KARAKTERISTIK
PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT MURNI TEGUH MEDAN PERIODE APRIL-JUNI
TAHUN 2024
Niza Zahira, Johnson
Hutapea, Juliana Lina
Universitas Prima
Indonesia, Indonesia
Email: [email protected]
kata kunci: kanker serviks, karakteristik, faktor risiko keywords: cervical
cancer, characteristics, risk factors |
|
ABSTRAK |
|
Salah satu masalah kesehatan dunia yang selalu medapat
perhatian adalah kanker serviks yang merupakan jenis kanker ke empat paling sering ditemukan pada perempuan di seluruh dunia dengan 660.000 kasus
baru dan sekitar 350.000 kematian
pada tahun 2020 serta menempati urutan ke dua sejumlah 36.633 kasus setelah kanker payudara di Indonesia. Tujuan� untuk mengetahui
frekuensi, distribusi karakteristik kejadian kanker serviks di Rumah Sakit
Murni Teguh Medan Periode
April-Maret Tahun 2024. Metode Penelitian:
Observasional analitik
dengan desain cross-sectional. Data di peroleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada responden yang datang ke poli klinik Obgyn (K) Onk sebanyak 51 kasus. Analisis statistik untuk hasil menggunakan
SPSS dengan ujivariat. Hasil: karakteristik
berdasarkan usia didapatkan semua responden berusia ≥ 35 sebanyak 51
orang (100,0 %), Paritas Multipara-GrandeMultipara sebanyak 48
orang (94,1 %), Usia Pertama Hubungan
Seksual Usia < 20 Tahun sebanyak 27 orang
(52,9%), Multipartner Seksual
sebanyak 23 orang (45,1 %), Pemakaian
Kontasepsi Oral sebanyak
21 orang (41,2%), suku Batak sebanyak
21 orang (41,2 %), Jawa 19 orang (37,3 %), Riwayat Merokok
sebanyak 6 orang (11,8%), status ekonomi rendah sebanyak 28 orang (54,9 %), Pekerjaan sebanyak
33 orang (64,7%) yang tidak bekerja/IRT, Tingkat Pengetahuan sebanyak 38 orang
(74,5%) dengan pengetahuan yang kurang, Riwayat Papsmear sebanyak 35 orang
(68,6) yang tidak melakukan, Stadium sebanyak 46 orang�
(90,2 %) terdiagnosis pada stadium lanjut, Penatalaksanaan sebanyak 5
orang (9,8 %) dilakukan tindakan
operasi dan sebanyak 46
orang (90,2 %) dilakukan Radioterapi/Kemoterapi. One of the world's health problems that always
gets attention is cervical cancer which is the fourth most common type of
cancer found in women worldwide with 660,000 new cases and around 350,000
deaths in 2020 and ranks second with a total of 36,633 cases after breast
cancer in Indonesia. The aim is to determine the frequency, distribution of
characteristics of the incidence of cervical cancer at Murni Teguh Medan Hospital in the April-March Period of 2024.
Research Methods: Observational analytic with cross-sectional design. Data
were obtained through direct interviews using questionnaires to respondents
who came to the Obgyn (K) Onk clinic as many as 51
cases. Statistical analysis for the results using SPSS with a vivariate test. Results: Characteristics based on age
obtained all respondents aged ≥ 35 as many as 51 people (100.0%),
Parity Multipara-GrandeMultipara as many as 48
people (94.1%), First Age of Sexual Intercourse Age < 20 years as many as
27 people (52.9%), Sexual Multipartner as many as
23 people (45.1%), Use of Oral Contraceptives as many as 21 people (41.2%),
Batak tribe as many as 21 people (41.2%), Jawa 19 people (37.3%), Smoking
History as many as 6 people (11.8%), Low economic status as many as 28 people
(54.9%), Employment as many as 33 people (64.7%) who do not work / housewife,
Knowledge Level as many as 38 people (74.5%) with less knowledge, Papsmear History as many as 35 people (68.6) who do not
do, Stage as many as 46 people (90.2%) diagnosed at an advanced stage,
Management as many as 5 people (9.8%) performed surgery and as many as 46
people (90.2%) performed Radiotherapy / Chemotherapy. |
|
Ini
adalah artikel akses terbuka
di bawah lisensi CC BY-SA . This
is an open access article under the CC BY-SA
license. |
PENDAHULUAN
Salah satu masalah kesehatan dunia yang selalu mendapat
perhatian adalah kanker serviks terkhusus pada negara berkembang salah satunya
Indonesia. Banyaknya orang yang terkena dan meninggal karena kanker serviks
menimbulkan masalah besar, karena masyarakat kurang mengetahui tentang penyakit
ini dan sulit mendapatkan pemeriksaan awal. Hal ini mengakibatkan banyak kasus
yang baru terdeteksi pada tahap akhir, yang membuat pengobatan menjadi lebih
sulit dan angka kematian menjadi lebih tinggi (Hidayat et al., 2020).
Kanker adalah penyakit ganas yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel dalam tubuh yang tidak terkendali, bahkan tanpa adanya
rangsangan pertumbuhan dapat menyebar ke ogan lain dalam tubuh (metastasis) (Mahrus, 2023). Kanker serviks adalah tumor ganas yang terjadi pada organ reproduksi
wanita yang berasal dari serviks, serviks adalah bagian bawah rahim, menonjol,
berbentuk silinder dan terhubung ke vagina (Amalia et al., 2023).
Human Papilloma
Virus merupakan virus yang menyebabkan kanker serviks dan yang paling sering di temukan tipe 16 dan 18, yaitu
99,7%. Subtipe HPV risiko tinggi, diantaranya 16, 18, 31, 33, 35, 39,45, 51, 52,
56, 58, 59, 68, 82. Sedangkan 6,11,40,42,43,44,54,61,72,81 termasuk HPV risiko
rendah. Tidak semua wanita yang terinfeksi HPV akan mengalami kanker serviks (Ramadhani, 2023).
Selain itu dari meta analisis menunjukkan banyak berbagai
faktor yang mempengaruhi seperti multipartner seksual, usia muda hubungan
seksual, merokok, peningkatan paritas, pemakaian kontrasepsi oral jangka
panjang, personal hygiene yang buruk, rendahnya sosioekonomi, dan tingkat
pengetahuan, serta status HIV. Perempuan yang positif HIV 6 kali lebih tinggi
untuk menderita kanker serviks dari pada populasi umum, sekir 5 % dari semua
kasus kanker serviks berhubungan dengan HIV (Stelzle et al., 2021).
Menurut data GLOBOCAN,
sebuah proyek dari International Agency for Research on Cancer (IARC) salah satu dari empat jenis
kanker yang banyak diidap oleh wanita di dunia adalah kanker serviks sebanyak
604.000 kasus baru dengan angka kematian mencapai 90% dari total 342.000
kematian yang tercatat dari negara yang berpendapatan menengah ke bawah pada
2020 (Wilailak et al., 2021).
Pada 2018 lalu tercatat sebanyak 32.469 kasus kanker
serviks di Indonesia setelah kanker payudara yang menduduki posisi kedua
penyebab kematian tertinggi sebanyak 18.729 kematian pada tahun 2020. Di
Indonesia, penderita kanker servis meningkat sebanyak 17,2% atau 36.633 kasus
dan sebanyak 234.511 jumlah kematian yang tercatat (Novalia, 2023). Dinas
kesehatan provinsi sumatera utara 2018, menunjukkan 283 kasus dengan angka
kejadian tertinggi pada usia 45-54 tahun, cakupan deteksi dini terbanyak
terdapat dikabupaten padang lawas (54,70%) dan paling rendah di nias serta
tanjung balai pada tahun 2020 (Girsang et al., 2021).
Salah
satu cara mengantisipasi terinfeksi virus penyebab kanker serviks yakni dengan
pemeriksaan awal sebagai langkah preventif primer vaksinasi HPV dan pencegahan
sekunder iva test/papsmear secara teratur (Brahmana, 2020). Srategi
global membuat 3 pilar untuk mencegah terjadinya kanker serviks dengan meningkatkan
cakupan skrining pada wanita usia 35-45 tahun (70%), melakuakan vaksinasi HPV
pada wanita usia 9-14 tahun (90%), dan untuk wanita yang teridentifikasi menderita
lesi prakanker dan kanker serviks invasif akan dilakukan peningkatan cakupan
pengobatan (90%) pada tahun 2030 (Torode et al., 2021).
Berdasarkan uraian diatas, maka timbul pertanyaan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kejadian kanker
serviks. Hal tersebut yang menjadi tujuan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui distribusi, frekuensi, karakteristik dari pengidap kanker serviks di
Rumah Sakit Murni Teguh Medan Periode April-Juni Tahun 2024.
METODE
Metode yang dipakai kuantitatif observasional analitik yang
berjenis cross-sectional untuk mengetahui karakteristik dari pengidap
kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan dilaksanakan pada 1 April-30
Juni Tahun 2024.
Besar sampel ditentukan dengan non-probability sampling
sehingga menggunakan seluruh populasi yang ada (total sampling). Sampel yang
digunakan adalah seluruh pengidap kanker serviks yang datang ke poli klinik
obgyn (k) Onk di Rumah Sakit Murni teguh yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
sudah pasti didiagnosis kanker serviks melalui biopsi berjumlah 51.
Data akan dikumpulkan melalui wawancara langsung dan
membagikan kuesioner untuk penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh
Medan sebagai data primer yang selanjutnya data akan� diolah menggunakan perangkat lunak statistik
seperti SPSS, menggunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi
frekuensi kanker seviks.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel berikut menampilkan hasil analisa data terhadap sejumlah responden
Tabel 1. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
< 35 |
0 |
0 |
≥ 35 |
51 |
100,0 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam tabel 1. Diketahui frekuensi
paling tinggi� yaitu Usia ≥ 35
sebanyak 51 orang (100,0 %) dan tidak ada�
Usia < 35 tahun.
Tabel� 2. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Paritas
Paritas |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Nullipara-Primipara |
3 |
5,9 |
Multipara-GrandeMultipara |
48 |
94,1 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam tabel 2. Diketahui frekuensi Multipara-GrandeMultipara
sebanyak 48 orang (94,1 %) dan Nullipara-Primipara sebanyak 3 orang (5,9 %).
Tabel� 3. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Usia Pertama Hubungan
Seksual
Usia Pertama HS |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
< 20 tahun |
27 |
52,9 |
> 20 tahun |
24 |
47,1 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam tabel 3. Diketahui frekuensi Usia Pertama Hubungan Seksual pada kelompok usia < 20 tahuh diketahui 52,9% atau 27 orang dan kelompok usia > 20 tahun diketahui 47,1% atau 24 orang. �
Tabel� 4. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Multipartner Seksual
Multhipartner seksual |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Ya |
23 |
45,1 |
Tidak |
28 |
54,9 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 4. Diketahui frekuensi multipartner sebanyak 23 orang
(45,1 %) dan yang memiliki 1 pasangan
seksual sebanyak 28 orang
(54,9 %).
Tabel� 5. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi Oral
P.kontrsepsi Oral |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Ya |
21 |
41,2 |
Tidak |
30 |
58,8 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 5. Diketahui
frekuensi Pemakaian Kontrasepsi Oral didapatkan frekuensi sebanyak 21 orang (41,2
%)� dan yang
tidak memakai kontrasepsi
oral sebanyak 30 orang (58,8 %)
Tabel� 6. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Suku
Suku |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Batak |
21 |
41,2 |
Jawa |
19 |
37,3 |
Melayu |
8 |
15,7 |
Nias |
2 |
3,9 |
India |
1 |
2,0 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 6. Diketahui frekuensi suku Batak sebanyak 21 orang
(41,2 %), Jawa 19 orang (37,3 %), Melayu 8 orang
(15,7 %), Nias 2 orang (3,9 %), dan India 1 orang
(2,0 %).
Tabel� 7. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Riwayat Merokok
Riwayat Merokok |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Ya |
6 |
11,8 |
Tidak |
45 |
88,2 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 7 Diketahui frekuensi Merokok sebanyak 6 orang (11,8%)
dan yang tidak merokok sebanyak
45 orang (88,2 %).
Tabel� 8. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Sosioekonomi
Status Sosioekonomi |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Rendah |
28 |
54,9 |
Sedang |
23 |
45,1 |
Tinggi |
0 |
0 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimna pemaparan dalam Tabel 8. Diketahui frekuensi status ekonomi rendah sebanyak 28 orang (54,9 %), ekonomi
menengah sebanyak 21 orang
(45,1 %), dan tidak ada responden
dengan ekonomi tinggi.
Tabel� 9. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Pekerjaan
Status Pekerjaan |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Bekerja |
18 |
35,3 |
Tidak Bekerja |
33 |
64,7 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 9. Diketahui frekuensi sebanyak 18 orang (35,3 %) yang bekerja
dan sebanyak 33 orang (64,7 %) yang tidak bekerja/IRT
Tabel� 10. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Baik |
13 |
25,5 |
Kurang |
38 |
74,5 |
Total |
51 |
100,0 |
Berdasarkan Tabel 10. Diketahui sebanyak 13 orang (25,5 %) dengan pengetahuan
baik dan pengetahuan kurang sebanyak
38 orang (74,5 %)
Tabel� 11. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Riwayat Papsmear
Papsmear |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Melakukan |
16 |
31,4 |
Tidak Melakukan |
35 |
68,6 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 11. Diketahui frekuensi sebanyak 16 orang (31,4 %) yang melakukan
papsmear dan sebanyak 35
orang (68,6 %) yang tidak melakukan papsmear.
Tabel� 12. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Stadium
Stadium |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Awal |
5 |
9,8 |
Lanjut |
46 |
90,2 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 12. Diketahui frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %) terdiagnosis
pada stadium awal dan sebanyak
46 orang� (90,2
%) terdiagnosis pada stadium lanjut.
Tabel� 13. Distribusi
Frekuensi Penderita Berdasarkan Penatalaksanaan
Penatalaksanaan |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Operasi |
5 |
9,8 |
Radioterapi/Kemoterapi |
46 |
90,2 |
Total |
51 |
100,0 |
Sebagaimana pemaparan dalam Tabel 13. Diketahui frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %) dilakukan
tindakan operasi dan sebanyak 46 orang (90,2%) dilakukan
Radioterapi/Kemoterapi.
Pembahasan
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh
Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik usia didapatkan frekuensi paling tinggi yaitu Usia ≥ 35 sebanyak 51 orang (100,0 %) dan tidak ada
Usia < 35 tahun. Selaras
dengan temuan (Rosdiana et al., 2023) di RS Muhammadyah
Palembang tahun 2022 dengan frekuensi
tertinggi berusia ≥
35 sebanyak 44 orang (83,7 %), dari
40 sampel. Hal ini disebabkan
oleh perkembangan kanker serviks
bertahun-tahun yang tidak diketahui,
karena kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit ini sehingga menimbulkan keterlambatan diagnosis dan penanganan.
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit
Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Paritas didapatkan frekuensi Multipara-GrandeMultipara
sebanyak 48 orang (94,1 %) dan frekuensi Nullipara-Primipara sebanyak
3 orang (5,9 %). Hsil tersebut selaras dengan temuan (Rosdiana et al., 2023) di RS Muhammadyah Palembang tahun 2022 dengan frekuensi
tertinggi terjadi pada paritas tinggi ≥ 3 sebanyak 39 orang (79,6
%) dari 49 sampel. Penyebab tingginya
risiko terkena kanker serviks yakni frekuesi paritas yang meningkat sebab
serviks mengalami penurunan kemampuan untuk menjaga stabilitas zona
transformasi pada ekstoserviks karena mengalami trauma berulang pada saat
melahirkan sehingga mudah terinfeksi (Zeta et al., 2023).
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit
Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Hasil penelitian didapatkan frekuensi Usia Pertama Hubungan Seksual pada kelompok usia < 20 tahuh diketahui 52,9% atau 27 orang dan kelompok usia > 20 tahun diketahui 47,1% atau 24 orang. Hasil tersebut
selaras dengan temuan (ANANDA, 2024) di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2018-2022
dimana mayoritas responden
yang pertama kali melakukan hubungan
seksual dengan frekuensi tertinggi kelompok usia di bawah 20 tahun sebanyak 44 orang (62,0) dari 71 sampel. Kelompok usia ini epitel serviks belum kuat untuk menerima rangsangan dari zat-zat sperma dan ketidakmatangan sel mukosa lebih sensitif dapat
dengan mudah memicu kanker sehingga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks (Karim et al., 2021).�
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit
Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Multipartner Seksual didapatkan frekuensi multipartner sebanyak 23 orang (45,1 %) dan yang memiliki 1 pasangan seksual sebanyak 28 orang (54,9
%). Hasil ini bukan hanya riwayat dari
responden namun juga dari riwayat pasangan
seksual responden yang multipartner hal ini berhubungan dengan pekerjaan suami responden, yang sebagian sering berpergian selama seminggu sampai berbulan-bulan
seperti sopir dan suami bekerja dikapal yang memiliki banyak mitra seksual dan melakukan hubungan seksual selain dari istri dapat meningkatkan resiko penularan HPV kepada pasangan, Semakin banyak multipartner seksual semakin tinggi risiko terpapar
HPV (Zhang et al., 2020).
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh
Medan bulan April-Juni 2024 Untuk karakteristik Pemakaian Kontrasepsi Oral didapatkan frekuensi sebanyak 21 orang (41,2 %) dan sebanyak 30 orang (58,8 %) yang tidak memakai
kontrasepsi oral. Hasil ini sejalan
dengan temuan (Utami et al., 2020) di RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2017 dengan frekuensi
tertinggi sebanyak 64 orang
(91,4) dari 70 sampel yang
tidak memakai kontrasepsi
oral. Pil kontrasepsi oral
yang digunakan lebih dari lima tahun
atau jangka panjang menggandakan risiko terjadinya kanker di antara wanita yang positif� DNA� HPV (Zhang et al., 2020).�
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit
Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk suku ditemukan frekuensi suku Batak sebanyak 21 orang (41,2 %),
Jawa 19 orang (37,3 %), Melayu 8 orang (15,7 %), Nias 2 orang (3,9 %), dan India 1 orang (2,0 %). Dari hasil
ini diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai ras/suku karena wanita
tercatat lebih banyak wanita dari Asia yang mengidap kanker serviks dibanding ras kulit putih
(Cohen et al., 2023). Hal tersebut apakah disebabkan oleh personal hygiene atau faktor
yang lain.
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh
Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik
Riwayat Merokok didapatkan frekuensi sebanyak 6 orang (11,8 %) dan yang tidak merokok sebanyak 45 orang (88,2
%). Sebagaimana
selaras dengan temuan (Utami et al., 2020) di RSUP Sanglah Denpasar diketahui 2 dari 70 penderita kanker serviks yang
merokok. Dari hasil ini diketahui hampir semua responden perokok pasif dimana
rata-rata semua responden tinggal bersama dengan perokok aktif baik suami
maupun lingkungan sekitar. Dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis,
literatur yang diterbitkan antara tahun 2009 dan 2018 tentang merokok sebagai
kemungkinan faktor risiko berkembangnya kelainan serviks. Mayoritas penelitian
menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara merokok dan CIN2/3 dan
CIN2+ (Nagelhout et al., 2021).�
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita
kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk
karakteristik Sosioekonomi didapatkan frekuensi�
status ekonomi rendah sebanyak 28 orang (54,9 %),
ekonomi menengah sebanyak 21 orang (4,1 %), dan tidak ada responden dengan
ekonomi tinggi. Dari hasil ini dapat dilihat�
kanker serviks sering terjadi pada tingkat sosioekonomi rendah karena
terhambat untuk melakukan skrining pra-kanker, kebersihan lingkunga, gizi, lifestyle,
kualitas olahan yang dikonsumsi, dan rendahnya imunitas tubuh yang tinggi
risiko terkena virus atau penyakit (Taneja et al., 2021).
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk
karakteristik Pekerjaan didapatkan frekuensi sebanyak 18 orang (35,3 %) yang
bekerja dan sebanyak 33 orang (64,7 %) yang tidak
bekerja/IRT. Hasil� ini selaras
dengan temuan (Naufaldi et al., 2022) di RSUD Raden Mattaher jambi tahun 2018-2020 yang menunjukkan mayoritas
responden frekuensi tetinggi adalah yang tidak bekerja/IRT sebanyak 44 orang
dari 56 sampel .
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni
Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Tingkat Pengrtahuan
didapatkan frekuensi sebanyak 13 orang (25,5 %) dengan pengetahuan baik dan sebanyak 38 orang (74,5 %) dengan pengetahuan yang kurang.
Hasil ini didukung oleh temuan (Prastio & Rahma,
2023) dengan frekuensi tertinggi sebanyak 43 orang (53 %) dari 81 sampel yang
berpengetahuan kurang.
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh
Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Riwayat Papsmear didapatkan
frekuensi sebanyak 16 orang (31,4 %) yang melakukan papsmear dan sebanyak 35
orang (68,6 %) yang tidak melakukan papsmear. Hasil ini didukung oleh temuan (Prastio & Rahma, 2023) dengan frekuensi tertinggi pada yang tidak melakukan
papsmear sebanyak 59 orang (72,8%) dari 81 sampel.
Pekerjaan, tingkat pengetahuan, dan riwayat papsmear
saling berkaitan, wanita yang tidak bekerja/IRT lebih banyak terkena kanker
serviks karena rendahnya tingkat pendidikan responden� yang rata-rata SMA kebawah sampai ada yang
tidak sekolah sehingga memiliki pola pikir dan pengetahuan yang kurang, tingkat
pengetahuan yang tinggi akan mudah paham akan adanya hubungan pengetahuan
dengan kejadian kanker serviks sehingga bisa melakukan deteksi lebih awal
seperti papsmear, berbeda halnya dengan yang memiliki pengetahuan yang rendah
terkadang tidak peduli apa yang terjadi pada dirinya, disaat gejala yang timbul
semakin parah barulah melakukan pemeriksaan sehingga terjadinya keterlambatan
diagnosis dan penanganan (Simare-mare &
Sembiring, 2020).
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk
karakteristik Stadium didapatkan frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %)
terdiagnosis pada stadium awal dan sebanyak 46
orang� (90,2 %) terdiagnosis pada stadium
lanjut. Hasil ini sejalan dengan penelitian (Naufaldi et al., 2022) di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2018-2022 dengan
frekuensi tetinggi pada stadium lanjut sebanyak 43 orang (76,8 %) dari 56
sampel. Pada penelitian ini stadium�
klinis� terbanyak� rata-rata stadium IIIB.� Hal ini disebabkan pada stadium awal kurang
menunjukan gejala, biasanya para pengidap kanker mulut rahim mendapatkan
penanganan sesudah gejala dirasakan. Gejala umum yang sering kali tidak
dipedulikan adalah keputihan berlebih dan gejala lanjutan adalah nyeri bagian
bawah perut bahkan pendarahan di bagian vagina (Prawitasari, 2021).
Sebagaimana data yang diperoleh dari para penderita kanker serviks di Rumah Sakit Murni
Teguh Medan bulan April-Juni 2024. Untuk karakteristik Penatalaksanaan
didapatkan frekuensi sebanyak 5 orang (9,8 %) dilakukan
tindakan operasi dan sebanyak 46 orang (90,2 %) dilakukan
Radioterapi/Kemoterapi. Hasil ini sejalan dengan penelitian (Naufaldi et al., 2022) di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2018-2022 dengan frekuensi tetinggi
pada penatalaksanaaan kemoterapi 38 orang (67,9%) dari 56 sampel. Hal tersebut
dikarenakan pasien didiagnosa pada stadium lanjut sehingga tidak bisa lagi
dilakukan tindakan operasi dan hanya bisa di lakukan dengan obat yang mampu
menghancurkan sel kanker.
KESIMPULAN
karakteristik
berdasarkan usia didapatkan semua responden berusia ≥
35 sebanyak 51 orang (100,0 %), Paritas Multipara-GrandeMultipara sebanyak 48
orang (94,1 %), Usia Pertama Hubungan Seksual Usia < 20 Tahun sebanyak 27
orang (52,9 %), Multipartner Seksual sebanyak 23 orang (45,1 %), Pemakaian
Kontasepsi Oral sebanyak 21 orang (41,2 %), suku Batak sebanyak 21 orang (41,2
%), Jawa 19 orang (37,3 %), Melayu 8 orang (15,7 %), Nias 2 orang (3,9 %), dan
India 1 orang (2,0 %), Riwayat Merokok sebanyak 6 orang (11,8%), status ekonomi
rendah sebanyak 28 orang (54,9 %), Pekerjaan sebanyak 33 orang (64,7 %) yang
tidak bekerja/IRT, Tingkat Pengetahuan sebanyak 38 orang (74,5 %) dengan
pengetahuan yang kurang, Riwayat Papsmear sebanyak 35 orang (68,6) yang tidak
melakukan, Stadium sebanyak 46 orang�
(90,2 %) terdiagnosis pada stadium lanjut, Penatalaksanaan sebanyak 5
orang (9,8 %) dilakukan tindakan operasi dan sebanyak 46 orang (90,2 %)
dilakukan Radioterapi/Kemoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
amalia, Y.,
Samsulhadi, W., & Udin, M. (2023). Pelaksanaan Home Visite Terhadap Pasien
Kanker Serviks Stadium Iva, Ulkus Dekubitus, Gizi Kurang Di Puskesmas
Urangagung Kabupaten Sidoarjo. Jppm (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat), 7(1), 7�18.
Ananda, A. P. (2024). Karakteristik
Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun
2018-2022. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sumatera Utara.
Brahmana, I. B. (2020). Edukasi
Pencegahan Kanker Serviks Secara Primer & Sekunder Bagi Dosen Fkik Umy. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat.
Cohen, C. M., Wentzensen, N., Castle, P. E., Schiffman, M., Zuna, R.,
Arend, R. C., & Clarke, M. A. (2023). Racial And Ethnic Disparities In
Cervical Cancer Incidence, Survival, And Mortality By Histologic Subtype.
Journal Of Clinical Oncology, 41(5), 1059�1068.
Girsang, V. I., Afriani, D., Saragih, F. L., & Octavia, Y. T. (2021). Karakteristik Pasien
Penderita Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Sumatera Utara.
Jurnal Teknologi Kesehatan Dan Ilmu Sosial (Tekesnos), 3(1), 129�150.
Hidayat, A. N., Ariani, N., &
Burhan, I. R. (2020). Gambaran Faktor Risiko Pasien Kanker Serviks Di Rsup Dr.
M. Djamil Padang Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 1(3), 425�430.
Karim, U. N., Dewi, A., & Hijriyati,
Y. (2021). Analisa Faktor Resiko Kanker Serviks Dikaitkan Dengan Kualitas Hidup
Pasien Di Rsia Bunda Jakarta.
Mahrus, H. W. (2023). Karakteristik Dan Gambaran Histopatologi Ca Serviks
Di Rspal Dr. Ramelan Surabaya Periode 2019-2021. Surabaya Biomedical Journal,
2(3), 159�168.
Naufaldi, M. D., Gunawan, R., & Halim, R. (2022). Gambaran Karakteristik
Penderita Kanker Serviks Pada Pasien Rawat Inap Di Rsud Raden Mattaher Jambi
Tahun 2018-2020. Journal Of Medical
Studies, 2(1), 48�58.
Novalia, V. (2023). Kanker Serviks. Galenical: Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh, 2(1), 45�56.
Prastio, M. E., & Rahma, H. (2023).
Hubungan Pendidikan Dengan Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Kanker Serviks Pada
Pegawai Wanita Di Universitas Islam Sumatera Utara. Jurnal Kedokteran Stm (Sains Dan Teknologi Medik), 6(1),
23�31.
Prawitasari, S. (2021). Clinical Decision Making Series: Obstetri
Ginekologi. Ugm Press.
Ramadhani, S. C. (2023). Analisis Perilaku Wanita Usia Subur Terhadap
Pemeriksaan Iva Dalam Upaya Pencegahan Kanker Serviks. Jerumi: Journal Of
Education Religion Humanities And Multidiciplinary, 1(2), 617�622.
Rosdiana, M., Mariyam, N., Muliasari, S., & Khoiriah, A. (2023). Karakteristik Wanita
Penderita Kanker Serviks Di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2022. Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 13(26), 86�92.
Simare-Mare, S. A., & Sembiring, A. (2020). Hubungan Karakteristik,
Riwayat Keluarga Dan Pengetahuan Pada Ibu Yang Menderita Kanker Serviks Dalam
Keterlambatan Mencari Pengobatan Kepelayanan Kesehatan. Colostrum Jurnal
Kebidanan, 1(2), 35�48.
Stelzle, D., Tanaka, L. F., Lee, K. K., Khalil, A. I., Baussano, I., Shah,
A. S. V, Mcallister, D. A., Gottlieb, S. L., Klug, S. J., & Winkler, A. S.
(2021). Estimates Of The Global Burden Of Cervical Cancer Associated With Hiv.
The Lancet Global Health, 9(2), E161�E169.
Taneja, N., Chawla, B., Awasthi, A. A., Shrivastav, K. D., Jaggi, V. K.,
& Janardhanan, R. (2021). Knowledge, Attitude, And Practice On Cervical
Cancer And Screening Among Women In India: A Review. Cancer Control, 28,
10732748211010800.
Torode, J., Kithaka, B., Chowdhury, R., Simelela, N., Cruz, J. L., &
Tsu, V. D. (2021). National Action Towards A World Free Of Cervical Cancer For
All Women. Obstetrical & Gynecological Survey, 76(11), 675�677.
Utami, N., Mahendra, N. B., Widiyanti, E. S., & Sudiman, J. (2020).
Karakteristik Pasien Kanker Serviks Di Rsup Sanglah Denpasar Periode 1
Januari�31 Desember 2017. Jurnal Medika Udayana, 9(4), 38�44.
Wilailak, S., Kengsakul, M., & Kehoe, S. (2021). Worldwide Initiatives
To Eliminate Cervical Cancer. International Journal Of Gynecology &
Obstetrics, 155, 102�106.
Zeta, N. K. Z. N. K., Oktarlina, R. Z., Ramdini, D. A., & Wardhana, M.
F. (2023). Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Serviks: Tinjauan Pustaka.
Medical Profession Journal Of Lampung, 13(4), 490�494.
Zhang, S., Xu, H., Zhang, L., & Qiao, Y. (2020). Cervical Cancer:
Epidemiology, Risk Factors And Screening. Chinese Journal Of Cancer Research,
32(6), 720.