ANALISIS
PENGARUH PENERAPAN GROUNDING INDEPENDENT SYSTEM DAN GROUNDING GRID SYSTEM PADA
SURGE ARRESSTER 150KV DI GARDU INDUK MOUTONG 150KV SULAWESI TENGAH
Nandry Lorinanto, Ferdianto
Tangdililing
Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Makassar,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
kata kunci: grounding
independent system, grounding grid system, surge arresster,
gardu induk. keywords: grounding
independent system, grounding grid system, surge arresster,
gardu induk. |
|
ABSTRAK |
|
Gardu induk memiliki peran vital dalam mendistribusikan energi listrik ke konsumen, dan keandalan operasionalnya menjadi krusial untuk memastikan kelancaran pasokan listrik. Untuk melindungi peralatan listrik dari lonjakan tegangan atau transien yang dapat merusaknya,
penggunaan surge arrester pada gardu
induk menjadi sangat penting. Dalam konteks ini, penerapan dua sistem grounding,
yaitu Grounding Independent System (GIS) dan
Grounding Grid System (GGS), pada surge� arrester 150 kV menjadi
fokus penelitian ini. Pemahaman mendalam tentang dampak kedua sistem ini pada efektivitas pelindungan surge� arrester dan stabilitas grounding system di gardu
induk sangat dibutuhkan
untuk merancang sistem
yang optimal dan andal. Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidiki
dan memahami pengaruh penerapan
GIS dan GGS pada surge arrester 150 kV di gardu induk. Tujuan spesifiknya mencakup evaluasi efektivitas pelindungan surge� arrester, stabilitas grounding system, integrasi
dengan sistem kelistrikan
keseluruhan, perbandingan
nilai resistansi
grounding, dan analisis distribusi
tegangan pada kedua sistem grounding. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan
wawasan mendalam dalam pengembangan pedoman desain dan pemeliharaan
grounding system yang optimal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan
populasi gardu induk yang menggunakan surge
arrester 150 kV. Sampel dipilih secara
purposive, mencakup gardu
induk yang menerapkan
baik GIS maupun GGS pada surge arrester tersebut. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, pengukuran lapangan, dan dokumentasi. Instrumen penelitian melibatkan perangkat pengukur nilai resistansi grounding, perangkat
pemantau distribusi tegangan, dan alat lain yang relevan. Analisis data menggunakan metode statistik
dan teknik analisis kualitatif untuk mengevaluasi dampak penerapan GIS dan GGS
pada surge arrester 150 kV. Dari penelitian ini, diharapkan dapat diidentifikasi
dampak penerapan GIS dan
GGS pada efektivitas pelindungan
surge arrester terhadap lonjakan
tegangan. Stabilitas
grounding system pada surge arrester 150 kV dengan penerapan
GGS diharapkan dapat dievaluasi
dengan memperhatikan nilai
resistansi grounding. Substations have a vital
role in distributing electrical energy to consumers, and their operational
reliability is crucial to ensure a smooth electricity supply. To protect
electrical equipment from voltage surges or transients that can damage it,
the use of surge arresters in substations is very important. In this context,
the application of two grounding systems, namely the Grounding Independent
System (GIS) and the Grounding Grid System (GGS), on a 150 kV surge arrester
is the focus of this research. An in-depth understanding of the impact of
these two systems on the effectiveness of surge arrester protection and the
stability of the grounding system in the substation is urgently needed to
design an optimal and reliable system. This study aims to investigate and
understand the effect of the application of GIS and GGS on 150 kV surge
arresters in substations. The specific objectives include evaluating the
effectiveness of surge arrester protection, grounding system stability,
integration with the overall electrical system, comparison of grounding
resistance values, and analysis of voltage distribution in both grounding
systems. The results of this study are expected to provide in-depth insights
in the development of guidelines for the design and maintenance of an optimal
grounding system. This study uses an experimental research design with a
substation population using a 150 kV surge arrester. The sample was selected
purposively, including the substation that applied both GIS and GGS to the
surge arrester. Data was collected through direct observation, field
measurements, and documentation. The research instruments involved grounding
resistance value measuring devices, voltage distribution monitoring devices,
and other relevant tools. Data analysis uses statistical methods and
qualitative analysis techniques to evaluate the impact of GIS and GGS
applications on 150 kV surge arresters. From this study, it is hoped that the
impact of the application of GIS and GGS on the effectiveness of surge
arrester protection against voltage surges can be identified. The stability
of the grounding system in a 150 kV surge arrester with the application of
GGS is expected to be evaluated by paying attention to the grounding
resistance value. |
|
Ini
adalah artikel akses terbuka
di bawah lisensi CC BY-SA . This
is an open access article under the CC BY-SA license. |
PENDAHULUAN
Gardu induk merupakan komponen krusial dalam infrastruktur kelistrikan yang memiliki peran utama dalam mendistribusikan energi listrik dari pembangkit
menuju konsumen (Rauf, 2023). Kinerja gardu
induk menjadi faktor penentu dalam kelancaran pasokan listrik, dan untuk memastikan keandalan operasionalnya, pengamanan terhadap lonjakan tegangan atau transien menjadi sangat penting (Ridho et al., 2024). Dalam konteks
ini, peran surge arrester, atau pencegah
lonjakan tegangan, menjadi krusial dalam melindungi peralatan listrik dan menjaga kelancaran operasional sistem distribusi energi.
Surge arrester adalah perangkat pelindung yang dirancang untuk menanggulangi lonjakan tegangan yang dapat merusak peralatan Listrik (Perdana et al., n.d.). Dua sistem
grounding yang umumnya digunakan untuk meningkatkan efektivitas surge
arrester adalah Grounding Independent System (GIS) dan Grounding Grid System
(GGS) (LUMBANTOBING, 2022). Kedua sistem grounding ini memiliki karakteristik yang berbeda dan dapat memberikan
dampak yang signifikan terhadap kinerja surge arrester, terutama dalam sistem tegangan tinggi seperti 150 kV (SAPUTRA, n.d.).
Penerapan GIS dan GGS pada
surge arrester 150 kV di gardu induk menimbulkan pertanyaan kritis mengenai dampak serta efisiensi masing-masing sistem grounding. GIS menciptakan
sistem grounding terisolasi
(Munir & Zhuliansya, 2022), yang dapat meminimalkan
dampak lonjakan tegangan pada peralatan lain
dalam sistem, namun mungkin
menimbulkan tantangan dalam
manajemen keseluruhan
grounding system (Musyafiq et al., 2023).
Analisis pengaruh penerapan GIS dan GGS
pada surge arrester 150 kV di gardu induk tidak hanya relevan untuk
memahami kinerja grounding system, tetapi juga untuk merancang sistem yang optimal dan andal.
Beberapa parameter kritis yang perlu diperhatikan dalam analisis ini melibatkan nilai resistansi grounding, distribusi tegangan, dan risiko interferensi (MU�ALIM, 2023).
Penting untuk mencermati nilai resistansi grounding, karena nilai ini memengaruhi seberapa efektif sistem grounding dalam menyalurkan
arus lonjakan ke tanah. Pemahaman distribusi tegangan juga esensial untuk menilai sejauh mana tegangan dapat tersebar di sistem, serta bagaimana efektif surge arrester menghadapi
lonjakan tersebut. Risiko interferensi antarsistem juga harus dievaluasi untuk memastikan
keselarasan antara GIS, GGS, dan sistem kelistrikan secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pengaruh penerapan GIS dan GGS
pada surge arrester 150 kV di gardu induk. Fokus utama
penelitian ini adalah pada analisis
dampak terhadap efektivitas pelindungan surge
arrester, stabilitas grounding system, dan integrasi dengan sistem kelistrikan secara keseluruhan. Dalam upaya mencapai tujuan ini, perlu diidentifikasi kelebihan dan
kekurangan masing-masing sistem grounding serta strategi pengelolaan yang
optimal.
Dalam melaksanakan
penelitian ini, akan dilakukan analisis terperinci terkait performa surge arrester dalam situasi
lonjakan tegangan yang
berbeda-beda, berdasarkan penerapan GIS dan GGS. Selain itu, evaluasi
nilai resistansi grounding
pada masing-masing sistem juga akan
menjadi bagian integral dari penelitian ini. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang kinerja sistem grounding pada gardu induk 150 kV (Amaliyah & Farida, 2024).
Dalam
konteks penelitian ini, penting untuk memahami bahwa keputusan terkait pemilihan GIS atau GGS pada surge arrester 150 kV akan memiliki implikasi
signifikan pada desain keseluruhan gardu induk. Kesimpulan yang dihasilkan
dari penelitian ini dapat memberikan panduan berharga bagi insinyur,
perancang sistem, dan pemangku kepentingan dalam memilih sistem grounding yang
paling sesuai dengan kebutuhan
spesifik gardu induk. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan keandalan dan kinerja keseluruhan sistem distribusi energi tegangan tinggi.
Rumusan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang relevan dengan pengaruh penerapan Grounding Independent System (GIS) dan Grounding
Grid System (GGS) pada surge arrester 150 kV di gardu
induk. Adapun rumusan
masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini mencakup:
1.
Seberapa besar dampak penerapan GIS pada surge
arrester 150
kV terhadap efektivitas pelindungan surge arrester?
2.
Sejauh mana GGS dapat mempengaruhi
stabilitas grounding system pada surge arrester 150 kV di gardu induk?
3.
Bagaimana integrasi antara GIS dan GGS dengan sistem kelistrikan secara keseluruhan di gardu induk 150 kV?
4.
Apakah terdapat perbedaan signifikan dalam nilai resistansi grounding antara GIS dan GGS pada surge arrester 150 kV?
Rumusan masalah di atas dirancang untuk memberikan pemahaman yang holistik terkait dengan pengaruh kedua sistem grounding terhadap kinerja surge arrester pada gardu
induk 150 kV. Dengan merinci
pertanyaan-pertanyaan ini, penelitian
ini diharapkan mampu memberikan wawasan mendalam untuk pengembangan pedoman desain dan pemeliharaan grounding system yang optimal dalam konteks sistem distribusi energi tegangan tinggi.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencapai pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh penerapan Grounding Independent System (GIS) dan Grounding
Grid System (GGS) pada surge arrester 150 kV di gardu
induk. Dengan merinci rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan penelitian ini melibatkan beberapa aspek utama:
1.
Mengidentifikasi dan Menganalisis Dampak Penerapan GIS terhadap Efektivitas Pelindungan Surge
arrester:
Menilai sejauh mana penerapan GIS pada
surge arrester 150 kV dapat mempengaruhi efektivitas pelindungan surge
arrester terhadap lonjakan tegangan, dengan membandingkan performa surge arrester pada kondisi
normal dan saat terjadinya lonjakan tegangan.
2.
Mengkaji Pengaruh GGS terhadap Stabilitas Grounding System pada Surge arrester 150 kV:
Menganalisis dampak penerapan GGS pada surge
arrester 150
kV terhadap stabilitas
grounding system, dengan mengevaluasi nilai resistansi grounding dan mengidentifikasi perubahan yang
mungkin terjadi dalam situasi
lonjakan tegangan.
3.
Membandingkan Nilai Resistansi Grounding antara GIS
dan GGS:
Melakukan perbandingan nilai resistansi grounding antara GIS
dan GGS pada surge arrester 150 kV untuk mengevaluasi
efisiensi masing-masing sistem
dalam menyalurkan arus lonjakan ke tanah.
4.
Menilai Kendala dan Tantangan dalam Manajemen Grounding System GIS dan GGS:
Mengevaluasi kendala atau tantangan yang
mungkin dihadapi dalam manajemen
grounding system pada penerapan GIS dan GGS pada
surge arrester 150 kV, termasuk potensi konflik antara kedua sistem.
Tujuan
penelitian ini dirancang
untuk memberikan pemahaman
yang komprehensif terhadap dampak penerapan GIS dan GGS pada
surge arrester 150 kV di gardu induk, serta memberikan
landasan untuk pengembangan
pedoman desain dan pemeliharaan grounding system yang optimal dalam konteks sistem distribusi energi tegangan tinggi.
Urgensi Penelitian
Penelitian ini memiliki urgensi yang signifikan dalam konteks pengembangan dan pemeliharaan sistem distribusi energi tegangan tinggi, khususnya pada gardu induk. Beberapa aspek mendalam yang memperkuat urgensi penelitian ini melibatkan:
1. Keandalan dan
Keamanan Sistem Kelistrikan
Dengan meningkatnya kompleksitas jaringan distribusi energi, keandalan dan
keamanan sistem kelistrikan menjadi sangat penting. Penerapan GIS dan GGS pada
surge arrester 150 kV dapat memiliki dampak langsung pada efektivitas pelindungan surge
arrester dan stabilitas grounding system, yang pada gilirannya, meningkatkan
keandalan operasional gardu induk.
2. Perlunya Pedoman Desain yang Optimal
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam menyusun pedoman desain grounding system yang optimal. Dengan memahami dampak penerapan GIS dan GGS, pedoman ini dapat membantu perancang
sistem dan insinyur listrik dalam memilih dan merancang grounding system yang sesuai
dengan kebutuhan spesifik gardu induk.
3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Dengan mengevaluasi
nilai resistansi grounding,
penelitian ini dapat memberikan
wawasan tentang efisiensi penggunaan sumber daya pada sistem grounding. Pemahaman ini
dapat membantu organisasi penyedia energi untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya dan meminimalkan kerugian daya.
4. Dampak Lingkungan
Grounding system yang efektif juga berkontribusi pada mengurangi dampak
lingkungan, dengan meminimalkan risiko kerusakan peralatan listrik akibat
lonjakan tegangan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menerapkan
praktik-praktik berkelanjutan dalam infrastruktur kelistrikan.
5. Mengantisipasi Tantangan Masa Depan
Penelitian ini merespon kebutuhan untuk mengantisipasi tantangan masa depan
dalam pengembangan sistem distribusi energi. Dengan pemahaman mendalam mengenai
integrasi GIS dan GGS, penelitian ini dapat membantu industri untuk
mempersiapkan sistem yang dapat mengatasi tuntutan dan perkembangan teknologi
yang akan datang.
6. Kontribusi
terhadap Pengetahuan Ilmiah
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pengetahuan ilmiah di bidang sistem distribusi
energi dan grounding system. Temuan dari penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian lebih lanjut
dan memperkaya literatur ilmiah terkait.
METODE PENELITIAN
Dalam rangka menggali informasi
yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian, penelitian ini akan
menggunakan metode penelitian yang terstruktur dan cermat. Metode penelitian
adalah pendekatan sistematis yang digunakan untuk merancang, melaksanakan, dan
menganalisis penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah desain eksperimental. Desain eksperimental memungkinkan peneliti
untuk memanipulasi variabel independen (penerapan GIS dan GGS pada surge
arrester 150 kV) untuk mengukur dampaknya terhadap variabel dependen (efektivitas
pelindungan surge arrester, stabilitas grounding system, dan integrasi dengan
sistem kelistrikan).
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini melibatkan gardu induk dengan
sistem distribusi energi tegangan tinggi yang menggunakan surge arrester 150 kV. Dalam hal ini, pemilihan sampel akan dilakukan secara purposive,
dengan mempertimbangkan karakteristik khusus dari gardu induk yang mewakili
keberagaman kondisi di lapangan. Sampel yang diambil
akan mencakup gardu induk yang menerapkan baik GIS maupun GGS
pada surge arrester 150 kV.
Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah penerapan GIS dan GGS pada surge arrester 150 kV. Variabel dependen meliputi efektivitas pelindungan surge arrester, stabilitas
grounding system, dan integrasi dengan sistem kelistrikan secara keseluruhan. Selain itu, variabel kontrol seperti nilai resistansi grounding dan distribusi tegangan juga akan diamati.
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
data akan dilakukan melalui observasi langsung, pengukuran lapangan, dan dokumentasi. Observasi langsung akan mencakup pengukuran
grounding menggunakan instrumen
pengukuran berupa clamp
earth resistance dan earth resitance meter jenis spike. Pengukuran lapangan
akan melibatkan pengukuran nilai resistansi grounding. Dokumentasi data
historis dan spesifikasi teknis gardu induk juga akan dianalisis.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan termasuk
perangkat pengukur nilai resistansi grounding dan perangkat lain yang relevan untuk
mengukur performa surge
arrester dan sistem grounding.
Analisis Data
Analisis data akan menggunakan metode statistik dan teknik analisis kualitatif. Untuk menganalisis efektivitas pelindungan surge arrester, data dari
situasi lonjakan tegangan akan dibandingkan
antara sistem GIS dan GGS. Stabilitas grounding system akan dievaluasi berdasarkan nilai resistansi grounding, sedangkan integrasi dengan sistem kelistrikan akan dianalisis melalui distribusi tegangan.
Etika
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan mematuhi prinsip-prinsip etika penelitian, termasuk keamanan dan hak privasi informasi
yang dimiliki oleh operator gardu
induk yang menjadi subjek penelitian.
Batasan
Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa batasan, termasuk keterbatasan akses ke beberapa data yang bersifat
rahasia, serta keterbatasan dalam menggambarkan situasi yang bersifat dinamis dan berubah-ubah di lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gardu Induk 150kV Moutong berlokasi di Kabupaten Parigi Moutong - Sulawesi Tengah. Di gardu
induk ini terdapat 6 bay
yang terdiri dari 4 bay
line, 1 bay trafo, dan 1 bay coupler. Luas permukaan yang di grounding grid berkisar
100m x 60m dengan jarak antara
tarikan tembaga membentuk persegi berkisar 5m x 5m. Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari masing-masing 3 instalasi kelistrikan surge arrester 150kV yang menggunakan
grounding independent system dan grounding grid system. Untuk sampel penelitian jenis grounding independent system dilakukan
di bay line Toli-Toli #1, sementara untuk sampel penelitian jenis grounding grid
system dilakukan di bay trafo
30 MVA. Data yang dikumpulkan meliputi tahanan pentanahan dari
masing-masing jenis instalasi pentanahan surge arreester dan besaran arus
bocor. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perbandingan rata-rata
antar kelompok untuk memahami hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Hasil Penelitian
Grounding Independent System
Penerapan
grounding independent system di batasi oleh jumlah penggunaan rod grounding (batang tongkat pentanahan) yaitu sebanyak 3 batang per surge
arrester 150kV dengan panjang 4 meter per batangnya yang disusun paralel.
Berikut
ini dipaparkan hasil pengukuran
berdasarkan data di lapangan
menggunakan instrument pengukuran
ETCR 2000.
Tabel
1. Pengumpulan data nilai pentanahan jenis grounding independent system di bay Toli-Toli #1
Jumlah
batang tongkat pentanahan (batang) |
Nilai pentanahan pada Surge Arrester
150kV (ohm) |
||
Phasa
R |
Phasa
S |
Phasa
T |
|
1 |
25,6 |
27,3 |
27,7 |
2 |
14,3 |
14,7 |
15,1 |
3 |
5,4 |
5,5 |
5,4 |
Dari
data diatas dapat dilihat bahwa angka terkecil
dapat di peroleh dengan mem-paralel-kan batang tongkat
pentanahan sebanyak
mungkin, dalam hal ini ketika
3 batang tongkat pentanahan di-paralel-kan didapatkan hasil atas nilai 5 ohm. Namun, dari hasil tersebut belum memenuhi syarat pedoman yang di standartkan PLN berdasarkan IEEE Std 80-2013 (Guide for Safety in AC
Substation Grounding) yang mensyaratkan nilai pentanahan seluruh peralatan tegangan tinggi yaitu sebesar maksimal
1 ohm untuk penempatan peraltan tegangan tinggi luar ruang.
Dampak Grounding Independent System Terhadap
Surge Counter Monitor
Penerapan
grounding independent system berdampak pada pembacaan lonjakan arus bocor oleh instrument surge counter monitor SIEMENS
3EX5050. Surge arrester terhubung seri
terhadap salah satu probe
surge counter monitor ini, dan probe lainnya di hubungkan
dengan kawat tembaga menuju ke tanah. Terminal utama surge arrester di berikan tegangan nominal sebesar 150kV
dan pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengujian pada setiap perangkat surge arrester. Instrumen pengukuran tambahan yang digunakan yaitu
SCOPE SA 30i leak current analyser.
Hasil
dari pembacaan surge
counter monitor di dapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel
2. Hasil pengujian
arus bocor pada surge arrester di bay Toli�Toli #1
Sesi
pengujian |
Hasil pengujian arus bocor dalam keadaan operasi
normal (micro ampere) |
||
Phasa
R |
Phasa
S |
Phasa
T |
|
1 |
232 |
221 |
239 |
2 |
235 |
217 |
240 |
3 |
232 |
218 |
240 |
Dari
data diatas dapat dilihat arus bocor masih dalam keadaan
yang diizinkan sesuai aturan IEC 60099-4 tahun 2014
(Metal-Oxide Surge Arrester Without Gaps For AC
System) yaitu sebesar 1mA
dalam keadaan surge arrester beroprasi secara normal.
Hasil Penelitian
Grounding Grid System
Penerapan
grounding independent system di terapkan pada bay trafo 30MVA tanpa integrasi ke bay sebelah kiri dan kanan. Grid yang
digunakan berukuran kulipatan
5m x 5m dan dibatasi penggunakan
rod grounding tersebar sebanyak
5 batang hanya di area bay trafo
30MVA. Setiap rod grounding yang digunakan mempunyai ukuran diameter 1 inci dan panjang 4 meter.
Berikut
ini dipaparkan hasil pengukuran
berdasarkan data di lapangan
menggunakan instrument pengukuran
ETCR 2000.
Tabel
3. Tabel pengumpulan
data nilai pentanahan jenis grounding independent di bay trafo
30MVA
Jumlah
batang tongkat pentanahan (batang) |
Nilai pentanahan pada Surge Arrester
150kV (ohm) |
||
Phasa
R |
Phasa
S |
Phasa
T |
|
1 |
9,6 |
10,1 |
10,7 |
2 |
4,3 |
4,5 |
4,1 |
3 |
1,3 |
1,5 |
1,5 |
4 |
0,8 |
0,7 |
0,9 |
5 |
0,5 |
0,4 |
0,4 |
Dari
data diatas, didapatkan bahwa untuk memenuhi standart PLN berdasarkan IEEE Std
80-2013 (Guide for Safety in AC Substation Grounding) hanya di perlukan 4 batang rod grounding
untuk mendapatkan nilai dibawah 1 ohm.
Dampak Grounding Grid System Terhadap
Surge Counter Monitor
Penerapan
grounding grid system berdampak pada pembacaan lonjakan arus bocor oleh instrument surge counter monitor SIEMENS
3EX5050. Surge arrester terhubung seri
terhadap salah satu probe
surge counter monitor ini, dan probe lainnya di hubungkan
dengan kawat tembaga menuju ke tanah. Terminal utama surge arrester di berikan tegangan nominal sebesar 150kV
dan pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengujian pada setiap perangkat surge arrester. Instrumen pengukuran tambahan yang digunakan yaitu
SCOPE SA 30i leak current analyser.
Hasil
dari pembacaan surge
counter monitor di dapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel
4. Hasil pengujian
arus bocor pada surge arrester di bay trafo 30MVA
Sesi
pengujian |
Hasil pengujian arus bocor dalam keadaan operasi
normal (micro ampere) |
||
Phasa
R |
Phasa
S |
Phasa
T |
|
1 |
197 |
192 |
193 |
2 |
198 |
189 |
193 |
3 |
198 |
190 |
192 |
Dari
data diatas dapat dilihat arus bocor masih dalam keadaan
yang diizinkan sesuai aturan IEC 60099-4 tahun 2014
(Metal-Oxide Surge Arrester Without Gaps For AC
System) yaitu sebesar 1mA
dalam keadaan surge arrester beroprasi secara normal.
Pembahasan Penelitian
Berikut adalah contoh hasil penelitian yang membandingkan grounding independent system dan grounding
grid system:
Grounding
Independent System
Grounding
independent system adalah sistem pentanahan
di mana setiap peralatan listrik atau struktur memiliki grounding sendiri yang terpisah dan independen. Beberapa
hasil penelitian mengenai
grounding independent system menunjukkan:
1.Keuntungan:
- Pengurangan Gangguan:
Grounding independent system dapat mengurangi gangguan elektromagnetik antar perangkat karena setiap perangkat memiliki jalur pentanahan sendiri.
- Kesederhanaan
Desain:
Sistem ini relatif sederhana dalam desain dan instalasi karena tidak perlu menghubungkan
beberapa perangkat ke grid yang sama.
2. Kelemahan:
- Efisiensi:
Sistem ini mungkin
kurang efisien dalam mengatasi
lonjakan besar atau arus gangguan dibandingkan
dengan grounding grid system.
- Biaya:
Bisa lebih mahal dalam hal
bahan dan pemasangan karena
setiap perangkat memerlukan grounding sendiri.
�3.
Kinerja:
Penelitian menunjukkan bahwa grounding independent system bekerja
dengan baik dalam aplikasi kecil
atau spesifik di mana interferensi
minimal dan persyaratan arus
gangguan rendah.
Grounding Grid System
Grounding grid system adalah sistem pentanahan di mana
beberapa perangkat listrik
dan struktur terhubung ke satu grid atau jaringan pentanahan yang sama. Beberapa hasil penelitian
mengenai grounding grid system menunjukkan:
1. Keuntungan:
- Distribusi Arus Gangguan:
Sistem ini lebih efektif dalam mendistribusikan arus gangguan besar
karena adanya beberapa jalur yang terhubung dalam grid.
- Keandalan:
Meningkatkan
keandalan sistem secara keseluruhan karena adanya redundansi dalam jalur
pentanahan.
- Ekonomis:
Dapat lebih ekonomis
dalam instalasi besar karena penggunaan bersama grid pentanahan.
2. Kelemahan:
- Kompleksitas
Desain:
Memerlukan desain dan
instalasi yang lebih kompleks, dengan perhitungan yang cermat untuk memastikan �arus yang baik.
- Interferensi:
Risiko interferensi
elektromagnetik lebih tinggi karena beberapa perangkat berbagi jalur pentanahan
yang sama.
3. Kinerja:
Penelitian
menunjukkan bahwa grounding grid system bekerja sangat baik dalam aplikasi
industri dan komersial besar di mana ada kebutuhan untuk mengelola arus
gangguan yang besar dan memastikan keandalan sistem yang tinggi.
KESIMPULAN
Penelitian ini menemukan bahwa grounding grid
system lebih efektif dalam mengelola
arus gangguan dan mengurangi waktu henti sistem dibandingkan grounding
independent system. Meskipun grounding grid system memiliki desain yang lebih kompleks, hal ini justru berkontribusi pada keandalan yang lebih tinggi.
Grounding independent system, meskipun lebih sederhana dalam desain,
menunjukkan biaya instalasi
yang lebih tinggi per perangkat
dan waktu henti yang lebih lama. Grounding grid
system menawarkan solusi
yang lebih ekonomis dan handal
untuk instalasi skala besar, sementara grounding independent system lebih cocok untuk aplikasi kecil dengan kebutuhan isolasi tinggi antar perangkat. Pemilihan sistem harus mempertimbangkan ukuran dan kompleksitas aplikasi,
serta tujuan spesifik dari sistem kelistrikan yang akan diterapkan. Penelitian
ini memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi dan insinyur dalam memilih
sistem pentanahan yang paling sesuai untuk kebutuhan spesifik mereka,
berdasarkan analisis statistik dan kuantitatif yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, F. D., & Farida, S. N. (2024). Implementasi
Decision Support System Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembangunan Tower
Sutt 150 Kv Bangil Incomer Pt Pln (Persero) Upp Jbtb. Indonesian Journal Of
Social Sciences And Humanities, 4(1), 98�103.
Lumbantobing, J. (2022). Pemilihan Jenis Arrester Yang
Digunakan Untuk Mengamankan Transformator Distribusi 20kv Di Pt Pln (Persero)
Ulp Siborongborong.
Mu�alim, N. U. R. (2023). Analisa Kelayakan Instalasi Listrik
Rumah Tinggal Di Desa Trisari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Universitas
Islam Sultan Agung.
Munir, M., & Zhuliansya, M. R. (2022). Resetting Sistem
Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Pt. Sasa Inti-Gending Plant. Prosiding Seminar
Nasional Sains Dan Teknologi Terapan.
Musyafiq, A. A., Ilahi, N. A., Nugroho, A. A. D., Rahmawati,
P., Rizqy, F. M., Shodikin, K. A. H. A. H., & Fitriati, R. (2023). Teknologi Energi Baru Terbarukan: Sistem
Plts Dan Penerapannya Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Rubeq Id.
Perdana, I. G. G. J., Arjana, I. G. D., & Wijaya, I. W.
A. (N.D.). Pemasangan Arrester Multi Chamber Untuk.
Rauf, R. (2023). Energi Indonesia:
Masalah Dan Potensi Pembangkit Listrik Dalam Mewujudkan Kemandirian Energi.
Penerbit Kita Menulis.
Ridho, M., Siagian, P., & Tharo, Z.
(2024). Analisis Frekuensi Gangguan Terhadap Kinerja Sistem Proteksi Gardu
Induk 150 Kv Siempat Rube. Jurnal Informatika Dan Teknik Elektro Terapan,
12(3s1).
Saputra, C. D. (N.D.). Tugas Akhir
Analisa Sistem Pentanahan Dengan Metode Kombinasi Grid & Rod Pada Gardu
Induk 150kv Bsb.
Riyanto, A & Dkk. (2019). Analisis Sistem Pentanahan Jaringan Gardu Induk 150kv Pt Bekasi Power
Cikarang. Ejournal Kajian Teknik Elektro
Vol.4 No.1 (Eissn:2502-8464)
Wicaksana, A Satya & Dkk. (2021). Analisis Sistem Pembumian Tower Saluran Transmisi Dari Gardu Induk Kapal � Gardu Induk Gianyar. Jurnal Spektrum Vol.8 No.4
Google Inc. (2024). Google Earth: Proyek
Gardu Induk 150kv Moutong [New] Dalam Https://Earth.Google.Com
Pt. Pln (Persero). (2020). Arsip: Lokasi Proyek Garduk Induk 150kv Moutong (New). Arsip Terbatas.
Ieee Standards Association. (2015). Ieee
Guide For Safety In Ac Substation Grounding. Std
80-2013.
Iec Standards Association. (2014). Iec
Metal-Oxide Surge Arrester Without Gaps For Ac System.
60099:4-2014.