ANALISIS PENGARUH KEPRIBADIAN
INSTRUKTUR DAN
MOTIVASI
BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR
PESERTA KURSUS
Aly
Anwar1, Mattalata2,
Ansar3, Kurniawaty4
1Mahasiswa STIE AMKOP
Makassar, Indonesia
234 Dosen STIE AMKOP Makassar, Indonesia
Email: [email protected]
kata kunci: instrukturkepribadian,
motivasi belajar peserta kursus, capaian belajar peserta kursus keywords: personality
lecturers, students’ learning motivation, student learning outcomes |
|
ABSTRAK |
|
Dalam proses belajar mengajar melibatkan dua peserta utama: instrukturdan peserta
kursus. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
merupakan proses interaktif antara instrukturdan peserta kursus, berakar pada hubungan pendidikan dengan tujuan mencapai tujuan
pendidikan. instrukturmemiliki tanggung jawab yang kompleks untuk memastikan keberhasilan
pembelajaran. Mereka tidak hanya diharapkan memiliki penguasaan atas materi
pelajaran tetapi juga berfungsi sebagai panutan dan menginspirasi siswa untuk
belajar. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengkaji pengaruh simultan
kepribadian instrukturdan motivasi belajar peserta kursus terhadap hasil belajar,
(2) untuk menilai dampak individu kepribadian instrukturdan
motivasi belajar peserta
kursus terhadap hasil belajar, dan (3) untuk
mengidentifikasi variabel yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar peserta kursus di LKP MELATI. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi
kuantitatif. Populasi terdiri dari seluruh peserta kursus aktif dalam program mata kuliah LKP Melati, dengan sampel yang
dipilih menggunakan rumus Slovin. Pendataan melibatkan pemberian kuesioner
tentang kepribadian dosen, motivasi belajar peserta kursus, dan hasil belajar. Sebelum menganalisis data, uji prasyarat untuk
regresi linier dilakukan. Temuan penelitian adalah: (1) kepribadian instrukturberpengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta kursus, baik secara bersamaan maupun sebagian (Fhit=97,623 > Ftab=2,44
dan thit=2,930 > ttab=1,677); (2) motivasi belajar siswa juga berdampak
signifikan terhadap hasil belajar, baik secara bersamaan maupun sebagian
(Fhit=97,623 > Ftab=2,44 dan thit=4,506 > ttab=1,677); (3) variabel
yang paling mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi belajar peserta kursus (r² = 30,1%), sedangkan kepribadian instrukturmenyumbang
15,4% dari varians. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta kursus merupakan penentu utama hasil belajar, dipengaruhi oleh faktor
internal dan lingkungan eksternal, meskipun kepribadian instrukturjuga berperan penting dalam membentuk prestasi peserta kursus di LKP Melati Makassar. In the teaching and learning process, two main
participants are involved: lecturers and students. This indicates that
learning is an interactive process between lecturers and students, rooted in
educational relationships with the aim of achieving educational goals.
Lecturers have a complex responsibility to ensure learning success. They are
not only expected to have mastery over the subject matter but also to serve
as role models and inspire students to learn. The objectives of this study
are: (1) to examine the simultaneous effect of lecturers' personality and
student learning motivation on learning outcomes, (2) to assess the
individual impact of lecturers' personality and student learning motivation
on learning outcomes, and (3) to identify the most dominant variable
influencing student learning outcomes at LKP MELATI. The research method used
is quantitative correlation. The population consists of all active students
in the LKP Melati course program, with the sample selected using the Slovin
formula. Data collection involved administering questionnaires on lecturers'
personality, student learning motivation, and learning outcomes. Before
analyzing the data, a prerequisite test for linear regression was conducted.
The study findings are: (1) lecturers' personality significantly affects
student learning outcomes, both simultaneously and partially (Fhit=97.623
> Ftab=2.44 and thit=2.930 > ttab=1.677); (2) student learning
motivation also has a significant impact on learning outcomes, both
simultaneously and partially (Fhit=97.623 > Ftab=2.44 and thit=4.506 >
ttab=1.677); (3) the variable that most strongly influences learning outcomes
is student learning motivation (r² = 30.1%), while lecturers' personality
accounts for 15.4% of the variance. These results demonstrate that student
learning motivation is a key determinant of learning outcomes, influenced by
both internal factors and external environments, though lecturers'
personality also plays a significant role in shaping student achievement at
LKP Melati Makassar |
|
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA . This is an open access article under the CC BY-SA license. |
PENDAHULUAN
Di era modern saat ini, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) diharuskan
memiliki fasilitas yang memadai sebagai sarana pembelajaran dan daya tarik bagi
masyarakat (Rachman et al., 2024). Fasilitas yang
lengkap menjadi salah satu penentu kredibilitas dan kelayakan lembaga tersebut.
Namun, fasilitas yang dimaksud tidak hanya terbatas pada alat peraga sebagai
media pembelajaran, tetapi juga mencakup kualitas instruktur dan staf
administrasi yang berperan dalam membangun citra positif dan layak dari LKP.
Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar (PBM) menjadi aktivitas
utama karena melalui proses ini tujuan pendidikan dapat dicapai (Bararah, 2020), yang
ditandai dengan perubahan perilaku peserta kursus. Berdasarkan Undang-Undang
Sistem (Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 3 Tahun 2003), pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang
beriman, cakap, kreatif, mandiri, serta warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Keberhasilan tujuan pendidikan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut (Siregar & Nara, 2015), unsur-unsur penting
dalam PBM meliputi (1) peserta kursus dengan berbagai karakteristiknya yang
berupaya untuk berkembang melalui belajar, (2) tujuan yang ingin dicapai dari
kegiatan belajar, dan (3) instruktur yang berperan menciptakan situasi belajar
yang kondusif agar proses belajar terjadi.
Surya (2008) menjelaskan bahwa instruktur sebagai motivator harus mampu (1)
mendorong semangat belajar peserta kursus, (2) memberikan penjelasan yang jelas
mengenai tujuan pembelajaran, (3) memberi penghargaan atas prestasi yang
dicapai, dan (4) menetapkan aturan perilaku dalam PBM. Motivasi belajar sangat penting untuk
mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Hawley
(Yusuf, 2007) yang menyatakan bahwa peserta kursus dengan motivasi tinggi akan
belajar lebih baik dibandingkan yang motivasinya rendah.
Namun, dalam
kenyataan di lapangan, terdapat peserta kursus yang menunjukkan perilaku kurang
termotivasi, seperti sering membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan
tugas, dan tidak teratur dalam belajar. Ada juga yang bersikap acuh tak acuh,
lambat dalam menyelesaikan tugas, serta menunjukkan gejala emosional seperti
pemurung, pemarah, dan kurang antusias.
Oleh karena itu,
peneliti merasa penting untuk meneliti pengaruh kepribadian instruktur dan
motivasi belajar peserta kursus terhadap hasil belajar di LKP Melati.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah kepribadian instruktur dan motivasi belajar secara simultan
mempengaruhi hasil belajar peserta kursus di LKP Melati?
2. Apakah kepribadian instruktur dan motivasi belajar secara parsial
mempengaruhi hasil belajar peserta kursus di LKP Melati?
3. Di antara kedua variabel tersebut, manakah yang memiliki pengaruh dominan
terhadap hasil belajar peserta kursus di LKP Melati?
METODE
PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode korelasional.
Populasi dan
Sampel
Populasi penelitian ini adalah peserta
kursus aktif di Lembaga Kursus dan Pelatihan Melati Makassar yang berjumlah 100 orang.
Sampel penelitian diambil dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
rumus Slovin, dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang.
Jenis Sumber Data
Data primer diperoleh dari kuesioner mengenai kepribadian instruktur, motivasi
belajar, dan hasil belajar peserta kursus.
Data sekunder berupa nilai peserta kursus
yang didapatkan dari bagian akademik LKP Melati.
Variabel Penelitian
Variabel independen (X) terdiri dari kepribadian instruktur (X1) dan motivasi
belajar (X2), sedangkan variabel dependen (Y) adalah hasil belajar (Y).
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data terkait instruktur, peserta kursus, dan hasil belajar
dilakukan menggunakan kuesioner. Untuk nilai peserta kursus, data dikumpulkan
melalui observasi.
Metode Analisis Data
Data dianalisis menggunakan program SPSS Versi 16.0. Langkah analisis meliputi:
a. Uji Validitas untuk memastikan validitas instrumen berdasarkan Hastono (2006).
b. Uji Reliabilitas, menurut Notoatmodjo (2002), adalah indeks untuk mengukur sejauh mana alat
ukur dapat diandalkan.
c. Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari:
1)
Uji Normalitas untuk memeriksa apakah
data berdistribusi normal atau mendekati normal.
2)
Uji
Multikolinearitas untuk menguji apakah terdapat hubungan sempurna atau hampir
sempurna antar variabel independen.
3) Uji Heteroskedastisitas untuk melihat apakah terdapat perbedaan variance dari residual antara
pengamatan.
Teknik
Analisis Data
Model regresi linier berganda disusun berdasarkan Sulaiman (2004), dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Di mana:
a.
Y = Hasil belajar peserta kursus
b.
a = Konstanta
c.
b1, b2 = Koefisien regresi
d.
X1 = Kepribadian instruktur
e.
X2 = Motivasi belajar peserta kursus
f.
e = Variabel error
Untuk menguji
pengaruh simultan kepribadian instruktur dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar peserta kursus digunakan uji-F. Sementara itu, uji-t digunakan untuk
menguji pengaruh parsial dari kedua variabel tersebut terhadap hasil belajar
peserta kursus. Dominasi pengaruh kedua variabel diukur dengan koefisien
determinasi parsial (r2).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan di Lembaga Kursus dan Pelatihan Melati,
yang meneliti pengaruh kepribadian instruktur dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar, secara keseluruhan dapat diuraikan sebagai berikut:
Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah menggunakan program SPSS Versi
16.0 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.0.
Uji Hipotesis
Pertama
(H1: apakah kepribadian instruktur dan motivasi belajar secara simultan
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta kursus di LKP Melati). Berdasarkan
hasil perhitungan pada Tabel 5.0, dari hasil pengujian regresi linier berganda
diperoleh F-hitung sebesar 97,623 > F-tabel 2,44 pada tingkat signifikansi α = 0,10 dengan df (2;47). Tingkat
signifikansi yang diperoleh adalah 0,000, yang lebih kecil dari 0,10. Sesuai
dengan kriteria, apabila F-hitung > F-tabel atau signifikansinya < 0,10,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa secara simultan, variabel
independen (kepribadian instruktur dan motivasi belajar) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (hasil belajar) pada tingkat kesalahan
0,10.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Variabel |
b |
Beta |
t |
Sig
t |
Variabel |
Konstanta |
-0.072 |
|
|
|
Konstanta |
X1 |
0.348 |
0.366 |
2.930 |
0.005 |
X1 |
X2 |
0.636 |
0.653 |
4.506 |
0.000 |
X2 |
t tabel R R Square Adjusted R Square F Hitung Sig F F tabel α |
: 1.677 : 0.898 : 0.806 : 0.796 : 80.000 : 0.000 : 3.151 : 0.10 |
|
|
|
|
Nilai t-tabel: 1,677
R: 0,898
R Square: 0,806
Adjusted R Square: 0,798
F-hitung: 97,623
Signifikansi F: 0,000 , F-tabel: 2,44
α: 0,10
Dari nilai
koefisien korelasi (R) sebesar 0,898, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
instruktur (X1) dan motivasi belajar (X2) memiliki hubungan yang kuat terhadap
hasil belajar (Y).
Uji Hipotesis Kedua
(H2: apakah kepribadian instruktur dan
motivasi belajar secara parsial berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
kursus di Fakultas Ilmu Komputer LKP Indonesia Timur). Berdasarkan hasil
perhitungan pada Tabel 5.0, hasil analisis parsial menunjukkan:
1.
Kepribadian instruktur (X1) terhadap hasil belajar (Y) memiliki
t-hitung sebesar 2,930 > t-tabel 1,677 dengan tingkat signifikansi 0,05 <
0,10. Ini berarti ada pengaruh signifikan antara kepribadian instruktur (X1)
dan hasil belajar (Y).
2.
Motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) memiliki t-hitung
sebesar 4,506 > t-tabel 1,677 dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,10.
Ini menunjukkan bahwa motivasi belajar (X2) berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar (Y).
Pembuktian Hipotesis Ketiga (H3: di antara kedua variabel tersebut,
manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap hasil belajar peserta kursus di
Lembaga Kursus dan Pelatihan Melati.
Hasil perhitungan SPSS menunjukkan sebagai berikut:
Tabel 2. Koefisien Determinasi Parsial
Variabel |
T |
Sig. |
Kepribadian
Instruktur (X1) |
2.930 |
0.005 |
Motivasi
Belajar (X2) |
4.506 |
0.000 |
Variabel |
T |
Sig. |
Berdasarkan tabel
tersebut, nilai r² dari variabel kepribadian instruktur (X1) sebesar 0,154,
yang berarti bahwa kepribadian instruktur mempengaruhi hasil belajar sebesar
15,4%. Sementara itu, nilai r² untuk variabel motivasi belajar (X2) sebesar
0,301, yang menunjukkan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh sebesar 30,1%
terhadap hasil belajar. Karena nilai r² untuk variabel motivasi belajar lebih
besar, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar (X2) memberikan pengaruh
yang dominan terhadap hasil belajar. Dengan demikian, hipotesis ketiga dalam
penelitian ini dapat diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan
permasalahan yang diteliti serta pembahasan mengenai pengaruh kepribadian
instruktur dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta kursus di
Lembaga Kursus dan Pelatihan Melati, dapat disimpulkan bahwa: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepribadian instruktur dan motivasi belajar secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta kursus. Berdasarkan
penelitian, kepribadian instruktur dan motivasi belajar juga memiliki pengaruh
signifikan secara parsial terhadap hasil belajar. Dari penelitian ini dapat
diketahui bahwa motivasi belajar merupakan faktor yang dominan dalam
mempengaruhi hasil belajar peserta kursus.
DAFTAR
PUSTAKA
Bararah, I. (2020).
Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran. Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 10(2),
351–370.
Rachman, D., Nisrina, A. D., Salam, F., & Baehaki, B. (2024).
Analisis Hambatan Penerapan Teknologi Modern Terhadap Lembaga Kursus Dan
Pelatihan: Studi Kasus Pendidikan Non Formal Lpk Anita Kota Serang. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Non Formal, 2(1).
Siregar, N., & Nara, H. (2015). Belajar Dan Pembelajaran. Penerbit
Ghalia Indonesia.
Damanik, 2010. Hubungan Persepsi Tentang Keterampilan Guru
Mengajar Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas Akselerasi Untuk Mata Pelajaran
Sosiologi Di Sma Swasta Al-Azhar Medan. Medan: Usu
Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hermawati
. 2010. Tesis : "Hubungan Persepsi Peserta Kursus Tentang Kepribadian
Instruktur Dan Kemampuan Instruktur Dalam Mengajar Dengan Motivasi Belajar
Peserta Kursus Akademi Kebidanan Kutai Husada Tenggarong".
Ilyas. 2010. Peran Ideal Instruktur
Pembimbing Akademik Dan Prestasi Belajar Peserta Kursus. Dalam Educare Jurnal
Pendidikan Dan Budaya
Mugiarso, H. 2010. Bimbingan Konseling. Semarang : Unnes Press
Nawawi, Ismail. (2012). Metoda Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya.
Pramudyo, Anung. 2010. Analisis Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Instruktur Negeri Dipekerjakan Pada Kopertis
Wilayah Yogyakarta.Yogyakarta.
Priyatno, Dwi. 2010. Paham Analisa Statistik
Data Dengan Spss. Yogyakarta : Mediakom. Priyatno, Dwi. 2010. Paham Analisa
Statistik Data Dengan Spss. Yogyakarta : Mediakom.
Ratnawati, 2011, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Motivasi Belajar Dari : Http://Id.Shvoong.Com/Social-Sciences/Education/2137378-Unsur-Unsur-Yang-Mempengaruhi-Motivasi (13 Juli 2011).
Surya, M. (2008). Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Sistem (Pendidikan Nasional No.
20 Pasal 3 Tahun 2003)
Yamin, M Dan Maisah.2010. Standarisasi
Kinerja Guru.Jakarta: Gaung Persada
Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
Bandung:
Pt Remaja Rosdakarya.