, Financial Tracking, Timeline,
Milestone, Logistic, Performance, dan Risk. Hasil validasi menunjukkan
dashboard ini relevan, dengan tingkat kepuasan pengguna sebesar 86%.
Implementasi dashboard yang efektif dapat meningkatkan visibilitas proyek,
pengelolaan anggaran, serta menjaga jadwal, sehingga mengurangi risiko
overbudget dan penundaan.. PT. XYZ is a company engaged in civil services and construction for telecommunications, located in Bandung. The company's main activities include the purchase of raw materials, the provision of raw materials, and the construction of telephone, internet, and TV networks. One of the important projects that is being implemented is the Ducting Telephone (R-29) Project. However, the project ran into problems due to an over-planned budget and an inappropriate schedule. This problem is mostly caused by the absence of effective monitoring and information control tools, such as dashboards. As a result, companies have difficulty monitoring project progress, managing budgets, and keeping schedules on track. The inability to efficiently identify and resolve issues leads to inefficiencies, delays, and potential budget overruns. This research aims to design a Project Monitoring and Controlling Dashboard that is in accordance with the needs of PT. XYZ. The design process uses Agile and Lean Development methods which consists of four phases: Think and Plan, Design and Create Minimum Viable Product, Development, and Testing. The designed dashboard includes important features such as Project Overview, Project Financial Tracking, Project Timeline, Project Milestone, Project Logistic, Project Performance, and Project Risk. Based on the results of the Face Validation questionnaire, this dashboard was declared valid and relevant, and the results of the User Acceptance Test (UAT) showed a high level of user satisfaction with an overall score of 86%. |
|
Ini
adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA . This is an open access article under the CC BY-SA license. |
PENDAHULUAN
PT. XYZ, sebuah perusahaan yang berbasis di Bandung, bergerak dalam
penyediaan jasa dan konstruksi sipil di bidang telekomunikasi. Perusahaan
ini mengerjakan berbagai proyek seperti instalasi jaringan transmisi
telekomunikasi, jaringan telepon prabayar, serta konstruksi instalasi
elektrikal lainnya. Saat ini, PT. XYZ tengah
menangani Proyek Ducting
Telephone di Jl. Anggapati - Tatar Punawangi (R-29), Kota Baru Parahyangan,
dengan masa pengerjaan selama
180 hari, dimulai pada 19
Juni 2023 dan dijadwalkan selesai pada 16 Desember
2023. Proyek ini mencakup berbagai tahap seperti Pekerjaan Persiapan, ducting telephone di Jl. Anggapati
ROW 21, pekerjaan ODC, dan Pekerjaan Penjaringan Distribusi (Sambungan Rumah)
Jl. Anggapati ROW
21. Untuk memantau dan menganalisis
kinerja proyek, PT. XYZ menggunakan metode Earned Value Management (EVM).
Diketahui
bahwa akumulasi nilai pekerjaan proyek mengalami penurunan. Dari minggu ke-1
hingga minggu ke-12, pekerjaan proyek masih berjalan sesuai rencana. Namun,
mulai minggu ke-13 hingga minggu ke-20, terjadi penurunan kinerja proyek. Pada
minggu ke-20, kondisi aktual proyek menunjukkan progres sebesar 63,3%,
sementara rencana proyek seharusnya mencapai 74,69%. Ini menunjukkan adanya
keterlambatan sebesar 11,72%. Keterlambatan ini menunjukkan bahwa proyek
berisiko tidak selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan, yang mungkin memerlukan perpanjangan waktu. Hambatan dalam
pelaksanaan proyek ini berpotensi menimbulkan kerugian bagi pemilik proyek,
perusahaan maupun kontraktor.
Menurut
PT. XYZ, salah satu penyebab bermasalahnya kinerja proyek terjadi karena saat
ini tidak ada sistem monitoring dan controlling proyek yang menyediakan
informasi real-time mengenai kemajuan proyek. Mereka mengalami kesulitan dalam
melacak pekerjaan yang sedang berlangsung, mengidentifikasi masalah sejak dini,
dan memastikan penyelesaian tugas tepat waktu. Kurangnya visibilitas ini
menyebabkan penundaan, pemborosan sumber daya, serta penurunan kualitas proyek.
Faktor � faktor
yang memengaruhi kurang optimalnya proses monitoring & controlling dapat dilihat pada fishbone berikut.
Berdasarkan analisis fishbone, tiga faktor utama
yang menyebabkan kurang optimalnya
proses monitoring dan controlling proyek di PT. XYZ
adalah faktor manusia,
metode, dan informasi. Untuk mengatasi
masalah ini, dirancang sebuah solusi berupa
dashboard monitoring dan controlling proyek yang mengintegrasikan konsep Earned
Value Management (EVM) sebagai alat pengukuran kinerja proyek. Dengan menggunakan metode
Agile dan Lean Development, pengembangan dashboard dilakukan secara bertahap dan fleksibel, memungkinkan penyesuaian berdasarkan kebutuhan pengguna. Solusi ini diharapkan mampu mengurangi ketidaktepatan dalam proses monitoring serta
meningkatkan efektivitas pengendalian proyek melalui penyediaan informasi kinerja yang lebih akurat dan real-time.
Selain itu, untuk memperkuat landasan teoretis,
tinjauan literatur perlu mencakup penelitian-penelitian terdahulu yang relevan.
Misalnya, penelitian oleh (Fleming &
Koppelman, 2016) menunjukkan bahwa penerapan EVM secara
signifikan membantu dalam memberikan informasi kinerja proyek yang lebih baik. Di
sisi lain, metodologi Agile dan Lean Development yang digunakan dalam
pengembangan dashboard didukung oleh (Beck et al., 2001), yang menekankan efisiensi dan kolaborasi
dalam proses pengembangan. Kebaruan dari penelitian ini adalah kombinasi antara
penerapan EVM dengan pendekatan Agile dan Lean Development, yang menghasilkan
dashboard dinamis dan lebih responsif terhadap perubahan, sebuah pendekatan
yang belum banyak diterapkan dalam konteks manajemen proyek konstruksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang
dan mengembangkan dashboard monitoring dan controlling kinerja proyek yang
efektif serta sesuai dengan kebutuhan pengguna, dengan harapan dapat
meningkatkan akurasi dan efisiensi proses pengelolaan proyek di PT. XYZ.
METODE
Sistematika penelitian
terdiri dari beberapa langkah yang dilakukan selama pengerjaan penelitian ini
yang bersifat terstruktur dan sistematis (Purwono et al., 2019). Dimulai dari tahap
awal identifikasi masalah hingga tahap hasil dan saran. Sistematika penulisan
yang terdiri dari beberapa langkah dilakukan sebagai berikut:
Gambar 3. Sistematika Penelitian
Tahap Pendahuluan
Pada tahapan sistematika
perancangan yang pertama yaitu
tahap pendahuluan, dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada
pada penjadwalan dan realisasi
anggaran biaya proyek yang ada di PT. XYZ.
Tahap Pengumpulan Data
Tahap kedua
dari penulisan sistematika perancangan mencakup pengumpulan data yang diperlukan untuk perancangan desain Dashboard Monitoring dan Controlling menggunakan metode Agile dan Lean development. Pengumpulan
data dilakukan melalui data
primer dan sekunder. Data primer diambil
dari sesi wawancara dengan kayrawan PT.
XTZ. Sedangkan, data sekunder
seperti data perusahaan, standar
ISO dan benchmarking didapatkan dari
proses studi literatur dan dokumen arsip perusahaan.
Tahap Pengolahan
Data
Tahap ketiga dari penulisan sisteatika perancangan mencakup pengolahan data dalam perancangan dashboard mengikuti metodologi Agile dan Lean Development yang meliputi beberapa langkah krusial. Pertama, pada tahap Think and
Plan, dilakukan analisis mendalam terhadap problem
statement, penyusunan assumption worksheet, dan pengembangan proto persona untuk memahami kebutuhan sistem dan pengguna. Tahap selanjutnya, "Design
and Create Minimum Viable Product (MVP)," fokus
pada pembuatan prototipe awal yang menyederhanakan desain untuk memastikan
kemudahan penilaian fitur oleh pengguna. Prototipe ini mencakup
elemen penting seperti struktur menu dan
wireframe, dan memungkinkan penyesuaian
berkelanjutan berdasarkan umpan balik pengguna.
Pada tahap Develop, desain
yang telah disusun diubah menjadi dashboard fungsional menggunakan Google
Looker Studio, dengan membagi
tampilan menjadi delapan halaman utama yang menyajikan informasi secara terorganisir. Akhirnya, tahap Testing menggunakan metode Black Box Testing untuk memastikan bahwa semua fitur dashboard berfungsi sesuai spesifikasi dan kebutuhan pengguna, menguji setiap aspek dari
pelacakan anggaran hingga visualisasi data dari perspektif pengguna akhir.
Tahap Verifikasi dan Validasi Hasil Rancangan
Tahap keempat dari sistematika perancangan mencakup tahap validasi dan
evaluasi hasil rancangan. Dalam tahap ini, dilakukan
validasi dan evaluasi hasil rancangan desain Dashboard untuk aplikasi
Monitoring dan Controlling Proyek. Metode Validasi yang digunakan adalah Face
validation dan User Acceptance Test .
Tahap Kesimpulan dan Saran
Tahap Kelima dari
penulisan sistematika perancangan berisi analisis kesimpulan dari penelitian perancangan Dashboard Monitoring dan Controlling Proyek menggunakan metode Agile
dan Lean Development. Saran
dituliskan berdasarkan hasil penelitian untuk perbaikan lebih lanjut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data-data yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini terdiri
dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh diperoleh dari hasil
wawancara dengan karyawan dari PT. XYZ. Sedangkan data sekunder diperoleh
melalui studi literatur dan analisis media.
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan dengan proses wawancara. Sedangkan, data sekunder didapatkan melalui
proses studi literatur.
1.
Data Primer
Data primer yang dikumpulkan adalah data dari proses wawancara. Wawancara yang dilakukan di PT. XYZ melibatkan berbagai pihak penting dalam operasional perusahaan, seperti admin perusahaan, manajer proyek, dan admin logistik. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai praktik manajemen proyek yang saat ini diterapkan, serta untuk memahami tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan data dan pelaporan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan berasal dari proses studi literatur. Studi literatur dilakukan untuk memahami kebutuhan pengguna dan metodologi Agile serta Lean Development dalam perancangan dashboard monitoring proyek. Penelusuran literatur melibatkan buku, jurnal, dan artikel yang relevan untuk mengidentifikasi praktik terbaik. Standar yang digunakan meliputi ISO 9000:2005 untuk manajemen mutu, ISO 25000 untuk kualitas perangkat lunak, dan ISO/IEC 15939 untuk pengukuran proses perangkat lunak. Penerapan standar ini memastikan bahwa dashboard yang dirancang memenuhi kualitas dan efisiensi yang diperlukan.
Pengolahan Data
Pada penelitian ini, perancangan
dashboard monitoring dan controlling proyek dilakukan dengan metode Agile and
Lean Development. Kombinasi dari kedua metode tersebut memiliki beberapa tahapan
mulai dari Thinkand Plan, Design and Create Minimum Viable Product, Develop dan
Testing. Berikut merupakan hasil dari masing-masing tahapan yang telah
diimplementasikan sesuai dengan tahapan tersebut.
1. Think and Plan
Tahapan
think penulis akan menganalisis problem statement dari data dan permasalahan
yang telah ditemukan pada tahap sebelumnya. Terdapat beberapa tahapan yang
harus dilalui dalam membuat problem statement yaitu assumption worksheet,
priotizing assumption, hypothesis dan proto persona. Setelah tahapan tersebut,
selanjutnya adalah tahapan plan, disini penulis akan menganalisis kebutuhan
sistem dan pengguna untuk merancang dashboad tracing dan monitoring proyek.
Identifikasi User Level
Identifikasi
level pengguna dalam perancangan sistem dashboard monitoring ini penting untuk
menentukan siapa saja yang akan menggunakan sistem tersebut dan menetapkan hak
akses yang sesuai untuk setiap pengguna.
Tabel 1. Identifikasi
User Level
No. |
User |
User Level |
1. |
Admin |
1 |
2. |
Admin Logistik |
2 |
3. |
Manajer Proyek |
3 |
Peranan
tiap user pada sistem berbeda-beda sesuai fungsi atau peranannya pada proyek.
Antara lain, pemrosesan data pribadi, meliputi pemerolehan dan pengumpulan;
pengolahan dan penganalisisan; penyimpanan; perbaikan dan pembaruan;
penampilan, pengumuman, transfer, penyebarluasan, atau pengungkapan; dan
penghapusan atau pemusnahan.
Identifikasi Kebutuhan Pengguna
Dari
hasil wawancara yang telah dilakukan maka diperoleh permasalahan dan keinginan
pengguna yang akan dirangkum kedalam bentuk Need Statement. Need Statement akan
digunakan sebagai acuan dalam melakukan perancangan Dashboard untuk monitoring
proyek.
Tabel 2. Kebutuhan
Pengguna
No. |
Need Statement |
N1 |
Dashboard yang memiliki rincian material dan peralatan |
N2 |
Dashboard yang memilki pelacakan anggaran |
N3 |
Dashboard yang memilki pelacakan penjadwalan |
N4 |
Dashboard yang memiliki Pelacakan Resiko. |
N5 |
Dashboard yang memiliki ukuran kualitas proyek. |
N6 |
Dashboard yang memiliki pemantauan kinerja proyek. |
N7 |
Dashboard yang memiliki visibilitas yang baik. |
N8 |
Dashboard yang dapat diakses
secara online. |
Dari
tabel diatas menunjukkan hasil dari kebutuhan pengguna (Need Statement) yang
didapatkan dari proses wawancara dengan karyawan di PT. XYZ. Dimana nantinya
Need Statement ini akan digunakan untuk peracangan fitur dashboard.
Identifikasi kebutuhan Rancangan Fitur
Pengidentifikasian
Rancangan Fitur melibatkan penentuan fitur yang telah dipilih berdasarkan
kebutuhan pengguna (Need Statement). Pengidentifikasian Rancangan Fitur juga
merinci fitur-fitur yang terdapat dalam dashboard monitoring dan controlling
proyek serta menjelaskan fungsi dari masing-masing fitur tersebut.
Tabel 3. Kebutuhan
Rancangan Fitur
Need |
Rancangan Fitur |
Deskripsi |
|
N1 |
Project Resource |
Menyediakan visualisasi informasi terperinci tentang
material dan peralatan yang digunakan dalam proyek. |
|
N2 |
Project Financial |
Memantau dan mengelola anggaran proyek untuk
memastikan pengeluaran sesuai dengan rencana. |
|
N3 |
Project Timeline |
Menyediakan informasi tentang kemajuan jadwal proyek
dan status penyelesaian tugas. |
|
N4 |
Project Risk |
Mengidentifikasi, memantau, dan mengelola risiko
yang mungkin mempengaruhi proyek. |
|
N5 |
Project Milestone |
Memantau kualitas hasil proyek berdasarkan standar
yang ditetapkan. |
|
N6 |
|
Menilai kinerja tim dan efektivitas dalam mencapai tujuan proyek. |
|
N7 |
- |
|
|
N8 |
- |
|
Dalam
Implementasi dashboard proyek yang efektif dan efisien, penting untuk mengidentifikasi
dan memenuhi kebutuhan sistem perangkat keras dan perangkat lunak yang tepat.
Tabel 4. Kebutuhan
sistem
No. |
Kategori |
Kebutuhan |
1. |
Perangkat Keras |
Komputer/PC |
Perangkat Jaringan |
||
2. |
Perangkat Lunak |
Sistem Operasi |
Google Looker Studio |
||
Web Browser |
||
Google Sheets |
Perangkat
keras yang dibutuhkan meliputi server yang akan digunakan untuk menyimpan dan
mengelola data dashboard, komputer atau PC untuk pengembangan, pemantauan, dan
akses dashboard, serta perangkat jaringan seperti router, switch, dan modem
untuk memastikan koneksi internet yang stabil dan andal
Design and Create Minimum Viable Product
Pada
Tahap Design dan Creating Minimum Viable Product (MVP) merupakan proses
iteratif yang berfokus pada pengembangan solusi yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna secara dinamis. Pada tahap Design, akan ada beberapa langkah
utama dalam proses perancangan yaitu pembuatan struktur menu dan Use case, user
flow, Typography, Color dan Wireframe.
1. Struktur Menu
Struktur
menu adalah tata letak atau susunan dari berbagai menu atau pilihan navigasi
dalam sebuah aplikasi atau situs web. Struktur ini menentukan bagaimana
informasi diorganisir dan diakses oleh pengguna, serta bagaimana berbagai
bagian atau halaman dihubungkan satu sama lain
Gambar 4. Struktur Menu
Rancangan
Struktur
menu pada dashboard proyek dirancang untuk memberikan navigasi yang
terorganisir dan intuitif, memudahkan pengguna dalam mengakses informasi
penting.
2. Use Case Diagram
Use
Case Diagram adalah representasi visual yang menggambarkan interaksi antara
aktor eksternal dan sistem yang sedang dikembangkan.
Gambar 5. Use Case
Diagram
Dashboard
proyek yang dirancang mencakup fitur-fitur kunci seperti Project Overview,
Project Financial Tracking, Project Timeline, Project Milestones, Project Resource,
Project Performance, dan Project Risk. Setiap fitur dirancang untuk memberikan
informasi yang relevan kepada aktor yang berbeda sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka
3. Typography
Tipografi
adalah elemen krusial dalam desain dashboard yang mempengaruhi estetika,
fungsionalitas, dan pengalaman pengguna. Dalam desain dashboard, tipografi
melibatkan pemilihan jenis huruf, ukuran, jarak antar huruf (tracking), dan
jarak antar baris (leading) untuk menyajikan informasi dengan cara yang jelas
dan efisien.
Gambar 6. Font Roboto
Font
Roboto merupakan pilihan tipografi yang sangat efektif untuk desain dashboard
karena desainnya yang modern dan fungsional. Dikenal dengan keterbacaan yang
tinggi dan tampilan yang bersih, Roboto menggabungkan karakteristik sans-serif
yang profesional dengan estetika yang ramah pengguna.
4. Color
Dalam
konteks perancangan dashboard, penggunaan warna-warna ini dapat menciptakan
keselarasan visual yang memperkuat brand identity, sekaligus membantu pengguna
dalam mengenali dan mengasosiasikan informasi yang ditampilkan dengan
perusahaan.
Gambar 7. Color pallete
Palet
warna merah, putih, dan biru memberikan fleksibilitas besar dalam desain
dashboard. Dengan memahami makna dan konotasi masing-masing warna, pengguna
dapat menciptakan dashboard yang informatif, menarik secara visual, dan mudah
dipahami.
5. Wireframe
Wireframe
dashboard proyek dirancang untuk memberikan akses yang mudah dan terstruktur
kepada pengguna terhadap informasi proyek. Terdapat beberapa bagian dari
wireframe dashboard monitoring dan controlling proyek antara lain: Homepage,
Project Overview, Project Financial, Project Timeline, Project Milestone,
Project Resource, Project Performance dan Project Risk.
Gambar 8. Wireframe
Homepage
Pada
wireframe homepage dari dashboard PT. XYZ, terdapat elemen-elemen penting yang
dirancang untuk memberikan informasi yang komprehensif mengenai perusahaan.
Gambar 9. Wireframe
Project Overvie
Pada
wireframe Project Overview dalam dashboard PT. XYZ, pengguna dapat menemukan
informasi menyeluruh mengenai proyek yang sedang berjalan dan yang telah
selesai.
Gambar 10. Wireframe
Project Financial
Pada
wireframe Project Financial Tracking dalam dashboard PT. XYZ, pengguna dapat
mengakses informasi finansial yang terperinci mengenai proyek yang sedang
berjalan dan yang telah diselesaikan.
Gambar 11. Wireframe
Project Timeline
Pada
wireframe Project Timeline dalam wireframe dashboard PT. XYZ, pengguna dapat
menemukan informasi yang mendetail mengenai alokasi waktu pekerjaan proyek.
Gambar 12. Wireframe
Project Milestone
Pada
wireframe Project Milestone dalam wireframe dashboard PT. XYZ, pengguna dapat
mengakses visualisasi yang jelas mengenai jadwal pekerjaan pada proyek.
Gambar 13. Wireframe Project
Resource
Pada
wireframe Project Resource dalam wireframe dashboard PT. XYZ, pengguna dapat
menemukan informasi mendetail mengenai alokasi sumber daya dalam proyek.
Gambar 14. Wireframe
Project Performance
Pada
wireframe Project Performance dalam wireframe dashboard PT. XYZ, pengguna dapat
mengakses berbagai metrik kinerja proyek yang esensial.
Gambar 15. Wireframe
Project Risk
Pada
wireframe Project Risk pengguna dapat menemukan berbagai fitur yang dirancang
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memitigasi risiko yang mungkin
mempengaruhi keberhasilan proyek.
Develop
Tahap
pengembangan merupakan visualisasi dari wireframe yang telah dibuat sebelumnya.
Tampilan dashboard dirancang menggunakan aplikasi Google Looker Studio. Pada
hasil pengembangan ini, sama seperti pada wireframe dibagi menjadi delapan
halaman, yaitu halaman homepage, project overview, project timeline, project
financial tracking, project milestone, Project Resource, Project Performance,
dan Project Risk.
Gambar 16. Menu
Homepage
Pada
menu homepage dashboard PT. XYZ, terdapat berbagai elemen penting yang
dirancang untuk menyampaikan informasi lengkap tentang perusahaan. Logo
perusahaan, yang ditempatkan di bagian atas, berfungsi sebagai identitas visual
yang mudah dikenali.
Gambar 17. Menu Project
Overview
Pada
menu Project Overview dalam dashboard PT. XYZ, pengguna dapat mengakses
informasi lengkap mengenai proyek yang sedang berlangsung maupun yang telah
selesai. Data yang tersedia mencakup jumlah total proyek serta jumlah proyek
yang telah diselesaikan, yang membantu dalam memantau kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Gambar 18. Menu Project
Financial
Pada
menu Project Financial Tracking dalam dashboard PT. XYZ, pengguna dapat
menemukan informasi keuangan yang rinci terkait proyek yang sedang berlangsung
maupun yang telah selesai.
Gambar 19. Menu Project
Timeline
Pada
menu Project Timeline dalam dashboard PT. XYZ, pengguna dapat mengakses
informasi rinci mengenai alokasi waktu untuk pekerjaan proyek.
Gambar 20. Menu Project
Milestone
Pada
menu Project Milestone dalam wireframe dashboard PT. XYZ, pengguna dapat
melihat visualisasi yang jelas mengenai jadwal pekerjaan proyek. Menu ini
menampilkan jumlah tugas yang telah selesai, sedang berlangsung, dan yang belum
dimulai, memberikan GAMBARan lengkap tentang status proyek.
Gambar 21. Menu Project
Resource
Pada
menu Project Resource dalam dashboard PT. XYZ, pengguna dapat mengakses
informasi rinci tentang alokasi sumber daya dalam proyek. Menu ini mencakup
data mengenai jumlah total proyek, proyek yang telah diselesaikan, persentase
pencapaian, realisasi anggaran, serta waktu proyek.
Gambar 22. Menu Project
Performance
Pada
menu Project Performance Dashboard memberikan GAMBARan menyeluruh mengenai
kinerja proyek dari waktu ke waktu, dengan menampilkan data yang mencakup
berbagai metrik penting seperti bobot proyek, biaya aktual, jadwal, serta
beberapa indeks kinerja seperti Schedule Performance Index (SPI) dan Cost
Performance Index (CPI).
Gambar 23. Menu Project
Risk
Pada
Dashboard Project Risk Management menyajikan GAMBARan menyeluruh mengenai
status risiko dalam proyek, dengan menampilkan berbagai metrik yang berkaitan
dengan risiko proyek. Informasi yang disediakan mencakup jumlah risiko yang
masih terbuka, sedang dalam proses mitigasi, atau telah ditutup, serta tingkat
keparahan dan dampak risiko terhadap proyek.
Testing
Tahap
testing akan dilakukan dengan metode Black Box Testing. Black Box Testing
adalah metode evaluasi perangkat lunak yang menitikberatkan pada pengujian
fungsi dan kinerja sistem tanpa melihat struktur internal atau kode sumbernya.
Tabel 5. Hasil
Black Box Testing
No. |
Rancangan Fitur |
Deskripsi |
Hasil Uji |
|
1. |
Project Resource |
Membuka Menu Project Resource |
Sesuai |
|
2. |
Project Financial |
Membuka Menu Project Financial Tracking |
Sesuai |
|
3. |
Project Timeline |
Membuka Menu Project Timeline |
Sesuai |
|
4. |
Project Risk |
Membuka Menu Project Risk |
Sesuai |
|
5. |
Project Milestone |
Membuka Menu Project Milestone |
Sesuai |
|
6. |
|
Membuka Menu Project Performance |
Sesuai |
|
7. |
Project Overview |
Membuka Menu Project Overview |
Sesuai |
Dalam
konteks perancangan dashboard monitoring dan controlling proyek, Black Box
Testing bertujuan untuk memastikan bahwa dashboard beroperasi sesuai dengan
spesifikasi dan kebutuhan pengguna akhir. Berdasarkan hasilnya didapatkan bahwa
semua rancangan fitur dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 6. Verifikasi
Rancangan
No. |
Need Statement |
Deskripsi |
Hasil Verifikasi |
1. |
Dashboard yang memiliki rincian material dan peralatan |
Fitur Project Resource dapat merincikan material dan peralatan
proyek. |
Sesuai |
2. |
Dashboard yang memilki pelacakan anggaran |
Fitur Project Financial dapat melacak
anggaran. |
Sesuai |
3. |
Dashboard yang memilki pelacakan penjadwalan |
Fitur Project Timeline dapat melacak jadwal proyek. |
Sesuai |
4. |
Dashboard yang memiliki Pelacakan Resiko. |
Fitur Project Risk dapat melacak resiko proyek. |
Sesuai |
5. |
Dashboard yang memiliki ukuran kualitas proyek. |
Fitur Milestone dapat mengukur kualitas proyek. |
Sesuai |
6. |
Dashboard yang memiliki pemantauan kinerja proyek. |
Fitur Project Performance dapat memantau kinerja proyek. |
Sesuai |
7. |
Dashboard yang memiliki visibilitas yang baik. |
Visualiasi Dashboard yang jelas |
Sesuai |
8. |
Dashboard yang dapat diakses secara online. |
Dashboard dapat diakses secara online. |
Sesuai |
Validasi
Hasil Rancangan
Face
Validation
Uji
face validation pada dashboard monitoring dan controlling proyek bertujuan
untuk memastikan bahwa alat ukur yang dikembangkan tampak valid dan relevan
dari perspektif pengguna dan ahli. Proses ini melibatkan evaluasi kualitatif
terhadap desain dan fungsi dashboard, dengan fokus pada penilaian apakah
elemen-elemen yang ada sesuai dengan tujuan pengukuran dan kebutuhan pengguna.
Tabel 7. Hasil
Face Validation
No. |
Aspek |
Valid/ Tidak Valid |
1. |
Relevansi Invormasi |
valid |
2. |
Pengambilan Keputusan |
valid |
3. |
Identifikasi Masalah |
valid |
4. |
Pemantauan Kemajuan Proyek |
valid |
5. |
Manajemen Anggaran |
valid |
6. |
Pemantauan Risiko |
valid |
7. |
Efisiensi Waktu |
valid |
8. |
Pengelolaan Sumber Daya |
valid |
9. |
Pemahaman Keseluruhan Proyek |
valid |
10. |
Efektivitas Keseluruhan |
valid |
Berdasarkan
hasil kuesioner face validation yang terdiri dari 10 pernyataan, seluruh
pernyataan dinyatakan valid, dengan tidak ada satu pun yang dinyatakan tidak
valid. Hal ini menunjukkan bahwa semua pernyataan dalam kuesioner tersebut
telah memenuhi kriteria validitas tampilan, dianggap relevan, jelas, dan dapat
dipahami dengan baik oleh responden.
User Acceptance Test
User
Acceptance Test (UAT) merupakan tahap penting dalam proses pengembangan
perangkat lunak, termasuk dalam perancangan dashboard monitoring dan
controlling proyek. UAT bertujuan untuk memastikan bahwa dashboard yang
dirancang telah memenuhi kebutuhan pengguna akhir dan dapat dioperasikan sesuai
dengan fungsinya dalam lingkungan kerja nyata.
Tabel 8. Tabel
Bobot Pertanyaan UAT
Jawaban |
Bobot |
Presentase |
Sangat Buruk |
1 |
20% |
Buruk |
2 |
40% |
Cukup |
3 |
60% |
Baik |
4 |
80% |
Sangat Baik |
5 |
100% |
Hasil
dari UAT ini sangat penting untuk mengidentifikasi potensi masalah, mengukur
tingkat kepuasan pengguna, dan siap untuk diimplementasikan di PT. XYZ.
Tabel 9. Tabel
Hasil UAT
No. |
Aspek |
Bobot |
Presentase |
1. |
Tingkat Kemudahan Navigasi |
5 |
100% |
2. |
Tata Letak dan Desain Antarmuka |
4 |
80% |
3. |
Akses ke Fitur dan Menu |
4 |
80% |
4. |
Kesesuaian Informasi untuk Monitoring dan
Kontrol |
5 |
100% |
5. |
Kemudahan Memahami Laporan |
4 |
80% |
6. |
Fasilitasi Kolaborasi Tim |
4 |
80% |
7. |
Visualisasi Data |
4 |
80% |
8. |
Penghematan Waktu dalam Monitoring dan
Kontrol |
5 |
100% |
9. |
Kepuasan Keseluruhan |
5 |
100% |
10. |
Rekomendasi untuk Penggunaan |
5 |
100% |
Rata-rata |
86% |
Evaluasi User Acceptance Testing (UAT) untuk
dashboard proyek menunjukkan bahwa rata-rata persentase nilai keseluruhan
mencapai 86%, yang mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi dari pengguna
terhadap berbagai aspek dashboard, seperti navigasi, informasi proyek,
efisiensi waktu, dan kepuasan penggunaan. Hasil ini sejalan dengan teori
Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh (Davis, 1989), di mana kemudahan penggunaan (perceived
ease of use) dan manfaat yang dirasakan (perceived usefulness) merupakan dua
faktor utama yang memengaruhi tingkat penerimaan pengguna terhadap suatu
sistem. Dalam konteks dashboard ini, kemudahan navigasi dan penyajian informasi
yang jelas dapat meningkatkan persepsi pengguna terhadap manfaat penggunaan,
sehingga mempengaruhi kepuasan secara keseluruhan. Penelitian sebelumnya juga
menunjukkan bahwa sistem yang dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan
pengguna dan memberikan akses yang mudah terhadap informasi relevan cenderung
meningkatkan produktivitas dan efisiensi waktu kerja (Venkatesh &
Bala, 2008). Dengan demikian, hasil UAT ini
memperkuat argumen bahwa dashboard yang efektif tidak hanya mendukung
pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, tetapi juga berkontribusi
pada peningkatan kinerja proyek secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Penelitian ini berfokus pada PT. XYZ, sebuah
perusahaan pengadaan proyek, yang menghadapi masalah dalam salah satu
proyeknya, yaitu adanya perbedaan antara kinerja proyek yang direncanakan dan
kinerja aktual. Untuk membantu Manajer Proyek mengatasi masalah ini, penelitian
ini bertujuan merancang dashboard untuk
monitoring dan controlling kinerja proyek menggunakan metode Agile dan Lean Development. Proses ini mencakup empat
tahapan: Think and Plan, Design and Create Minimum
Viable Product, Prototyping, dan Testing. Pada fase
Think and Plan, dihasilkan delapan
pernyataan kebutuhan yang menjadi dasar rancangan
dashboard. Prototipe yang dihasilkan
telah mencakup kebutuhan yang telah diidentifikasi, dan dilakukan verifikasi untuk memastikan rancangan sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Hasil face validation dengan
menggunakan kuesioner menunjukkan bahwa semua 10 kuesioner valid, dan
User Acceptance Test memberikan skor
86, yang termasuk dalam kategori sangat baik. Skor ini menunjukkan bahwa desain prototipe
tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna, tetapi juga berpotensi menjadi solusi untuk masalah
kinerja proyek yang dihadapi PT. XYZ.
Beck, K., Beedle, M., Van
Bennekum, A., Cockburn, A., Cunningham, W., Fowler, M., Grenning, J.,
Highsmith, J., Hunt, A., & Jeffries, R. (2001). Manifesto for agile
software development.
Davis, F. D. (1989).
Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information
technology. MIS Quarterly, 319�340.
Fleming, Q. W.,
& Koppelman, J. M. (2016). Earned value project management.
Purwono, F. H.,
Ulya, A. U., Purnasari, N., & Juniatmoko, R. (2019). Metodologi Penelitian
(Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method). Guepedia.
Venkatesh, V., &
Bala, H. (2008). Technology acceptance model 3 and a research agenda on
interventions. Decision Sciences, 39(2), 273�315.
Creswell, J. W. (2021). *Research
Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches* (5th ed.).
SAGE Publications.
Dings�yr, T., Nerur, S., Balijepally,
V., & Moe, N. B. (2020). A decade of agile methodologies: Towards
explaining agile software development. *Journal of Systems and Software*,
85(6), 1213-1221.
Kerzner, H. (2019). *Project
Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling* (12th
ed.). John Wiley & Sons.
Kim, S. (2021). *Software Testing:
Principles and Practices*. Springer.
Pahlad, S. (2004). *Lean Development: The
Path to Efficiency and Quality in Software Engineering*. Lean Enterprise
Institute.
Project Management Institute.
(2017). *A Guide to the Project Management Body of Knowledge* (PMBOK� Guide)
(6th ed.). Project Management Institute.
Roth, C. (2020). *Prototyping: A
Practitioner�s Guide*. Springer.
Rogers, E. M. (2020). Diffusion of
Innovations. Free Press.
Staron M., dkk.
(20210). Dashboards for Continuous Monitoring of Quality for Software Product
under Development. Science Direct
Sommerville, I. (2016). *Software
Engineering* (10th ed.). Pearson
Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D.
(2019). Product Design and Development. McGraw-Hill.
Rogers, E. M. (2020). Diffusion of
Innovations. Free Press.
Young, G. W. (2020). Creating design guidelines
for building city dashboards from a user's perspectives. Science Direct.