CASE REPORT : VOLVULUS
SIGMOID PADA USIA 45 TAHUN DI RSUD KABUPATEN MAMUJU
PROVINSI SULAWESI BARAT
Ahmad Irfan Jayyadi1, Andi Muh. Yasser Mukti2,
Ratna Oelan Sari3, Julchritno Irawan4
134RSUD Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia
2General Practitioner
Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka,
Indonesia
Email: [email protected]
kata kunci: volvulus,
rsud, sigmoid keywords: volvulus, rsud, sigmoid |
|
ABSTRAK |
|
Untuk melaporkan kasus volvulus sigmoid pada pasien
berusia 45 tahun pada
RSUD Kabupaten Mamuju, kami melakukan
investigasi dan pencitraan
menggunakan Xray BNO 3 posisi,
kemudian dilakukan Laparotomi eksplorasi, release
volvulus, reseksi colon sigmoid, dilanjutkan dengan colonostomy
double barrel. pasien usia
45 tahun dengan keluhan
sakit perut yang dirasakan
sejak 1 minggu yang lalu,
pasien tidak bisa BAB sejak
4 hari. Tidak ada flatus selama 4 hari, pasien juga
mengeluh mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan
distensi,� bising usus kesan menurun,
nyeri tekan pada seluruh kuadran abdomen. Pemeriksaan foto polos Abdomen 3
posisi didapatkan dilatasi sistema usus dengan coffee-bean appearance.
Pengobatan Volvulus pada pasien ini dilakukan tindakan awal berupa pemasangan
Nasogastric Tube, puasakan, pemberian antibiotik dan antinyeri serta
dilakukan tindakan definitif berupa Laparotomi eksplorasi, release volvulus,
reseksi colon sigmoid, dialanjutkan dengan colostomy double Barrel. To report
cases of sigmoid volvulus in a 45-year-old patient at Mamuju Regency
Hospital, we conducted an investigation and imaging
using a 3-position BNO Xray, then an exploratory laparotomy, volvulus
release, sigmoid colon resection, followed by a double barrel colonostomy. A 45-year-old patient with complaints of
abdominal pain felt since 1 week ago, the patient
could not defecate for 4 days. There was no flatus for 4 days, the patient
also complained of nausea and vomiting. In the abdominal physical examination,
distension, intestinal noise decreased, and tenderness in all abdominal
quadrants. Examination of a plain photo of the abdomen in 3 positions
obtained dilatation of the intestinal system with a coffee-bean appearance.
The treatment of Volvulus in this patient was carried out in the form of
initial actions in the form of Nasogastric Tube installation, fasting,
administration of antibiotics and anti-pain as well as definitive actions in
the form of exploratory laparotomy, volvulus release, sigmoid colon
resection, followed by a double barrel colostomy. |
|
Ini adalah artikel akses terbuka
di bawah lisensi CC BY-SA . This is an open access article under the CC BY-SA license. |
PENDAHULUAN
Volvulus adalah kondisi dimana
terputarnya segmen usus
yang mengelilingi mesenterium
dan seharusnya berfungsi
sebagai aksis (Jayyadi et al., 2024). Kolon sigmoid adalah bagian usus besar berbentuk S yang berada di sisi kiri bawah perut,
di atas rectum (Musyarifah & Saputra, 2024). Volvulus sigmoid biasanya disebabkan oleh dua mekanisme yaitu sembelit kronis dan diet tinggi serat, mengakibatkan colon melebar dan penuh dengan feses membuat rentan
terhadap torsi (Atamanalp, 2024). Serangan torsi yang berulang
akan menyebabkan pemendekan mesenterium yang berakibat peradangan kronis. Kondisi tersebut dapat diikuti dengan terjadinya adhesi yang menyebabkan sigmoid bengkok dan menetap. (Musyarifah & Saputra, 2024).
Volvulus kolon merupakan hampir 2%
dari semua kasus obstruksi usus yang dirawat di Amerika Serikat antara tahun
2002-2010. Volvulus sigmoid, yang mencakup 8% dari semua obstruksi usus,
terjadi antara dekade ketiga dan ketujuh kehidupan. Hal ini lebih sering
terjadi pada pria lanjut usia, orang Afrika Amerika, orang dewasa dengan
konstipasi kronis, dan gangguan neuropsikiatri terkait. Di sisi lain, volvulus
sekum lebih sering terjadi pada wanita muda. Kelompok usia volvulus usus tengah
sangat berbeda dari volvulus kolon. Hal ini biasanya terlihat pada bayi dengan
anomali rotasi usus. (Abdelrahim et al., 2022)
Ada 4 jenis volvulus, yaitu volvulus gastric, volvulus midgut, volvulus caecal, dan volvulus sigmoid (Deen et al., 2024). Volvulus sigmoid adalah penyebab paling sering dengan 60% dari semua kasus volvulus (Aprillya & Hutagaol, 2024). Volvulus sigmoid adalah penyebab obstruksi usus besar paling umum ketiga setelah
keganasan dan penyakit diverticular.
(Chaudry et al., 2015) Volvulus sekum hanya mencakup 1�3% dari semua kasus obstruksi kolon. (Atamanalp et al., 2022) dan memiliki insidensi yang dilaporkan sebesar 2,8�7,1 kasus per juta per
tahun. (Brown et al., 2024) Volvulus usus halus cenderung menjadi penyakit pada masa kanak-kanak dan
biasanya dikaitkan dengan kegagalan perkembangan usus embriologis normal. Insidensinya sekitar satu per 6000 kelahiran hidup. Volvulus Gaster
dapat terjadi pada orang dewasa
dan anak-anak, dengan anak-anak
mencakup 10�20% dari semua kasus. (Strouse, 2004) Insidensi pada orang dewasa
lebih sulit diperkirakan karena pasien dengan volvulus lambung intermiten mungkin tidak terdiagnosis. (Townsend et al., 2016)
Gejala klinis
tidak spesifik, sigmoid volvulus dapat muncul secara akut
dengan gejala nyeri perut, sembelit, kembung, dan muntah (Shyam &
Shyam, 2020). Pada pasien yang
lebih muda,gejala nyeri perut berulang
dapat terjadihilang timbul.
Sedangkan, pada kasus kronik, pasien sering datang dengan gejala tidak jelas. (Schwartz &
Brunicardi, 2010), (Kiyaka et al.,
2021)
Penatalaksanaan
obstruksi usus besar tergantung pada penyebab obstruksi, dan keadaan pasien. Penatalaksaan volvulus sigmoid dimulai
dengan resusitasi yang tepat
dan, dalam banyak kasus, melibatkan dekompresi nonoperatif. (King Jr et al.,
2018)
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tinjauan pustaka. Tinjauan
pustaka adalah metode yang sistematis, terbuka, dan dapat direplikasi untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, serta menyintesis karya-karya penelitian dan
pemikiran dari para peneliti serta praktisi. Proses penulisan tinjauan pustaka
ini dimulai dengan pemilihan topik, kemudian dilakukan pencarian literatur atau
sumber yang relevan melalui database seperti Google Scholar, CINAHL, Proquest,
Ebsco, atau Perpustakaan Nasional. Kata kunci ditentukan untuk memudahkan
pencarian jurnal. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah, dianalisis, dan
diambil kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Presentasi Kasus :
Pasien laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan sakit perut yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, pasien tidak bisa BAB sejak 4 hari. Tidak ada flatus selama 4 hari, pasien juga mengeluh mual dan muntah, tidak ada demam, tidak batuk, tidak sesak, BAK normal.
Pemeriksaan fisik diperoleh pasien
tampak sakit, compos mentis. Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah : 140/90 mmHg, Heart
Rate : 76x/menit, Respirasi : 20x/ menit, Suhu : 36,5 C, Skor nyeri : 6. Pemeriksaan
�abdomen Inspeksi : �Distended (+), Auskultasi : Bising Usus kesan menurun,
Palpasi : teraba keras, nyeri tekan seluruh perut. Perkusi : Hipertympani
seluruh lapang abdomen.
Pada pemeriksaan
laboratorium� di dapatkan Leukosit 11.5 ribu/uL
, Hb 13,2 gr/dL, Trombosit 258.000/uL, Neutrofil 82,4%, Basophil 2,6%, Limfosit
6,9%, Eusinophil 3,5 %, monosit 4,6 %. Elektrolit
Natrium 135,8 mmol/l, Kalium 3,3 mmol/l, Clorida 98,5
mmol/l.
Pada pemeriksaan pemeriksaan xray thoraks dan BNO 3 posisi, Gambaran
elevasi pada kedua diafragma susp. Proses intraabdominal dan didapatkan Gambaran volvulus sigmoid yang khas dengan coffee bean sign. Beberapa hari
kemudian di lakukan laporotomi eksplorasi, pada saat operasi keluar cairan kekuningan, tampak Volvulus di distal colon dengan 2 putaran, megacolon (dilatasi luas), nekrotik (+), kemudian diputuskan untuk dilakukan release volvulus, reseksi
colon sigmoid, dialanjutkan dengan colostomy double
Barrel. Terapi yang diberikan
adalah stop intake oral, pasang NGT, Infus Cairan RL 18 tpm, Ceftriaxon 2 gr / 24 jam / IV, ranitidin
amp/8jam/iv, ketorolac 30 mg / 8 jam / IV, dulcolax supp
via rectal, rencana laparatomi.
Gambar 1. Coffee Bean Sign didapatkan
pada foto BNO 3 posisi
Gambar 2. Tampak volvulus di
distal colon dengan 2 putaran, tampak
megacolon (dilatasi luas), kemudian diputuskan untuk dilakukan release volvulus, reseksi
colon sigmoid, dialanjutkan dengan colostomy double
Barrel.
2. Diskusi
Volvulus terjadi ketika lengkungan usus dan bagian mesenterium yang memasoknya melilit, yang menyebabkan penyumbatan usus. Volvulus
dikaitkan dengan malrotasi
usus, usus besar yang membesar,
mesenterium yang panjang, penyakit Hirschsprung, kehamilan,
perlengketan perut, dan konstipasi kronis.1 Pada orang dewasa, usus besar sigmoid adalah
bagian usus yang paling sering
terkena, diikuti oleh sekum. Gejalanya meliputi perut kembung, nyeri, muntah,
sembelit, dan tinja berdarah. Timbulnya gejala bisa mendadak atau tidak disadari.
Mesenterium menjadi sangat terlilit sehingga pasokan darah terputus, yang
mengakibatkan iskemia usus. Nyeri bisa terasa hebat, dan demam bisa terjadi.1,8
Berdasarkan kasus diketahui bahwa
pasien mengeluhkan nyeri perut, konstipasi, perut membesar serta mual dan
muntah. Nyeri perut dan perut membesar pada pasien menandakan terjadinya proses
terputarnya kantong loop pada kolon sigmoid sehingga suplai darah mesentrium
juga berhenti, hal ini menyebabkan iskemia dan tekanan intraluminal meningkat
sehingga hal ini akan menyebabkan nekrosis dan perforasi.9,10
Bagian paling umum dari traktus gastrointestinal
yang sering membentuk volvulus
adalah usus besar dan bagian
yang paling sering adalah bagian
sigmoid. Bagian lainnya juga dapat terjadi seperti bagian caecum, colon ascenden dan
colon transversum.9,10
Penyebab volvulus sigmoid adalah multifaktorial,
tidak bisa dilihat dari satu penyebab saja. Bisa dari makan makanan
tinggi serat, masalah pada gastrointestinal serta
otot perut antara lain, konstipasi kronis, konsumsi laksatif jangka panjang, enema, hirschsprung
disease, dan duchenne muscular dystrophy. Selain itu, masalah pada neuropsikiatri
seperti Parkinson diseasedan multiple sklerosisjuga turut meningkatkan risiko
terjadinya volvulus. Pada kasus ini tidak dilaporkan faktor resiko dari pasien.7.9
Pada pemeriksaan elektrolit didapatkan hiponatremi, hipokalemi dan hipoklorida.
Hal ini disebabkan peningkatan intralumen yang menurunkan pengaliran air dan
elektrolit dari lumen ke darah. Terjadinya peregangan usus yang terus menerus
menyebabkan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus.10
Pada foto BNO 3 posisi didapatkan Gambaran distrubusi udara tidak sampai ke
distal colon, tampak dilatasi pada colon sigmoid membentuk Gambaran coffee-been
appereance, tampak Gambaran Spondylosis Lumbalis, Kedua psoas line dan
preperitoneal fat line intak, tidak tampak fraktur serta destruksi tulang, soft
tissue dalam batas normal.
Pengobatan Volvulus pada pasien
ini dilakukan tindakan awal berupa pemasangan Nasogastric Tube, puasakan,
pemberian antibiotik dan antinyeri serta dilakukan tindakan definitif berupa Laparotomi
eksplorasi, Tampak volvulus di distal colon dengan 2 putaran, tampak
megacolon (dilatasi luas), kemudian diputuskan untuk dilakukan release
volvulus, reseksi colon sigmoid, dialanjutkan dengan colostomy double Barrel.
KESIMPULAN
Volvulus adalah kondisi
terputarnya segmen usus yang mengelilingi mesenterium. Pada case report ini
melaporkan bahwa pasien laki-laki usia 45 tahun mengalami tanda dan gejala
obstruksi usus. Penegakan diagnosa berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang lainnya seperti laboratorium dan foto BNO 3 Posisi. Pada
foto BNO 3 posisi didapatkan Gambaran coffee beed appereance pada colon
sigmoid, sehingga didiagnosa sebagai Volvulus Sigmoid. Identifikasi dan manajemen dini sangat penting
dalam mengobati sigmoid volvulus sebelum munculnya gangren dan nekrosis,
sehingga menghindari komplikasi lebih lanjut dan kematian. Perawatan awal yang
dapat diberikan adalah pemasangan nasogastric tube yang bertujuan untuk
dekompresi usus serta pemberian obat simptomatik. Dilakukan Laparatomi
eksplorasi dengan tujuan release volvulus, reseksi colon sigmoid, dialanjutkan dengan colostomy double Barrel sebagai tindakan pembedahan darurat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdelrahim, A., Zeidan, S., Qulaghassi,
M., Ali, O., & Boshnaq, M. (2022). Dilemma of sigmoid volvulus management. The
Annals of The Royal College of Surgeons of England, 104(2), 95�99.
Aprillya, A., & Hutagaol, H. S. A.
(2024). Sigmoid Volvulus Sebagai Salah Satu Penyebab Terjadinya Ileus
Obstruksi. Jurnal Ilmu Kesehatan Dan Gizi, 2(3), 110�116.
Atamanalp, S. S. (2024). A nightmare:
Sigmoid volvulus. The American Journal of Surgery.
Atamanalp, S. S., Peks�z, R., & Dişï¿½i,
E. (2022). Sigmoid volvulus and ileosigmoid knotting: an update. The Eurasian
Journal of Medicine, 54(1), S91.
Brown, J., Dick, L., & Watson, A.
(2024). Volvulus of the gastrointestinal tract. British Journal of Hospital
Medicine, 85(3), 1�9.
Chaudry, T. H., Jamil, M., Niaz, K.,
& Basher, G. (2015). Acute caecal volvulus: A diagnostic paradigm. JPMA.
The Journal of the Pakistan Medical Association, 65(12), 1357�1359.
Deen, K., Ratnatunge, K., & Deen, R.
(2024). Management of colonic volvulus. Appendix, Colon, and Rectum, 171.
Jayyadi, A. I., Mukti, A. M. Y., Sari,
R. O., & Irawan, J. (2024). Volvulus Sigmoid pada usia 45 tahun di RSUD
Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Syntax Idea, 6(9), 6168�6174.
King Jr, J. T., Angoff, N. R., Forrest
Jr, J. N., & Justice, A. C. (2018). Gender disparities in medical student
research awards: a 13-year study from the Yale School of Medicine. Academic
Medicine, 93(6), 911�919.
Kiyaka, S. M., Sikakulya, F. K.,
Masereka, R., Okedi, X. F., & Anyama, P. (2021). Sigmoid volvulus in an
adolescent female: A case report. International Journal of Surgery Case Reports,
87, 106430.
Musyarifah, E., & Saputra, F. A.
(2024). Sigmoid Volvulus Pada Laki-Laki Lanjut Usia: Sebuah Laporan Kasus. Berkala
Ilmiah Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat (Scientific Periodical Journal Of
Medicine And Public Health), 2(1), 63�68.
Schwartz, S. I., & Brunicardi, F. C.
(2010). Schwartz�s principles of surgery. McGraw Hill Professional.
Shyam, D. C., & Shyam, R. C. (2020).
Small bowel volvulus in adult: a review of literature. European Journal of
Medical and Health Sciences, 2(3).
Strouse, P. J. (2004). Disorders of
intestinal rotation and fixation (�malrotation�). Pediatric Radiology, 34, 837�851.
Townsend, C. M., Beauchamp, R. D.,
Evers, B. M., & Mattox, K. L. (2016). Sabiston textbook of surgery: the
biological basis of modern surgical practice. Elsevier Health Sciences.