Seilla Julya Marlita Khaerunisa, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari
22 Action Research Literate, Vol. 4 No. 1, Januari 2020
generasi muda (Adha & Susanto, 2020).
Sekolah memiliki kewajiban untuk
memelihara dan menguatkan nilai-nilai
nasionalisme peserta didiknya demi
terwujudnya pembinaan yang berkelanjutan
dalam rangka menguatkan nasionalisme di
sekolahan (NURHARMI, n.d.). Berdasarkan
Pasal 1 Nomor 2 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi “Pendidikan Nasional
adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan
zaman” pendidikan menjadi suatu tempat
pembentukan karakter anak dalam
menciptakan lingkup yang terbatas (Ainiyah
& Wibawa, 2013). Salah satunya dengan
belajar pendidikan kewarganegaraan
disekolah, Mata pelajaran yang memiliki
tujuan untuk membentuk warga negara yang
baik dan cerdas berdasarkan kualitas ke
Indonesiaan adalah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Usaha yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini
adalah dengan menamamkan dan memberikan
pengetahuan mengenai Pancasila sejak usia
dini ynag dilakukan pada lingkungan
keluarga,sekolah mapun diri sendiri.
Penanaman nilai Pancasila sejak usia dini
akan lebih efektif dalam membentuk karakter
bangsa (Arriani, 2019). Permasalahan yang
dihadapi untuk saat ini mulai kurangnya
pengamalan dan pengetahuan mengenai
Pancasila. Indikasi mulai berkurangnya nilai
pancasila seperti masih ditemukan siswa yang
tidak hafal sila pancasila, dan mulai lunturnya
rasa persatuan karena merasa hidup bisa
dilakukan dengan sendiri dan berkurangnya
moral di masyarakat.
Secara umum untuk mewujudkan
pendidikan karakter suatu bangsa dapat
dilakukan melalui pendidikan formal dan
informal yang saling melengkapi dan telah
diatur dalam peraturan dan undang-undang.
Saat ini hampir di setiap sekolah formal.
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan melakukan
pendekatan secara kualitatif (Firman, 2018).
Fenomena- fenomena ini didasari pada
observasi dan wawancara dari guru dan
orangtua. Dan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus. (Nisa, n.d.)
menjelaskan tentang tujuan penelitian studi
kasus adalah mempelajari secara intensif
tentang latar belakang suatu sekolah dasar
setempat.
Hasil dan Pembahasan
Dengan menerapkan disiplin dan
mempraktekkannya secara langsung disekolah
secara berkelanjutan merupakan salah satu
penanaman nilai pancasila dari dalam
(Ferryka, 2017). Pentingnya pancasila sangat
berpengaruh pada karakter anak, jika anak
diajarkan bagaimana caranya berkelompok
dengan teman sebaya itu menubuhkan rasa
kerja sama dan persartuan. Karena pada
dasarnya pembentukan karakter adalah salah
satu faktor yang sangat mempengaruhi
bagaimana kehidupan anak itu dimasa
mendatang. Pernyataan tersebut dikuatkan
oleh (Anggraini et al., 2020) pendapat suatu
nilai manusia terletak pada suatu objek yang
mampu mengimplementasikan pancasila
dengan baik. Setiap sekolah memiliki strategi
sendiri-sendiri dalam mengimplementasikan
dan menanamkan nilai-nilai Pancasila di
Sekolahnya dan kepada anak-anak didiknya.
Dan juga strategi yang dalam
pengimplementasikan nilai-nilai Pancasila itu
disamping digunakan untuk membentuk
karakter dari anak itu juga dilakukan supaya si
anak itu memiliki rasa Nasionalisme yang
tinggi untuk Bangsa Indonesia ini (Yaumi,
2016). Dan juga dalam menumbuhkan rasa
nasionalisme itu sekolah melakukan banyak
upaya-upaya dan juga strategi seperti
melakukan upacara bendera setiap hari senin