PERAMALAN INSTRUMEN, SEKURITAS MENGGUNAKAN
METODE ANALISIS KLUSTER, ECM, DAN TIME SERIES REGRESSION PADA INDEKS SAHAM
IDXBUMN20
�������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
Putri Dita Prameswari1, Sella Narania2,
Melita Handayani3, Helvy Tiana Rosa Nabila4, Dzakki Damar
Rabbani5, Fausania Hibatullah6
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
kata kunci: Investasi saham,
IDXBUMN20, Analisis Klaster,
Error Correction Model (ECM), Regresi Time Series, Rasio
Keuangan, Tren Harga Saham keywords: Stock Investment, IDXBUMN20, Cluster
Analysis, Error Correction Model (ECM), Time Series Regression, Financial
Ratios, Stock Price Trends. |
|
ABSTRAK
|
|
Investasi saham menjadi instrumen penting dalam perekonomian
modern, berperan signifikan
dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan kapasitas produksi, dan pengembangan infrastruktur berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan saham terbaik dalam indeks IDXBUMN20, yang terdiri dari 20 saham perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ekonomi nasional. Metode yang
digunakan mencakup analisis
klaster, Error Correction Model (ECM), dan regresi time series. Analisis klaster diterapkan untuk mengelompokkan saham berdasarkan karakteristik keuangan seperti rasio keuangan, expected return, dan risiko,
guna membantu investor mengidentifikasi
emiten dengan karakteristik
performa yang sejenis.
Selanjutnya, ECM digunakan untuk menilai hubungan jangka panjang dan jangka pendek antar variabel ekonomi yang memengaruhi harga saham, memungkinkan investor
memahami dinamika pergerakan
harga saham menuju ekuilibrium. Terakhir, regresi time series diterapkan untuk memproyeksikan
pola harga saham berdasarkan tren historis dan variabel ekonomi eksternal seperti kurs USD, harga emas, dan suku bunga. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan strategis bagi investor dalam memilih saham BUMN dengan potensi pertumbuhan optimal, menciptakan portofolio yang tahan terhadap fluktuasi pasar dan memberikan
hasil yang stabil dalam jangka
panjang. Dengan demikian,
penelitian ini berkontribusi
pada literatur investasi
dengan memberikan panduan
aplikatif mengenai kombinasi analisis teknikal dan fundamental untuk mendukung
pengambilan keputusan investasi yang lebih terinformasi. Stock investment is an important instrument
in the modern economy, playing a significant role in supporting economic
growth through job creation, increasing production capacity, and developing
sustainable infrastructure. This study aims to analyze the selection of the
best stocks in the IDXBUMN20 index, which consists of 20 stocks of
State-Owned Enterprises (SOEs) that have a significant influence on the
national economy. The methods used include cluster analysis, Error Correction
Model (ECM), and time series regression. Cluster analysis is applied to group
stocks based on financial characteristics such as financial ratios, expected
returns, and risks, to help investors identify issuers with similar
performance characteristics. Furthermore, ECM is used to assess the long-term
and short-term relationships between economic variables that affect stock
prices, allowing investors to understand the dynamics of stock price
movements towards equilibrium. Finally, time series regression is applied to
project stock price patterns based on historical trends and external economic
variables such as the USD exchange rate, gold price, and interest rates. The
results of the research are expected to provide strategic insights for
investors in choosing SOE stocks with optimal growth potential, creating a
portfolio that is resistant to market fluctuations and providing stable
results in the long term. Thus, this study contributes to the investment
literature by providing an applicative guide on the combination of technical
and fundamental analysis to support more informed investment decision-making. |
|
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA . This is an open access article under the CC BY-SA license. |
PENDAHULUAN
Investasi merupakan elemen kunci dalam
perekonomian, berperan besar dalam mendorong pertumbuhan melalui penciptaan
lapangan kerja, peningkatan kapasitas produksi, serta pengembangan
infrastruktur berkelanjutan (Apriliansah, 2024). Dalam
jangka panjang, investasi berkelanjutan mampu meningkatkan produktivitas
nasional dan menstabilkan ekonomi (Sinaga & Irawati, 2018). Berdasarkan teori pertumbuhan endogen, investasi dalam
aset produktif, baik fisik maupun human capital mampu mendorong inovasi dan
transfer teknologi yang pada akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi (Jones, 2022). Data
Pusat Kajian Anggaran DPR RI tahun 2020, menunjukkan bahwa dalam lima tahun
terakhir, kontribusi investasi baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA), terus meningkat, yakni dari Rp601.66
triliun pada 2016 menjadi Rp831.27 triliun (Anita, 2023). Dengan
demikian, peningkatan investasi tidak hanya memberikan keuntungan bagi individu
atau perusahaan, tetapi juga berdampak positif pada kesejahteraan ekonomi suatu
negara (Rahman, 2020).
Dalam konteks investasi saham, tren pasar modal
ini menunjukkan adanya peningkatan minat dari investor, baik institusi maupun
individu, dalam beberapa dekade terakhir (Sumartini et al.,
2017). Indeks saham paling sering dipilih
sebagai instrumen investasi karena mencerminkan performa keseluruhan pasar dan
menyediakan gambaran komprehensif tentang kesehatan ekonomi �(Damodaran, 2024). Dalam penelitian ini, pemilihan indeks saham dilakukan pada IDXBUMN20,
karena kemampuannya dalam menawarkan diversifikasi investasi serta representasi
yang luas dari berbagai sektor ekonomi, khususnya perusahaan-perusahaan milik
negara yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perekonomian nasional (Ahmad, 2020). IDXBUMN20 mencakup 20 saham terpilih
dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah teruji, sehingga memberikan
peluang investasi yang relatif stabil dan terpercaya (Nugraha &
Suletra, 2017). Dengan memilih indeks ini, investor
dapat memanfaatkan potensi pertumbuhan yang kuat dari sektor-sektor strategis
yang dikelola oleh BUMN (Prapcoyo, 2018). Selain itu, IDXBUMN20 mempermudah
analisis tren pasar dan volatilitas yang berhubungan dengan kondisi ekonomi,
yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat (Syaliman et al.,
2023). Dengan demikian, pemilihan IDXBUMN20
bukan hanya mencerminkan keinginan untuk berinvestasi dalam indeks yang
mewakili perusahaan-perusahaan dengan kinerja solid, tetapi juga sebagai
respons terhadap kebutuhan untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi dan
tahan terhadap gejolak pasar (Fani &
Widjajati, 2017).
Dalam dunia investasi saham, pengambilan keputusan
yang tepat sangat bergantung pada analisis yang mendalam terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi kinerja emiten. Dua pendekatan utama yang sering
digunakan adalah analisis teknikal dan fundamental (Sam et al., 2022). Analisis fundamental berfokus pada
kesehatan keuangan perusahaan dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi nilai
intrinsik (Limanto &
Ahmad, 2023) sementara analisis teknikal menelaah pola
pergerakan harga historis untuk memprediksi tren masa depan. Pada penelitian
ini, metode peramalan berbasis klaster, Error Correction Model (ECM), dan
regresi time series sangat relevan untuk memahami perilaku saham terpilih.
Analisis klaster digunakan untuk mengelompokkan saham berdasarkan karakteristik
keuangan seperti rasio keuangan, expected return, dan risiko, sehingga investor
dapat mengidentifikasi emiten dengan kinerja serupa dan memilih emiten terbaik dari
kelompok tersebut. Sementara itu, ECM digunakan untuk menganalisis hubungan
jangka panjang dan jangka pendek antara variabel yang memungkinkan investor
untuk mengidentifikasi kesalahan dan memperbaiki pergerakan menuju ekuilibrium
jangka panjang (Hanifah, 2021). Kemudian regresi time series berguna
untuk menganalisis pola harga saham dari waktu ke waktu, sehingga memberikan
wawasan tentang bagaimana harga saham berperilaku di bawah kondisi pasar
tertentu. Kombinasi dari ketiga metode ini memungkinkan investor untuk
mengevaluasi saham terpilih dengan lebih efektif, sehingga dapat membuat
keputusan investasi yang lebih informasi dan strategis dalam portofolio
investor dan meningkatkan peluang hasil investasi yang optimal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
terdiri dari data indeks saham dan variabel makro ekonomi. Indeks saham yang
digunakan yaitu IDXBUMN20 yang diperoleh dari website idx.co.id serta
variabel makro ekonomi meliputi variabel BI7DRR yang diperoleh dari website
bi.go.id serta variabel harga emas dan IHSG yang diperoleh dari website
investing.com, serta variabel jumlah uang beredar yang diperoleh dari website
Badan Pusat Statistik. Indeks saham yang digunakan yaitu IDXBUMN20 yang
diperoleh dari website idx.co.id
serta variabel makro ekonomi meliputi variabel BI7DRR yang diperoleh dari website bi.go.id ,, variabel harga emas
dan IHSG yang diperoleh dari website
investing.com. Indeks saham yang digunakan yaitu IDXBUMN20 yang diperoleh dari website idx.co.id serta variabel makro
ekonomi meliputi variabel BI7DRR yang diperoleh dari website bi.go.id ,, variabel harga emas dan IHSG yang diperoleh
dari website investing.com. Indeks
saham yang digunakan yaitu IDXBUMN20 yang diperoleh dari website idx.co.id serta variabel makro ekonomi meliputi variabel
BI7DRR yang diperoleh dari website
bi.go.id ,, variabel harga emas dan IHSG yang diperoleh dari website investing.com. Indeks saham yang
digunakan yaitu IDXBUMN20 yang diperoleh dari website idx.co.id, serta variabel makro ekonomi meliputi variabel
BI7DRR yang diperoleh dari website
bi.go.id variabel harga emas dan IHSG yang diperoleh dari website investing.com. Indeks saham yang digunakan yaitu IDXBUMN20
yang diperoleh dari website idx.co.id
serta variabel makro ekonomi meliputi variabel BI7DRR yang diperoleh dari website bi.go.id ,variabel harga emas
dan IHSG yang diperoleh dari website
investing.com. Data menggunakan periode bulanan mulai Januari 2019 hingga
September 2024 yang diunduh pada 8 Oktober 2024 di Surabaya. Saham yang
termasuk dalam IDXBUMN20 ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Daftar
Saham IDXBUMN20
Saham |
|
PT Adhi Karya (Persero) - ADHI |
PT Elnusa Tbk - ELSA |
PT Bank Raya
Indonesia (Persero) Tbk - AGRO |
PT Jasa Marga (Persero) Tbk - JSMR |
PT Aneka Tambang Tbk - ANTM |
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk - MTEL |
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - BBNI |
PT Perusahaan Gas Negara Tbk - PGAS |
PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk - BBRI |
PT Pertamina
Geothermal Energy Tbk - PGEO |
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - BBTN |
PT Bukit Asam Tbk - PTBA |
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten - BJBR |
PT PP (Persero) Tbk � PTPP |
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk - BJTM |
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk - SMGR |
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - BMRI |
PT Timah Tbk - TINS |
PT Bank Suariah Indonesia Tbk - BRIS |
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk - TLKM |
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2. Variabel Penelitian
Variabel |
Keterangan |
Skala |
Satuan |
Y1 |
Saham PT Bank
Rakyat Indonesia (BBRI) |
Rasio |
Rupiah |
X1 |
IHSG |
Rasio |
- |
X2 |
BI7DRR |
Rasio |
Persentase |
X3 |
Jumlah Uang Beredar
(JUB) |
Rasio |
- |
Struktur data yang digunakan pada penelitian ini dijelaskan
sebagai berikut.
Tabel 3. Struktur Data Klaster
Periode |
Instrumen |
Variabel Makro |
|||||
|
Saham ADHI |
Saham BBRI |
Saham BMRI |
Saham BBHI |
IHSG |
BI7DRR |
JUB |
1 Jan 2019 |
Y1 1 |
Y2 1 |
Y3 1 |
Y4 1 |
X1 1 |
X2 1 |
X4 1 |
1 Feb 2019 |
Y1 2 |
Y2 2 |
Y3 2 |
Y4 2 |
X1 2 |
X2 2 |
X4 2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
1 Sept 2024 |
Y1 69 |
Y2 69 |
Y3 69 |
Y4 69 |
X1 69 |
X2 69 |
X4 69 |
Tabel 3. Struktur Data Peramalan
Periode |
Instrumen |
Saham BBRI |
|
2 Jan 2019 |
Y1
1 |
3 Feb 2019 |
Y1
2 |
|
|
30 Sept 2024 |
Y1 1377 |
Struktur data ECM
yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Struktur Data ECM
Periode |
Instrumen |
Variabel Makro |
|||
Saham BBRI |
IHSG |
BI7DRR |
JUB |
||
1 Jan 2019 |
Y1
1 |
X1
1 |
X2
1 |
X3
1 |
|
1 Feb 2019 |
Y1
2 |
X1
2 |
X2
2 |
X3
2 |
|
|
|
|
|
|
|
1 Sept 2024 |
Y1 69 |
X1 69 |
X2 69 |
X3 69 |
|
Berikut merupakan langkah analisis yang
digunakan pada penelitian ini.
1.�� Mengumpulkan
data indeks saham IDXBUMN20 dan variabel makro ekonomi.
2.�� Mendeskripsikan
karakteristik indeks saham IDXBUMN20 dan variabel makro ekonomi.
3.�� Melakukan
analisis klaster dari indeks saham IDXBUMN20.
a.�� Mengelompokkan
saham dengan metode K-Means
b.�� Membatasi
penentuan jumlah klaster sejumlah 4 klaster
c.�� Menganalisis
karakteristik rasio keuangan yang digunakan dari setiap klaster
d.�� Menghitung
expected return dan risk dari setiap saham pada klaster terpilih
e.�� Memilih
3 saham dengan expected return tertinggi
4.�� Melakukan
peramalan pada harga dari setiap saham terpilih.
a.�� Time
series plot
b.�� Peramalan
deterministik dengan metode Moving Average (MA10), Single Exponential Smoothing, Tren Analysis, Double Exponential
Smoothing, dan Winter�s Method.
c.�� Pemilihan
motode terbaik berdasarkan model MAPE, MAD, dan MSD.
d.�� Hasil
Peramalan.
5.�� Melakukan
analisis Error Correction Model (ECM).
a.�� Pemeriksaan
multikolinearitas
b.�� Uji
kestasioneran
c.�� Estimasi
model jangka panjang dan jangka pendek
d.�� Uji
asumsi klasik
6. � Menginterpretasikan
hasil analisis.
7.�� Menarik
Kesimpulan dan saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis klaster digunakan untuk
mengelompokkan emiten berdasarkan karakteristik atau kemiripan tertentu. Pada penelitian
ini, analisis klaster dilakukan menggunakan metode K-Means, untuk
mengklasifikasi emiten terpilih pada IDXBUMN20 berdasarkan rasio keuangan, yang
dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 1 menunjukkan bahwa analisis klaster
menggunakan metode K-Means menghasilkan jumlah klaster optimal sebanyak
4. Selanjutnya masing-masing klaster tersebut dihitung bobotnya berdasarkan
rasio keuangan yang ditentukan, dan dipilih klaster dengan bobot rasio keuangan
paling tinggi. Perhitungan bobot pada analisis klaster ditunjukkan pada Tabel 3.6.
Tabel 6. Perhitungan Bobot Rasio Keuangan
Klaster |
ROA |
ROE |
PBV (X) |
DY |
PER (X) |
1 |
44.9% |
279.8% |
1.329 |
8.30% |
18.808 |
2 |
1.6% |
14.3% |
2262457 |
0.01% |
0.154 |
3 |
6.8% |
19.3% |
220.63 |
7.10% |
7.323 |
4 |
5.6% |
9.5% |
8462.34 |
0.01% |
158505.4 |
�����
Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa
klaster 1 yang memuat empat emiten yaitu BBHI, BBRI, BMRI dan ADHI menunjukkan
performa keuangan terbaik dengan bobot tertinggi di antara klaster lainnya. Hal
ini mencerminkan keunggulan dalam aspek profitabilitas, nilai pasar dan imbal
hasil dividen yang menarik bari investor. Sehingga berdasarkan perhitungan
rasio keuangan, emiten yang tergabung klaster 1, yaitu BBHI, BBRI, BMRI, dan
ADHI, dipilih sebagai klaster optimum dan dilanjutkan untuk analisis lebih
lanjut.
Berikutnya, berdasarkan emiten terpilih
akan dihitung nilai expedted return menggunakan tiga pendekatan yaitu Arithmetic Mean (AM), Geometric Mean (GM) dan Logarithmic Mean (LM) yang ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Return Emiten Terpilih pada Klaster 1
Emiten |
ADHI |
BBRI |
BMRI |
BBHI |
AM |
-0.080% |
0.045% |
0.032% |
0.334% |
GM |
-0.131% |
0.023% |
-0.004% |
0.126% |
LM |
-0.061% |
0.027% |
-0.004% |
0.336% |
�����
Tabel 7 menunjukkan bahwa metode GM
menghasilkan nilai paling mendekati dengan nilai aktual masing-masing emiten
terpilih. Sehingga berdasarkan metode GM, maka selanjutnya akan dihitung �nilai expected return dan risk
paling optimum, yang ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Perhitungan Return dan Risk
Emiten |
Return |
Risk |
BBHI |
0.126% |
6.100% |
BBRI |
0.023% |
2.098% |
BMRI |
-0.004% |
2.506% |
ADHI |
-0.131% |
3.234% |
Berdasarkan Tabel 8, emiten denga return
tertinggi adalah BBHI dengan return sebesar 0.126% dan risk sebesar 6.100%,
akan tetapi mempertimbangkan rasio risk-to-return pilihan terbaik adalah
BBRI yang memiliki return 0.023% dengan risiko yang relatif rendah, yaitu
2.098%. Meskipun return-nya lebih rendah dibandingkan BBHI, akan tetapi BBRI
memberikan keseimbangan yang baik antara return dan risiko yang paling rendah
sehingga dapat di jadikan sebagai pilihan yang paling optimal dibandingkan
emiten yang lain.
� Isi
Uji Analisisi teknikal saham BBRI dilakukan dengan menghitung tingkat kesalahan
MAE, MAPE dan RMSE, dimana pemodelan dilakukan dengan metode :
Moving Average 10; Single Exponential Smoothing dengan alpha (α) sebesar 0.3, 0.5 dan 0.7; Trend Analysis (Linear, Quadratic,
Exponential Growth, S-Curve); Double
Exponential Smoothing; Triple
Exponential Smoothing. Analisis model-model tersebut akan diuraikan sebagai
berikut. Bedasarkan hasil
analisis dengan model-model didapatkan akurasi model yang kan ditunjukan pada
Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 9. Akurasi Model Saham BBRI
Methode |
alpa |
Akurasi Model |
||
MAD |
MAPE(%) |
RSME |
||
Moving Average 10 |
|
84 |
2,00 |
117 |
Single Exponential Smoothing |
0,3 |
86 |
2,07 |
146 |
0,5 |
69 |
1,65 |
112 |
|
0,7 |
63 |
1,51 |
102 |
|
Linear Trend |
|
434 |
11,0 |
535 |
Quadratic Trend |
|
390 |
10,0 |
501 |
Exponential Growth |
|
426 |
11,0 |
527 |
S-Curve |
|
431 |
11,0 |
532 |
Double Exponential |
|
95,5 |
2,30 |
130 |
Triple Exponential |
|
88,4 |
2,10 |
122 |
Berdasarkan Tabel 9 hasil analisis akurasi
dan presisi saham BBRI didaptkan hasil bahwa single ekponential dengan alpa 0,7 pada data saham BBRI periode 02
Januari 2019 hingga 30 September 2024 diperoleh nilai MAE, MAPE, MSE dan RMSE
sebesar 63, 1.510% dan 102 diputuskan menjadi metode terbaik karena memiliki
tingkat akurasi dan presisi yang paling rendah dari metode-metode yang lain.
Sehingga dengan menggunakan model Single
Exponential Smoothing dengan alpha sebesar 0.7 didapatkan nilai ramalan 10
periode kedepan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 10. Nilai Ramalan Saham BBRI
t (Ramalan) |
Periode |
Nilai Ramalan |
1 |
1 Oktober 2024 |
4999.39 |
2 |
2 Oktober 2024 |
4999.39 |
3 |
3 Oktober 2024 |
4999.39 |
4 |
4 Oktober 2024 |
4999.39 |
5 |
5 Oktober 2024 |
4999.39 |
6 |
6 Oktober 2024 |
4999.39 |
7 |
7 Oktober 2024 |
4999.39 |
8 |
8 Oktober 2024 |
4999.39 |
9 |
9 Oktober 2024 |
4999.39 |
10 |
10 Oktober
2024 |
4999.39 |
Tabel di atas menunjukkan ramalan 10
periode kedepan pada saham BBRI dengan nilai ramalan sama yakni sebesar
4999,39. Sehingga jika di visualisasikan dengan memasukkan harga saham 30
September dengan Nilai ramalan periode 1 oktober hingga� 10 oktober tahun 2024 dapat di lihat secara
visualisai pada gambar 4.2 sebagai berikut
Gambar 2. Grafik Ramalan Saham BBRI 10 Perode
Kedepan
Bedasarkan Gambar 2 dari grafik time series plot tersebut dapat
disumpulkan bahwa hasil ramalan saham BBRI cenderung mengalami kenaikan dari
periode sebelumnya, yang semula 4950 naik ke 4999,39.
Pemeriksaan
Menggunakan Korelasi
Pemeriksaan multikolinearitas variabel prediktor
BI7DRR, IHSG, dan Harga Emas yang digunakan pada saham BBRI periode 2 Januari
2019 hingga 30 September 2024 ini menggunakan nilai koefisien korelasi
ditunjukkan pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11. koefisien korelasi
|
BBRI |
BI7DRR |
IHSG |
JUB |
BBRI |
1 |
|
|
|
BI7DRR |
0,498 |
1 |
|
|
IHSG |
0,835 |
0,399 |
1 |
|
JUB |
0,722 |
0,256 |
0,714 |
1 |
0,722, Nilai korelasi BI7DRR dengan IHSG dan JUB
masing-masing sebesar 0,399 dan 0,256 serta nilai korelasi antara variabel IHSG
dengan JUB sebesar 0,714. Hal ini dapat disimpulkan bahwa korelasi antara BBRI
dengan masing-masing variabel makroekonomi dan sektor tidak lebih kecil
daripada korelasi antar variabel makroekonomi dan sektor itu sendiri sehingga
tidak terjadi multikolinearitas pada saham BBRI dengan variabel IHSG, BI7DRR
dan JUB. Selain menggunakan
pemeriksaan dengan korelasi, dilakukan juga secara kesesuaian tanda.
1. Pemeriksaan Kesesuaian Tanda
Tabel 12. Hasil Pemeriksaan
|
BI7DRR (X1) |
IHSG(X2) |
JUB(X3) |
Nilai Korelasi |
+ |
+ |
+ |
Nilai Uji Serentak |
+ |
+ |
+ |
Berdasarkan Tabel 12 didapatkan bahwa hasil pemeriksaan tannda pada nilai korelasi memiliki kesamaan dengan tannda koefisien uji serentak maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan multikolinearitas.
S��� Uji
stasioneritas digunakan untuk mengetahui apakah data runtun waltu memiliki
rata-rata dan varians yang konstan sepanjang waktu. Uji stTabel 4. asioneritas pada saham BBRI ini
dilakukan pada turunan level dan
turunan pertama yang ditunjukkan pada Tabel berikut.
Hipotesis:
H0������� : Data tidak stasioner
H1������� : Data Stasioner
Taraf Signifikan : 0,05
Statistik Uji:
Tabel 13. Uji
Stasioneritas
Variabel |
Turunan |
P-Value |
BBRI |
Level |
0,340 |
1st-different |
0,000 |
|
BI Rate |
Level |
0,493 |
1st-different |
0,011 |
|
IHSG |
Level |
0,799 |
1st-different |
0,000 |
|
JUB |
Level |
0,799 |
1st-different |
0,000 |
������������
Tabel 13 menunjukkan bahwa dari pengujian stasioneritas seluruh variabel memiliki nilai P-Value yang lebih besar dari �= 0,05 sehingga diputuskan gagal tolak H0 yang artinya data tidak stasioner Sebagaiutnya dilakukan differencing pertama dan didapatkan pada seluruh variabel memiliki nilai P-Value lebih kecil dari �= 0,05 yang artinya data sudah stasioner
Sebagai langkah lanjutan, pembahasan akan berfokus
pada hasil estimasi model Error Correction Model (ECM) dalam jangka panjang.
Model ECM ini bertujuan untuk memahami hubungan variabel-variabel ekonomi yang
mempengaruhi harga saham BBRI, serta dinamika penyesuaian menuju keseimbangan
jangka panjang. Hasil Estimasi model ECM dalam jangka panjang ditunjukkan pada
persamaan sebagai berikut.
Persamaan di atas menunjukkan model jangka panjang
untuk saham BBRI. Diperoleh bahwa jika BI7DRR, IHSG dan JUB bernilai nol, maka
harga saham BBRI sebesar -1,018 atau nol (tidak ada harga bernilai negatif).
Ketika BI7DRR bertambah sebanyak satu satuan, maka harga saham BBRI meningkat
sebesar 14,620 dengan syarat IHSG dan JUB konstan. Ket1 satuan, maka harga
saham BBRI meningkat sebesar 0,000 dengan syarat BI7DRR dan JUB konstan.
Sedagkan saat JUB bertambah sebanyak 1 satuan, maka harga saham bbri mening
kat sebesar 0,000.
1. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi pada data saham BBRI ini bertujuan
untuk mengetahui nilai residual terkointegrasi stasioner atau tidak yang
ditunjukkan pada Tabel 4.10.
Tabel 14. Uji Kointegrasi
|
t-Statistics |
P-value |
|||
Augmented Dickey-Fuller test statistics |
-3,925 |
0,0032 |
|||
Test Critical Value : |
1% level |
-3,530 |
|
||
5% level |
-2,904 |
|
-2,590 |
||
10% level |
-2,590 |
-2,590 |
|
||
������������
Tabel 14 menunjukkan bahwa P-value dari hasil augmented dickey- fuller test statistics ialah sebesar 0,0032 yang kurang dari 0,05, sehingga nilai residual saham BBRI terkointegrasi stasioner.
2. Uji Parsial Dalam Jangka Panjang
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui
adanya pengaruh dari masing-masing variabel dependen terhadap variabel
independen secara parsial. Hasil uji dari parsial adalah sebagai berikut.
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui
adanya pengaruh dari masing-masing variabel dependen terhadap variabel
independen secara parsial. Hasil uji dari parsial adalah sebagai berikut.
Tabel
15. Uji Parsial Jangka Panjang
Variabel |
|t-Statistics| |
t(0,025;67) |
P-value |
Keputusan |
BI7DRR |
0,444 |
1,99 |
0,658 |
Gagal Tolak H0 |
IHSG |
6,673 |
0,000 |
Tolak H0 |
|
JUB |
0,651 |
0,517 |
Gagal Tolak H0 |
|
Intersep |
0,017 |
0,986 |
Gagal Tolak H0 |
Beradasarkan tabel 15 menunjukkan
bahwa hasil uji parsial
pada pengaruh BI7DRR, JUB, dan intersep
memiliki |t-Statistics|
berturut-turut sebesar
0,444; 0,651; 0,017 yang lebih kecil daripada nilai t(0,025;67)
sebesar 1,99 yang diperkuat
juga oleh nilai P-value masing-masing yang lebih besar daripada α=0,05 sehingga diperoleh keputusan tolak H0 yang artinya bahwa BI7DRR, JUB dan Intersep
tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham BBRI. Namun pada hasil uji parsial pengaruh IHSG menunjukkan
nilai |t-Statistics|sebesar 6,673 yang
lebih besar daripada nilai t(0,025;67)
sebesar 1,99 yang diperkuat
juga oleh nilai P-value yang lebih kecil daripada α=0,05 sehingga diputuskan tolak H0
yang artinya bahwa IHSG berpengaruh signifikan terhadap harga saham BBRI.
Estimasi model jangka
pendek pada saham BBRI ditunjukkan pada persamaan berikut.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa jika BI7DRR,
IHSG dan JUB bernilai 0, maka harga saham BBRI sebesar 0,549. Jika BI7DRR naik
sebanyak 1 persen, maka harga saham BBRI akan menurun sebesar 8,315 dengan
syarat IHSG dan JUB bernilai konstan. Jika IHSG naik sebanyak satu satuan, maka
harga saham BBRI akan meningkat sebesar 0,908 dengan syarat BI7DRR dan JUB
bernilai konstan. Jika JUB naik sebanyak satu satuan, maka harga saham BBRI
akan meningkat sebesar 0,000 dengan syarat BI7DRR dan IHSG bernilai konstan. Serta
j3 1 satuan maka saham BBRI akan menurun
sebesar 0,231 dengan syarat BI7DRR, IHSG, dan JUB bernilai konstan.konUji
Parsial Dalam Jangka Pendekstan.
Uji Parsial Dalam Jangka Pendek
Tabel 16. Uji Parsial Jangka Pendek
Variabel |
|t-Statistics| |
t(0,025;67) |
P-value |
Keputusan |
BI7DRR |
0,444 |
1,99 |
0,658 |
Gagal Tolak H0 |
IHSG |
6,673 |
0,000 |
Tolak H0 |
|
JUB |
0,651 |
0,517 |
Gagal Tolak H0 |
|
Intersep |
0,017 |
0,986 |
Gagal Tolak H0 |
|
ECT(-1) |
2,753 |
0,008 |
Tolak H0 |
���
Beradasarkan tabel 16 menunjukkan
bahwa hasil uji parsial
pada pengaruh BI7DRR, JUB, dan intersep
memiliki |t-Statistics| berturut-turut sebesar 0,444; 0,651; 0,017 yang lebih kecil
daripada nilai t(0,025;67) sebesar
1,99 yang diperkuat juga oleh nilai
P-value masing-masing yang lebih besar daripada α=0,05
sehingga diperoleh keputusan tolak H0
yang artinya bahwa BI7DRR,
JUB dan Intersep tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham BBRI. Namun pada hasil uji parsial pengaruh IHSG dan ECT(-1) menunjukkan nilai
|t-Statistics|berturut-turut sebesar 6,673 dan
2,753 yang lebih besar daripada
nilai t(0,025;67) sebesar 1,99 yang diperkuat juga
oleh nilai P-value yang lebih kecil
daripada α=0,05 sehingga
diputuskan tolak H0
yang artinya bahwa IHSG dan
ECT(-1) berpengaruh signifikan
terhadap harga saham Pemeriksaan Asumsi IIDNNamun pada hasil uji parsial pengaruh IHSG dan ECT(-1) menunjukkan nilai
|t-Statistics|berturut-turut sebesar 6,673 dan
2,753 yang lebih besar daripada
nilai t(0,025;67) sebesar 1,99 yang diperkuat juga
oleh nilai P-value yang lebih kecil
daripada α=0,05 sehingga
diputuskan tolak H0
yang artinya bahwa IHSG dan
ECT(-1) berpengaruh signifikan
terhadap harga saham BBRI.
1. Uji
Normalitas
Pengujian normalitas pada data saham BBRI
ini untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal, yang ditunjukkan pada
Gambar berikut.
Gambar
3. Uji Normalitas
Gambar 3 menunjukkan nilai probability sebesar 0,000 yang kurang
besar dari taraf signifikan sebesar 0,05, sehingga residual data saham BBRI
tidak berdistribusi normal sehingga perlu melakukan transformasi data
menggunakan logaritma dan didapatkan hasil pada gambar sebagai berikut.
Gambar
3. Uji Normalitas Sesudah Ditangani
Setelah dilakukan transformasi data menggunakan
logaritma maka didapatkan nilai probability sebesar 0,311 yang lebih
besar dari taraf signifikan sebesar 0,05, sehingga residual data saham BBRI
telah berdistribusi normal.
2.
Uji Heteroskedastisitas
Uji hetroskedastisitas pada data saham
BBRI ini untuk mengetahui apakah terdapat ketidaksamaan varians residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan lain, yang ditunjukkan pada Tabel berikut.
Tabel 17. Uji Heteroskedastisitas
Prob Chi-square |
0,024 |
������������
Tabel 17 menunjukkan nilai probabilitas chi-square sebesar 0,024 yang lebih
kecil dari 0,05, sehingga residual data saham BBRI tidak memenuhi asumsi
identik maka diperlukan penanganan menggunakan transformasi data log dan
didapatkan hasil pada tabel sebagai berikut.
Tabel
18. Uji Heteroskedastisitas Setelah Penanganan
Prob Chi-square |
0,246 |
������������
Tabel 18 menunjukkan bahwa nilai
Probabilitas chi-square sebesar 0,246 yang lebih besar dari 0,05 sehingga
setelah dilakukan penanganan, residual data saham BBRI telah memenuhi asumsi
identik.
Uji Autokorelasi
3.
Uji
������������ Uji
autokorelasi pada data saham BBRI ini untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
antara suatu periode dengan periode-periode sebelumnya, yang ditunjukkan pada
Tabel berikut.
Tabel 19. �Uji
Autokorelasi
Prob Chi-square |
0,292 |
Tabel 19 menunjukkan nilai probabilitas chi-square sebesar 0,292 yang lebih besar dari 0,05, sehingga residual data saham BBRI memenuhi asumsi independen.
BBRI.
4.
Uji Normalitas
������������ Pengujian
normalitas pada data saham BBRI ini untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal, yang ditunjukkan pada Gambar berikut.
Gambar 4. Uji Normalitas
Gambar 4 menunjukkan nilai probability sebesar 0,000 yang kurang
besar dari taraf signifikan sebesar 0,05, sehingga residual data saham BBRI
tidak berdistribusi normal sehingga perlu melakukan transformasi data
menggunakan logaritma dan didapatkan hasil pada gambar sebagai berikut.
Gambar 5. Uji Normalitas Sesudah
Ditangani
Setelah dilakukan transformasi data menggunakan
logaritma maka didapatkan nilai probability sebesar 0,311 yang lebih
besar dari taraf signifikan sebesar 0,05, sehingga residual data saham BBRI
telah berdistribusi normal.
5. Uji
Heteroskedastisitas
Uji hetroskedastisitas pada data saham
BBRI ini untuk mengetahui apakah terdapat ketidaksamaan varians residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan lain, yang ditunjukkan pada Tabel berikut.
Tabel 20. Uji Heteroskedastisitas
Prob Chi-square |
0,024 |
������������
Tabel 20 menunjukkan nilai probabilitas chi-square sebesar 0,024 yang lebih
kecil dari 0,05, sehingga residual data saham BBRI tidak memenuhi asumsi
identik maka diperlukan penanganan menggunakan transformasi data log dan
didapatkan hasil pada tabel sebagai berikut.
Tabel 21, Uji
Heteroskedastisitas Setelah Penanganan
Prob Chi-square |
0,246 |
������������
Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai
Probabilitas chi-square sebesar 0,246 yang lebih besar dari 0,05 sehingga
setelah dilakukan penanganan, residual data saham BBRI telah memenuhi asumsi
identik.
6. Uji
Autokorelasi
Uji autokorelasi pada data saham BBRI ini
untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara suatu periode dengan
periode-periode sebelumnya, yang ditunjukkan pada Tabel berikut.
Tabel 22. Uji Autokorelasi
Prob Chi-square |
0,292 |
� Tabel 22 menunjukkan nilai probabilitas chi-square sebesar 0,292 yang lebih besar dari 0,05, sehingga residual data saham BBRI memenuhi asumsi independen.
Berdasarkan hasil yang dijelaskan pada analisis
dan pembahasan didapatkan kesimpulan dari penelitian sebagai berikut. Berdasarkan
metode K-Means, klaster 1 dipilih sebagai klaster dengan emiten terbaik
berdasarkan rasio keuangan dan terpilih saham BBHI, BBRI dan BMRI sebagai saham
dengan return tertinggi dan risk terendah. Pada analisis saham
BBRI didapatkan bedasarkan analisis peramalannya single exponential
smoothing dengan alpha sebesar 0,7 menjadi metode terbaik dilihat
dari nilai MAPE, MAD, dan MSE yang terkecil dibandingkan metode lainnya. Pada
analisis ECM di dapatkan bahwa seluruh variabel makro dan sektoral bersifat
tidak stasioner, sementara pada perhitungan lanjutan stasioneritas turunan
pertama seluruh variabel bersifat stasioner. Estimasi model jangka panjang
menyatakan bahwa variabel BI Rate, IHSG, dan Inflasi berpengaruh signifikan
terhadap saham BBRI dalam jangka panjang. Berdasarkan uji stasioner level pada
ECT� didapatkan bahwa ECT model jangka
panjang bersifat stasioner sehingga analisis ECM dapat dilakukan. Estimasi
model jangka pendek menyatakan bahwa BI Rate dan Inflasi� tidak memiliki pengaruh jangka pendek
terhadap saham BBRI. Sedangkan variabel IHSG memiliki pengaruh jangka pendek.
Memenuhi semua asumsi IIDN.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F. (2020). Penentuan
Metode Peramalan Pada Produksi Part New Granada Bowl St Di Pt. X. Jisi: Jurnal Integrasi
Sistem Industri, 7(1), 31�39.
Anita, A. (2023). Perbaikan
Pengendalian Persediaan Melalui Peramalan Permintaan Menggunakan Metode Tren
Analisis. Jurnal Ilmiah Teknik, 2(1), 83�92.
Apriliansah, L. (2024). Analisis
Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Intelek Dan Cendikiawan
Nusantara, 1(2), 2401�2413.
Damodaran, A. (2024). The Little Book Of Valuation:
How To Value A Company, Pick A Stock, And Profit. John Wiley & Sons.
Fani, E., & Widjajati, A. W. (2017).
Soehardjoepri,�Perbandingan Metode Exponential Smoothing Dan Metode Event Based
Untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik Di Perusahaan X,.� Jurnal Sains Dan
Seni Its, 6(1), A1�A5.
Hanifah, I. (2021). Peluang Tenaga Kerja Asing Untuk
Bekerja Di Indonesia Berdasarkan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja. De Lega
Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 6(1), 168�173.
Jones, C. I. (2022). The Past And Future Of Economic
Growth: A Semi-Endogenous Perspective. Annual Review Of Economics, 14(1),
125�152.
Limanto, R., & Ahmad, I. S. (2023). Analisis
Faktor Mempengaruhi Harga Rajungan Menggunakan Metode Ecm (Error Correction
Model). Jurnal Sains Dan Seni Its, 11(6), D390�D396.
Nugraha, E. Y., & Suletra, I. W. (2017). Analisis
Metode Peramalan Permintaan Terbaik Produk Oxycan Pada Pt. Samator Gresik.
Jurnal Seminar Dan Konferensi Nasional Idec, 414�422.
Prapcoyo, H. (2018). Peramalan Jumlah Mahasiswa
Menggunakan Moving Average. Telematika: Jurnal Informatika Dan Teknologi
Informasi, 15(1), 67�76.
Rahman, H. (2020). Pengaruh Self Efficacy Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iii Sd Kristen Kondo Sapata, Makassar,
Indonesia. Pinisi: Journal Of Teacher Professional, 1(1), 13�26.
Sam, M., Kurniawati, E., & Fausia, S. R. (2022).
Peramalan Permintaan Smartphone Oppo Android Menggunakan Metode Single Moving
Average. Infinity: Jurnal Matematika Dan Aplikasinya, 2(2), 93�103.
Sinaga, H. D. E., & Irawati, N. (2018).
Perbandingan Double Moving Average Dengan Double Exponential Smoothing Pada
Peramalan Bahan Medis Habis Pakai. Jurteksi (Jurnal Teknologi Dan Sistem
Informasi), 4(2), 197�204.
Sumartini, S., Hayati, M. N., & Wahyuningsih, S.
(2017). Peramalan Menggunakan Metode Fuzzy Time Series Cheng. Eksponensial,
8(1), 51�56.
Syaliman, K. U., Maysofa, L., & Sapriadi, S.
(2023). Implementasi Forecasting Pada Penjualan Inaura Hair Care Dengan Metode
Single Exponential Smoothing. Jurnal Testing Dan Implementasi Sistem Informasi,
1(2), 82�91.
K. &. M. S. Mokhtari, �Using S-Curves For Assessing
And Controlling Progress In Construction Projects,� International Journal Of
Project Management, 2015.
V. T. Eriza, �Uji
Multikolinearitas Dan Kesesuaian Model Dalam Model Persamaan Struktural,� 2016.
[Online]. Available:
Http://Digilib.Unila.Ac.Id/23496/3/Skripsi%20tanpa%20bab%20pembahasan.Pdf.
[Diakses November 2024].
N. Oktavia Dan Amri, �
Analisis Kausalitas Antara Inflasi Dan Konsumsi Di Indonesia,� Jurnal Ilmiah
Mahasiswa (Jim): Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unsyiah, Vol.
2, Pp. 164-175, 2017.
S. Aktivani, �Uji
Stasioneritas Data Inflasi Kota Padang Periode 2014-2019,� Statistika, Vol. 20,
Pp. 83-90, 2020.
W. Shohabi, �Kausalitas
Pengeluaran Pemerintah, Inflasi, Dan Pendapatan Nasional Di Indonesia,� Jurnal
Ilmiah Mahasiswa, 2014.
M. Widyasari, �Analisis
Error Correction Mechanism (Ecm) Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerimaan Pajak Di Indonesia,� Jurnal Aplikasi Statistika &
Komputasi Statistik, Vol. V, P. 17, 2015.
G. A. F. &. L. A. J.
Seber, Linear Regression Analysis (2nd Ed.), Wiley, 2012.
M. J. &. R.-H. S.
Miranda, �Multilevel Modeling In Stata,� Stata Journal, 2016.
M. &. S. L. M.
Aldrin, �An R-Squared Measure For Predictive Accuracy In Logistic Regression,�
Journal Of Statistical Computation And Simulation, 2018.
S. M. Sholihah, �Konsep
Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda,� Jurnal Riset Akuntansi
Soedirman, Vol. 2, No. 2, Pp. 1-9, 2023.
E. Azis, Manajemen
Investasi: Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor Dan Return Saham,
Yogyakarta: Deepublish, 2015.
S. Widoatmojo, Jurus Jitu
Go Public, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.
S. Putri, �Kajian
Likuiditas Saham Dalam Idx Bumn20,� Jurnal Manajemen Investasi, 2021.
M. Sofyan, �Rasio
Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan,� Akademika, Vol. 12, No. 2, Pp.
115-121, 2019.
I. Juliani, S. Nurlaela
Dan E. Masitoh, �Earning Per Share, Price Earning Ratio, Price Book Value, Net
Profit Margin, Total Asset Turnover, Dan Harga Saham,� Jurnal Akuntansi Dan
Ekonomi, Pp. 71-82, 2021.
S. Asriyah, �Pengaruh
Volume Perdagangan, Dividend Yield Dan Firm Size Terhadap Volatilitas Harga
Saham : Studi Pada Perusahaan Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di
Bei Periode 2017-2021,� Prosiding Seminar Nasional Unimus, Vol. 5, Pp. 370-385,
2022.
N. W. Rica, �Penerapan
Statistika Nonparametrik Dengan Metode Brown-Mood Pada Regresi Linier
Berganda,� Jurnal Eksponensial, Vol. 7, No. 1, Pp. 1-8, 2016.
N. L. A. Luwihadi,
�Determinan Jumlah Uang Beredar Dan Tingkat Inflasi Di Indonesia Periode
1984-2014,� Ep-Jurnal Ep Unud, P. 536, 2020.
Astuti, �Pengaruh Faktor
Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) Di Bursa Efek Indonesia (Bei)
Periode 2006 � 2015,� Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol. 16, 2016.
Risda, Syahrum Dan
Kamaruddin, �Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Pt.
Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Salubaranikabupaten Tanah Toraja Tahun
2020�2022,� Lokawati : Jurnal Penelitian Manajemen Dan Inovasi Riset, Vol. 2,
Pp. 108-107, 2024.
T. Nur�aini, L. S. Dan I.
Rahmawati, �Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity
Terhadap Return: Analisis Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di
Bei Tahun 2014-2018,� Ijab : Indonesia Journal Of Accounting Business, Pp. 10-19,
2020.
Y. W. Utama, A. Syakur
Dan A. Firmansyah, �Opini Audit Going Concern: Sudut Pandang Likuiditas,
Leverage, Financial Distress Risk, Tax Risk,� Jurnal Al-Iqtishad, Vol. 1, No.
17, Pp. 122-140, 2021.
Y. Prasetyo,
�Perbandingan Risiko Dan Returninvestasi Pada Indeks Lq 45 Dengan Indeks
Jakarta Islamic Index (Jii),� Jurnal Ekonomi Islam | Islamic Economics Journal,
Vol. 6, No. 2, Pp. 311-334, 2018.