KAJIAN PENULISAN SURAT KETERANGAN KEMATIAN DI RUMAH SAKIT
'XYZ'
Oleh: Tiarma Uli Pardede, dr., Sp.OG
Purwanto Panji
Sasongko, Ishiko Herianto
FKIK Universitas
Pertahanan, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
kata kunci: kajian penulisan, surat keterangan kematian, rumah
sakit keywords: Writing
Study, Death Certificate, Hospital |
|
ABSTRAK |
|
Di Indonesia, pencatatan
mengenai sebab kematian belum tertata dalam suatu sistem yang terpadu antara Kementerian
Kesehatan maupun Kementerian Dalam Negeri, sebab pencatatan sebab kematian di suatu negara memberikan asupan penting bagi para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan dan program kesehatan. Untuk memenuhi kepentingan statistik penyebab kematian
yang menginformasikan seluruh data dalam masyarakat, maka diperlukan suatu
pencatatan penyebab kematian yang memenuhi standar internasional. Surat
keterangan Kematian (SKK) merupakan instrumen pencatatan penyebab kematian
yang memenuhi kriteria Internasional Clasification of Disease -10 (ICD-10)
yang bisa digunakan oleh dokter yang merawat atau yang memeriksa almarhum/ah
sebelum meninggal. Penelitian ini
adalah merupakan penelitian deskriptif, dengan studi observasional secara retrospektif
mengenai kelengkapan dan kesesuaian penulisan pada Surat Keterangan Kematian
(Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK)) terhadap pasien yang meninggal
dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto. Terdapat prosentase sebesar 86,6%
pengisi (pendiagnosis) sebab kematian diisi oleh dokter bukan yang merawat.
Sedangkan menurut buku pedoman pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK)
bahwa yang mengisi dan menandatangani sebab kematian pada Surat Keterangan
Kematian (SKK) adalah dokter yang merawat. In Indonesia, the
recording of causes of death has not been organized in an integrated system
between the Ministry of Health and the Ministry of Home Affairs, because the
recording of causes of death in a country provides an important intake for
decision-makers in determining health policies and programs. In order to meet
the importance of statistical causes of death that inform all data in the
community, it is necessary to record the cause of death that meets
international standards. The Death Certificate (SKK) is an instrument for
recording the cause of death that meets the criteria of the International Clasification of Disease -10 (ICD-10) which can be used
by the treating doctor or who examines the deceased before he dies. This
study is a descriptive research, with a
retrospective observational study regarding the completeness and
appropriateness of writing on the Death Certificate (Medical Certificate of
Cause of Death (SMPK)) for patients who died in treatment at Gatot Soebroto Hospital. There is a percentage of 86.6% of
fillers (diagnoses) due to death filled by doctors instead of treating
doctors. Meanwhile, according to the guidebook for filling out the Death
Certificate (SKK), the person who fills out and signs the cause of death on
the Death Certificate (SKK) is the treating doctor. |
|
Ini
adalah artikel akses terbuka
di bawah lisensi CC BY-SA . This
is an open access article under the CC BY-SA
license. |
PENDAHULUAN
Di Indonesia,
pencatatan mengenai sebab kematian belum tertata dalam suatu sistem yang
terpadu antara Kementerian Kesehatan maupun Kementerian Dalam Negeri, sebab
pencatatan sebab kematian di suatu negara memberikan asupan penting bagi para
pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan dan program Kesehatan (Bangkara et al., 2021;
Handayani et al., 2016; Pascapurnama et al., 2018, 2018). Untuk memenuhi
kepentingan statistik penyebab kematian yang menginformasikan seluruh data
dalam masyarakat, maka diperlukan suatu pencatatan penyebab kematian yang
memenuhi standar internasional (Collaborators, 2022;
Kim et al., 2021; Marjot et al., 2021). Surat keterangan
Kematian (SKK) merupakan instrumen pencatatan penyebab kematian yang memenuhi
kriteria Internasional Clasification of Disease -10 (ICD-10) yang bisa
digunakan oleh dokter yang merawat atau yang memeriksa almarhum/ah sebelum
meninggal.
Surat
Keterangan Medis Penyebab Kematian, biasa disebut Surat Keterangan Kematian,
adalah surat keterangan yang paling sering diterbitkan, setidaknya oleh petugas
medis yang bekerja di instansi pemerintah, jika bukan oleh praktisi swasta (Catalano
et al., 2020; Uemura et al., 2023). Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak petugas medis,
bahkan beberapa dari mereka memiliki pengetahuan dan keahlian medis yang sangat
baik, namun tidak mengisi dokumen degan benar secara medis dan hukum. Alasannya
mungkin banyak, mulai dari ketidaktahuan hingga ketidakpedulian.
Berdasarkan uraian di atas,
terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana kajian kelengkapan
penulisan surat keterangan kematian di RSPAD Gatot Soebroto?
2.
Bagaimana kajian antara
jenis profesi pengisi (pendiagnosis) sebab kematian dengan sebab dasar kematian
di RSPAD Gatot Soebroto?
Mendapatkan data mengenai penulisan surat
keterangan kematian (sertifikat medis penyebab kematian) terhadap pasien yang meninggal dalam perawatan
di� RSPAD Gatot Soebroto dengan didasarkan pada Buku Pedoman pengisian Surat Keterangan Kematian
panduan dari Kemenkes RI
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui kelengkapan penulisan surat
keterangan kematian (sertifikat medis penyebab kematian) terhadap pasien yang
mneinggal dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.
b.
Untuk mengetahui kesesuaian penulisan surat
keterangan kematian (sertifikat medis penyebab kematian) terhadap pasien yang
meninggal dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto berdasarkan buku pedoman
pengisian Surat
Keterangan Kematian terbitan Balitbangkes �Kemenkes RI tahun 2016.
Urgensi (keutamaan) penelitian
Dalam upaya untuk memenuhi kepentingan statistik
penyebab kematian yang menggambarkan data seluruh masyarakat, diperlukan
pencatatan penyebab kematian yang memenuhi standar �Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kontribusi Penelitian
Untuk Mengetahui kelengkapan dan kesesuaian penulisan�
surat keterangan kematian (sertifikat medis penyebab kematian) berdasarkan
buku pedoman pengisian Surat Keterangan Kematian panduan
dari Kemenkes RI terhadap pasien yang meninggal dalam perawatan di� RSPAD Gatot Soebroto.
Luaran Penelitian
Luaran penelitian ini adalah publikasi berupa artikel
dan jurnal terakreditasi (SINTA) dan sebagai bahan masukan kepada manajemen
Rumah Sakit untuk sebagai informasi mengenai kesesuaian penulisan sebab dasar
kematian berdasarkan dari buku pedoman pengisian Surat Keterangan Kematian
(SKK) yang dilaksankan oleh dokter� di
sertifikat medis penyebab kematian (SMPK).
Penelitian ini adalah merupakan
penelitian deskriptif, dengan studi observasional secara retrospektif mengenai kelengkapan dan kesesuaian penulisan pada Surat
Keterangan Kematian (Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK)) terhadap pasien
yang meninggal dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto (Parra et al., 2020; Wang & Ji, 2020;
Yang et al., 2020).
Lokasi penelitian di RSPAD Gatot Soebroto. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang terdapat pada salinan yang terdapat di lembar ketiga rincian sebab kematian Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) / Surat Keterangan Kematian di RSPAD Gatot
Soebroto dalam periode Tahun 2023 (12 bulan).
Populasi
Populasi keseluruhan
objek penelitian atau objek yang diteliti yang sudah diduga karakteristiknya. Jenis
populasi yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu semua Surat
Keterangan Kematian (Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK)) pada pasien
yang meninggal dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto pada kurun waktu 1
Januari 2023 -31 Desember 2023 sebanyak 1800 surat keterangan kematian.
Sampel
Sampel adalah sebagian yang
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Sampel yang akan diambil adalah pasien meninggal yang ada catatan
pada surat keterangan kematian (sertifikat medis penyebab kematian) pada pasien
meninggal yang mendapat perawatan di RSPAD Gatot Soebroto. Sedangkan besar sampel
yang diperlukan dapat menggunakan menggunakan rumus Rumus Slovin, yaitu� salah satu teori penarikan sampel yang paling
populer untuk penelitian kuantitatif. Rumus Slovin biasa digunakan untuk
pengambilan jumlah sampel yang harus representatif agar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel.
Keterangan:
n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah populasi
α : Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Nilai α = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai α = 0,2 (20%)
untuk populasi dalam jumlah kecil.
Semakin kecil angka α, maka tingkat ketelitian riset semakin tinggi yang artinya kemungkinan
melakukan kesalahan makin kecil.
Jadi sampel minimal yang
dibutihkan dalam penelitian tersebut adalah sebanyak 328 sampel dari 1800
populasi.
Kriteria inklusi adalah semua
pasien yang meninggal dalam perawatan di Ruang Perawatan RSPAD Gatot Soebroto,
sedangkan kriteria eksklusinya adalah pasien DOA (Death On Arrival) dan pasien bayi berumur kurang dari 7 hari (0-6
hari) termasuk lahir mati.
Pada penelitian ini data yang
digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui salinan dari Surat
Keterangan Kematian (Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK)). Data diperoleh
secara langsung dengan mengambil data sekunder dari salinan Sertifikat Medis
Penyebab Kematian (SMPK) yang ada di kamar jenazah Unit Forensik atau di
Instalasi Rekam Medis dan Infokes RSPAD Gatot Soebroto. Adapun Instrumen
penelitiannya adalah menggunakan cek list dengan uraian di bawah ini:
Definisi Operasional Variabel
Tabel 1. Definisi
Operasional variable Penelitian
Variabel |
Definisi |
Alat Ukur |
Cara Ukur |
Hasil Ukur |
Skala Ukur |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
Penggunaan huruf mengenai pengisian SKK (Surat Keterangan Kematian) |
Pada saat� mengisi SKK menggunakan huruf cetak/huruf
balok agar mudah dibaca. |
Buku Pedoman
Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian Kesehatan Tahun
2016 |
Sesuai penulisan
Lembar Surat Kematian |
0.
�Isian nama tidak sesuai dengan KTP 1.
�Isian nama suesuai dengan KTP |
Nominal |
Nama jenazah |
Isian nama lengkap
almarhum/ah yang meninggal di RSPAD Gatot Soebroto sesuai dengan KTP |
Buku Pedoman
Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian Kesehatan Tahun
2016 |
Sesuai penulisan
Lembar Surat Kematian |
0.
Isian nama tidak
sesuai dengan KTP 1.
Isian nama suesuai
dengan KTP |
Nominal |
Nomor Rekam Medis |
Nomor Rekam Medis
almarhum/ah yang meninhggal di RSPAD Gtaot Soebroto |
Buku Pedoman
Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian Kesehatan Tahun
2016 |
Sesuai penulisan
Lembar Surat Kematian |
0.
Tidak terisi Nomor Rekam Medis 1.
Terisi Nomor Rekam Medis |
Nominal |
Sebab Dasar Kematian |
Penyakit yang merupakan
awal dimulainya perjalanan penyakit menuju kematian dan berakhir dengan
kematian |
Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 |
Sesuai penulisan Lembar Surat Kematian |
0. Tidak terisi 1. Terisi |
Nominal |
Sebab antara Kematian (1) |
Penyakit yang menyebabkan atau mengakibatkan terjadinya penyakit yang
disebutkan pada sebab antara 2. |
Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 |
Sesuai penulisan Lembar Surat Kematian |
0.Tidak Terisi 1.Terisi |
Nominal |
Sebab antara� Kematian
(2) |
Penyakit yang menyebabkan atau mengakibatkan terjadinya penyakit yang disebutkan pada sebab langsung kematian |
Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 |
Sesuai penulisan Lembar Surat Kematian |
0.Tidak Terisi 1.Terisi |
Nominal |
Sebab langsung Kematian |
Penyakit yang secara langsung menyebabkan kematian |
Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 |
Sesuai penulisan Lembar Surat Kematian |
0.Tidak terisi 1.Terisi |
Nominal |
Kelompok Penyakit Kematian |
Pemberian tanda lingkar pada kolom isian mengenai
penyakit gangguan yang terdiri sebagai berikut: a.Penyakit khusus b. Penyakit Menular c. Penyakit Tidak Menular d. Gangguan Maternal e. Gangguan perinatal f. Gejala, tandan dan kondisi lainnya g. Cedera KLL h. Cedera Kecelakaan Kerja i. Cedera lainnya |
Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 |
Sesuai penulisan Lembar Surat Kematian |
0.Tidak terlingkari 1.Terlingkari |
Nominal |
Kelengkapan pengisian Surat Keterangan Kematian/Sertifikat Medis
Penyebab Kematian |
Kelengkapan pengisian berdasarkan Buku Pedoman Pengisian
Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian Kesehatan Tahun 2016,
terdiri dari: 1.
Nama sesuai KTP 2.
Nomor Rekam Medis 3.
Sebab Dasar Kematian 4.
Sebab antara 1 Kematian 5.
Sebab antara 2 Kematian 6.
Sebab langsung Kematian 7.
Kelompok Penyakit Kematian |
Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 |
Sesuai penulisan Lembar Surat Kematian |
0.Tidak Lengkap (nilai skor kurang <7) 1.Lengkap (nilai skor=7) |
Nominal |
Pengisi (Pendiagnosis) sebab kematian |
Pengisian �dan
penandatanganan penyebab Kematian�
berdasarkan ICD-10 harus dilakukan oleh dokter yang merawat.(dokter
spesialis) |
Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 |
Sesuai penulisan Lembar Surat Kematian |
0.Dokter Bukan Yang �Merawat 1.Dokter Yang Merawat |
Nominal |
Sumber: Data Olahan (2024)
Instrumen Penelitian tentang kesesuaian penulisan berdasar Buku Pedoman
Pengisian Surat Keterangan Kematian (Sertifikat Medis Penyebab Kematian/SMPK)
Balitbangkes Kemenkes RI
Instrumen Kesesuaian
pengisian penulisan dengan menggunakan huruf cetak/huruf balok
Tabel 2. Kesesuaian penulisan menggunakan huruf kapital
No |
Uraian |
sesuai (Penulisan huruf kapital) |
Tidak sesuai (Penulisan tidak huruf kapital) |
Total |
|||
|
|
N |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Pengisian penulisan menggunakan huruf cetak/huruf balok pada kolom
Identitas jenazah |
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data Olahan (2024)
Instrumen Penelitian tentang kelengkapan penulisan surat keterangan
kematian (Surat Keterangan Medis Penyebab Kematian/SMPK)
No |
Uraian |
lengkap (terisi/terlingkari) |
Tidak lengkap (tidak terisi/ tidak terlingkari) |
Total |
|||
|
|
N |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Identitas |
|
|
|
|
|
|
|
-Nama sesuai KTP |
|
|
|
|
|
|
|
-Nomor Rekam Medis |
|
|
|
|
|
|
2 |
Kolom 1/ Part 1. Sebab Kematian |
|
|
|
|
|
|
|
-sebab langsung |
|
|
|
|
|
|
|
-sebab antara |
|
|
|
|
|
|
|
-sebab antara |
|
|
|
|
|
|
|
-sebab dasar |
|
|
|
|
|
|
3�� |
Penentuan Kelompok Penyakit
Kematian |
|
|
|
|
|
|
Instrumen Pengkajian pengisian Surat
Keterangan Kematian (Sertifikat Medis Penyebab Kematian/SMPK) bila dihubungkan dengan dokter yang mendiagnosis pada
Surat keterangan Kematian tersebut .
Instrumen pengkajian
jenis profesi pengisi (pendiagnosis) sebab kematian.
Tabel 4. Instrumen pengkajian
jenis profesi pengisi (pendiagnosis) sebab kematian
No |
Uraian |
Dokter Yang Merawat |
Dokter Bukan yang Merawat |
Total |
|||
|
|
N |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Pengisi (pendiagnosis) sebab kematian. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data Olahan (2024)
Tabel 5. Instrumen pengkajian perbandingan�
antara pengisi (pendiagnosis) sebab kematian� dengan isian sebab dasar kematian.
No |
��������� Uraian��� |
Sebab Dasar terisi |
Sebab Dasar tidak terisi |
Total |
||||
|
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Pengisi (Pendiagnosis) sebab kematian |
a.Dokter Yang
Merawat (dokter Spesialis) |
|
�������� |
|
��������� |
|
|
|
b.Dokter Bukan yang merawat (dokter umum Jaga) |
|
|
|
|
� |
|
Sumber: Data Olahan (2024)
Teknik
Pengolahan Data
Data
yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Dikumpulkan data pada
penyebab kematian (SMPK) pada Surat Keterangan Kematian (SKK) selama periode 1
Januari 2023 � 31 Desember 2023 diambil sebanyak minimal 328 sampel dengan
mengambil secara random sampling dan dibagi rata mulai �bulan Januari 2023-Desember 2023.
2)
Dari uraian cek list
diatas, data akan diolah dengan rincian sebagai berikut :
a)
Olah data pengkajian tentang
kelengkapan Identitas, pengisian sebab kematian dan penentuan kelompok
penyakit.
b)
Olah data pengkajian tentang
penggunaan huruf cetak/huruf balok pada pengisian sebab kematian.
c)
Olah data tentang
skoring kelengkapan pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK).
d)
Olah data tentang jenis profesi pengisi
(pendiagnosis) sebab kematian.
e)
Olah data tentang kajian persentase
antara pengisi (pendiagnosis) sebab kematian� dengan isian sebab dasar kematian.
Analisis Data
Analisis data univariat dan bivariat menggunakan software SPSS 26. Analisis variabel kategorik, akan disajikan data berupa
persentase, dengan rincian sebagai berikut:
a)
Analisis persentase
tentang pengkajian tentang kelengkapan Identitas, pengisian sebab kematian dan
penentuan kelompok penyakit.
b)
Analisis persentase
pengkajian tentang penggunaan huruf cetak/huruf balok pada pengisian sebab
kematian.
c)
Analisis persentase
tentang skoring kelengkapan pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK).
d) Analisis persentase tentang jenis profesi pengisi
(pendiagnosis) sebab kematian.
e)
Analisis persentase
tentang kajian antara pengisi (pendiagnosis) sebab kematian� dengan isian sebab dasar, sebab antara 2,
sebab antara 1 dan sebab langsung kematian.
Izin Penelitian
Izin penelitian merupakan prosedur penelitian dengan tanggung jawab
profesional, legal, sosial bagi subyek penelitian. Sebelum melakukan penelitian perlu dibuatkan
surat persetujuan penelitian. Persetujuan penelitian dari Bagian Litbang dan Komite
Etik Penelitian RSPAD Gatot Soebroto serta dilanjutkan ke Bag Riset RSPAD Gatot
Soebroto, setelah mendapatkan izin, peneliti mengambil data ke bagian rekam
medis �RSPAD Gatot Soebroto.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
perhitungan menggunakan rumus slovin (Dzulkifli et al., 2020; Madjid et al.,
2020; Rukuni & Maziriri, 2020), jumlah sampel minimal adalah 326, namun pada pengambilan sampel mulai
bulan Januari 2023 sampai dengan Desember 2023, maka peneliti mengambil jumlah
sampel yang sama pada setiap bulannya mulai bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2023 yaitu masing-masing per bulan sebesar 28 sampel dengan total
keseluruhan sejumlah 336 sampel.
Hasil analisis masing-masing data ditabulasikan sebagai
berikut :
Instrumen Penelitian tentang keterisian/kelengkapan penulisan surat
keterangan kematian (Surat Keterangan Medis Penyebab Kematian/SMPK):
�
Tabel 6. Review kelengkapan Identitas, kelengkapan kolom sebab� kematian, kelengkapan pelingkaran kelompok
penyakit.
No |
Uraian |
lengkap (terisi/terlingkari) |
Tidak lengkap (tidak terisi/ tidak terlingkari) |
Total |
|||
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Identitas |
|
|
|
|
|
|
|
-Nama sesuai KTP |
336 |
������� 100 |
� 0 |
����� 0 |
336 |
100 |
|
-Nomor Rekam Medis |
336���������� |
������� 100 |
� 0 |
����� 0 |
336����� |
100 |
2 |
Kolom 1/ Part
1. Sebab Kematian |
|
|
|
|
|
|
|
-sebab langsung |
334 |
������� ���99,4
������������� |
� 2 |
����� 6 |
336 |
100 |
|
-sebab antara 2 |
310���� |
������� ���92,3 |
� 26 |
����� 7,7 |
336����� |
100 |
|
-sebab antara 1 |
259 |
��������� �77,1 |
� 77 |
���� 22,9 |
336 |
100 |
|
-sebab dasar |
290 |
���������� 86,3 |
� 46 |
���� 13,7 |
336����� |
100 |
3�� |
Penentuan Kelompok Penyakit Kematian |
336�������� |
�������� 100 |
� 0 |
������ 0��������� |
336����� |
100 |
Sumber: Data Olahan (2024)
Instrumen Penelitian tentang penggunaan huruf cetak/huruf
balok pada penulisan berdasar Buku Pedoman Pengisian Surat Keterangan Kematian
(Sertifikat Medis Penyebab Kematian/SMPK) Balitbangkes Kemenkes RI:
Tabel 7. Review kesesuaian penulisan dengan menggunakan huruf cetak/huruf balok
pada� surat keterangan kematian.
No |
Uraian |
sesuai (Penulisan huruf kapital) |
Tidak sesuai (Penulisan tidak huruf kapital) |
Total |
|||
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Penulisan menggunakan huruf kapital pada kolom
Identitas jenazah |
336������ |
������� 100 |
����� 0����������������� |
������� 0�������������� |
� 336�� |
100 |
Sumber: Data Olahan (2024)
Pada tabel diatas, didapatkan penulisan menggunakan huruf
Kapital sebesar 100% Hasil tentang kelengkapan pengisian Surat Keterangan
Kematian/ Sertifikat Medis Penyebab Kematian.
Tabel.8.� Review keterisian penulisan sebab dasar kematian
No |
Uraian |
������ Terisi |
Tidak Terisi |
Total |
|||
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Penulisan Sebab Dasar kematian |
290������ |
������� 86.3 |
��� 46����������������� |
���� 13.7�������������� |
� 336�� |
100 |
Sumber: Data Olahan (2024)
Pada tabel diatas
penulisan sebab dasar kematian yang terisi sebesar 290 sampel (86,3%),
sedangkan yang tidak terisi sebesar 46 sampel (13,7%).
Tabel.9.� Review keterisian penulisan sebab
antara 1 kematian
No |
Uraian |
������ Terisi |
Tidak Terisi |
Total |
|||
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Penulisan Sebab Antara 1 kematian |
259����� |
������� 77.1 |
��� 77����������������� |
���� 22.9�������������� |
� 336�� |
100 |
Sumber: Data Olahan (2024)
Pada tabel diatas
penulisan sebab antara 1 kematian yang terisi sebesar 259 sampel (77,1%),
sedangkan yang tidak terisi sebesar 77 sampel (22,9%).
Tabel.10.Review keterisian penulisan sebab antara 2 kematian
No |
Uraian |
������ Terisi |
Tidak Terisi |
Total |
|||
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Penulisan Sebab Antara 2 kematian |
310����� |
������� 92.3 |
��� 26����������������� |
���� 7.7�������������� |
� 336�� |
100 |
Sumber: Data Olahan (2024)
Pada tabel diatas
penulisan sebab antara 2 kematian yang terisi sebesar 310 sampel (92,3%),
sedangkan yang tidak terisi sebesar 26 sampel (7,7%).
Tabel.11.Review keterisian
penulisan sebab langsung kematian.
No |
Uraian |
������ Terisi |
Tidak Terisi |
Total |
|||
|
|
n |
% |
n |
% |
n |
% |
1 |
Penulisan Sebab langsung kematian |
334���� |
������� 99.4 |
���� 2���������������� |
���� 0.6�������������� |
� 336�� |
100 |
Sumber: Data Olahan (2024)
Pada tabel diatas
penulisan sebab langsung kematian yang terisi sebesar 334 sampel (99,4%),
sedangkan yang tidak terisi sebesar 2 sampel (0,6%).
Tabel.12. Review skor rincian kelengkapan kesesuaian pengisian penulisan pada Surat
Keterangan Kematian (SKK).
Skor |
Frekuensi |
Persen |
Keterangan |
4 |
��� 9 |
������������� 2,7 |
Tidak Lengkap |
5 |
� 32 |
������������� 9,5 |
Tidak Lengkap |
6 |
� 60 |
����������� 17,9 |
Tidak Lengkap |
7 |
235 |
����������� 69,9 |
Lengkap |
|
|
��������� 100 |
|
Sumber: Data Olahan (2024)
Dari rincian skor kelengkapan kesesuaian tabel diatas yang mendapatkan skor
7 sebesar 69,9%; skor 6 sebesar 17,9%; skor 5 sebesar 9,5% dan skor 4 sebesar
2,7%.
Tabel 13. Review skor
kelengkapan kesesuaian pengisian penulisan pada�
surat� keterangan kematian.
No |
Uraian |
Lengkap (Nilai Skor 7) |
Tidak Lengkap (Nilai skor<7) |
Total |
|
|||||||
|
|
N |
% |
N |
%������� |
n |
% |
|
||||
1 |
Kelengkapan Kelengkapan pengisian berdasarkan Buku Pedoman Pengisian
Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Kementerian Kesehatan Tahun 2016,
terdiri dari: 1)
Nama sesuai KTP 2)
Nomor Rekam Medis 3)
Sebab Dasar Kematian 4)
Sebab antara 1 Kematian 5)
Sebab antara 2 Kematian 6)
Sebab langsung Kematian 7)
Kelompok
Penyakit Kematian |
235 ����� |
������� 69.9 ������� |
� ����101������������� |
30.1��������������
����� |
� 336�� |
100 |
|||||
Sumber: Data Olahan (2024)
Pada tabel di atas,
disebutkan bahwa dari 336 sampel yang diambil, didapatkan 235 sampel (69,9%)
yang mengisi lengkap (skor 7), sedangkan yang mengisi tidak lengkap (skor<7)
sejumlah 101 sampel (30,1%).
Kajian antara jenis profesi pengisi
(pendiagnosis) sebab kematian dengan sebab dasar kematian di RSPAD Gatot Soebroto.
Instrumen pengkajian
jenis profesi pengisi (pendiagnosis) sebab kematian
Tabel 14.� Review pengkajian
jenis profesi pengisi (pendiagnosis) sebab kematian
No |
Uraian |
Dokter yang����������� Merawat����������������������������������� ��������������������
� |
Dokter Bukan Yang Merawat |
Total |
|
|||||||
|
|
�n |
�%���������������������������� |
�� n����
��% |
������� |
n |
% |
|
||||
1 |
Pengisi (pendiagnosis) sebab
kematian |
45 |
13.4 |
��� 291������������ |
86.6������������������� |
� 336�� |
100 |
|||||
Dari� rincian tabel di atas, didapatkan bahwa sebagian besar yang mendiagnosis sebab kematian adalah dokter selain
yang merawat (dokter umum jaga) sejumlah 291 (86,6%)
dan yang merawat (DPJP) sejumlah
45 (13,4%). �Instrumen pengkajian �keterisian
sebab dasar kematian dengan jenis profesi pengisi (pendiagnosis).
Tabel 15. Review kajian antara
pengisi (pendiagnosis) sebab kematian�
dengan isian sebab dasar kematian.
No |
��������� Uraian��� |
Sebab Dasar terisi |
Sebab Dasar tidak terisi |
Total |
||||
|
|
|
n |
% |
� n |
% |
�n |
% |
1 |
Jenis profesi
pengisi (Pendiagnosis) sebab kematian |
Dokter yang merawat |
��36������
|
����� 80������������������������� |
� 9 |
��� 20���� |
�45 |
100 |
|
Dokter Bukan Yang Merawat |
254 |
87.3��������� |
37 |
�� 12.7��� |
��291 |
100 |
Sumber: Data Olahan (2024)
Dari� rincian tabel diatas,
didapatkan bahwa sebab dasar kematian
terisi oleh dokter yang merawat sebesar 36 sampel (80%) dan sebab dasar yang tidak terisi oleh dokter yang merawat adalah 9 sampel (20%); sedangkan sebab dasar kematian
terisi oleh dokter bukan yang merawat sebesar 254 sampel (87,3%) dan sebab dasar yang tidak terisi oleh dokter� bukan yang merawat adalah 37 sampel (12,7%)
KESIMPULAN
Terdapat kepatuhan
dalam hal pengisian� identitas (nama
sesuai KTP, Nomor Rekam Medis terisi) dan penulisan menggunakan huruf
cetak/huruf balok dengan� prosentase
kelengkapannya 100%. Terdapat kepatuhan tertinggi dalam hal mengisi sebab
kematian pada rincian kolom sebab langsung sebesar 99,4%. Terdapat prosentase kelengkapan
penulisan pada Surat Keterangan Kematian sebesar 69,9% dalam hal �penilaian pada 7 kriteria (Nama sesuai KTP,
Nomor RM, Sebab dasar, sebab antara 1, sebab antara 2 dan sebab langsung
kematian serta penentuan kelompok penyakit kematian). Terdapat prosentase
sebesar 86,6% pengisi (pendiagnosis) sebab kematian diisi oleh dokter bukan
yang merawat. Sedangkan menurut buku pedoman pengisian Surat Keterangan
Kematian (SKK) bahwa yang mengisi dan menandatangani sebab kematian pada Surat
Keterangan Kematian (SKK) adalah dokter yang merawat.
DAFTAR PUSTAKA
Bangkara, B. A., Rachmawati, I.,
Liantoni, F., Hidayatulloh, A. N., & Suarsa, A. (2021). Optimizing health leadership in early prevention efforts in
village communities: Review of public health database. International Journal of
Health Sciences, 5(3), 352�363.
Catalano, A., Davis, N. L., Petersen, E. E., Harrison, C.,
Kieltyka, L., You, M., Conrey, E. J., Ewing, A. C., Callaghan, W. M., &
Goodman, D. A. (2020). Pregnant? Validity of the pregnancy checkbox on death
certificates in four states, and characteristics associated with pregnancy
checkbox errors. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 222(3), 269-e1.
Collaborators, G. B. D. 2019 M. D. (2022). Global, regional,
and national burden of 12 mental disorders in 204 countries and territories,
1990�2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The
Lancet Psychiatry, 9(2), 137�150.
Dzulkifli, A. M., Arifin, M. A., & Salmah, A. U. (2020).
Effect of the principles of good corporate governance on satisfaction of
inpatients at Bahagia type c hospital, Makassar City. Enfermer�a Cl�nica, 30,
257�260.
Handayani, P. W., Hidayanto, A. N., Ayuningtyas, D., &
Budi, I. (2016). Hospital information system institutionalization processes in
indonesian public, government-owned and privately owned hospitals. International
Journal of Medical Informatics, 95, 17�34.
Kim, D., Konyn, P., Sandhu, K. K., Dennis, B. B., Cheung, A.
C., & Ahmed, A. (2021). Metabolic dysfunction-associated fatty liver
disease is associated with increased all-cause mortality in the United States. Journal
of Hepatology, 75(6), 1284�1291.
Madjid, A., Syafar, M., Arsunan, A. A., & Maria, I. L.
(2020). Social determinants and tuberculosis incidents on empowerment case
finding in Majene district. Enfermer�a Cl�nica, 30, 136�140.
Marjot, T., Moon, A. M., Cook, J. A., Abd-Elsalam, S.,
Aloman, C., Armstrong, M. J., Pose, E., Brenner, E. J., Cargill, T., &
Catana, M.-A. (2021). Outcomes following SARS-CoV-2 infection in patients with
chronic liver disease: an international registry study. Journal of Hepatology, 74(3),
567�577.
Parra, A., Juanes, A., Losada, C. P., �lvarez-Sesmero, S.,
Santana, V. D., Mart�, I., Urricelqui, J., & Rentero, D. (2020). Psychotic
symptoms in Covid-19 patients. A retrospective descriptive study. Psychiatry
Research, 291, 113254.
Pascapurnama, D. N., Murakami, A.,
Chagan-Yasutan, H., Hattori, T., Sasaki, H., & Egawa, S. (2018). Integrated health education in disaster risk reduction:
Lesson learned from disease outbreak following natural disasters in Indonesia. International
Journal of Disaster Risk Reduction, 29, 94�102.
Rukuni, T. F., & Maziriri, E. T. (2020). Data on
corona-virus readiness strategies influencing customer satisfaction and
customer behavioural intentions in South African retail stores. Data in Brief, 31,
105818.
Uemura, T., Krohmal, B. J., & Higuchi, M. (2023).
Challenges in completing a death certificate after voluntary stopping of eating
and drinking (Vsed). Journal of the American Medical Directors Association, 24(10),
1442�1446.
Wang, X., & Ji, X. (2020). Sample size estimation in
clinical research: from randomized controlled trials to observational studies. Chest,
158(1), S12�S20.
Yang, L., Liu, J., Zhang, R., Li, M., Li, Z., Zhou, X., Hu,
C., Tian, F., Zhou, F., & Lei, Y. (2020). Epidemiological and clinical
features of 200 hospitalized patients with corona virus disease 2019 outside
Wuhan, China: a descriptive study. Journal of Clinical Virology, 129, 104475.