PENERAPAN METODE INTEGRATED PEST MANAGEMENT (IPM) SEBAGAI PENDEKATAN BERKELANJUTAN DALAM MENGONTROL HAMA DI INDUSTRI PERHOTELAN

 

 

Risman Jaya, Hamsu Hanafi, Yudi Vais

Politeknik Pariwisata Makassar, Indonesia

Email: [email protected]

 

Kata kunci:

Penerapan, Metode, Integrated Pest Management, Pendekatan Berkelanjutan,Kontrol

 

 

 

Keywords:

Application, Methods, Integrated Pest Management, Sustainable Approach, Control

 

ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan Metode Integrated Pest Management (IPM) sebagai pendekatan berkelanjutan dalam pengendalian hama di industri perhotelan di Sulawesi Selatan, mencakup hotel-hotel di Makassar, Parepare, dan Bulukumba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk memahami kondisi nyata di lapangan. Fokus penelitian meliputi tingkat adopsi dan penerapan IPM, dampaknya terhadap pengurangan penggunaan pestisida kimia, serta pengetahuan dan persepsi staf hotel tentang IPM. Penelitian juga menyoroti hambatan yang dihadapi hotel dalam menerapkan IPM sebagai strategi pengendalian hama yang ramah lingkungan. Penerapan IPM sejalan dengan konsep pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi lokal. Dengan mengadopsi IPM, hotel berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan memperkuat komitmen terhadap prinsip pariwisata berkelanjutan, yang semakin menarik bagi wisatawan yang peduli terhadap lingkungan.

 

This study aims to examine the application of the Integrated Pest Management (IPM) Method as a sustainable approach in pest control in the hospitality industry in South Sulawesi, including hotels in Makassar, Parepare, and Bulukumba. This study uses a qualitative method with a descriptive approach to understand the real conditions in the field. The focus of the research includes the rate of adoption and application of HDI, its impact on the reduction of the use of chemical pesticides, and the knowledge and perception of hotel staff about IPM. The research also highlights the barriers faced by hotels in implementing HDI as an environmentally friendly pest control strategy. The implementation of HDI is in line with the concept of sustainable tourism that prioritizes environmental, social, and local economic aspects. By adopting HDI, hotels contribute to environmental preservation and strengthen their commitment to sustainable tourism principles, which is increasingly attractive to tourists who care about the environment.

Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA .

This is an open access article under the CC BY-SA license.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi terus membentuk dan mengubah industri pariwisata dan perhotelan (Eddyono, 2021). Aplikasi perjalanan, kecerdasan buatan, dan teknologi lainnya terus berkembang dan memengaruhi cara wisatawan berinteraksi dengan destinasi, tidak terkecuali hotel. Oleh karena itu, industri pariwisata dan perhotelan harus mengadopsi teknologi baru ini untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pengalaman wisatawan, dan memenuhi harapan.

Selain itu, perkembangan teknologi juga membawa tantangan baru seperti keamanan data dan privasi tamu. Industri pariwisata dan perhotelan harus menjawab tantangan ini dengan menerapkan langkah-langkah keamanan strategisyang kuat yang dapat menjaga kenyamanan dan privasi tamu dan wisatawan (Hamsal & Abdinagoro, 2021). Industri pariwisata dan perhotelan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara (Lukito, 2022). Industri ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan langsung, namun juga memberikan dampak positif pada sektor terkait dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal (Al-Bakry, 2023). Industri pariwisata dan perhotelan juga dapat menjadi penggerak perekonomian lokal (Afni et al., 2024). Wisatawan dan tamu yang mengunjungidestinasi wisatamenghabiskan uangnya untukmembeli produk dan jasa lokal, seperti oleh-oleh, makanan, dan minuman. Hal ini tentu saja membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan mendorong tumbuhnya usaha ekonomi kreatif di wilayah tersebut.

Tren perjalanan saat ini dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai respons terhadap perubahan preferensi dan kebutuhan wisatawan. Dalam beberapa tahun terakhir, tren seperti pariwisata berkelanjutan, wisata budaya, dan wisata petualangan menjadi semakin populer. Industri pariwisata dan perhotelan perluterus mengikuti tren ini dan mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan preferensi wisatawan (Achmad, 2023). Di sisi lain, industri pariwisata dan perhotelan juga dapat menciptakan tren baru dengan menghadirkan produk dan layanan inovatif serta mengembangkan destinasi wisata dan hotel yang berkonsep ramah lingkungan (Tangkudung et al., 2024). Tema keberlanjutan menjadi semakin penting dalam industri pariwisata dan perhotelan saat ini, seiring dengan semakin sadarnya wisatawan dan tamuakan dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan dan budaya. Oleh karena itu, destinasidan hotel harus mengadopsi praktik berkelanjutan seperti penggunaan energi terbarukan, mengurangi limbah, dan melindungi keanekaragaman hayati.

Tantangan dalam penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan ini adalah memastikan bahwa praktik-praktik tersebut bukan sekedar greenwashing, namun benar-benar diterapkan secara konsisten dan terukur. Tentu saja hal ini memerlukan komitmen yang kuat daridestinasidan hotel, serta kolaborasi dengan komunitas lokal dan pemangku kepentingan lainnya.

Didalam Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang memuat tentang devenisi kepariwisataan yaitu� Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah Daerah dan Pengusaha�.

Adapun yang dimaksud dengan Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan(Sunaryo, 2013). Pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan (Wibowo et al., 2017).

Selain itu usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut (Sambiran & Rondonuwu, 2017). Kemudian ������ berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah Kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya Tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan (Sari et al., 2023).

Sebagaimana telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, Hotel sebagai sarana akomodasi merupakan salah satu jenis usaha pariwisata yang memberikan pelayanan profesional kepada wisatawan dan tamu yang memerlukan jasa akomodasi sementara selama perjalanan wisata. Hotel merupakan fasilitas yang menyediakan penginapan dan tempat istirahat bagi para tamunya, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik. Menurut (Rumekso, 2008) Hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara profesional untuk menyediakan kamar, makanan dan minuman, serta fasilitas lain yang diperlukan bagi para tamunya dan menghasilkan keuntungan (Sujatmiko, 2024).

Charles E. Steadmon dan Michael L. Kasavana Tahun 1990 dalam bukunya yang berjudul �Managing Front Office Operations� yang dimuat di Wishnu HS (2016) yaitu hotel pada umumnya menyediakan akomodasi untuk masyarakat dan melengkapinya dengan layanan makanan dan minuman, layanan kamar, dan layanan barang-barang tamu, pencucian pakaian tamu, dan fasilitas lainnya.

Industri perhotelan sebagai salah satu sektor jasa dengan pertumbuhan yang sangat pesat, dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan serta mempertahankan kualitas kebersihan dan sanitasinya, termasuk pengendalian hama yang dapat merugikan, tidak hanya untuk kegiatan operasional sehari-hari tetapi juga untuk kesehatan dan keamanan tamu serta karyawan hotel itu sendiri. Industri perhotelan memiliki standar yang tinggi dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan hotel (Hettyning et al., 2023). Para tamu yang menginap tentu saja mengharapkan pengalaman menginap yang nyaman dan bebas dari hama seperti tikus, kutu busuk, semut, kecoa, lalat, nyamuk dan serangga atau hama lainnya. Oleh karena itu, pengendalian hama sangat penting dalam industri perhotelan (Ab et al., 2024).

Hotel harus melakukan pengendalian hama secara berkala dan menyeluruh dengan menggunakan metode pengendalian hama yang komprehensif untuk menjamin kenyamanan tamu selama menginap. Dalam konteks ini, penggunaan metode Integrated Pest Management (IPM) menjadi semakin penting sebagai pendekatan solusi berkelanjutan. Integrated Pest Management (IPM) memberikan alternatif yang tidak hanya efektif mengendalikan populasi hama, namun juga mengutamakan kelestarian lingkungan dengan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia yang berpotensi membahayakan. Keberlanjutan ekonomi juga merupakan aspek penting, karena penerapan Integrated Pest Management (IPM)dapat menghemat biaya jangka panjang melalui pengelolaan yang lebih efisien dan mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan pestisida. Lebih lanjut, penerapan Integrated Pest Management (IPM)pada industri perhotelan tidak hanya mencerminkan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan hidup yang semakin ketat, namun juga merupakan strategi strategis untuk meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen yang semakin peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup.

Mengacu pada latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan teknik pengelolaan hama terpadu atau Integrated Pest Management (IPM) sebagai pendekatan berkelanjutan dalam pengendalian hama di industri perhotelan Sulawesi Selatan (Hotel Aryadutadi Makassar dan Hotel Aston & Convention Makassar serta Hotel Same Resort di Kabupaten Bulukumba). 

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut adalah :

1.    Sejauh mana penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) telah diadopsi dan diterapkan di hotel yang ada di Sulawesi Selatan ?

2.    Apakah penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel di Sulawesi Selatan ? memiliki dampak positif terhadap pengurangan penggunaan pestisida kimia ?

3.    Bagaimana persepsi dan pengetahuan stafhotel terkait dengan metode Integrated Pest Management (IPM), dan apakah hal ini mempengaruhi efektivitas penerapannya?

4.    Apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh hotel dalam menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) sebagai strategi kontrol hama ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkanrumusan masalah yang kaji, maka penelitian ini bertujuan:

1.     Mengetahui sejauh mana penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) telah diadopsi dan diterapakan di hotel di Sulawesi Selatan.

2.     Mengetahui apakah penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel di Sulawesi Selatan memiliki dampak positif terhadap pengurangan penggunaan pestisida kimia

3.     Mengetahui bagaimana persepsi dan pengetahuan staf hotel terkait dengan metode Integrated Pest Management (IPM), dan apakah hal ini mempengaruhi efektivitas penerapannya.

4.       Mengetahui apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh hotel di Sulawesi Selatan dalam menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) sebagai strategi kontrol hama.

 

 

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan penelitian kualitatif ini tepat digunakan dalam menentukan kondisi nyata dilapangan dengan memanfaatkan metode deskriptif.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data terkait permasalahan peneliti yang dibahas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.    Observasi Lapangan, metode ini digunakan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap beberapa hotel yang ada di Sulawesi Selatan.

2.    Wawancara atau interview adalah pengambilan data melalui tanya jawab lansung dengan pihak hotel, seperti bagian housekeeping dan bagian lainnya yang menangani pest control di hotel.

3.    Dokumentasi, dalam penelitian ini dokumentasi berupa pengumpulan data dengan cara mengambil gambar terkait hal yang terjadi dilapangan.

4.    Studi Pustaka, dilakukan untuk menjadi bahan acuan atau landasan teori dalam menemukan data yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini yakni tentang Penerapan Metode Integrated Pest Management (Ipm) Sebagai Pendekatan Berkelanjutan Dalam Mengontrol Hama Di Industri Perhotelan yang ada di Sulawesi Selatan.

Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang penulis gunakan adalah data yang akan dianalisis melalui pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengungkapkan data, menguraikan data dan dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari penelitian baik data primer maupun data sekunder dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami, kemudian data yang diperoleh diuraikan serta dikembangkan berdasarkan teori yang ada. Miles dan Huberman (2018), terdapat tiga teknik data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel.

Hotel SAME Resort

Berdasarkan hasil observasi peneliti di Hotel SAME Resort Bulukumba penerapan Integrated Pest Management (IPM) telah dilaksanakan melalui kerja sama dengan perusahaan pest control eksternal. Perusahaan Pest Control tersebut secara rutin mengirimkan petugasnya ke hotel, dengan frekuensi kunjungan antara satu hingga dua kali setiap bulannya. Namun untuk pelaksanaan pengendalian hama secara rutin sehari-hari, pihak hotel khususnya staf housekeeping memegang peran utama dalam implementasinya.

� Perusahaan Pest Control yang bekerja sama dengan kami juga memberikan pelatihan kepada staf-staf kami di departemen housekeeping, hal ini dilakukan untuk pelaksanaan Pest Control yang dilakukan secara rutin, karena dari pihak perusahaan sendiri hanya bisa datang ke hotel setiap satu hingga dua kali dalam sebulan.

 

Gambar 1

 

Sehingga dengan bekal pelatihan serta bahan-bahan yang disiapkan oleh pihak perusahaan pest control, staf housekeeping dapat menjalankan tugas pengendalian hama secara mandiri dalam kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa pola kerja sama ini memungkinkan penerapan Integrated Pest Management (IPM) di SAME Resort Bulukumba berjalan secara sefektif dan efesien, dimana perusahaan Pest Control memberikan dukungan teknis dan pengawasan berkala, sementara staf hotel menjaga konsistensi implementasi dilapangan. Pendekatan ini tidak saja menjaga kebersihan dan kenyamanan hotel, tetapi juga mendukung penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam operasional hotel SAME Resort Bulukumba.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hermanus selaku Operasional Manager Hotel SAME Resort Bulukumba, dijelaskan bahwa;

�Model kerjasama kami dengan perusahaan Pest Conrol eksternal ini sangat membantu kami dalam hal penerapan pemberantasan hama dengan konsep berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini kami akui sangat efektif serta menghemat biaya operasional kami�.

Gambar 2

 

Model implementasi ini menjadikan Hotel SAME Resort Bulukumba sebagai salah satu contoh hotel yang sukses menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) dengan baik melalui sinergi antara pihak perusahaan pest control dengan staf internal hotel (staf housekeeping). Hal ini tidak hanya berkontribusi pada kenyamanan dan kepuasan tamu hotel tetapi juga mendukung komitmen hotel dalam mengadopsi praktik-praktik pariwisata berkelanjutan (Sustainability Tourism). Lebih jauh lagi, penerapan Integrated Pest Management(IPM) di SAME Resort Bulukumba berperan penting dalam mengurangi dampak negative terhadap lingkungan, karena dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia dan lebih mengutakan Tindakan preventif, hotel ini berkontribusi pada pelestarian lingkungan sekitar dan menjaga ekosistem lokal dari paparan bahan kimia berbahaya. Metode Integrated Pest Management (IPM)yang diterapkan secara berkelanjutan juga mengurangi resiko Kesehatan bagi tamu dan staf hotel dan tentu saja lingkungan dan masyarakat sekitar.

Melalui implementasi Integrated Pest Management (IPM), Hotel SAME Resort Bulukumba menunjukkan bahwa strategi pengelolaan hama yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat diintegrasikan secara efektif dalam operasional sehari-hari. Pendekatan ini juga memperkuat reputasi hotel sebagai pelopor dalam praktik perhotelan yang berkelanjutan, yang semakin diminati oleh wisatawan yang peduli akan lingkungan. Pengalaman ini dapat menjadi contoh bagi hotel-hotel lain yang ingin menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan tanpa mengorbankan kualitas layanandan kenyamanan para tamu hotel.

a)      Hotel Aryaduta Makassar

Berdasarkan hasil observasi peneliti di Hotel Aryaduta Makassar terkait implementasiIntegrated Pest management (IPM), peneliti menemukan fakta bahwaHotel Aryaduta Makassar telah mengimplementasikan metode Integrated Pest Managemenet (IPM) sebagai strategi pengendalian hama di hotel tersebut. Implementasi Integrated Pest Management (IPM) ini dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan outsourcing pest control. Saat ini hotel Aryaduta Makassar menjalin kontrak kerja sama dengan perusahaan lokal Bernama Extrim Pest Control, setelah sebelumnya bekerjasama dengan perusahaan pest control Rentokil. Meskipun kerjasama dengan Rentokil telah dihentikan karena beberapa alasan, hotel terus berkomitmen untuk memastikan efektifitas pengendalian hama dengan mitra yang baru. Data tersebut diatas penulis dapatkan dari hasil wawancara lansung dengan bapak Herman selaku Executive Housekeeper hotel Aryaduta Makassar. Oleh pak Herman selaku Executive Housekeeper hotel Aryaduta Makassar dijelaskan juga bahwa; Kontrak Kerja sama dengan pihak Extrim Pest Control memiliki durasi satu tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan penilaian kinerja dan hasil yang sesuai dengan standar hotel�.

Kemudian ditambahkan oleh beliau bahwa ;

� Dalam rangka kerangka kerjasama ini, pelaksanaan pengendalian hama dilakukan secara rutin setiap hari dengan fokus utama pada area-area umum hotel, kamar tamu, restoran, dapur hotel, serta beberapa area back office lainnya. Penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) ini memastikan bahwa pengendalian hama di Hotel Aryaduta Makassar dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, dilakukan untuk mendukung lingkungan yang bersih dan nyaman bagi tamu serta staf hotel dalam bekerja�.

Gambar 3

 

Dari keterangan diatas terlihat bahwa pendekatan yang dilakukan oleh hotel Aryaduta Makassar berupaya untuk menjaga kualitas layanan dan kenyamanan dengan meminimalkan resiko kehadiran hama secara efektif. Kolaborasi dengan perusahaan pest control lokal juga mencerminkan komitmen hotel terhadap solusi pengendalian hama yang sesuai dengan kebutuhan dan standar operasional mereka. Lebih lanjut bahwa dengan penerapan Integrated Pest Management(IPM) di hotel Aryaduta Makassar mencerminkan pendekatan yang holistic dan terencana dalam pengendalian hama.

Selain itupelaksanaan pengendalian hama yang rutin dan terjadwal setiap hari juga memungkinkan hotel untuk segera menanggapi potensi masalah hamasebelum menjadi isu yang lebih besar. Hal ini akan berdampak terhadap kemungkinan berkurangnya gannguan pada operasional hotel sehingga dengan demikian hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan tamu dengan menjaga kualitas lingkungan yang bersih dan aman. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Executive Housekeeper Hotel Aryaduta Makassar Bapak Herman;

Untuk pelaksanaan pest control dilakukan lansung oleh staf perusahaan Extrim Pest Control setiap hari dari senin sampai dengan hari sabtu dimulai pada pukul 09.00 � 12.00 sesuai dengan kontrak. Untuk sore hari dilaksanakan milai jam 17.00 sore sampai jam 19.00 malam�.

b)   Hotel Aston Makassar

Berdasarkan hasil observasi peneliti di Hotel Aston Makassar, ditemukan kondisi bahwa hotel Aston Makassar telah menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) dengan baik dalam upaya mengendalikan hama di hotel tersebut. Dari hasil wawancara dengan Bapak Iwan Kholid Ali selaku Executive Housekeeper hotel Aston Makassar dijelaskan bahwa ;

�Saat ini hotel Aston Makassar menjalin kerja sama dengan perusahaan Nasional Pest Control yaitu Rentokil. Sebelumnya hotel bekerja sama dengan beberapa perusahaan pest control lokal, namun hasil dari kolaborasi tersebut dinilai kurang memuaskan dalam hal pengendalian hama. Alhahamdulillah setelah beralih ke Rentokil, penanganan hama di hotel Aston ini mulai menunjukkan perbaikan yang signifikan, baik dari segi sefektifitas maupun konsistensi pelaksanaan�.

Pak Iwan Kholid Ali kemudian menambahkan bahwa;

� kesuksesan penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) ini sangat ditentukan juga oleh sumber daya manusia atau staf hotel itu sendiri, dimana dukungan berupa pemahaman, perilaku, partisipasi dan kerjasama yang baik dalam mengelola dan menjaga kebersihan dan sanitasi area kerja masing-masing sangat diperlukan untuk mendukung suksesnya penerapan Integrated Pest Management (IPM) di hotel �.

 

Gambar 4

Dalam hal ini pihak hotel, khususnya departemen housekeeping, menekankan bahwa keberhasilan penerapan Integrated Pest Management (IPM) sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia. Dimana staf dan karyawan perusahaan pest control yang terlibat dalam implementasi harus memiliki pemahaman mendalam tentang jenis hama dan jenis serangga yang ada, serta harus memahami metode pengendalian yang tepat. Pemahaman yang baik mengenai penggunaan bahan pest control menjadi kunci dalam menjaga keberhasilan program ini. Jika bahan pest control diterapkan secara keliru, maka ini akan sangat berbahaya sebab dapat menyebabkan hama atau serangga menjadi resisten, hal ini akan berdampak terhadap pengendalian hama akan lebih sulit dimasa depan.

Dari hasil observasi lansung dibagian kamar-kamar hotel Aston Makassar pada saat dilakukan pest control oleh staf perusahaan Rentokil bapak Anto, peneliti melihat bahwa kamar-kamartamu di hotel Astonsecara rutin dilakukan pest control, salah satunya dilakukan terhadap kamar check out, dimana seluruh area kamar baik itu kamar mandi dan kamar tidur dilakukan penyemprotan terutama pada bagian sudut-sudut kamar, bagian pembuangan air dikamar mandi. Berikut ini adalah data hasil wawancara dengan bapak Anto, staf Rentokil yang peneliti temui di hotel Aston pada saat melakukan observasi ;

�Untuk penggunaan bahan pest control kami di Rentokil, kami memastikan bahwa semua bahan yang kami gunakan sudah mengadopsi bahan konsep ramah lingkungan, sebab perusahaan kami senantiasa berkomitmen dan mendukung penerapan pariwisata berkelanjutan�.

c)       Hotel Satria Wisata Parepare

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di hotel Satria Wisata Parepare, diperoleh informasi bahwa , penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel tersebut juga sudah dilaksanakan sebagai strategi pengendalian hama telah berjalan meskipun dilakukan berdasarkan kebutuhan hotel. Pihak hotel Satria Wisata Parepare tidak memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan pest control, melainkan hanya menghubungi vendor yang dalam hal iniRentokil saat diperlukan, biasanya ketika masalah hama muncul. Metode ini diterapkan secara per kasus, artinya layanan pest control hanya diaktifkan Ketika hotel mengalami gangguan hama, seperti tikus, kecoa, lalat dan serangga lainnya.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Salti Parawansa, selaku pemilik hotel Satria Wisata Parepare, bahwa ;

Terkait dengan pengendalian hama, kami menggunakan perusahaan pest control Rentokil untuk menangani hama di hotel Satria Wisata, hanya saja kami tidak melakukan kontrak jangka Panjang, Rentokil akan kami hubungi jika terdeteksi terdapat lagi potensi hama hadir di hotel kami�.

Kemudian ditambahkan oleh Bapak Salti Parawansa, bahwa ;

�Kami memilih perusahaan pest control Rentokil sebagai mitra, karena kami tahu persis reputasinya yang baik dalam hal pengendalian hama, lagi pula Rentokil ini adalah perusahaan Nasional yang memang banyak digunakan di hotel-hotel juga�.

Dengan demikian meski pun metode Integrated Pest Management (IPM) ini telah diadopsi, pendekatan ini lebih bersifat reaktif dari pada proaktif. Rentokil sebagai vendor yang dipilih memiliki reputasi yang baik dalam pengendalian hama, meskipun tidak ada kontrak tetap, hotel tetap memastikan kualitas layanan sesuai standar yang diinginkan.

Dari uraian data hasil penelitian tersebut diatas, maka untuk memastikan setiap hotel yang ada di Sulawesi Selatan dapat menerapkan metode Integrated Pest management (IPM) secara efektif yang berkontribusi terhadap implementasi pariwisata berkelanjutan (Sustainability tourism) ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan, yaitu ;

1.    Edukasi dan Pelatihan, yaitu memberikanpelatihan terhadap staf hotel, terutama staf housekeeping tentang prinsip dasar penerapan Integrated Pest Management (IPM), bagaimana melakukan Identifikasihama, serta metode pengendaliannya. Selain itu dengan meningkatkan pengetahuan staf hotel terkait pengendalian hama dengan menerapkan metode yang terintegrasi, ini akan meningkatkan pula kesadaran staf hotel akan pentingnya prinsip keberlanjutan dalam menjaga lingkungan.

2.    Kerja sama dengan professional, yaitu bahwa dalam memilih perusahaan pest control, pastikan perusahaan tersebut memiliki pengalaman dalam menerapkankonsepIntegrated Pest Management (IPM), pilih vendor yang memahami konsep tersebut serta dapat memberikan solusi yang ramah lingkungan.

3.    Pengelolaan dan Pencegahan, yaitu dengan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan area hotel, melakukan perbaikan atas kerusakan saluran pembuangan, pengelolaan sampah yang baik, hal ini dapat mengurangi potensi hama berada dan berkembang diarea-area tersebut. Dengan memastikan struktur bangunan dalam kondisi yang baik, ini dapat mencegah hama masuk melalui celah-celah kerusakan tersebut.

4.    Monitoring dan Evaluasi, yaitu melakukan pemantauan area hotel secara rutin dan berkala untuk mendeteksi kehadiran hama secara dini. Selain itu juga penting untuk melakukan evaluasi terhadap efektifitas metode yang diterapkan.

5.    Dokumentasi dan Pelaporan, yaitu perlu mencatat atau mendokumentasikan semua kegiatan atau tindakan terkait pengendalian hama yang dilakukan,termasuk penggunaan pestisida, pelatihan yang diberikan, serta mendokumentasikan hasil-hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan. Buat laporan secara berkala tentang status dan kondisi pengendalian hama dan dampaknya terhadap operasional hotel dan lingkungannya.

6.    Kepatuhan terhadap Regulasi, yaitu memastikan bahwa semua aktifitas yang terkait dengan pengendalian hama wajib mematuhi peraturan dan standar yang berlaku baik itu, oelh pihak hotel maupun pihak pemerintah (Kemenkes).

7.    Penggunaan Teknologi, yaitu bahwa seiring dengan perkembangan teknologi maka dengan memanfaatkan teknologi terbaru untuk memantau dan mengawasi pengendalian hama, seperti dengan menggunakan sensor dan perangkat lainnya yang dapat mendeteksi keberadaan hama di hotel.

8.    Inovasi dan Adaptasi, yaitu dengan terus mengikuti perkembangan terbaru terkait metode Integrated Pest Management (IPM) serta teknologi terkini terkait pengendalian hama. Menyesuaikan strategi IPM dengan tantangan spesifik yang dihadapi hotel, seperti jenis hama lokal dan kondisi lingkungan.

9.    Pengelolaan Sampah dan Limba Hotel, yaitu dengan menerapkan program pengelolaan sampah yang efektifdengan mengurangi limbah organik yang dapat menarik hama. Pastikan sampah diolah dengan benar dan tidak terjadi penumpukan. Gunakan metode daur ulang untuk mengelola limbah organik sebab hal ini dapat mengurangi potensi hama berkembang biak.

10. Pengawasan dan Penilaian, yaitu melakukan audit internal secara berkala untuk menilai kepatuhan terhadap kebijakan dalam penerapan Integrated Pest Management (IPM) dan efektivitasnya. Identifikasi area-area yang memerlukan penanganan khusus. Lakukan evaluasi terhadap pengendalian hama secara berkelanjutan serta lakukan tindak lanjut atas masalah yang timbul untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan tetap berjalan efektif dan masih relevan.

11. Komunikasi dan transparansi, yaitu perlu menjaga dan mempertahankan komunikasi terbuka dengan semua bagian atau departemen terkait dengan pengendalian hama di hotel, level staf, supervisor dan manager perlu untuk memahami konsep dan metode integrated pest management ini, termasuk vendor pest control dan tamu hotel tentu saja. Siapkan informasi-informasi terkait upaya hotel dalam menerapkan prinsip keberlanjutan dalam implementasi Integrated Pest Management (IPM), hal ini untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan semua pihak terhadap praktik ramah lingkungan.

12. Penerapan sistem manajemen terintegrasi, yaitu mengintegrasikan metode Integrated Pest Management (IPM) dengan system manajemen lingkungan hotel yang lebih luas, hal ini diharapkan dapat membantu dalam menjaga konsistensi dan koordinasi dalam upaya keberlanjutan yang inplementasikan oleh pihak perusahaan (hotel).

Dengan melakukan beberapa hal tersebut diatas, hotel dapat menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) secara efektif dan mendukung pariwisata berkelanjutan. Implementasi Integrated Pest Management (IPM) yang baik tidak hanya membantu dalam pengendalian hama tetapi juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan, menajaga kesehatan tamu dan karyawan hotel dan tentu saja membantu perusahaan (hotel) dalam optimalisasi biaya operasional.

Dampak positif dari penerapan metode Integrated Pest Management (IPM)terhadap pengurangan penggunaan pestisida kimia di hotel.

a)    Hotel SAME Resort Bulukumba

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data dan informasi bahwa penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di Hotel SAME resort Bulukumba telah meberikan dampak positif yang signifikan, terutama dalam hal pengurangan penggunaan petisida berbahan kimia. Salah satu dampak utamanya adalah pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan hotel, dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia, hotel ini berhasil meminimalkan teriko kontaminasi tanah, air dan udara disekitar area hotel. Hal ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan sekitar area hotel tetapi juga menciptakan suasana yang lebih sehat dan nyaman bagi tamu dan karyawan hotel tentunya.

Selain itu, dengan penerapan metode Integrated Pest Management ini membantu menghindari resistensi hama atau serangga terhadap pestisida, sebab penggunaan pestisida secara berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan hama menjadi kebal atau resisten, akibatnya pengendalian hama menjadi kurang efektif dimasa depan. Dengan metode Integrated Pest Management (IPM), pengendalian hama dilakukan melalui kombinasi strategi, termasuk Tindakan preventif, penggunaan agen biologis dan intervensi kimia yang selektif dan terukur. Pendekatan ini memastikan bahwa hama tidak berkembang menjadi resisten karena penggunaan pestisida dilakukan secara bijaksana dan tidak berlebihan.

 

Gambar 5

 

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hermanus selaku Operasional Manager hotel SAME Resort Bulukumba, dijelaskan bahwa :

Sejak melakukan kerja sama dengan pihak perusahaan pest control yaitu Indoprotection Perdana Sakti (IPS) penanganan hama di lingkungan dan area hotel mulai terkendali, hal disebabkan karena metode yang diterapkan telah mengadopsi konsep Integrated Pest management (IPM)�, dimana dulunya hama berupa tikus dan kecua banyak sekali terutama di area dapur dan beberapa area dibelakang (Back Office), namun saat ini, semua berkurang drastic�.

Hasil wawancara peneliti dengan pak Samsul Bahri (public area supervisor) di hotel SAME Resort Bulukumba, bahwa ;

Alhamdulillah,,,saat ini keberadaan hama seperti tikus dan kecoa sudah jarang terlihat oleh kami demikian pula dengan tamu sudah jarang ada keluhan terkait hamatersebut�.

Dengan penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) dalam penanganan hama di hotel SAME Resort Bulukumba ini, maka berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa informan, pihak hotel telah merasakan beberapa manfaat atau dampak positif, antara lain meliputi ;

1)    Peningkatan kesehatan dan keselamatan, dengan mengurangi penggunaan pestisida yang mengandung bahan kimia, resiko terpapar bahan kimia berbahaya bagi tamu dan karyawan hotel dapat dikurangi, hal ini dapat mencegah potensi masalah Kesehatan seperti alergi, iritasi kulit atau gangguan pernapasan.

2)    Efisiensi biaya, yaitu meskipun implementasi Integrated Pest Management (IPM) ini mungkin memerlukan investasi awal dalam hal kontrak kerja sama dengan pihak vedor termasuk dalam hal pelatihan karyawan, pengurangan penggunaan pestisida kimia dapat menghemat biaya operasional dalam jangka panjang. Metode ini juga mengurangi biaya yang mungkin timbul akibat reistensi hama atau kerusakan lingkungan.

3)    Peningkatan reputasi dan kepuasa tamu, hotel yang menerapkan praktik ramah lingkungan cenderung mendapatkan apresiasi lebih dari tamu yang sadar akan isu keberlanjutan. Hal ini dapat meningkatkan citra hotel dan menarik lebih banyak pengunjung atau tamu.

4)    Berkontribusi terhadap keanekaragaman hayati, bahwa dengan meminimalkan dampak negative pada organisme non-target, seperti serangga penyerbuk dan hewan lainnya, metode Integrated Pest Management (IPM) ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem lokal.

5)    Peningkatan efektifitas pengendalian hama, dengan memanfaatkan berbagai metode pengendalian, metode IPM seringkali lebih efektif dalam jangka panjang dibandingkan dengan pendekatan yang hanya mengandalkan bahan pestisida kimia.

6)    Pengurangan resiko kontaminasi makanan, di hotel terutama di area seperti dapur dan restoran, pengurangan penggunaan pestisida kimia mengurangi resiko kontamunasi makanan yang dapat membahayakan Kesehatan tamu dan karyawan. Dengan metode Integrated Pest Management (IPM) resiko ini dapat diminimalkan karena pengendalian hama dilakukan secara lebih alamai dan terukur.

7)    Menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan sehat, dengan memanfaatkan metode pengendalian biologis dan mekanis, serta Langkah-langkah preventif, metode Integrated Pest Management (IPM) ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem lokal di sekitar hotel. Organisme non-hama yang berperan penting dalam ekosistem, seperti burung dan serangga penyerbuk, tidak terganggu oleh penggunaan pestisida yang berlebihan. Hal ini tentu akan memberikan kontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati lokal.

8)    Pemeliharaan fasilitas yang lebih baik, selain menjaga lingkungan dari kerusakan akibat pestisida, metode Integrated Pest Management (IPM) ini juga berfokus pada pemeliharaan fisik bangunan hotel. Langkah-langkah seperti perbaikan kebocoran air, pengelolaan sampah yang efektif dan pemantauan area rentan membantu mencegah inflasi hama sejak awal. Ini tentu saja dapat mengurangi kerusakan pada struktur bangunan hotel akibat serangan hama seperti rayap dan tikus.

9)    Peningkatan kesadaran dan keterlibatan staf hotel, penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) mendorong keterlibatan aktif staf hotel, terutama staf dibagian housekeeping, dalam menjaga kebersihan dan mencegah berkembangnya hama. Dengan edukasi dan pelatihan yang diberikan, staf menjadi lebih terampil dalam mengenali tanda-tandakeberadaan hama di hotel sehingga diharapkan dapat segera mengambil Tindakan pencegahan sebelum hama tersebut berkembang lebih jauh.

10)     Meningkatkan daya saing hotel, dengan semakin meningkatnya kesadaran wisatawan terhadap pentingnya praktik pariwisata berkelanjutan, hotel yang menerapkan metode ramah lingkungan seperti ini, memiliki daya Tarik tersendiri. Wisatawan yang peduli dengan isu lingkungan akan lebih memilih menginap di hotel yang mengadopsi metode pengendalian hama yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan daya saing hotel SAME Resort Bulukumba di pasar pariwisata yang semakin kompetitif.

11)     Meningkatkan citra positif hotel, keberhasilan dalam penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) dalam menangani hama, tentu saja membuat hotel SAME Resort Bulukumba dapat membangun citra positif sebagai hotel yang berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan. Ini tidak hanya menarik wisatawan yang peduli terhadap lingkungan tetapi juga meningkatkan reputasi hotel di mata pihak-pihak lain, termasuk mitra bisinis, komunitas lokal maupun pihak dinas terkait atau pemerintah.

Dengan demikian, penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel SAME Resort Bulukumbatidak hanya berhasil mengurangi penggunaan pestisida kimia, tetapi juga membawa berbagai manfaat tambahan yang mendukungkeberlanjutan lingkungan, Kesehatan manusia dan efesiensi operasional hotel. Hal ini tentu saja sejalan dengan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan dan menunjukkan komitmen hotel terhadap praktik perhotelan yang bertanggung jawab.

b)   Hotel Aryaduta Makassar

Berdasarkan hasil observasi dan wawacara peneliti dengan informan di hotel Aryaduta Makassar, yakni salah satunya dengan Bapak Herman selaku Executive Housekeeper hotel Aryaduta Makassar diperoleh data penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel Aryaduta Makassar telah dilakukan dan terbukti efektif dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Pemberantasanberbagai jenis hama seperti kecoa, kecoa jerman, semut, tikus, lalat dan nyamuk dapat dikendalikan dengan lebih baik tanpa harus mengandalkan bahan pestisida kimia dalam jumlah besar. Dengan pendekatan Integrated Pest Management (IPM) , hotel tidak hanya mampu menekan jumlah hama, tetapi juga berhasil meminimalkan resiko pencemaran udara di lingkungan hotel yang sering kali disebabkan oleh penggunaan pestisida yang berlebihan. Sebagaimana dijelaskan melalui kutipan wawancara berikut ;

�Untuk pelaksanaan pengendalian hama di hotel Aryaduta Makassar ini, kami menjalin kerja sama dengan vendor pest control dengan nama perusahaan Extrim, meskipun vendor lokal namun terbukti mampu mengatasi persoalan hama di hotel kami. Kami tetap memastikan bahwa vendor pest control yang kami pakai telah menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) sebab itu sesuai standar yang diterapkan oleh hotel kami Aryaduta Makassar�.

 

Gambar 6

 

Dari hasil observasi peneliti, diperoleh data bahwa tantangan utama dalam penerapan Integrated Pest Management (IPM) dalam mengendalikan hama di hotel AryadutaMakassar adalah terkait dengan lokasi hotel yang berada dekat Pantai Losari, Rumah Sakit Stella Maris dan pemukiman warga. Kondisi ini tentu saja meningkatkan resiko kehadiran hama karena tingginya aktivitas manusia dan factor lingkungan yang kompleks. Namun meski begitu vendor pest control yang bekerja sama denga hotel mampu mangatasi tantangan ini dengan baik, melalui strategi pengendalian hama yang holistic, vendor mampu meminimalkan keberadaan hama secara efektif, sehingga masalah hama dapat diatasi tanpa membahayakan lingkungan sekitar.

Hal tersebut diatas sesuai dengan data hasil wawancara peneliti dengan informan, yakni dengan pak Herman selaku Executive Housekeeper hotel Aryaduta Makassar, dijelaskan bahwa ;

�Salah satu tantangan kami disini terkait dengan pengendalian hama adalah lokasi hotel yang berada didekat Pantai Losari. Seperti kita ketahui bahwa di Pantai Losari ini banyak pedagang dan penjual makanan, dan merupakan salah satu tempat wisata kuliner Kota Makassar, sisa makanan dari para penjual ini jika tidak dibersihkan atau dibuang dengan baik tentu akan menarik perhatian beberapa hama. Sehingga tidak menutup kemungkinan hama seperti tikus, kecoa dan lain-lain akan muncul jika tidak ditangani dengan baik�.

Namun sejauh ini tantangan tersebut dapat diatasi dengan penerapan Integrated Pest Management (IPM). Keberhasilan ini menunjukkan bahwa penerapan IPM di hotel Aryaduta Makassar mampu memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan, sekaligus menjaga standar kebersihan dan kenyamanan hotel bagi tamu dan karyawan. Hal ini membuktikan bahwa metode pengendalian hama yang lebih berkelanjutan dapat diimplementasikan dengan baik .

Selain keberhasilan dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia, penerapan Integrated Pest Managemet (IPM) di Hotel Aryaduta Makassar juga memberikan sejumlah manfaat lain, salah satunya adalah peningkatan Kesehatan dan keselamatan bagi tamu dan staf hotel. Dengan berkurangnya paparan terhadap bahan kimia berbahaya, resiko gangguan kesehatan seperti alergi, gatal-gatal, iritasi kulit serta masalah perbapasan jarang terjadi. Hal ini jelas memberikan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi penghunihotel, terutama di area yang sering digunakan seperti kamar tamu, restoran dan dapur.

Disisi lain, metode Integrated Pest Management (IPM) juga meningkatkan efektifitas pengendalian hama sebab tidak lagi bergantung pada bahan kimia tetapi pendekatan ini memanfaatkan berbagai strategi pengendalian hama seperti tindakan preventif dan pengelolaan lingkungan.

Tantangan yang dihadapi terkait dengan lokasi yang berada didekat pantai dan lingkungan padat penduduk, seperti Pantai Losari dan pemukiman di sekitarnya, merupakan tantangan tersendiri pengendalian hama. Lokasi ini jelas rentan terhadap serangan hama dari luar seperti tikus, nyamuk, kecoa dan lalat yang tertarik dengan aktifitas manusia dan sumber makanan. Namun dengan kerja sama yang baik antara hotel dan vendor pest control, tantangan ini dapat diatasi melalui pengelolaan yang cermat dan sistematis. Vendor pest control yang menangani hotel secara rutin menerapkan pemantauan dan perawatan area rawan termasuk dapur dan tempat penyimpanan makanan, sehingga perkembangbiakan hama dapat dikendalikan sebelum menjadi masalah yang lebih besar.

Penerapan Integrated Pest Management (IPM) juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan, yang semakin penting dalam industry perhotelan. Hotel Aryaduta Makassar telah menunjukkan komitmennya untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan mengurangi dampak negative akibat penggunaan pestisida. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan reputasi dan citra hotel sebagai tempat yang peduli terhadap lingkungan, tetapi juga memenuhi harapan tamu yang semakin peduli terhadap isu-isu keberlanjutan.

Secara keseluruhan, penerapan metode Integrated Pest Managemen (IPM) di hotel Aryaduta Makassar telah memberikan hasil yang nyata dalam hal pengurangan penggunaan pestisida, peningkatan efektifitas pengendalian hama, serta perlindungan terhadap lingkungan dan Kesehatan manusia. Kombinasi antara strategi pengendalian yang tepat dan kerja sama dengan vendor yang kompeten memastikan bahwa hotel dapat menjaga kebersihan dan kenyamanan tamu dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

c)    Hotel Aston Makassar

Berdasarkan hasil observasi peneliti diperoleh data penelitian bahwa penerapan Integrated Pest Management (IPM) di hotel Aston Makassar terbukti efektif dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Berbagai jenis hama seperti kecoa, semut, tikus, lalat dan nyamuk dapat dikendalikan dengan lebih baik melalui pendekatan Integrated Pest Management (IPM) yang mengedepankan metode pengendalian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pengurangan penggunaan bahan kimia ini tentu saja sangat berdampak positif, khususnya dalam menghindari pencemaran udara di sekitar lingkungan hotel yang dapat tejadi akibat penggunaan pestisida secara berlebihan.

Berdasarkan hasil interview peneliti dengan Bapak Iwan Kholid selaku Executive Housekeeper hotel Aston Makassar adalah dijelaskan bahwa :

�Salah satu tantangan dalam penerapan metode Integrated Pest Managemen (IPM) di hotel Aston Makassar ini adalah lokasi hotel yang berada dekat dengan sejumlah restoran luar dan pemukiman warga, hal ini meningkatkan resiko serangan hama yang berasal dari luar hotel, khususnya dari area yang tidak memiliki system pengelolaan hama yang baik, misalnya, restoran yang tidak menjaga kebersihan atau rumah-rumah warga disekitar hotel kurang dalam hal pengelolaan sampah, ini tentu saja di khawatirkan dapat menjadi sumber hama yang mengganggu hotel�.

Gambar 7

 

Namun meskipun adanya tantangan ini, penerapan Integrated Pest Management (IPM mampu meminimalkan potensi gangguan hama yang datang dari luar, dengan berfokus pada Tindakan preventif seperti menjaga kebersihan area hotel, terutama dapur, restoran dan tempat-tempat umum lainnya, serta tentu saja dengan melakukan pengawasan secara rutin, pihak hotel berhasil mengurangi tingkat keberadaan hama di hotel. Adapun penggunaan pestisida dilakukan hanya Ketika benar-benar diperlukan, sehingga resiko pencemaran terhadap lingkungan dapat ditekan ataudikurangi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Iwan selaku Executive Housekeeper hotel Aston Makassar, dijelaskan bahwa;

� Saat ini alhamdulillah penanganan hama di hotel Aston dapat dilakukan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap pengurangan penggunaan bahan pestisida yang berbahan kimia�.

Selain itu dengan pendekatan Integrated Pest Management (IPM) ini, hotel Aston Makassar juga memastikan bahwa hama-hama hotel tidak menjadi resisten terhadap bahan kimia karena penggunaan pestisida dilakukan dengan sangat selektif dan hati-hati. Factor initentu saja penting dalam menjaga efektifitas jangka panjang pengendalian hama, karena penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap hama dan tentu saja ini akan mengurangi efektifitas penanganan di masa mendatang. Selain dampak positif dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia dan menjaga lingkungan, penerapan Integrated Pest Management (IPM) di hotel Aston Makassar juga memberikan manfaat jangka Panjang dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi tamu dan staf hotel.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak hotel Aston Makassar, ternyata beberapa langkah preventifyang ketat dikakukan oleh pihak hotel antara lain ;

1)    Melakukan pemantauan dan inspeksi rutin, area-area yang rawan hama berkembang dan hadir seperti dapur, restoran, area penyimpanan makanan, public toilet, gudang serta tempat pembuangan sampah dipantau dan diawasi secara rutin untuk mencegah berkembangnya populasi hama.

2)    Menerapkan protocol kebersihan yang ketat, standar kebersihan hotel ditetapkan dengan sangat teliti, hal ini untuk memastikan bahwabahwa setiap area memenuhi standar kebersihan hotel. Secara rutin setiap karyawan/ staf hotel diberikan pemahaman melalui pelatihan terkait standar kebersihan hotel, terutama staf housekeeping department hotel.

3)    Kolaborasi dengan vendor pet control, hotel Aston Makassar terus menjalin kerja sama dengan perusahaan pest control professional yang memahami prinsip Integrated Pest Management (IPM), hal ini untuk memastikan pengendalian hama tetap dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan. Vendor ini juga membantu melatih staf hoel dalam mengenali tanda-tanda atau gejala keberadaan awal hama di area hotel, sehingga pencegahan dapat dilakukan lebih awal.

Melaluistrategi ini, hotel Aston Makassar berhasil menjaga lingkungan hotel tetap bebas hama, dengan meminimalkan penggunaan pestisida kimia. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan tetapi juga mendukung citra hotel sebagai tempat yang peduli terhadap kesehatan, kenyamanan dan keamanan tamu dan karyawan/ staf hotel.

Penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) ini mencerminkan komitmen hotel untuk menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang semakin penting dalam industry perhotelan modern. Tentu saja bahwa dengan menjaga keseimbangan antara pengendalian hamayang efektif dan perlindungan terhadap lingkungan, hotel ini mampu menunjukkan bahwa pendekatan berkelanjutan dapat berjalan seiring dengan pemeliharaan hotel dengan standar kebersihan yang tinggi.

d)   Hotel Satria Wisata Parepare

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Salti Parawansa selaku pemilik hotel, diperoleh informasi bahwa;

Sejak pertama kita bekerja sama dengan pihak Rentokil, hasilnya lumayan bagus, bahan-bahan yang digunakan ramah lingkungan dan itu juga sesuai dengan standar hotel kami�.

Dampak positif dari penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel Satria Wisata Parepare, terutama dalam hal pengurangan penggunaan pestisida kimia, telah terlihat jelas dengan kerja sama yang dilakukan dengan perusahaan pest control Rentokil. Meskipun perusahaan tersebut hanya dihubungi Ketika ada potensi hama atau masalah hama muncul. Penerapan Integrated Pest Management (IPM) ini terbukti sangat efektik dalam mengendalikan hama tanpa harus terus menerus bergantung pada bahan kimia berbahaya.

Dari data tersebut, peneliti melihat ada beberapa dampak dari penerapan metode IPM ini ;

1)    Pengurangan penggunaan bahan pestisida

Dengan menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) ini, pihak hotel Satria Wisata dapat mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan Kesehatan manusia. Rentokil hanya akan menggunakan pestisida sebagai Langkah terakhir, setelah upaya preventif dan Tindakan non-kimia tidak mampu mengatasi masalah hama. Ini memastikan bahwa penggunaan pestisida diminimalkan atau dihindari sebaik mungkin.

2)    Pengendalian hama efektif

Meskipun Rentokil hanya dipanggil saat ada potensi masalah hama, metode Integrated Pest Management (IPM) yang diterapkan di hotel Satria Wisata terbukti sangat efektif dalam memberantas hama seperti tikus, kecoa, nyamuk dan lalat serta serangga lainnya. Ini menunjukkan bahwa strategi Integrated Pest Mangement (IPM) yang menggabungkan berbagai metode pengendalian seperti pengelolaan sanitasi dan pemantauan lingkungan, memberikan hasil jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan hanya mengandalkan pestisida.

3)    Mengurangi resiko hama menjadi resisten

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap hama, yang berarti hama akan menjadi kebal terhadap pestisida yang biasa digunakan. Tetapi dengan menerapkan metode Integrated Pest Management (IPM) yang memprioritaskan pendekatan preventif dan mekanis sebelum menggunakan bahan kimia, pihak hotel berhasilmengurangi resiko resistensi ham aini, sehingga pengendalian hama menjadi lebih efektif dalam jangka Panjang.

4)    Lingkungan lebih aman dan sehat

Pengurangan penggunaan pestisida kimia di hotel dalam rangka pencegahan hama berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang lebi aman dan sehat bagi tamu dan karyawan hotel. Dengan berkurangnya penggunaan bahan kimia berbahaya, resiko paparan bahan beracun juga akan berkurang, yang tentu saja pada gilirannya akan meningkatkan kenyamanan dan keamanandi lingkungan hotel.

5)    Efisiensi biaya operasional

Selain mengurangi penggunaan bahan kimia, penerapan Integrated Pest Management (IPM) juga dapat memberikan efesiensi biaya. Hotel hanya menghubungi layanan pest control Ketika diperlukan, sehingga biaya terkait pengendalian hama dapat diminimalkan tanpa mengurangi kualitas layanan. Pendekatan Integrated Pest management (IPM) mengutamakan Tindakan preventif juga dapat mengurangi biaya operasional hotel dalam jangka Panjang.

Secara keseluruhan, penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel Satria Wisata Parepare telah menghasilkan pengendalian hama yang lebih efisien, aman dan ramah lingkungan, dengan pengurangan signifikan dalam penggunaan pestisida kimia.

Pengaruh persepsi dan pengetahuan stafhotel terkait dengan metode Integrated Pest Management (IPM) terhadap efektivitas penerapannya.

a)   Hotel SAME Resort Bulukumba

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terkait penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel SAME Resort Bulukumba, diperolah data bahwa pengetahuan, pemahaman dan persepsi karyawan hotel memainkan peran krusial dalam efektifitas implementasi metode ini. Karyawan hotel, terutama yang bekerja di housekeeping department, food and beferage service dan product serta departemen lainnya, memiliki pemahaman yang baik mengenaik konsep dan prinsip berkelanjutan terkait Kesehatan lingkungan. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hermanus selaku Operasional Manager hotel SAME Resort Bulukumba, dijelaskan bahwa;

Setiap karyawan housekeeping di hotel kami ini senantiasa diberikan pelatihan oleh pihak vendor pest control yang bekerja sama dengan kami, hal ini disebabkan karena pihak vendor hanya bisa datang sekali atau dua kali sebulan sehingga untuk rutinitas harian atau mingguan pemberantasan hama dapat dilakukan secara mandiri oleh karyawan hotel sendiri, khususnya oleh karyawan housekeeing�.

Pengetahuan karyawan hotel mengenai Integrated Pest Management (IPM) dan kesehatan lingkungan sangat berkontribusi signifikan terhadap pelaksanaan strategi pengendaian hama. Karyawan hotel yang memahami prinsip dasar metode Integrated Pest Management(IPM), seperti tindakan preventif, identifikasi hama dan penggunaan metode non-kimia, dapat menerapkan langka-langkahpengendalian dengan lebih efektif. Pemahaman karyawan yang baik memungkinkan mereka untuk mengenali potensi masalah hama lebih awal dan mengambil tindakan yang tepat sebelum keberadaan hama berkembang menjadi lebih luas.

 

Gambar 10

 

Selain itu persepsi karyawan terhadap pentingnya kesehatan lingkungan dan keberlanjutan juga mempengaruhi akan mempengaruhi implementasi metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel. Karyawan yang memiliki sikap positif tehadap praktik keberlanjutan cenderung lebih proaktif dalam menjalankan prosedur terkait penerapan metode IPM ini. Mereka memahami bahwa dengan menjaga kebersihan dan mencegah kehadiran hama adalah bagian integral dari pelayanan yang berkualitas dan kepuasan tamu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pak Hermanus, selaku Operasional Manager hotel SAME Resort Bulukumba dijelaskan bahwa ;

Sejauh ini seluruh karyawan hotel sangat mengerti dan memahami metode IPM ini, karena setiap karyawan telah diberikan pemahamanmelalui pelatihan yng dilakukan oleh vendor pest contro yang bekerja sama dengan kami�.

Kerja sama dari karyawan hotel sangat penting dalam penerapan metode Integrated Pset Management (IPM) ini, karyawan yang terlibat dalam pengendalian hamaadalah ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada tamu sertamenjaga standar kebersihan hotel. Koordinasi antara departemen housekeeping, food and beferage service danproduct serta departemen lainnya memastikan bahwa praktik Integrated Pest Management (IPM) ini diterapkan secara konsisten disekluruh area hotel. Seperti contoh karyawan/ staf housekeeping menjaga kebersihan kamar-kamar tamu dengan baik, rutin membuang sampah yang ada di kamar tamu dan area umum, ini akan sangat membantu mencegah potensi kehadiran hama. Demikian pula dengan karyawan/staf yang ada di dapur dan restoran rutin menjaga kebersihan areanya, hal ini akan mencegah dan mengurangi daya tarik hama untuk datang dan berkembang.

Untuk itu efektifitas penerapan Integrated Pest Management (IPM) di hotel SAME Resort Bulukumba sangat bergantung pada keterlibatan aktif karyawan. Pelatihan yang diberikan kepada karyawan mengenai prinsip dan praktik IPM memperkuat pemahaman mereka dalam meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah hama di hotel. Dukungan manajemen hotel tentu sangat dibutuhkanterutama dalam menyiapkan sumber daya yang diperlukan, termasuk memberikan pengakuan terhadap karyawan juga sangat dibutuhkan karena hal ini akan menambah dan meningkatkan motifasi dan kepedulian mereka terhadap penerapan Integrated Pset Management (IPM) yang berkelanjutan.

Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan pak Firman selaku supervisor dibagian kamar, dijelaskan bahwa ;

� Saat ini seluruh staf di bagian kamarmemahami konsep IPM ini pak, sebab mereka memang selalu kami ingatkan, sehingga pada saat mereka melakukan upaya-upaya pemberantasan hama dikamar tamu, alat dan bahan yang digunakan betul-betul ramah lingkungan, contonya untuk membeasmi nyamuk di kamar, alat yang digunakan adalah raket elektrik dan tidak lagi menggunakan semprotan nyamuk yang mengandung bahan aerosol dan bahan kimia, untuk mengatasi semut dilantai kami menggunakan kapur bagus yang ramah lingkungan�.

Secara keseluruhan, pengetahuan, pemahaman dan persepsi karyawan mengenai kesehatan lingkungan dan penerapan IPM ini sangat mempengaruhi keberhasilan penerapannya di hotel SAME Resort Bulukumba. Karyawan yang teredukasi dengan baik dan memiliki sikap positif terhadap isu-isu keberlanjutan memberikan dukungan yang diperlukan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan hotel, serta meningkatkan pengalaman tamu menginap. Dukungan mereka memastikan bahwa metode Integrated Pest Managemet (IPM) diterapkan secara efektif dan berkontribusi pada upaya pariwisata berkelanjutan yang lebih luas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Gary Becker dalam bukunya Human Capital (2016), menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh karywan adalah investasi yang dapat meningkatkan produktivitas individuatau perusahaan. Peningkatan pengetahuan karyawan melalui pelatihan dan Pendidikan akan menghasilkan karyawan yang lebih kompeten, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih baik terhadap kinerja perusahaan.

Adapun hasil analisis peneliti terkait dengan pengetahuan dan persepsikaryawan dari pelatihan yang diberikan oleh pihak hotel dan vendor pest control adalah sebagai berikut :

1)    Penerapan prosedur IPM

Karyawan yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang IPM dapat mengikuti prosedur yang ditetapkan dengan lebih baik. Mereka memahami kapan dan bagaimana menggunakan tehnik pengendalian hama yang sesuai, seperti penggunaan perangkap, pemeriksaan rutin ataupun tindakan preventif. Di departemen housekeeping, misalnya pemahaman yang baik tentang metode Integrated Pest Management (IPM) memungkinkan staf untuk menerapkan tehnik pembersihan yang tepat untuk mencegah perkembangan hama, seperti pembersihan menyeluruh di area-area yang rawan hama hadir.

2)    Identifikasi dan penanganan masalah

Karyawan yang terlatih dengan baik dalam megenali tanda-tanda keberadaan hama dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dengan lebih cepat dan efektif. Mereka mampu melaporkan masalah tersebut kepada pihak manajemen atau vendor pest control sebelum hama tersebut berkembang kearah yang lebih parah.

3)    Kepatuhan terhadap kebijakan

Pengetahuan tentang pentingnya kebijakan IPM ini meningkatkan kepatuhan karyawan terhadap prosedur yang ditetapkan. Karyawan yang memahami dampak negative daripelanggaran kebijakan cenderung lebih berkomitmen untuk mengikuti standar yang telah ditentukan. Pelatihan yang didapatkan membantu mereka untuk mematuhi kebijakan terkait IPM tersebut serta mengurangi kemungkinan kesalahan dan kelalaian.

4)    Keterlibatan serta meningkatnya inisiatif karyawan

Karyawan yang memiliki persepsi positif tentang keberlanjutan cenderung lebih berpartisipasi aktif dalam penerapan IPM ini, hal ini karena mereka memahami Tindakan apa yang harus dilakukan jika menemukan potensi kehadiran hama di area hotel.

5)    Berpengaruh terhadap kepuasan tamu

Penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) yang efektif berkontribusi pada kepuasan tamu dengan menyediakan lingkungan yang bersih dan bebas dari hama, karyawan hotel yang memahami pentingnya pengendalian hama membantu memastikan bahwa pengalaman tamu tidak terganggu dengan masalah hama. Karyawan yang berperan aktif dalam pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan dapat meningkatkan citra hotel sebagai tempat yang peduli terhadap Kesehatan dan kenyamanan tamu.

6)    Manajemen krisis

Dalam situasi krisis terkait kehadiran hama, karyawan yang terlatih dapat memberikan respon yang lebih cepat dan efektif, bertindak untuk mengurangi dampak negative pada operasional hotel. Mereka mampu mengikuti prosedur penanganan krisis dan akan bekerja sama dengan vendor pest control untuk menemukan solusi terbaik atas persoalan hama di hotel.

7)    Dapat memberikan penilaian dan masukan

Karyawan tentu saja dapat memberikan penilaian dan masukan berharga tentang efektivitas metode Integrated Pest Management (IPM) yang diterapkan di hotel. Informasi-informasi ini dapat digunakan untukmenilai dan memperbaiki strategi pengendalian hama yang ada di hotel. Tentu saja keterlibatan karyawan dalam memberikan penilaian dan evaluasi akan membantu pihak manajemen untuk memahami tantangan praktis dan meningkatkan prosedur berdasarkan pengalaman lansung dilapangan.

Secara keseluruhan, pengetahuan, pemahaman dan persepsi karyawan di hotel SAME Resort Bulukumba, sangat penting dalam efektifitas penerapan metode Integrated Pest Management (IPM). Karyawan yang memiliki pemahaman yang baik tentang konsep IPM ini dan memiliki sikap positif terhadap keberlanjutan memberikan dukungan yang krusial untuk keberhasilan implementasi metode IPM. Ini akan meberikan dampak dalam meningkatkan kualitas lingkungan hotel serta mendukung upaya pariwisata berkelanjutan tentunya.

b)      Hotel Aryaduta Makassar

Berdasarkan hasil observasi peneliti diperoleh data dan informasi bahwa di hotel Aryaduta Makassar, pemahaman dan persepsi karyawan hotel tentang penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) sangat berperan dalam menjaga kualitas lingkungan dan kebersihan hotel. Departemen housekeeping, sebagai garda depan dalam pelaksanaan pengendalian hama, secara aktif berkoordinasi dengan pihak vendor pest control yang bekerja sama dengan hotel. Karyawan housekeeping tidak hanya mendukung kegiatan yang dilakukan oleh vendor, tetapi juga berperan dalam mengarahkan area-area yang membutuhkan treatment sesuai dengan kondisi actual yang ada saat itu.

Departemen housekeepingdi hotel Aryaduta Makassar memiliki tanggung jawab dalam memastikan bahwa vendor pest control dapat bekerja secara efektif dengan memberikan informasi tentang area-area yang beresiko terhadap kehadiran hama. Setiap karyawan perlu untuk memahami pentingnya menjaga kebersihan di area-area utama, seperti kamar tamu, dapur, restoran, serta area umum lainnya. Mereka membantu vendor untuk fokus pada area yang perlu mendapatkan perhatian khusus, seperti tempat penyimpanan makanan, saluran air, saluran pembuangan, tempat pembuangan sampah yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya hama.

Selain itu peneliti mendapatkan informasi bahwa pihak hotel Aryaduta Makassar memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan, tidak hanya karyawan housekeeping tetapi seluruh karyawan hotel tentang pentingnya menjaga dan menciptakan hygiene dan sanitasi di area kerja masing-masing dan di hotel secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Herman selaku Executive Housekeeper hotel Aryaduta Makassar, dijelaskan bahwa;

�Selain ditangani oleh vendor pest control, untuk mendukung terciptanyanya area hotel bebas dari hama pihak hotel juga memberikan pelatihan terkait bagaimana menjaga dan menciptakan hygiene dan sanitasi di area kerja masing-masing, sebab jika ini mampu dilaksanakan dengan baik oleh setiap karyawan hotel maka ini sangat membantu kita dalam menekan kehadiran hama di hotel�.

Persepsi karyawan hotel Aryaduta Makassar pada umumnya memiliki persepsi positif terhadap penerapan metode Integrated Pest Management (IPM). Mereka memahami bahwa metode ini adalah pendekatan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam mengendalikan hama, karena tidak semata-mata mengandalkan bahan kimia. Persepsi ini tentu saja diperkuat oleh pelatihan yang diterima karyawan mengenai pentingnya mencegah kehadiran hama secara proaktif, dengan Langkah-langkah preventif dan pengelolaan lingkungan yang baik.

Keterlibatan karyawan dalam menjaga kebersihan dan mendukung penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) ini menjadi kunci keberhasilan pengendalian hama di hotel.. dengan pemahaman yang baiktentang pentingnya kebersihan, serta kemampuan untuk saling berkoordinasi secara efektif dengan semua bagian di hotel, termasuk dengan pihak vendor pest control mampu menciptakan lingkungan hotel yang bebas dari hama, nyaman dan aman bagi tamu dan karyawan. Hal ini tentu saja menunjukkan peran mereka dalam menjaga reputasi hotel sebagai tempat yang memprioritaskan Kesehatan dan kenyamanan pengunjung.

Secara keseluruhan peneliti melihat bahwa penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di hotel Aryaduta Makassar didukung dengan baik oleh karyawan hotel, mereka memahami penting penerapan hygiene dan sanitasi.

Adapun dampak jangka panjang dari penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di lingkungan hotel Aryaduta Makassar yaitu memiliki banyak manfaat berkelanjutan yang tidak hanya berdampak pada pengendalian hama, tetapi juga pada lingkungan, operasional hotel, pelayanan serta kesehatan tamu dan karyawan hotel. Berikut adalah beberapa dampak jangka panjang dari penerapan metode IPM tersebut;

1.    Pengurangan penggunaan bahan pestisida

2.    Mencegah resistensi hama

3.    Lingkungan hotel yang lebih sehat

4.    Efisiensi operasional dan penghematan biaya

5.    Meningkatkan citra hotel

6.    Meningkatkan kesadaran dan keterampilan karyawan

7.    Dukungan terhadap pariwisata berkelanjutan

c)    Hotel Aston Makassar

Dalam implementasinya karyawan housekeeping memiliki peran kunci dalam memfasilitasi proses pengendalian hama dengan memastikan bahwa area-area yang membutuhkan treatment diperhatikan secara menyeluruh dan tepat sasaran. Dalam mendukung pengendalian hama hotel Aston Makassar memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan terkait pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi. Pelatihan ini diberikan tidak hanya kepada karyawan housekeeping saja tetapi juga kepada karyawan yang ada di departemen lainnya seperti dapur dan restoran. Hal ini sangat penting mengingat area dapur dan restoran merupakan titik kritis yang rentan terhadap kehadiran hama, sehingga dengan pengetahuan yang diberikan, karyawan dapat memahami peran mereka dalam mendukung kegiatan pest control di hotel melalui Tindakan preventif , seperti menjaga kebersihan lingkungan kerja masing-masing dan mencegah kondisi yang dapat menarik kehadiran hama.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku karyawan sebagai kunci keberhasilan penerapan metode IPM, dimana kebersihan area kerja masing-masing karyawan adalah elemen penting dalam penerapan IPM. Karyawan disemua departemen memahami bahwa perilakuk mereka sehari-hari dalam menjaga kebersihan, seperti membuang sampah dengan benar, menjaga sanitasi peryalatan kerja dan memastikan tidak ada sumber makanan atau air yang dapat menarik hama datang, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengendalian hama di hotel. Kesadaran ini tentu saja akan mendorong partisipasi aktif mereka dalam memastikan bahwa hotel tetap bebas dari hama.

Selain perilaku karyawan, dukungan dari manajemen hotel juga sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan penerapan Integrated Pest Management (IPM). Berdasarkanhasil wawancara dengan pak Arham, salah satu supervisor yang ada di departemen housekeeping hotel Aston Makassar, dijelaskan bahwa ;

Sejauh ini manajemen hotel sangat mendukung upaya penanganan hama di hotel, salah satunya melalui pemilihan vendor pest control berskala Nasional yakni Rentokil, vendor ini memiliki rekam jejak sebagai salah satu perusahaan pest control yang berpengalaman dan telah mengadopsi serta menerapkan metode Integraeted Pest Management (IPM)�.

Ini menujukkan komitmen manajemen hoteldalam mendukung kebersihan dan kesehatan lingkungan hotel menciptakan system kerja yang lebi baik dan terstruktur dalam menerapkan metode IntegratedPest Management (IPM).

Memberikan pemahaman terhadap karyawan hotel melalui pelatihan-pelatihan terkait pengendalian hama juga dilakukan oleh pihak hotel, ini menujukkan bahwa manajemen hotel mendukung serta menginginkan setiap karyawan dapat memahami serta berperan aktif dalam pencegahan hama di hotel. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan dengan ibu Indri Novianti selaku HRD hotel Aston Makassar;

�Salah satu pelatihan yang kita berikan ke karyawan hotel adalah pelatihan terkait penerapan hygiene dan sanitasi, ini sangat penting untuk dipahami dan diimplementasikan oleh setiap karyawan, dan ini tentu saja sangat terkait dengan upaya pengendalian hama di hotel�.

Secara keseluruhan, pemahaman dan persepsi karyawan hotel Aston Makassar mengenai metode Integrated Pest Management (IPM) sangat mendukung efektifitas pengendalian hama di hotel. Koordinasi yang baik dengan pihak vendor pest control, pelatihan yang berkelanjutan, serta perilaku karyawan yang menjaga kebersihanlingkungan kerja masing-masing menjadi kunci dalam memastikan hotel bebas dari hama dan mendukung terciptanya lingkungan yang sehat dan aman.

d)   Hotel Satria Wisata Parepare

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Salti Parawansa, sebagai salah satu pemilik hotel Satria Wisata Pare-pare diperoleh informasi bahwa sejauh ini beberapa karyawan yang sudah lama bekerja cukup memiliki pemahaman dan persepsi terkait penerapan Integrated Pest Management ini, sehingga dalam hal dukungan penerapan mereka sangat membantu menciptakan hotel bersih dan bebas dari hama. Namun sedikit berbeda dengan karyawan yang baru masuk, terkadang butuh waktu dan proses untuk mereka terbiasa menjaga kebersihan area kerjanya. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan Bapak Salti Parawansa;

�Untuk karyawan kami yang sudah lama, mereka cukup memahami apa yang harus dilakukan terkait pengendalian hama di hotel, termasuk metode Integrated Pest Management (IPM) yang juga kita sudah terapkan, vendor pest control yang biasa bekerja sama dengan kami yakni Rentokil, juga rutin memberikan pemahaman terkait pentingnya dukungan karyawan dalam menciptakan hotel terbebas dari hama�.

Kemudian ditambahkan bahwa ;

Kedepannya kita akan melakukan pelatihan terkait penerapan pest control ini, agar supaya karyawan hotel dapat diingatkan kembali pentingnya peran mereka dalam menciptakan lingkungan dan area hotel yang bersih, terutama untuk beberapa karyawan baru�.

 

 

 

KESIMPULAN

Penerapan metode Integrated Pest Management (IPM) di berbagai hotel di Sulawesi Selatan, seperti Hotel SAME Resort Bulukumba, Hotel Aryaduta Makassar, Hotel Aston Makassar, dan Hotel Satria Wisata Parepare, menunjukkan komitmen industri perhotelan dalam mengendalikan hama secara berkelanjutan. Hotel-hotel ini bekerja sama dengan perusahaan pest control seperti Rentokil dan vendor lokal lainnya untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan mengutamakan tindakan preventif. Meskipun penerapan IPM masih bersifat insidental di beberapa hotel, hasil positif telah terlihat dalam mengurangi dampak negatif hama. Salah satu dampak paling signifikan dari penerapan IPM adalah pengurangan penggunaan pestisida kimia melalui metode biologis, mekanis, dan preventif, yang tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan dan risiko kesehatan bagi tamu serta karyawan, tetapi juga mencegah resistensi hama terhadap pestisida. Pengetahuan dan persepsi staf hotel terkait IPM, terutama melalui pelatihan yang diberikan kepada staf housekeeping dan dapur, berperan besar dalam efektivitas pelaksanaannya. Staf yang terlatih dapat berkoordinasi dengan baik dan menerapkan tindakan preventif secara efektif. Namun, hotel masih menghadapi tantangan seperti lokasi yang dekat dengan area rawan hama, keterbatasan sumber daya, frekuensi kunjungan vendor pest control, kondisi cuaca, serta kesadaran tamu yang rendah dalam menjaga kebersihan. Selain itu, efisiensi anggaran sering kali menjadi pertimbangan dalam penerapan IPM, di mana beberapa hotel hanya menghubungi vendor berdasarkan kebutuhan, membatasi kontrol hama yang rutin.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ab, A., Jaya, R., & Ningsi, G. (2024). Peran Pest Control Dalam Meningkatkan Kebersihan di Khas Hotel Makassar. Journal of Hospitality Accommodation Management (JHAM), 3(1), 43�50.

Achmad, F. (2023). Peran Inovasi dalam Meningkatkan Kinerja Industri Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Multidisiplin West Science, 2(03), 150�157.

Afni, R., Tambunan, S. M., Manurung, R., Tambunan, S. G., & Nirmala, Y. (2024). Manajemen Pariwisata dan Perhotelan. Cattleya Darmaya Fortuna.

Al-Bakry, M. H. N. (2023). Analisis Potensi Pariwisata Indonesia Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi: Persepsi Pedagang Lokal Terhadap Dampak Wisatawan Dalam Peningkatan Pendapatan di Danau Toba. Pringgitan, 4(1), 106�120.

Eddyono, F. (2021). Pengelolaan destinasi pariwisata. Uwais Inspirasi Indonesia.

Hamsal, M., & Abdinagoro, S. B. (2021). Sustainable Tourism Pariwisata Wisata di Era Normal Baru. Scopindo Media Pustaka.

Hettyning, H., Khaerudin, A., & Dewi, N. (2023). Implementasi Pengaturan Standar Perhotelan dalam Mendukung Kepariwisataan Daerah: Studi Kasus pada Ommaya Hotel di Kabupaten Sukoharjo. Ajudikasi: Jurnal Ilmu Hukum, 7(2), 375�390.

Lukito, L. E. (2022). Kontribusi Industri Pariwisata Terhadap Pembangunan Indek Manusia.

Rumekso, S. E. (2008). Housekeeping Hotel Public Area/Houseman section. Yogyakarta: Andi.

Sambiran, S., & Rondonuwu, A. (2017). Strategi Pemerintah Daerah dalam Mengembangkan Objek Wisata di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Jurnal Eksekutif, 2(2).

Sari, F. P., Sumriyah, S., & Jusmadi, R. (2023). Perlindungan Hukum terhadap Wisatawan di Kawasan Wisata Religi menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Interdisciplinary Journal on Law, Social Sciences and Humanities, 4(1), 76�94.

Sujatmiko, S. (2024). PELAKSANAAN STRATEGI FRONT OFFICE DALAM MENINGKATKAN OCCUPANCY HOTEL DI SWISS-BELINN SARIPETOJO SOLO. Jurnal Hotelier, 10(1), 36�48.

Sunaryo, B. (2013). Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata: konsep dan aplikasinya di Indonesia. Gava Media.

Tangkudung, A. G. D., Rante, J. Z., Pakpahan, M., Putri, A., Puteri, A., Pribadi, D., Gosita, D. R., Rustandi, J., Ghalib, K., & Farieanna, R. (2024). Inovasi Bisnis Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 657�667.

Wibowo, S., Rusmana, O., & Zuhelfa, Z. (2017). Pengembangan ekonomi melalui sektor pariwisata tourism. Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas Dan Perjalanan, 1(2), 93�99.