KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT MURNI TEGUH MEDAN PERIODE APRIL-JUNI TAHUN 2024

 

 

Niza Zahira, Johnson Hutapea, Juliana Lina

Universitas Prima Indonesia, Indonesia

Email: [email protected]

 

kata kunci:

kanker serviks, karakteristik, faktor risiko

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

keywords:

cervical cancer, characteristics, risk factors

 

ABSTRAK

 

Salah satu masalah kesehatan dunia yang selalu medapat perhatian adalah kanker serviks yang merupakan jenis kanker ke empat paling sering ditemukan pada perempuan di seluruh dunia dengan 660.000 kasus baru dan sekitar 350.000 kematian pada tahun 2020 serta menempati urutan ke dua sejumlah 36.633 kasus setelah kanker payudara di Indonesia. Tujuan� untuk mengetahui frekuensi, distribusi karakteristik kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan Periode April-Maret Tahun 2024. Metode Penelitian: Observasional analitik dengan desain cross-sectional. Data di peroleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada responden yang datang ke poli klinik Obgyn (K) Onk sebanyak 51 kasus. Analisis statistik untuk hasil menggunakan SPSS dengan ujivariat. Hasil: karakteristik berdasarkan usia didapatkan semua responden berusia ≥ 35 sebanyak 51 orang (100,0 %), Paritas Multipara-GrandeMultipara sebanyak 48 orang (94,1 %), Usia Pertama Hubungan Seksual Usia < 20 Tahun sebanyak 27 orang (52,9%), Multipartner Seksual sebanyak 23 orang (45,1 %), Pemakaian Kontasepsi Oral sebanyak 21 orang (41,2%), suku Batak sebanyak 21 orang (41,2 %), Jawa 19 orang (37,3 %), Riwayat Merokok sebanyak 6 orang (11,8%), status ekonomi rendah sebanyak 28 orang (54,9 %), Pekerjaan sebanyak 33 orang (64,7%) yang tidak bekerja/IRT, Tingkat Pengetahuan sebanyak 38 orang (74,5%) dengan pengetahuan yang kurang, Riwayat Papsmear sebanyak 35 orang (68,6) yang tidak melakukan, Stadium sebanyak 46 orang� (90,2 %) terdiagnosis pada stadium lanjut, Penatalaksanaan sebanyak 5 orang (9,8 %) dilakukan tindakan operasi dan sebanyak 46 orang (90,2 %) dilakukan Radioterapi/Kemoterapi.

 

One of the world's health problems that always gets attention is cervical cancer which is the fourth most common type of cancer found in women worldwide with 660,000 new cases and around 350,000 deaths in 2020 and ranks second with a total of 36,633 cases after breast cancer in Indonesia. The aim is to determine the frequency, distribution of characteristics of the incidence of cervical cancer at Murni Teguh Medan Hospital in the April-March Period of 2024. Research Methods: Observational analytic with cross-sectional design. Data were obtained through direct interviews using questionnaires to respondents who came to the Obgyn (K) Onk clinic as many as 51 cases. Statistical analysis for the results using SPSS with a vivariate test. Results: Characteristics based on age obtained all respondents aged ≥ 35 as many as 51 people (100.0%), Parity Multipara-GrandeMultipara as many as 48 people (94.1%), First Age of Sexual Intercourse Age < 20 years as many as 27 people (52.9%), Sexual Multipartner as many as 23 people (45.1%), Use of Oral Contraceptives as many as 21 people (41.2%), Batak tribe as many as 21 people (41.2%), Jawa 19 people (37.3%), Smoking History as many as 6 people (11.8%), Low economic status as many as 28 people (54.9%), Employment as many as 33 people (64.7%) who do not work / housewife, Knowledge Level as many as 38 people (74.5%) with less knowledge, Papsmear History as many as 35 people (68.6) who do not do, Stage as many as 46 people (90.2%) diagnosed at an advanced stage, Management as many as 5 people (9.8%) performed surgery and as many as 46 people (90.2%) performed Radiotherapy / Chemotherapy.

Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA .

This is an open access article under the CC BY-SA license.

 

 

PENDAHULUAN

Salah satu masalah kesehatan dunia yang selalu mendapat perhatian adalah kanker serviks terkhusus pada negara berkembang salah satunya Indonesia. Banyaknya orang yang terkena dan meninggal karena kanker serviks menimbulkan masalah besar, karena masyarakat kurang mengetahui tentang penyakit ini dan sulit mendapatkan pemeriksaan awal. Hal ini mengakibatkan banyak kasus yang baru terdeteksi pada tahap akhir, yang membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan angka kematian menjadi lebih tinggi (Hidayat et al., 2020).

Kanker adalah penyakit ganas yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel dalam tubuh yang tidak terkendali, bahkan tanpa adanya rangsangan pertumbuhan dapat menyebar ke ogan lain dalam tubuh (metastasis) (Mahrus, 2023). Kanker serviks adalah tumor ganas yang terjadi pada organ reproduksi wanita yang berasal dari serviks, serviks adalah bagian bawah rahim, menonjol, berbentuk silinder dan terhubung ke vagina (Amalia et al., 2023).

Human Papilloma Virus merupakan virus yang menyebabkan kanker serviks dan yang paling sering di temukan tipe 16 dan 18, yaitu 99,7%. Subtipe HPV risiko tinggi, diantaranya 16, 18, 31, 33, 35, 39,45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 82. Sedangkan 6,11,40,42,43,44,54,61,72,81 termasuk HPV risiko rendah. Tidak semua wanita yang terinfeksi HPV akan mengalami kanker serviks (Ramadhani, 2023).

Selain itu dari meta analisis menunjukkan banyak berbagai faktor yang mempengaruhi seperti multipartner seksual, usia muda hubungan seksual, merokok, peningkatan paritas, pemakaian kontrasepsi oral jangka panjang, personal hygiene yang buruk, rendahnya sosioekonomi, dan tingkat pengetahuan, serta status HIV. Perempuan yang positif HIV 6 kali lebih tinggi untuk menderita kanker serviks dari pada populasi umum, sekir 5 % dari semua kasus kanker serviks berhubungan dengan HIV (Stelzle et al., 2021).

Menurut data GLOBOCAN, sebuah proyek dari International Agency for Research on Cancer (IARC) salah satu dari empat jenis kanker yang banyak diidap oleh wanita di dunia adalah kanker serviks sebanyak 604.000 kasus baru dengan angka kematian mencapai 90% dari total 342.000 kematian yang tercatat dari negara yang berpendapatan menengah ke bawah pada 2020 (Wilailak et al., 2021).

Pada 2018 lalu tercatat sebanyak 32.469 kasus kanker serviks di Indonesia setelah kanker payudara yang menduduki posisi kedua penyebab kematian tertinggi sebanyak 18.729 kematian pada tahun 2020. Di Indonesia, penderita kanker servis meningkat sebanyak 17,2% atau 36.633 kasus dan sebanyak 234.511 jumlah kematian yang tercatat (Novalia, 2023). Dinas kesehatan provinsi sumatera utara 2018, menunjukkan 283 kasus dengan angka kejadian tertinggi pada usia 45-54 tahun, cakupan deteksi dini terbanyak terdapat dikabupaten padang lawas (54,70%) dan paling rendah di nias serta tanjung balai pada tahun 2020 (Girsang et al., 2021).

Salah satu cara mengantisipasi terinfeksi virus penyebab kanker serviks yakni dengan pemeriksaan awal sebagai langkah preventif primer vaksinasi HPV dan pencegahan sekunder iva test/papsmear secara teratur (Brahmana, 2020). Srategi global membuat 3 pilar untuk mencegah terjadinya kanker serviks dengan meningkatkan cakupan skrining pada wanita usia 35-45 tahun (70%), melakuakan vaksinasi HPV pada wanita usia 9-14 tahun (90%), dan untuk wanita yang teridentifikasi menderita lesi prakanker dan kanker serviks invasif akan dilakukan peningkatan cakupan pengobatan (90%) pada tahun 2030 (Torode et al., 2021).

Berdasarkan uraian diatas, maka timbul pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kejadian kanker serviks. Hal tersebut yang menjadi tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi, frekuensi, karakteristik dari pengidap kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan Periode April-Juni Tahun 2024.

 

 

METODE

Metode yang dipakai kuantitatif observasional analitik yang berjenis cross-sectional untuk mengetahui karakteristik dari pengidap kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan dilaksanakan pada 1 April-30 Juni Tahun 2024.

Besar sampel ditentukan dengan non-probability sampling sehingga menggunakan seluruh populasi yang ada (total sampling). Sampel yang digunakan adalah seluruh pengidap kanker serviks yang datang ke poli klinik obgyn (k) Onk di Rumah Sakit Murni teguh yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sudah pasti didiagnosis kanker serviks melalui biopsi berjumlah 51.

Data akan dikumpulkan melalui wawancara langsung dan membagikan kuesioner untuk penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan sebagai data primer yang selanjutnya data akan� diolah menggunakan perangkat lunak statistik seperti SPSS, menggunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi kanker seviks.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel berikut menampilkan hasil analisa data terhadap sejumlah responden

 

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Usia

Usia (Tahun)

Frekuensi (n)

Persentase (%)

< 35

0

0

≥ 35

51

100,0

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam tabel 1. Diketahui frekuensi paling tinggi� yaitu Usia ≥ 35 sebanyak 51 orang (100,0 %) dan tidak ada� Usia < 35 tahun.

 

Tabel� 2. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Paritas

Paritas

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Nullipara-Primipara

3

5,9

Multipara-GrandeMultipara

48

94,1

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam tabel 2. Diketahui frekuensi Multipara-GrandeMultipara sebanyak 48 orang (94,1 %) dan Nullipara-Primipara sebanyak 3 orang (5,9 %).

 

Tabel� 3. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Usia Pertama Hubungan Seksual

Usia Pertama HS

Frekuensi (n)

Persentase (%)

< 20 tahun

27

52,9

> 20 tahun

24

47,1

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam tabel 3. Diketahui frekuensi Usia Pertama Hubungan Seksual pada kelompok usia < 20 tahuh diketahui 52,9% atau 27 orang dan kelompok usia > 20 tahun diketahui 47,1% atau 24 orang. �

 

Tabel� 4. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Multipartner Seksual

Multhipartner seksual

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Ya

23

45,1

Tidak

28

54,9

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 4. Diketahui frekuensi multipartner sebanyak 23 orang (45,1 %) dan yang memiliki 1 pasangan seksual sebanyak 28 orang (54,9 %).

 

Tabel� 5. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi Oral

P.kontrsepsi Oral

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Ya

21

41,2

Tidak

30

58,8

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 5. Diketahui frekuensi Pemakaian Kontrasepsi Oral didapatkan frekuensi sebanyak 21 orang (41,2 %)� dan yang tidak memakai kontrasepsi oral sebanyak 30 orang (58,8 %)

 

Tabel� 6. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Suku

Suku

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Batak

21

41,2

Jawa

19

37,3

Melayu

8

15,7

Nias

2

3,9

India

1

2,0

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 6. Diketahui frekuensi suku Batak sebanyak 21 orang (41,2 %), Jawa 19 orang (37,3 %), Melayu 8 orang (15,7 %), Nias 2 orang (3,9 %), dan India 1 orang (2,0 %).

 

Tabel� 7. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Riwayat Merokok

Riwayat Merokok

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Ya

6

11,8

Tidak

45

88,2

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 7 Diketahui frekuensi Merokok sebanyak 6 orang (11,8%) dan yang tidak merokok sebanyak 45 orang (88,2 %).

 

Tabel� 8. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Sosioekonomi

Status Sosioekonomi

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Rendah

28

54,9

Sedang

23

45,1

Tinggi

0

0

Total

51

100,0

 

Sebagaimna pemaparan dalam Tabel 8. Diketahui frekuensi status ekonomi rendah sebanyak 28 orang (54,9 %), ekonomi menengah sebanyak 21 orang (45,1 %), dan tidak ada responden dengan ekonomi tinggi.

 

Tabel� 9. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Pekerjaan

Status Pekerjaan

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Bekerja

18

35,3

Tidak Bekerja

33

64,7

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 9. Diketahui frekuensi sebanyak 18 orang (35,3 %) yang bekerja dan sebanyak 33 orang (64,7 %) yang tidak bekerja/IRT

 

Tabel� 10. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Baik

13

25,5

Kurang

38

74,5

Total

51

100,0

 

Berdasarkan Tabel 10. Diketahui sebanyak 13 orang (25,5 %) dengan pengetahuan baik dan pengetahuan kurang sebanyak 38 orang (74,5 %)

 

Tabel� 11. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Riwayat Papsmear

Papsmear

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Melakukan

16

31,4

Tidak Melakukan

35

68,6

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 11. Diketahui frekuensi sebanyak 16 orang (31,4 %) yang melakukan papsmear dan sebanyak 35 orang (68,6 %) yang tidak melakukan papsmear.

 

Tabel� 12. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Stadium

Stadium

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Awal

5

9,8

Lanjut

46

90,2

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 12. Diketahui frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %) terdiagnosis pada stadium awal dan sebanyak 46 orang� (90,2 %) terdiagnosis pada stadium lanjut.

 

Tabel� 13. Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Operasi

5

9,8

Radioterapi/Kemoterapi

46

90,2

Total

51

100,0

 

Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 13. Diketahui frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %) dilakukan tindakan operasi dan sebanyak 46 orang (90,2%) dilakukan Radioterapi/Kemoterapi.

Pembahasan

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik usia didapatkan frekuensi paling tinggi yaitu Usia ≥ 35 sebanyak 51 orang (100,0 %) dan tidak ada Usia < 35 tahun. Selaras dengan temuan (Rosdiana et al., 2023) di RS Muhammadyah Palembang tahun 2022 dengan frekuensi tertinggi berusia ≥ 35 sebanyak 44 orang (83,7 %), dari 40 sampel. Hal ini disebabkan oleh perkembangan kanker serviks bertahun-tahun yang tidak diketahui, karena kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit ini sehingga menimbulkan keterlambatan diagnosis dan penanganan.

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Paritas didapatkan frekuensi Multipara-GrandeMultipara sebanyak 48 orang (94,1 %) dan frekuensi Nullipara-Primipara sebanyak 3 orang (5,9 %). Hsil tersebut selaras dengan temuan (Rosdiana et al., 2023) di RS Muhammadyah Palembang tahun 2022 dengan frekuensi tertinggi terjadi pada paritas tinggi ≥ 3 sebanyak 39 orang (79,6 %) dari 49 sampel. Penyebab tingginya risiko terkena kanker serviks yakni frekuesi paritas yang meningkat sebab serviks mengalami penurunan kemampuan untuk menjaga stabilitas zona transformasi pada ekstoserviks karena mengalami trauma berulang pada saat melahirkan sehingga mudah terinfeksi (Zeta et al., 2023).

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Hasil penelitian didapatkan frekuensi Usia Pertama Hubungan Seksual pada kelompok usia < 20 tahuh diketahui 52,9% atau 27 orang dan kelompok usia > 20 tahun diketahui 47,1% atau 24 orang. Hasil tersebut selaras dengan temuan (ANANDA, 2024) di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2018-2022 dimana mayoritas responden yang pertama kali melakukan hubungan seksual dengan frekuensi tertinggi kelompok usia di bawah 20 tahun sebanyak 44 orang (62,0) dari 71 sampel. Kelompok usia ini epitel serviks belum kuat untuk menerima rangsangan dari zat-zat sperma dan ketidakmatangan sel mukosa lebih sensitif dapat dengan mudah memicu kanker sehingga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks (Karim et al., 2021).�

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Multipartner Seksual didapatkan frekuensi multipartner sebanyak 23 orang (45,1 %) dan yang memiliki 1 pasangan seksual sebanyak 28 orang (54,9 %). Hasil ini bukan hanya riwayat dari responden namun juga dari riwayat pasangan seksual responden yang multipartner hal ini berhubungan dengan pekerjaan suami responden, yang sebagian sering berpergian selama seminggu sampai berbulan-bulan seperti sopir dan suami bekerja dikapal yang memiliki banyak mitra seksual dan melakukan hubungan seksual selain dari istri dapat meningkatkan resiko penularan HPV kepada pasangan, Semakin banyak multipartner seksual semakin tinggi risiko terpapar HPV (Zhang et al., 2020).

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024 Untuk karakteristik Pemakaian Kontrasepsi Oral didapatkan frekuensi sebanyak 21 orang (41,2 %) dan sebanyak 30 orang (58,8 %) yang tidak memakai kontrasepsi oral. Hasil ini sejalan dengan temuan (Utami et al., 2020) di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2017 dengan frekuensi tertinggi sebanyak 64 orang (91,4) dari 70 sampel yang tidak memakai kontrasepsi oral. Pil kontrasepsi oral yang digunakan lebih dari lima tahun atau jangka panjang menggandakan risiko terjadinya kanker di antara wanita yang positif� DNA� HPV (Zhang et al., 2020).�

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk suku ditemukan frekuensi suku Batak sebanyak 21 orang (41,2 %), Jawa 19 orang (37,3 %), Melayu 8 orang (15,7 %), Nias 2 orang (3,9 %), dan India 1 orang (2,0 %). Dari hasil ini diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai ras/suku karena wanita tercatat lebih banyak wanita dari Asia yang mengidap kanker serviks dibanding ras kulit putih (Cohen et al., 2023). Hal tersebut apakah disebabkan oleh personal hygiene atau faktor yang lain.

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Riwayat Merokok didapatkan frekuensi sebanyak 6 orang (11,8 %) dan yang tidak merokok sebanyak 45 orang (88,2 %). Sebagaimana selaras dengan temuan (Utami et al., 2020) di RSUP Sanglah Denpasar diketahui 2 dari 70 penderita kanker serviks yang merokok. Dari hasil ini diketahui hampir semua responden perokok pasif dimana rata-rata semua responden tinggal bersama dengan perokok aktif baik suami maupun lingkungan sekitar. Dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis, literatur yang diterbitkan antara tahun 2009 dan 2018 tentang merokok sebagai kemungkinan faktor risiko berkembangnya kelainan serviks. Mayoritas penelitian menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara merokok dan CIN2/3 dan CIN2+ (Nagelhout et al., 2021).�

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Sosioekonomi didapatkan frekuensi� status ekonomi rendah sebanyak 28 orang (54,9 %), ekonomi menengah sebanyak 21 orang (4,1 %), dan tidak ada responden dengan ekonomi tinggi. Dari hasil ini dapat dilihat� kanker serviks sering terjadi pada tingkat sosioekonomi rendah karena terhambat untuk melakukan skrining pra-kanker, kebersihan lingkunga, gizi, lifestyle, kualitas olahan yang dikonsumsi, dan rendahnya imunitas tubuh yang tinggi risiko terkena virus atau penyakit (Taneja et al., 2021).

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Pekerjaan didapatkan frekuensi sebanyak 18 orang (35,3 %) yang bekerja dan sebanyak 33 orang (64,7 %) yang tidak bekerja/IRT. Hasil� ini selaras dengan temuan (Naufaldi et al., 2022) di RSUD Raden Mattaher jambi tahun 2018-2020 yang menunjukkan mayoritas responden frekuensi tetinggi adalah yang tidak bekerja/IRT sebanyak 44 orang dari 56 sampel .

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Tingkat Pengrtahuan didapatkan frekuensi sebanyak 13 orang (25,5 %) dengan pengetahuan baik dan sebanyak 38 orang (74,5 %) dengan pengetahuan yang kurang. Hasil ini didukung oleh temuan (Prastio & Rahma, 2023) dengan frekuensi tertinggi sebanyak 43 orang (53 %) dari 81 sampel yang berpengetahuan kurang.

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Riwayat Papsmear didapatkan frekuensi sebanyak 16 orang (31,4 %) yang melakukan papsmear dan sebanyak 35 orang (68,6 %) yang tidak melakukan papsmear. Hasil ini didukung oleh temuan (Prastio & Rahma, 2023) dengan frekuensi tertinggi pada yang tidak melakukan papsmear sebanyak 59 orang (72,8%) dari 81 sampel.

Pekerjaan, tingkat pengetahuan, dan riwayat papsmear saling berkaitan, wanita yang tidak bekerja/IRT lebih banyak terkena kanker serviks karena rendahnya tingkat pendidikan responden� yang rata-rata SMA kebawah sampai ada yang tidak sekolah sehingga memiliki pola pikir dan pengetahuan yang kurang, tingkat pengetahuan yang tinggi akan mudah paham akan adanya hubungan pengetahuan dengan kejadian kanker serviks sehingga bisa melakukan deteksi lebih awal seperti papsmear, berbeda halnya dengan yang memiliki pengetahuan yang rendah terkadang tidak peduli apa yang terjadi pada dirinya, disaat gejala yang timbul semakin parah barulah melakukan pemeriksaan sehingga terjadinya keterlambatan diagnosis dan penanganan (Simare-mare & Sembiring, 2020).

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Stadium didapatkan frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %) terdiagnosis pada stadium awal dan sebanyak 46 orang� (90,2 %) terdiagnosis pada stadium lanjut. Hasil ini sejalan dengan penelitian (Naufaldi et al., 2022) di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2018-2022 dengan frekuensi tetinggi pada stadium lanjut sebanyak 43 orang (76,8 %) dari 56 sampel. Pada penelitian ini stadium� klinis� terbanyak� rata-rata stadium IIIB.� Hal ini disebabkan pada stadium awal kurang menunjukan gejala, biasanya para pengidap kanker mulut rahim mendapatkan penanganan sesudah gejala dirasakan. Gejala umum yang sering kali tidak dipedulikan adalah keputihan berlebih dan gejala lanjutan adalah nyeri bagian bawah perut bahkan pendarahan di bagian vagina (Prawitasari, 2021).

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Penatalaksanaan didapatkan frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %) dilakukan tindakan operasi dan sebanyak 46 orang (90,2 %) dilakukan Radioterapi/Kemoterapi. Hasil ini sejalan dengan penelitian (Naufaldi et al., 2022) di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2018-2022 dengan frekuensi tetinggi pada penatalaksanaaan kemoterapi 38 orang (67,9%) dari 56 sampel. Hal tersebut dikarenakan pasien didiagnosa pada stadium lanjut sehingga tidak bisa lagi dilakukan tindakan operasi dan hanya bisa di lakukan dengan obat yang mampu menghancurkan sel kanker.

 

 

KESIMPULAN

Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan Periode April-Juni Tahun 2024 maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

karakteristik berdasarkan usia didapatkan semua responden berusia 35 sebanyak 51 orang (100,0 %), Paritas Multipara-GrandeMultipara sebanyak 48 orang (94,1 %), Usia Pertama Hubungan Seksual Usia < 20 Tahun sebanyak 27 orang (52,9 %), Multipartner Seksual sebanyak 23 orang (45,1 %), Pemakaian Kontasepsi Oral sebanyak 21 orang (41,2 %), suku Batak sebanyak 21 orang (41,2 %), Jawa 19 orang (37,3 %), Melayu 8 orang (15,7 %), Nias 2 orang (3,9 %), dan India 1 orang (2,0 %), Riwayat Merokok sebanyak 6 orang (11,8%), status ekonomi rendah sebanyak 28 orang (54,9 %), Pekerjaan sebanyak 33 orang (64,7 %) yang tidak bekerja/IRT, Tingkat Pengetahuan sebanyak 38 orang (74,5 %) dengan pengetahuan yang kurang, Riwayat Papsmear sebanyak 35 orang (68,6) yang tidak melakukan, Stadium sebanyak 46 orang� (90,2 %) terdiagnosis pada stadium lanjut, Penatalaksanaan sebanyak 5 orang (9,8 %) dilakukan tindakan operasi dan sebanyak 46 orang (90,2 %) dilakukan Radioterapi/Kemoterapi.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

amalia, Y., Samsulhadi, W., & Udin, M. (2023). Pelaksanaan Home Visite Terhadap Pasien Kanker Serviks Stadium Iva, Ulkus Dekubitus, Gizi Kurang Di Puskesmas Urangagung Kabupaten Sidoarjo. Jppm (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 7(1), 7�18.

Ananda, A. P. (2024). Karakteristik Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018-2022. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sumatera Utara.

Brahmana, I. B. (2020). Edukasi Pencegahan Kanker Serviks Secara Primer & Sekunder Bagi Dosen Fkik Umy. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat.

Cohen, C. M., Wentzensen, N., Castle, P. E., Schiffman, M., Zuna, R., Arend, R. C., & Clarke, M. A. (2023). Racial And Ethnic Disparities In Cervical Cancer Incidence, Survival, And Mortality By Histologic Subtype. Journal Of Clinical Oncology, 41(5), 1059�1068.

Girsang, V. I., Afriani, D., Saragih, F. L., & Octavia, Y. T. (2021). Karakteristik Pasien Penderita Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Teknologi Kesehatan Dan Ilmu Sosial (Tekesnos), 3(1), 129�150.

Hidayat, A. N., Ariani, N., & Burhan, I. R. (2020). Gambaran Faktor Risiko Pasien Kanker Serviks Di Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 1(3), 425�430.

Karim, U. N., Dewi, A., & Hijriyati, Y. (2021). Analisa Faktor Resiko Kanker Serviks Dikaitkan Dengan Kualitas Hidup Pasien Di Rsia Bunda Jakarta.

Mahrus, H. W. (2023). Karakteristik Dan Gambaran Histopatologi Ca Serviks Di Rspal Dr. Ramelan Surabaya Periode 2019-2021. Surabaya Biomedical Journal, 2(3), 159�168.

Naufaldi, M. D., Gunawan, R., & Halim, R. (2022). Gambaran Karakteristik Penderita Kanker Serviks Pada Pasien Rawat Inap Di Rsud Raden Mattaher Jambi Tahun 2018-2020. Journal Of Medical Studies, 2(1), 48�58.

Novalia, V. (2023). Kanker Serviks. Galenical: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh, 2(1), 45�56.

Prastio, M. E., & Rahma, H. (2023). Hubungan Pendidikan Dengan Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Kanker Serviks Pada Pegawai Wanita Di Universitas Islam Sumatera Utara. Jurnal Kedokteran Stm (Sains Dan Teknologi Medik), 6(1), 23�31.

Prawitasari, S. (2021). Clinical Decision Making Series: Obstetri Ginekologi. Ugm Press.

Ramadhani, S. C. (2023). Analisis Perilaku Wanita Usia Subur Terhadap Pemeriksaan Iva Dalam Upaya Pencegahan Kanker Serviks. Jerumi: Journal Of Education Religion Humanities And Multidiciplinary, 1(2), 617�622.

Rosdiana, M., Mariyam, N., Muliasari, S., & Khoiriah, A. (2023). Karakteristik Wanita Penderita Kanker Serviks Di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2022. Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 13(26), 86�92.

Simare-Mare, S. A., & Sembiring, A. (2020). Hubungan Karakteristik, Riwayat Keluarga Dan Pengetahuan Pada Ibu Yang Menderita Kanker Serviks Dalam Keterlambatan Mencari Pengobatan Kepelayanan Kesehatan. Colostrum Jurnal Kebidanan, 1(2), 35�48.

Stelzle, D., Tanaka, L. F., Lee, K. K., Khalil, A. I., Baussano, I., Shah, A. S. V, Mcallister, D. A., Gottlieb, S. L., Klug, S. J., & Winkler, A. S. (2021). Estimates Of The Global Burden Of Cervical Cancer Associated With Hiv. The Lancet Global Health, 9(2), E161�E169.

Taneja, N., Chawla, B., Awasthi, A. A., Shrivastav, K. D., Jaggi, V. K., & Janardhanan, R. (2021). Knowledge, Attitude, And Practice On Cervical Cancer And Screening Among Women In India: A Review. Cancer Control, 28, 10732748211010800.

Torode, J., Kithaka, B., Chowdhury, R., Simelela, N., Cruz, J. L., & Tsu, V. D. (2021). National Action Towards A World Free Of Cervical Cancer For All Women. Obstetrical & Gynecological Survey, 76(11), 675�677.

Utami, N., Mahendra, N. B., Widiyanti, E. S., & Sudiman, J. (2020). Karakteristik Pasien Kanker Serviks Di Rsup Sanglah Denpasar Periode 1 Januari�31 Desember 2017. Jurnal Medika Udayana, 9(4), 38�44.

Wilailak, S., Kengsakul, M., & Kehoe, S. (2021). Worldwide Initiatives To Eliminate Cervical Cancer. International Journal Of Gynecology & Obstetrics, 155, 102�106.

Zeta, N. K. Z. N. K., Oktarlina, R. Z., Ramdini, D. A., & Wardhana, M. F. (2023). Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Serviks: Tinjauan Pustaka. Medical Profession Journal Of Lampung, 13(4), 490�494.

Zhang, S., Xu, H., Zhang, L., & Qiao, Y. (2020). Cervical Cancer: Epidemiology, Risk Factors And Screening. Chinese Journal Of Cancer Research, 32(6), 720.