Riska Rahmat Kanigara, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Puri Furnamasari
1362 Action Research Literate, Vol. 4 No. 1, Januari 2020
kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
Dalam pembelajaran kooperatif, seluruh siswa
diharapkan dapat saling membantu,
berdiskusi, berpendapat, dan berbagi
pengetahuan yang dimiliki untuk menambah
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya
serta menutup kesenjangan dalam
pengetahuan yang dimiliki masing-masing
siswa.
Menurut (Kagan, 2009) pembelajaran
kooperatif memiliki empat prinsip dasar yang
membuat model ini berdampak positif
terhadap pembelajaran, meliputi; positive
interdependence (kesalingtergantungan
positif), individual accountability (tanggung
jawab individu), equal participation
(partisipasi yang sama), simultaneous
interaction (interaksi bersama). Setiap prinsip
tersebut berkontribusi terhadap kesuksesan
pembelajaran kooperatif dalam suatu cara
yang berbeda.
(Joyce et al., 2009) memaparkan
tentang asumsi yang mendasari
pengembangan pembelajaran kooperatif yaitu:
(a) sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk
kerja sama akan meningkatkan motivasi yang
jauh lebih besar daripada dalam bentuk
lingkungan kompetitif individual; (b) anggota
kelompok dapat saling belajar satu sama lain;
(c) interaksi antar anggota akan menghasilkan
aspek kognitif seperti kompleksitas sosial,
menciptakan sebuah aktivitas intelektual yang
dapat mengembangkan pembelajaran ketika
dibenturkan pada pembelajaran tunggal; (d)
kerja sama meningkatkan perasaan positif
terhadap satu sama lain, menghilangkan
pengasingan dan penyendirian, membangun
sebuah hubungan, dan memberikan sebuah
pandangan positif mengenai orang lain; (e)
kerja sama meningkatkan penghargaan diri,
tidak hanya melalui pembelajaran yang terus
berkembang, namun juga melalui perasaan
dihormati dan dihargai oleh orang lain dalam
sebuah lingkungan; (f) siswa yang mengalami
dan menjalani tugas serta merasa harus
bekerjasama dapat meningkatkan kapasitasnya
untuk bekerjasama secara produktif; dan (g)
siswa bisa belajar dari beberapa latihan untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam
bekerjasama.
(Hamdayama, 2014) menjelaskan
prosedur pembelajaran kooperatif terdiri dari
empat tahap, yaitu: (a) penjelasan materi; (b)
belajar dalam kelompok; (c) penilaian; dan (d)
pengakuan kelompok. Beberapa keunggulan
pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya
(Syarifuddin, 2011) yaitu: 1) melalui
pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu
tergantung pada guru, tetapi dapat menambah
kemampuan berfikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar
dari siswa lain; 2) pembelajaran kooperatif
dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang
lain; 3) pembelajaran kooperatif dapat
membantu anak untuk menghormati orang lain
dan menyadari akan segala keterbatasannya
serta menerima segala perbedaan; 4)
pembelajaran kooperatif dapat membantu
memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar; 5)
pembelajaran kooperatif merupakan strategi
yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akademik sekaligus kemampuan
social, termasuk mengembangkan rasa harga
diri, hubungan interpersonal positif dengan
yang lain, mengembangkan keterampilan
mengatur waktu, dan sikap positif terhadap
sekolah; 6) melalui pembelajaran kooperatif
dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,
menerima umpan balik, siswa dapat
melakukan praktik untuk memecahkan
masalah tanpa takut membuat kesalahan,
karena keputusan yang dibuat adalah tanggung
jawab kelompoknya; 7) pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kemampuan
siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi kongkrit
atau nyata; dan 8) interaksi selama