PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI ANTIOKSIDAN
SEDUHAN TEH CELUP KOMBINASI DAUN
KELOR (Moringa oleifera Lam)� KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle)
Samuel David I. Makoil 1, Priska E.Tenda2.
Maria Hilaria3, �Emanuel G. A. Rahmat4, Afwan
Bimantoro5
1234Prodi Farmasi Kemenkes
Poltekkes Kupang, Indonesia
5Universitas Citra Bangsa,
Indonesia
Korespondensi :
[email protected]
kata kunci: daun kelor, kulit jeruk nipis, teh celup keywords: moringa leaves, lime zest, tea bags |
|
ABSTRAK |
|
Salah satu sumber antioksidan
yang mudah ditemui terutama hampir di semua daerah di Provinsi NTT adalah
daun kelor. Selain daun kelor, penggunaan jeruk nipis juga marak digunakan,
akan tetapi kulit dari jeruk nipis kurang dimanfaatkjan, padahal jeruk nipis
memiliki antioksidan dan juga dapat menekan rasa langu dari daun kelor. Dalam
penyajiannya daun kelor dan kulit jeruk nipis dapat diolah menjadi minuman
olahan yang praktis, salah satunya adalah teh celup. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui kandungan metebolit skunder khususnya flavonoid
pada produk teh celup kombinasi daun kelor dan kulit jeruk nipis, parameter
kualitas mutu dan IC50. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data pada formulasi, uji kualitatif
flavonoid, dan uji usia simpan dilakukan melalui uji praktikum. Sedangkan
pada uji hedonik dilakukan dengan membagikan formulir kuisioner kepada para
responden. Hasil penelitian menunjukkan teh positif mengandung flavonoid,
kadar air diperoleh (1,04�0,68%)(b/b). Sedangkan pada hasil uji kadar abu,
kadar abu diperoleh (7,34�0,17%)(b/b). Simpulan diperoleh hasil uji pada teh
daun kelor kombinasi kulit jeruk nipis mengandung flavonoid,� kadar air (1,04�0,68%)(b/b), kadar abu
(7,34�0,17%)(b/b), dan 87,3 %� dengan
IC 50 2,94 dan tergolong sangat kuat. One of the sources
of antioxidants that is easy to find, especially in almost all areas in NTT
Province, is moringa leaves. In addition to moringa leaves, the use of lime
is also widely used, but the peel of lime is less utilized, even though lime
has antioxidants and can also suppress the langur taste of moringa leaves. In
its presentation, moringa leaves and lime peel can be processed into
practical processed drinks, one of which is tea bags. The purpose of this
study is to determine the secondary metebolite content, especially
flavonoids, in tea bag products combining moringa leaves and lime peel,
quality parameters and IC50. The research method used is an experimental
research method. Data collection techniques on formulation, flavonoid
qualitative tests, and shelf life tests were carried out through practicum
tests. Meanwhile, the hedonic test was carried out by distributing
questionnaire forms to the respondents. The results showed that tea was
positive for flavonoids, water content was obtained (1.04�0.68%)(w/b).
Meanwhile, in the ash content test results, the ash content was obtained
(7.34�0.17%) (b/b). The conclusion was obtained from the test results on
moringa leaf tea combined with lime peel containing flavonoids, water content
(1.04�0.68%) (w/b), ash content (7.34�0.17%) (w/b), and 87.3% with an IC of
50 of 2.94 and was classified as very strong. |
|
Ini
adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA . This
is an open access article under the CC BY-SA license. |
Teh merupakan minuman yang digemari hampir semua
golongan, dapat disajikan dingin
ataupun panas. Jumlah teh secara nasional mencapai 350 gram/kapita/tahun, dan diperkirakan dikonsumsi teh kurang
lebih 120 ml setiap hari (Atmaja
et al., 2018). Teh sering dikonsumsi sebagai pendamping
makanan pada acara kekeluargaan sehingga dapat dikatakan bahwa teh telah menjadi budaya dalam masyarakat (Widodo, et al., 2021). Bobot 1 kantung teh berkisar 2-3 gram (Indriyani Eka, 2015).
Teh merupakan minuman
yang menyegarkan, teh dipercaya memiliki banyak khasiat sejak dahulu. Banyak manfaat dari teh bagi kesehatan antara lain mencegah
kanker, mengurangi stress,
dan menurunkan tekanan darah
tinggi. Untuk memperpanjang usia simpan teh celup
dapat disimpan pada suhu ruang dapat bertahan 2-6 minggu. Tingkat kesukaan teh di masyarakat berbeda-beda
berdasarkan warna, rasa, dan aroma dari teh itu sendiri (Tarwendah, 2017).
Salah satu sumber antioksidan yang mudah ditemui
terutama hampir di semua
daerah di Provinsi NTT adalah daun
kelor (Moringa oleifera Lam) yang berpotensi sebagai
tumbuhan obat karena terbukti secara
alamiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat yang kandungannya sangat tinggi dibandingkan tanaman lainnya. Kelor diketahui
mengandung lebih dari 90 jenis nutrisi berupa vitamin esensial, mineral,
asam amino, antipenuaan, dan antiinflamasi(Toripah et al., 2014).
Daun kelor asal pulau Timor merupakan daun kelor
kualitas terbaik kedua di dunia setelah Spanyol
(Zakiah et al., 2019). Kelor mengandung polifenol dan flavonoid
sehingga memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi (Taku Bessi, 2018). Daun kelor berkhasiat sebagai
antioksidan dengan konsentrasi(10-50)% (Tukiran, 2020)
Bagian jeruk nipis yang sering
dimanfaatkan dalam dunia medis adalah
buah dari jeruk nipis, sementara kulit jeruk nipis biasanya dibuang dan menjadi limbah. Di Kota Kupang,
konsumsi jeruk nipis cukup tinggi untuk sebagai
minuman ataupun bumbu pelengkap masakan,
sehingga jumlah limbah kulit
jeruk nipis juga terus meningkat. Jika tidak diproses lebih lanjut, maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang
cukup serius seperti timbulnya bau tidak sedap dan estetika
dari lingkungan berkurang. Padahal beberapa penelitian menunjukkan kadar flavonoid
tertinggi berada pada kulit jeruk nipis. Dimana flavonoid adalah
bagian dari antioksidan dan memiliki
berbagai manfaat untuk tubuh (Tukiran, 2020). Selain itu penambahan kulit jeruk nipis dapat mengurangi rasa langu pada daun
kelor (Tukiran, 2020).
Minuman celup adalah produk olahan minuman yang sangat praktis dan dikemas dalam kemasan kantung
teh yang terbuat dari filter paper
dan ditujukan untuk penyajian secara instan dan cepat dibandingkan menggunakan daun utuh (Subekti, 2018),
untuk itu pengolahan daun kelor kombinasi
kulit jeruk nipis dalam bentuk teh celup sangat disarankan agar dapat dengan
mudah untuk dikonsumsi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul PENAPISAN
FITOKIMIA DAN UJI ANTIOKSIDAN SEDUHAN TEH CELUP KOMBINASI DAUN KELOR (Moringa
oleifera Lam)� KULIT JERUK NIPIS (Citrus
aurantiifolia (Christm.) Swingle)
Jenis penelitian
Jenis Penelitian Ini Adalah Penelitian Deskriptif
Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmakognosi, laboratorium Kimia
dan laboratorium Instrumen Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2022.
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah formula
produk seduhan teh celup kombinasi daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan kulit
jeruk nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle)
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan adalah variabel
tunggal yakni formulasi, uji kualitatif, dan uji hedonik produk seduhan teh
celup kombinasi daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan kulit jeruk nipis (Citrus
aurantiifolia (Christm.) Swingle)
Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Timbangan, sarung tangan, baskom, papan iris,
pisau, toples, blender,tabung reaksi, hot plate,pipet tetes, spatel, oven,
tanur, pemanas air, krus porselin, neraca analitik, cawan porselin, kaca
arloji, beaker glass, gelas ukur
2. Bahan yang diperlukan
Daun kelor segar 1,34 Kg, Kulit jeruk nipis 1,34 Kg, 1000 kantung teh, 50
pouch, HCl 2%, serbuk Mg.
Prosedur Penelitian
1. Tahap penyiapan serbuk daun kelor dan kulit jeruk
nipis
a. Daun kelor
Dipetik daun kelor yang
masih segar, Ditimbang 1,34 Kg daun kelor kemudian dilakukan sortasi basah atau
memisahkan kotoran yang masih ada pada daun kelor, kemudian dicuci, lalu
diangin-anginkan pada suhu kamar sampai kadar airnya berkurang ditandai dengan
rapuhnya daun pada saat digenggam. Dihaluskan dengan blender, Di ayak dengan
ayakan no. 20, ditimbang bobot serbuk daun kelor 1,22 Kg, disimpan di dalam
toppless kaca dan diberi label.
b. Kulit jeruk nipis
Disiapkan 5 Kg buah jeruk nipis, dikupas
kulit jeruk nipis dari buahnya, dtimbang 1,34 Kg kulit jeruk nipis, dicuci
kulit buah jeruk nipis, dan diangin-anginkan pada suhu kamar hingga mengering
ditandai dengan rapuhnya kulit jeruk nipis pada saat digenggam. Dihaluskan
dengan blender , ditimbang 1,22 Kg, disimpan di dalam toppless kaca dan diberi
label.
2. Tahap penimbangan dan pembuatan teh daun kelor dan
kulit jeruk nipis
a. �Ditimbang serbuk daun kelor 645,75 gram;
b. Ditimbang serbuk
kulit jeruk nipis 645,75 gram;
c. Disiapkan 450
kantung teh dan 45 pouch;
d. �Dimasukkan 1,435 gram serbuk daun kelor dan
1,435 gram serbuk kulit jeruk nipis untuk 1 kantung teh, diulang hingga
mencapai 15 pouch atau 150 kantung teh
e. �Kemudian ditutup rapat kantung teh dan kemasan
pouch, diberi label, disimpan di tempat sejuk untuk kemudian dilakukan uji
kualitatif, dan uji hedonik.
Uji kualitatif
1. Uji kualitatif flavonoid
Pemeriksaan flavonoid
dilakukan berdasarkan pada kandungan dominan di dalam daun kelor dan kulit
jeruk nipis adalah flavonoid (Mirah Meigaria et al., 2016). Uji flavonoid
dilakukan dengan cara disiapkan 2 gram sampel teh daun kelor kombinasi kulit
jeruk nipis, kemudian ditambahkan sepucuk spatula serbuk Mg dan ditambahkan 4
tetes HCl 2%. Keberadaan flavonoid akan ditunjukkan dengan terjadi perubahan
warna filtrat menjadi jingga- merah (Mirah Meigaria et al, 2016).
2.� Uji kadar
air metode Gravimetri
Dihaluskan dan ditimbang 2
gram serbuk daun kelor kombinasi kulit jeruk nipis, lalu dimasukkan dalam cawan
porselin yang telah ditimbang beratnya. Dipanaskan dalam oven selama 5 jam
dengan suhu 105 �C. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan
ditimbang bobotnya. Selanjutnya, dipanaskan kembali dalam oven selama 30 menit,
dinginkan kembali dalam desikator, perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat
konstan. perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25 %
b/b (Depkes RI, 2000). Adapun perhitungan banyaknya air yang diuapkan yaitu :
Kadar air (%) : = 𝖶1−𝖶2 X100%
������������������������� 𝖶1−𝖶0
Dimana :
W0 = Berat cawan porselin
kosong W1 = Berat sampel awal bahan
basah W2 = Berat sampel
akhir bahan kering
3. Uji kadar abu
Ditimbang sampel sebanyak 2
gram, dimasukkan dalam kurs porselin. Dipanaskan di bunsen hingga asap
menghilang dan sampel memutih. Diabukan krus porselin di dalam tanur pada suhu
550 �C sampai pengabuan sempurna. Setelah itu, dinginkan kurs porselin di
desikator. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan. perbedaan
antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25 % b/b (Depkes RI,
2000). Dihitung kadar abu dengan
�perhitungan:
Kadar Abu (%) = 𝐵e𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢
���������������������������������������� 𝐵e𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝e𝑙
4. Uji usia simpan
Dilakukan uji penentuan usia
simpan dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT). Disimpan 9 pouch
teh celup daun kelor kombinasi kulit jeruk nipis yang terdiri dari 3 pouch di
suhu ruang (15-30)�C dibuat 3 perlakuan yakni pouch ke-1 kemasan ditutup rapat
bersuhu ruang, terlindung dari cahaya, pouch ke-2 kemasan tidak tertutup
bersuhu ruang, dan pouch ke-3 terkena cahaya. Pengamatan selama penyimpanan
dilakukan pada awal penyimpanan atau hari ke-0 dan kemudian dengan selang waktu
3 hari berturut-turut selama 15 hari, dievaluasi rasa, warna ,aroma apakah
menunjukkan perubahan (Darniadi, et al., 2020).
Uji hedonik
Uji hedonik menggunakan uji tingkat kesukaan
panelis terhadap teh daun kelor kombinasi kulit jeruk nipis. Skala yang
digunakan adalah.
(1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3)
kurang suka, (4) suka, (5) sangat suka. Uji dilakukan kepada 50 orang
masyarakat Kota Kupang. Kriteria semua kalangan dengan teknik simple random
sampling. Disediakan masing-masing 50 gelas untuk formula teh daun kelor kombinasi
kulit jeruk nipis. Dilarutkan dengan air hangat suhu 40℃ sebanyak 2 L
yang sebelumnya dipanaskan dengan pemanas air listrik. Waktu penyeduhan adalah
5 menit. Data yang diterima akan diuji menggunakan perhitungan sederhana yakni
perhitungan rata-rata (Darniadi, 2020).
Analisis Data
Uji kualitatif flavonoid
1.
Uji kualitatif flavonoid
Hasil positif jika terbentuk larutan
berwarna merah atau jingga yang
terbentuk menunjukkan adanya flavonoid
2.
Uji kadar air metode Gravimetri
Kadar air (%) : 𝖶1−𝖶2 X100%
���������������������������� 𝖶1−𝖶0
3.
Uji kadar abu
Kadar Abu (%)� 𝐵e𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢�������������� X100%
�������������������� 𝐵e𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝e𝑙
4. Uji usia simpan
Pengamatan
dihentikan apabila terjadi perubahan organoleptic seperti tumbuhnya jamur dan terjadi perubahan
warna dan aroma pada produk sebelum 15 hari (Darniadi et al., 2020).
5. Uji hedonik
Skala yang digunakan
adalah (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka,
(3) kurang suka, (4) suka,
(5) sangat suka.
Tabel 4. Bobot Penilaian
Skala Likert
Pilihan Jawaban |
Kode |
Sangat Suka |
SS (5) |
Suka |
S���������������� (4) |
Kurang Suka |
KS (3) |
Tidak Suka |
TS (2) |
Sangat Tidak
Suka |
STS (1) |
Rumus untuk mengetahui indeks dalam bentuk persentase adalah
:
�������������������������
Persentase =
�𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎w𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑅e𝑠𝑝o𝑛𝑑e𝑛 � 100%
��������������������� 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅e𝑠𝑝o𝑛𝑑e𝑛��
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji kualitatif flavonoid
Uji flavonoid dilakukan
dengan metode Wilstater
cyanidin dengan cara ditimbang
masing. Dilarutkan dalam 2 mL air hangat, ditambahkan
sepucuk spatula serbuk Mg dan ditambahkan 4 tetes HCl 37% (untuk 1 tabung).
Diulangi untuk tabung ke-2 dan 3. Uji ini
digunakan untuk mendeteksi senyawa yang mepunyai
inti αbenzopyron. Hasil uji menunjukkan perubahan warna filtrat
menjadi jingga merah atau kuning kehijauan. Penambahan serbuk Mg bertujuan agar gugus karbonil Flavonoid
berikatan dengan Mg dan fungsi
penambahan HCl untuk membentuk garam Flavilium
yang berwarna merah-jingga.
Flavonoid merupakan senyawa yang mengandung dua cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari
satu. Reduksi dengan magnesium dan
asam klorida pekat menghasilkan warna merah,
kuning atau jingga pada flavonoid. Berdasarkan hasil uji flavonoid sampel mengalami perubahan warna dari
hijau menjadi jingga. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirah Meigaria et al (2016).
Uji kadar air
Uji kadar air dilakukan dengan metode gravimetri yakni dengan pengeringan di dalam oven hingga diperoleh
bobot konstan. Yang dimaksud
dengan bobot konstan adalah perbedaan antara
2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25 % b/b (Depkes RI, 2000). Pengujian kadar air dilakukan di laboratorium kimia Prodi Farmasi
Poltekkes Kupang. Adapun prosedur yang dilakukan yakni, ditimbang formula
teh herbal kombinasi
daun kelor dan kulit jeruk nipis dalam cawan porselin
yang telah ditara
di oven suhu 105 ℃ selama 30 menit. Formula
teh herbal kombinasi daun
kelor dan kulit jeruk nipis dioven selama 5 jam suhu 105 ℃, lalu didinginkan dalan desikator selama 15
menit dan ditimbang bobotnya.
Selanjutnya panaskan Kembali dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai mencapai
berat konstan (Depkes RI, 2000). Hasil pengamatan kadar air seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Kadar air replikasi I, II, dan III
No. |
Replikasi |
Kadar Air (%b/b) |
1. |
Replikasi I |
0,89 |
2. |
Replikasi II |
1,80 |
3. |
Replikasi III |
0,45 |
Rata-rata |
1,04�0,68 |
(Sumber : Data Primer, 2022)
Berdasarkan tabel 5 diperoleh kadar air pada replikasi
I,I, dan III berturut-turut adalah : 0,89% (b/b), 1,8% (b/b), 0,45% (b/b). Sehingga jika direratakan di dapat kadar
air pada formula teh daun kelor
kombinasi kulit jeruk nipis sebesar 1,04�0,68(%b/b). Pada formula
teh daun kelor kombinasi kulit jeruk nipis digunakan perbandingan antara daun kelor dan kulit jeruk nipis (1:1). Air yang masih tersisa
dalam simplisia pada kadar tertentu
dapat merupakan media
pertumbuhan kapang jasad renik lainnya. Enzim
tertentu dalam sel, masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut
mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup, pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu terjadi
karena adanya keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi, dan penggunaan isi sel (Ningsih,
2016).
1. Uji kadar abu
Uji kadar abu dilakukan dengan metode pengabuan,
dengan prosedur sebagai berikut
(Depkes RI, 2008): Ditimbang seksama sampel,
dimasukan kedalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara dengan tanur selama 1 jam. Dipanaskan di bunsen hingga asap menghilang dan sampel memutih. Abukan
krus silikat yang berisi sampel
kedalam tanur pada suhu 550℃ sampai pengabuan sempurna. Kemudian dinginkan pada desikator selama 15 menit. Selanjutnya ditimbang cawan dan abu hingga mencapai berat konstan dengan perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25 % b/b (Depkes RI,
2000).
Diperoleh hasil kadar abu :
Tabel 6. Kadar abu replikasi I, II, dan III
No. |
Replikasi |
Kadar Air (%b/b) |
1. |
Replikasi I |
7,54 |
2. |
Replikasi II |
7,24 |
3. |
Replikasi III |
7,24 |
Rata-rata |
7,34�0,17 |
(Sumber : Data Primer, 2022)
Berdasarkan tabel 6, diperoleh hasil kadar abu replikasi
I, II, dan III 5 : 7,54% (b/b),
7,24% (b/b), 7,24% (b/b). Dan dihitung rerata
kadar abu diperoleh kadar abu sebesar
7,34�0,17% (b/b). Pada formula teh daun kelor kombinasi kulit jeruk nipis digunakan perbandingan antara daun kelor dan kulit jeruk
nipis (1:1). Dimana kadar abu yang
tinggi disebabkan adanya jeruk nipis dimana zat anorganik akan bertambah
sehingga menyebabkan kandungan
kadar abu semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(Latifa, 2018), dimana kadar abu yang dihasilkan berkisar 7,88% (b/b).
Formula produk seduhan
teh celup herbal kombinasi daun kelor dan kulit jeruk nipis telah diuji mutu
Seperti data yang disajikan pada tabel
Rangkuman hasil uji teh daun kelor kombinasi kulit jeruk nipis
No. |
Uji yang dilakukan |
Hasil |
1. |
Uji kualitatif flavonoid |
Positif |
2. |
Uji kadar air(%b/b) |
1,04�0,68 |
3. |
Uji kadar abu(%b/b) |
7,34�0,17 |
|
|
|
(Sumber : Data Primer,
2022)
Data Pengukuran Antioksidan� dapat dilihat pada tabel dengan IC50
2,94
Konsentrasi (ppm) |
Ln Konsentrasi |
A.
Pengulangan |
Rata-Rata |
A Sampel |
%Inhibisi |
IC50 (ppm) |
||
1 |
2 |
3 |
||||||
120 |
4.787491743 |
1.084 |
1.083 |
1.083 |
1.08333333 |
-0.249666667 |
589.542484 |
2,94 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan tabel 7, diperoleh hasil positif flavonoid
pada teh celup herbal kombinasi daun kelor dan
kulit jeruk nipis, kadar air 1,04�0,68% (b/b), kadar abu 7,34�0,17% (b/b),. Walaupun belum terdapat standar SNI untuk kadar abu teh celup
herbal kombinasi daun kelor dan kulit jeruk nipis, akan tetapi di peroleh
kadar abu sebesar
7,34�0,17% (b/b) dimana sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Latifa, 2018), kadar abu yang dihasilkan berkisar 7,88% (b/b).
Formula teh daun kelor kombinasi kulit jeruk
nipis digunakan dengan perbandingan kelor
dan kulit jeruk nipis (1:1). Mutu atau kualitas produk teh celup
kombinasi daun kelor dan kulit jeruk nipis
diperoleh hasil positif (hijau menjadi jingga), uji kadar air diperoleh 1,04�0,68%(b/b), uji kadar abu diperoleh
7,34�0,17% (b/b). Produk teh kombinasi
daun kelor dan kulit jeruk nipis stabil jika disimpan dalam keadaan
tertutup rapat dan di ruang terkena cahaya matahari, Serta mengalami
perubahan stabilitas jika disimpan pada keadaan tidak tertutup rapat dan di ruang yang terkena cahaya matahari atau dalam keadaan
tertutup rapat dan disimpan di dalam lemari kayu. teh celup kombinasi daun kelor dan kulit jeruk nipis
diperoleh 87,3%.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin, 2009, Teknologi Bahan Alam (Serial
Farmasi Industri-2) edisi revisi., Bandung : Penerbit ITB
Aini, Latifa
(2018) Perbedaan Metode Pengolahan Terhadap Mutu Minuman
Teh Herbal Daun Kelor. Diploma
thesis, Universitas Andalas.
http://scholar.unand.ac.id/34509/1/1.%20Cover%20%26%20Abstrak1.pdf
Aldi A.T.U.D.R.A., 2016. Efektivitas Ekstrak
Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dengan
NaCL 5,25 % sebagai Alternatif Larutan Irigasi Saluran Akar dalam Menghambat Bakteri Enterococcus Faecalis.
Skripsi.Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Kedokteran Gigi.
https://core.ac.uk/download/pdf/77628715.pdf
Aminah, Syarifah. 2015.
�Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera)�. Buletin Pertanian Perkotaan. Volume 5. Nomor
2. Jakarta: Penerbit Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Anna, K. 2012. Khasiat dan Manfaat Jeruk
Nipis, 1th ed., Surabaya: Stomata
Andriani, Dian. 2008. Formulasi Sari Buah Jeruk Pontianak (Citrus
nobilis var. microcarpa) dengan Aplikasi Metode Lye
Peeling Sebagai Upaya Penghilangan Rasa Pahit pada Sari Buah Jeruk. [Skripsi]. Departemen Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
https://adoc.pub/formulasi-sari-buah-jeruk-pontianak.html
Arikunto, Suharsimi. 2013.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta
Atmaja Dwi Danar Erik Robertus,
dkk. (2018). Perilaku Konsumsi Teh Di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Masepi, 3(2).
http://journal.instiperjogja.ac.id/index.php/JMI/article/view/499
Bessi, Taku I. Marce. 2018, Antioxidant
Activity of Purifed Leaf Extract of Moringa (Moringa oleifera. L), Health Polytechnic of Ministry of Health
in Kupang.
https://proceeding.poltekeskupang.ac.id/index.php/ichpk/article/view/111
Br Zipora Nadya, Nainggolan. 2018. Analisis
Kandungan Mineral Kalsium, Kalium, Dan Magnesium
Okra Hijau Dan Okra Merah Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi. Program Studi Sarjana Farmasi.
Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara.
Medan
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8269?show=full
Darniadi Sandi, dkk. 2020. Penentuan
Umur Simpan Menggunakan Metode Accelerated
Shelf Life Test (ASLT) pada Bubuk Minuman Instan Stroberi Foam- Mat Drying. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan 9(4) . Departemen Teknologi
Pangan, Universitas Sahid,
Jakarta
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jatp/article/view/7539
Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama,
3-11, 17-19, Ditjen POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.
https://wiac.info/docview
Ginting Brema Roy, dkk. 2015. Tingkat Kesukaan
Masyarakat Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria Mallacensis Lamk.) Dibandingkan Teh Lain Yang Beredar Di Pasaran. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara
https://www.neliti.com/publications/160234/tingkat-kesukaan-masyarakat-terhadap-teh- daun-gaharu-aquilaria-mallacensis-lamk
Gultom Rehulina. 2018. Analisis Kandungan
Mineral Besi, Tembaga, Magnesium, Dan Zink Dari Umbi Gadung (Dioscorea hispida
Dennst.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Program
Studi Sarjana Farmasi.
Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10674
Indriyani , Datik Eka (2015). Aktivitas
Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor dengan Variasi Lama Pengeringan dan Penambahan Kayu Manis serta
Cengkeh sebagai Perasa Alami
http://eprints.ums.ac.id/33435/23/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Isnan Wahyudi dan M. Nurhaedah.
(2017). Ragam Manfaat Tanaman
Kelor ( Moringa oleifera Lamk) Bagi Masyarakat. Info Teknis
Eboni, 14(1), 63�75.
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/buleboni/article/view/5096/4512 Krisnadi, A Dudi. 2015. Kelor
Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi
dan Pengembangan
Tanaman Kelor
Indonesia.
Lantari Dwi Made Ni, dkk. 2021.
Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik
Teh Herbal Daun Bambu Tabah (Gigantochloa Nigrociliata Buse- Kurz) Dalam Kemasan
Paper Sack. Jurnal Beta Biosistem
dan Teknik Pertanian.Universitas Udayana.Bali
https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/download/65084/37044/
Meigaria Mirah Komang dkk. (2016).
Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Aseton
Daun Kelor (Moringa Oleifera). In Jurnal Wahana Matematika dan Sains (Vol.
10, Issue 2).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPM/article/view/12659
Ningsih,, Yulia Indah.2016.Modul Saintifikasi Jamu (Penanganan Pasca Panen).
Bagian Biologi Farmasi.
Fakultas Farmasi Universitas Jember
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/77275/Modul%20SJ%20 Pasca%20Panen_Indah%20Yulia%20Ningsih.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Nurlaila,dkk.(2018). Pengembangan Produk Sosis
Fungsional Berbahan Dasar Ikan Tenggiri
(Scomberomorus Sp.) Dan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera L). Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian, 2(2), 105.
https://ojs.unm.ac.id/ptp/article/view/5165/2961
Razak Abdul ,dkk. 2013. Uji Daya Hambat Air
Perasan Buah Jeruk Nipis (citrus aurantifolia
s.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
Padang: Universitas Andalas,
Fakultas Kedokteran
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/54/49
Siswati. 2020. Analisa
Kadar Air Dan Kadar Abu Pada Simplisia
Temu Giring (Curcumae
heyneana) Dan Simplisia
Kunyit (Curcumae domestica) Di Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan.
Skripsi. Program Studi Analis Farmasi Dan Makanan.Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara.Medan
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26101/162410018.pdf?seq uence=1&isAllowed=y
Subekti, Tri. (2018).
Aktivitas Antioksidan The Celup Kombinasi
Daun Kelor Dan Daun Salam.
Skripsi. Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Widya Dharma. Klaten
http://repository.unwidha.ac.id/1333/1/Tri%20S%20Fix.pdf
Tarwendah, Putri Ivani (2017). Jurnal
Review : Studi Komparasi Atribut Sensoris Dan Kesadaran Merek Produk Pangan Comparative Study Of Sensory
Attributes And Brand Awareness In
Food Product : A Review. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 5(2), 66�73.
https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/531
Toma Alemayehu dan Deyno Serawit.2014, Phytochemistry
and pharmacological activities of
Moringa oleifera, International Journal of Pharmacognosy, 1: 222- 231.
https://ijpjournal.com/bft-article/phytochemistry-and-pharmacological-activities- of-moringa-oleifera/
Toripah Susanti Shintia,
dkk.(2014). Ekstrak Daun Kelor (Moringa
Oleifera Lam). In
Pharmacon. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT (Vol.
3, Issue 4). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/6043
Tukiran, et al. (2020). Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Dan
Buah Bit (Beta Vulgaris L.) Sebagai Bahan Tambahan Minuman Suplemen.
Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No.2, Desember, Online ISSN: 2528-0422, 116�117.
https://e-journal.unair.ac.id/JKR/article/view/22518
Widodo Hernowo, dkk. (2021). Studi Ekstraksi
Teh Hitam terhadap Kandungan Tanin untuk Pembuatan Minuman Teh. Jurnal Jaring
SainTek, 3(1), 1�5.
https://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/jaring-saintek/article/view/326
Zakiah, Ummu. (2019).
Studi DIII Kebidanan, P., & Citra Husada Mandiri,
Stik.Tanaman kelor sebagai
alternatif pencegahan preeklampsia/eklampsia.
https://www.neliti.com/publications/316417/tanaman-kelor-sebagai-alternatif- pencegahan-preeklampsiaeklampsia