PENGARUH
JAM KERJA, USIA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPATUHAN DOKTER DALAM PENGISIAN
BERKAS REKAM MEDIS DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
I Gusti Nyoman Trianantha Jaya, Kosasih
Mahasiswa
Program Studi Magister Manajemen Konsentrasi
Manajemen Rumah Sakit, Universitas Sangga Buana,
Bandung
Dosen Pascasarjana Universitas Sangga Buana, Bandung
Email: [email protected],
[email protected]
Kata kunci: Pengaruh Jam Kerja, Dokter,
Berkas Rekam Medis Keywords: Effect of
Working Hours, Doctors, Medical Record Files |
|
ABSTRAK |
|
Menurut Undang-Undang (UU) Republik Indonesia No. 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit pada pasal
1 ayat 1 menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi
pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
literature review yang bertujuan untuk menganalisis berbagai sumber data ilmiah yang berkaitan dengan topik yang diambil penulis yaitu �Pengaruh Jam Kerja, Usia, dan Motivasi Kerja Terhadap Kepatuhan dalam Pengisian Berkas Rekam Medis�.
Pengertian Rekam Medis menurut Permenkes Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rumah Sakit menunjukkan bahwa
ketiga faktor tersebut memiliki peranan yang sangat penting
atau signifikan dalam menentukan
tingkat kepatuhan dokter dalam pengisian rekam medis. According
to the Law of the Republic of Indonesia No. 44 of 2009 concerning Hospitals
in article 1 paragraph 1 states that a hospital is a service institution that
provides individual health services in a complete manner that provides
inpatient, outpatient, and emergency services. This research method uses a
literature review approach which aims to analyze various sources of
scientific data related to the topic taken by the author, namely "The
Influence of Working Hours, Age, and Work Motivation on Compliance in Filling
Medical Record Files". Definition of Medical Records according to Permenkes Number 269/Menkes/Per/III/2008 concerning
Medical Records is a file that contains records and documents about the
patient's identity, examination, treatment, actions
and other services that have been provided to patients. Hospitals show that
these three factors have a very important or significant role in determining
the level of compliance of doctors in filling out medical records. |
|
Ini adalah artikel akses
terbuka di bawah lisensi CC BY-SA . This is an open access article under the CC BY-SA license. |
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Undang-Undang (UU) Republik
Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit pada pasal 1 ayat
1 menyatakan bahwa rumah
sakit adalah institusi pelayanan
yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat (Sari dkk, 2021). Rumah sakit umum yang dikelola pemerintah dan swasta memiliki perbedaan signifikan dalam pendanaan, pelayanan, dan fasilitas. Rumah
sakit pemerintah didanai
oleh anggaran negara dan berfokus
pada pelayanan masyarakat luas, seringkali dengan biaya yang lebih rendah dan fasilitas yang lebih terbatas. Sebaliknya, rumah sakit swasta dibiayai melalui investasi dan pembayaran pasien, biasanya menawarkan fasilitas yang lebih
modern dan pelayanan yang lebih cepat,
meskipun biayanya cenderung lebih tinggi. Kualitas dan aksesibilitas layanan juga bervariasi; rumah
sakit pemerintah diharapkan
menjangkau semua kalangan, sedangkan rumah sakit swasta sering kali lebih terfokus pada segmen pasar yang mampu membayar�� (Fadlian dkk,
2021).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Republik Indonesia Nomor
269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis, menyebutkan
bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Tanaem dkk, 2019).
Rekam medis merupakan dokumen penting dalam pelayanan kesehatan yang berfungsi
sebagai catatan lengkap terkait riwayat kesehatan pasien, mulai dari
pemeriksaan pasien,
diagnosis, terapi, hingga tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (Nurhaeni dkk,
2022). Pengisian berkas rekam medis yang tepat waktu, akurat, dan lengkap sangatlah penting untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan, kepuasan pasien, serta sebagai landasan bagi pengambilan keputusan medis. Di berbagai rumah sakit kepatuhan dokter dalam pengisian rekam medis masih
menjadi perhatian utama, karena kelalaian
atau ketidaklengkapan dalam pengisian
dokumen tersebut dapat berdampak pada keselamatan pasien dan integritas rumah
sakit.
Kepatuhan dokter dalam pengisian rekam medis sering kali menjadi tantangan
di berbagai rumah sakit. Salah satu masalah yang sering muncul adalah
keterlambatan atau ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis yang tidak
hanya dapat mengganggu proses pelayanan, tetapi juga mempengaruhi legalitas dan
fungsi rekam medis sebagai bukti dalam kasus hukum (Rahmanti dkk, 2022). Hal ini menjadi perhatian khusus karena kualitas pengisian rekam medis
sangat berhubungan dengan efektivitas perawatan pasien di unit rawat inap.
Berdasarkan pengamatan awal, terdapat beberapa faktor yang diduga
memengaruhi tingkat kepatuhan dokter dalam pengisian rekam medis. Pertama, jam
kerja yang panjang dan intensitas pekerjaan yang tinggi sering kali menjadi
alasan kurangnya waktu untuk mengisi berkas secara tepat waktu dan detail.
Kedua, usia dokter dapat mempengaruhi produktivitas dan konsistensi mereka
dalam mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk pengisian rekam
medis. Dokter yang berusia lebih muda mungkin lebih cepat dalam beradaptasi
dengan sistem elektronik atau manual, sedangkan dokter yang berusia lebih tua
mungkin menghadapi tantangan tersendiri dalam penyesuaian teknologi atau
memiliki pendekatan yang berbeda terhadap tugas administratif.
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kinerja dan tanggung jawab dokter dalam menjalankan tugas, salah satunya adalah
pengisian berkas rekam medis. Dokter yang memiliki motivasi kerja tinggi
memiliki kecenderungan akan lebih disiplin dan konsisten dalam menjalankan
tugasnya, termasuk memenuhi kewajiban administratif seperti pengisian rekam
medis secara tepat waktu dan lengkap (Amahoru dkk,
2021). Motivasi ini dapat bersumber dari dua aspek utama yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi kepuasan
pribadi dokter terhadap pekerjaannya, kebanggaan atas profesi yang dijalankan, serta dedikasi mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi
pasien. Di sisi lain, faktor eksternal dapat berupa insentif finansial, penghargaan, serta pengakuan dari manajemen rumah sakit yang mendorong dokter untuk tetap patuh terhadap regulasi dan prosedur (Nawaro dkk, 2021).
Kurangnya motivasi kerja dapat menyebabkan penurunan kualitas pelayanan kesehatan
dalam pengisian rekam medis, baik dalam hal ketepatan waktu maupun kelengkapan informasi. Hal ini
dapat berdampak luas dan
tidak hanya manajemen pasien,
tetapi juga pada proses pengambilan
keputusan klinis yang berisiko terhadap keselamatan pasien (Lestasi dkk,
2020).
Selain itu, motivasi kerja juga berinteraksi dengan faktor-faktor lain
seperti jam kerja dan usia. Dokter dengan jam kerja yang panjang mungkin merasa
kelelahan, yang bisa mengurangi motivasi mereka untuk mengisi berkas rekam
medis secara lengkap dan tepat waktu (Kualitas dkk, 2021). Demikian juga, usia dokter bisa memengaruhi bagaimana
mereka merespons motivasi kerja. Dokter yang berusia lebih muda mungkin lebih
mudah terdorong oleh insentif eksternal seperti penghargaan, dan insentif
finansial. Sementara dokter yang berusia lebih tua mungkin lebih termotivasi
oleh kepuasan internal dan komitmen profesional mereka terhadap pasien.
Dengan demikian, memahami bagaimana motivasi kerja berperan dalam kepatuhan
dokter menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas layanan di Rumah
Sakit. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh
motivasi kerja terhadap kepatuhan dokter dalam pengisian berkas rekam medis,
terutama ketika dihadapkan dengan tantangan lain seperti jam kerja yang panjang
dan usia yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan bagi manajemen rumah sakit dalam merancang kebijakan dan strategi yang
dapat meningkatkan motivasi kerja dokter, sehingga kepatuhan dalam pengisian
rekam medis dapat ditingkatkan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
METODE
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan SLR literature review yang bertujuan
untuk menganalisis berbagai sumber data ilmiah yang berkaitan dengan topik yang
diambil penulis yaitu �Pengaruh Jam Kerja, Usia, dan Motivasi Kerja Terhadap
Kepatuhan dalam Pengisian Berkas Rekam Medis�. Data yang digunakan bersumber
dari literatur sekunder berupa artikel junal ilmiah, buku, dan dokumen terkait
yang relevan, dipilih melalui pencarian di database akademik seperti Google
Scholar dan PubMed. Adapun kriteria inklusi mencakup penelitian atau jurnal
ilmiah yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir, dan buku-buku terakreditasi
yang memiliki relevansi langsung terhadap topik penelitian.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan pencarian kata kunci yang
spesifik, seperti �jam kerja dokter�, �kepatuhan dokter�, dan �motivasi kerja�.
Kemudian sumber data yang telah dikumpulkan akan dianalisis menggunakan metoden
Content Analysis. Analisis difokuskan pada pola hubungan antara variabel
utama yang diteliti yaitu jam kerja, usia, motivasi kerja, dan kepatuhan dokter
dalam pengisian rekam medis. Literatur yang tidak relevan atau tidak memenuhi standar ilmiah dikecualikan.
Metode ini bertujuan memberikan sintesis komprehensif untuk mendukung
peningkatan kualitas kepatuhan dokter
dalam pengisian rekam medis berdasarkan kajian ilmiah terkini.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pengertian Rekam Medis
Pengertian Rekam Medis menurut
Permenkes Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Abekah-Nkrumah dkk, 2019). Rekam medis merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara
karena bermanfaat bagi pasien, dokter,
maupun bagi rumah sakit (Damayanti dkk,
2021). Dokumen rekam medis
sangat penting dalam mengemban
mutu pelayanan medik yang diberikan oleh rumah sakit dan staf
mediknya serta sebagai alat bukti yang akurat di pengadilan (Lestari, 2021).
Rekam Medis
adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana
perawatan pasien selama di rumah sakit untuk melengkapi
rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan
diagnosis, jaminan, pengobatan,
dan hasil akhir (Rezeki dkk, 2023). Rekam medis adalah keterangan baik yang
tertulis maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnesa penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik pada pasien di unit rawat inap, rawat jalan,
maupun yang mendapatkan pelayanan di unit gawat darurat (Permana, 2020).
Menurut Frisca dkk, (2019) Rekam medis merupakan keharusan yang penting bagi data pasien untuk
diagnosis dan terapi, sekarang ini lebih jauh lagi untuk kepentingan pendidikan
dan penelitian juga untuk masalah hukum yang terus berkembang. Rekam medis
memiliki arti yang cukup luas, tidak hanya sebatas berkas atau dokumen yang
digunakan untuk menuliskan data pasien tetapi juga dapat berupa rekaman dalam
bentuk sistem informasi (pemanfaatan rekam medis elektronik) yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan segala informasi pasien terkait palayanan yang
diberikan di fisilitas pelayanan kesehatan sehingga dapat digunakan untuk
berbagai kepentingan, seperti mengambil keputusan pengobatan kepada pasien,
bukti legal pelayanan yang telah diberikan, dan dapat juga sebagai bukti
tentang kinerja sumber daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan (Annisa� dkk, 2024).
Tujuan
rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit (Annisa dkk, 2024). Tanpa dukungan sistem pengelolaan rekam medis yang baik, tertib administrasi di rumah
sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan (Mayestika dkk,
2021). Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain (Rum dkk, 2019):
1.
Aspek Administrasi
Berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2.
Aspek Medis Berkas
rekam medis mempunyai nilai medis karena catatan tersebut
digunakansebagaidasaruntukmerencanakan pengobatan atau perawatan yang diberikan
kepada pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan
melalui kegiatan audit medis, manajemen risiko klinis, serta keamanan atau
keselamatan pasien dan kendali biaya.
3.
Aspek Hukum Berkas
rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya
jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam usaha menegakkan hukum serta
penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
4.
Aspek Keuangan Berkas
rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya mengandung data dan informasi
yang dapat digunakan sebagai aspek keuangan.
5.
Aspek Penelitian
Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat digunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
6.
Aspek Pendidikan
Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut data dan
informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang
diberikan pada pasien, informasi tersebut digunakan sebagai bahan atau
referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan kesehatan.
7.
Aspek Dokumentasi
Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menyangkutsumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan rumah sakit.
Alur rekam medis pasien yaitu
pasien mendaftar di tempat pendaftaran pasien (TPP) apabila termasuk pasien
lama maka akan dicarikan berkas fisik rekam medisnya, sedangkan apabila
termasuk pasien baru maka akan dibuatkan nomor rekam medis baru. Petugas rekam
medis akan mengantarkan berkas rekam medis pasien sesuai poliklinik yang dituju
oleh pasien tersebut (Usman, 2020). Petugas mencatat dibuku register nama, nomor rekammedis, jenis kunjungan
tindakan atau pelayanan yang diberikan. Dokter pemeriksa mencatat riwayat
penyakit, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan penyakitnya pada lembaran berkas
rekam medis. Setelah selesai pelayanan maka semua laporan serta berkas yang
sudah diisi dikirim atau diambil kembali oleh petugas rekam medis untuk
dikembalikan keruang filing (Harisa dkk, 2022).
Kepatuhan dalam Pengisian
Rekam Medis
Kepatuhan secara umum diartikan sebagai kesesuaian antara tindakan seseorang dengan aturan, prosedur, atau standar yang telah ditetapkan. Dalam konteks layanan kesehatan, kepatuhan merujuk pada sejauh mana tenaga medis, termasuk dokter, mengikuti SPO yang berlaku
dalam menjalankan tugas-tugas administratif
maupun klinis, termasuk pengisian rekam medis (Kosasih dkk, 2020).
Pengisian rekam medis yang tepat waktu, lengkap, dan akurat sangat penting dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan. Rekam medis tidak hanya berfungsi
sebagai catatan kesehatan pasien,
tetapi juga menjadi alat komunikasi antara berbagai pihak dalam sistem pelayanan kesehatan, seperti dokter,
perawat, dan ahli farmasi. Selain itu, rekam medis juga memiliki peran hukum, sebagai dokumen yang
dapat digunakan sebagai bukti dalam kasus litigasi medis (Tripalupi, 2019).
Kepatuhan dalam pengisian rekam medis diatur oleh SPO yang ditetapkan oleh rumah sakit atau institusi
kesehatan. SPO ini mencakup tata cara, waktu, dan kelengkapan
pengisian dokumen, serta aturan tentang privasi dan kerahasiaan pasien.
Pengabaian atau ketidakpatuhan terhadap SPO ini dapat mengakibatkan sanksi bagi
tenaga medis dan berdampak negatif terhadap kualitas pelayanan (Khoiriyah, 2021).
Ketidakpatuhan dalam pengisian
rekam medis dapat menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif, termasuk risiko
bagi keselamatan pasien akibat kurangnya informasi medis yang akurat dan bukti
dokumentasi yang lengkap (Almasdi dkk, 2021). Selain itu, rekam medis yang tidak lengkap atau terlambat dapat
mempengaruhi keputusan klinis, memperlambat alur pelayanan, serta menimbulkan
masalah hukum bagi rumah sakit dalam kasus-kasus medis tertentu (Aulawi dkk, 2020). Untuk meningkatkan kepatuhan dalam pengisian rekam medis, berbagai
strategi dapat diterapkan, seperti memberikan pelatihan kepada tenaga medis
mengenai pentingnya rekam medis, menyediakan sistem teknologi informasi yang
mempermudah pengisian data, serta memberikan insentif bagi dokter yang memenuhi
standar pengisian rekam medis sesuai waktu dan kualitas yang diharapkan.
Pengaruh Jam Kerja terhadap Kinerja dan Kepatuhan
Sumber daya manusia sebagai aspek
utama pada perusahaan agar organisasi dapat bergerak. Sebuah organisasi pasti
berupaya agar menghasilkan SDM yang mempunyai keahlian untuk menggapai tujuan
organisasi (Sanjaya, 2020). Sumber daya manusia memiliki peran penting didalam perusahaan untuk
mendukung perkembangannya. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, maka
instansi harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan serta usaha untuk
mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.
Sumber daya manusia merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik
yang dimiliki individu (Minar dkk, 2020).
Jam kerja adalah waktu penting
untuk pekerjaan guna meningkatkan kinerja karyawan (Chen dkk, 2019) . Pekerjaan tingkat rendah berharap dibayar untuk mengulur waktu, namun
aturan berbagai kegiatan membutuhkan waktu untuk bekerja dengan atasan cara ini
merupakan sumber tekanan dan menyerahkan kinerja yang lebih baik. Jam kerja
panjang menyebabkan karyawan tidak memiliki waktu untuk berkumpul dengan
keluarga sebab waktu kerja yang lama membuat kurang tenang (Jian Nan dkk, 2022). Menurut Okafor dkk, (2019) ada beberapa peraturan terkait batasan jam kerja maksimal, pembagian jam
istirahat, dan penghargaan pelimpahan dalam ketentuan tersebut.
Jam kerja dokter mengacu pada
durasi waktu yang dihabiskan oleh seorang dokter dalam menjalankan tugas klinis
dan administratif di rumah sakit. Jam kerja dokter umumnya diatur oleh regulasi
pemerintah atau kebijakan rumah sakit untuk memastikan keseimbangan antara
beban kerja dan kesehatan tenaga medis. Di Indonesia, Permenkes No. 34 Tahun
2014 mengatur tentang jam kerja tenaga kesehatan termasuk profesi dokter yang
harus mempertimbangkan keselamatan kerja dan kualitas pelayanan (Zhang dkk, 2022).
Kinerja dokter sangat dipengaruhi
oleh durasi jam kerja. Jam kerja yang terlalu panjang dapat menyebabkan
kelelahan fisik dan mental, yang pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dalam kondisi
kelelahan seorang dokter memiliki kecenderungan penurunan konsentrasi dan
kurang optimal dalam menjalankan tugas-tugas medis, termasuk pengambilan
keputusan klinis yang tepat serta pengisian rekam medis yang akurat dan tepat
waktu.
Jam kerja yang panjang sering
kali berujung pada penurunan tingkat kepatuhan dokter dalam memenuhi
tugas-tugas administratif, salah satunya adalah pengisian rekam medis. Dokter
yang bekerja dalam durasi waktu yang berlebihan dapat merasa terburu-buru untuk
menyelesaikan tugas-tugas administratif yang berpotensi menyebabkan kelalaian
atau ketidaklengkapan dalam pengisian berkas rekam medis. Hal ini berdampak
pada keterlambatan dan ketidakakuratan informasi yang seharusnya tersedia di
rekam medis pasien (Journal, 2023).
Jam kerja yang panjang berisiko
menyebabkan kelelahan (fatigue) dan stres berlebih (burnout) pada
dokter. Kelelahan tidak hanya memengaruhi kinerja klinis tetapi juga menurunkan
motivasi dan kepatuhan dalam tugas administratif. Dokter yang mengalami stres
berlebih (burnout) lebih mungkin untuk menunda atau mengabaikan
pengisian rekam medis, yang dapat menyebabkan risiko hukum bagi rumah sakit
serta membahayakan keselamatan pasien akibat informasi medis yang tidak
lengkap.
Untuk mengatasi dampak negatif
jam kerja terhadap kinerja dan kepatuhan rumah sakit perlu melakukan penerapan
manajemen jam kerja yang efektif. Beberapa strategi yang bisa diterapkan
meliputi pengaturan shift kerja yang adil, pemberian waktu istirahat yang
memadai, serta penggunaan teknologi digital untuk mempermudah pengisian rekam
medis. Selain itu, kebijakan yang mengatur batasan jam kerja dokter harus
ditegakkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental tenaga medis sehingga
kualitas pelayanan serta kepatuhan terhadap pengisian rekam medis tetap
terjaga. Dengan mengelola jam kerja secara optimal, diharapkan dokter dapat
bekerja dengan performa yang lebih baik dan tetap patuh dalam memenuhi
kewajiban administratif termasuk dalam pengisian rekam medis, yang pada
akhirnya akan berdampak positif pada keseluruhan kualitas layanan rumah sakit.
Pengaruh Usia terhadap Kinerja dan Kepatuhan
Pembagian insentif adalah suatu
hal pokok yang wajib diamati oleh manajemen perusahaan. Insentif dapat menarik
pegawai untuk bekerja optimal dalam arti menjadi lebih produktif sehingga
target perusahaan dapat tercapai. Menurut (Lesmana dkk, 2021), menyatakan jika insentif merupakan penghargaan bonus yang dibagikan
kepada karyawan terpilih serta berkinerja baik. Insentif ini merupakan teknik
yang dipakai oleh para advokat keadilan dalam memberikan kompensasi. Pemberian
insentif yang sesuai dan sistem kerja yang bagus untuk mendukung sistem kerja
organisasi bisa bergerak selaras dengan keperluan organisasi (Rizkha dkk, 2020).
Kinerja karyawan merupakan
kegiatan yang dilaksanakan karyawan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan di
tempat kerja (Febres dkk, 2020). Setiap organisasi selalu mengharapkan prestasi dari karyawan karena
mempunyai karyawan yang unggul bisa menjamin hasil yang memuaskan untuk
organisasi masing-masing. Truong dkk, (2020) mengatakan
kinerja merupakan pengaruh kerja secara kualitas dan kuantitas yang dilakukan pegawai saat melakukan
aktifitas selaras dengan tanggung jawabnya.
Usia merupakan salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja seorang dokter. Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan fisiologis dan psikologis yang
dapat memengaruhi kemampuan
bekerja. Dokter yang lebih muda
cenderung memiliki energi dan stamina yang lebih tinggi
sehingga mampu menangani beban kerja yang lebih berat dalam durasi waktu yang lebih lama. Sebaliknya,
dokter yang lebih tua
mungkin memiliki pengalaman
yang lebih mendalam, tetapi
stamina fisik mereka cenderung
menurun, yang dapat memengaruhi
kinerja dalam tugas-tugas tertentu,
terutama yang membutuhkan intensitas tinggi (Liu dkk, 2021).
Dalam
konteks pengisian rekam medis, usia juga berperan penting dalam menentukan
tingkat kepatuhan. Dokter yang berusia lebih muda seringkali lebih terbiasa
dengan teknologi dan mungkin lebih cepat dan lebih patuh dalam melakukan
pengisian rekam medis menggunakan sistem elektronik. Di sisi lain, dokter yang
lebih berusia lebih tua mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan
teknologi baru yang dapat mengurangi kecepatan dan ketepatan mereka dalam
melakukan pengisian rekam medis. Walaupun demikian, pengalaman dokter yang
berusia lebih tua dapat meningkatkan ketelitian dan keakuratan pengisian data.
Dokter
muda cenderung lebih patuh dalam mengikuti kebijakan dan prosedur administrasi
karena mereka baru saja menyelesaikan pendidikan formal dan cenderung lebih
mengikuti peraturan yang baru diterapkan di institusi kesehatan. Sebaliknya,
dokter yang lebih tua, meskipun memiliki pengalaman yang luas mungkin memiliki
kebiasaan kerja yang sudah terbentuk dan cenderung tidak terlalu ketat dalam
mengikuti aturan administratif yang baru, terutama yang dianggap sebagai beban
administratif tambahan.
Teknologi
informasi, khususnya dalam hal Rekam Medis Elektronik (RME) telah menjadi
bagian integral dari layanan kesehatan era modern. Dokter yang lebih muda
umumnya lebih terbiasa dengan penggunaan teknologi sehingga mereka lebih
efisien dan patuh dalam menggunakan sistem RME. Sementara itu, dokter yang
berusia lebih tua mungkin memerlukan pelatihan tambahan untuk beradaptasi
dengan sistem digital. Hal ini dapat memengaruhi tingkat kepatuhan mereka dalam
pengisian rekam medis secara elektronik (Mulugeta dkk, 2019).
Dokter
yang memiliki usia lebih tua sering kali memiliki lebih banyak pengalaman
klinis yang dapat membantu mereka dalam membuat keputusan medis yang lebih
cepat dan tepat. Namun, pengalaman ini tidak selalu diikuti dengan kepatuhan
yang lebih baik terhadap tugas administratif seperti pengisian rekam medis. Di
sisi lain, dokter yang memiliki usia lebih muda yang lebih patuh terhadap
prosedur administrasi mungkin belum memiliki pengalaman yang cukup dalam
menghadapi situasi klinis yang kompleks (Ratnasari dkk, 2019).
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa meskipun dokter yang berusia muda cenderung lebih
patuh dalam pengisian rekam medis, dokter yang berusia lebih tua menunjukkan
tingkat akurasi yang lebih tinggi, meskipun mereka lebih lambat dalam
menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ada keseimbangan antara
efisiensi dan keakuratan yang dipengaruhi oleh usia (Ririn Tri Ratnasari dkk, 2020).
Untuk
meningkatkan kepatuhan dokter dari berbagai kelompok usia, diperlukan
pendekatan yang berbeda. Bagi dokter yang berusia lebih tua, pelatihan
teknologi serta adaptasi sistem yang lebih ramah pengguna dapat membantu
mengatasi kesulitan dalam pengisian rekam medis. Sementara itu, dokter yang
berusia lebih muda dapat didorong untuk lebih mengutamakan ketelitian dalam
pengisian rekam medis mengingat kecenderungan mereka untuk menyelesaikan tugas
administratif dengan cepat namun kurang akurat.
Dengan
memahami pengaruh usia terhadap kinerja dan kepatuhan dalam pengisian rekam
medis, rumah sakit dapat mengembangkan strategi yang sesuai untuk meningkatkan
kualitas pelayanan secara keseluruhan. Setiap kelompok usia memiliki keunggulan
dan tantangan tersendiri, yang memerlukan pendekatan manajemen yang tepat.
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepatuhan dalam Pengisian
Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien (Fang dkk, 2019). Rekam Medis merupakan berkas yang berisi tentang biodata pasien, hasil
dari pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis dan pelayanan lainnya yang
dilakukan kepada pasien. Rekam Medis memiliki fungsi untuk memelihara dan
menyediakan informasi bagi semua pihak yang terlibat dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien (Miao dkk, 2020). Proses kegiatan
penyelenggaraan Rekam Medis dimulai saat
diterimanya pasien di Puskesmas, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter atau tenaga kesehatan lain
yang memberikan pelayanan secara langsung
Rekam medis berfungsi untuk memelihara dan menyediakan informasi bagi seluruh pihak
yang terlibat dalam menyampaikan
pelayanan kesehatan kepada pasien. Rekam medis
harus berisi informasi yang
memadai mengenai pasien, menurut data penegakan diagnosis serta pengobatan cedera atau luka. Kualitas rekam medis dapat dilihat dari setiap
kelengkapan isi setiap item-item pada lembaran dokumen rekam medis.
Selain itu, kualitas rekam medis juga dapat dilihat dari kelengkapan, kesesuaian, kebenaran isinya, serta dapat dilihat juga dari terlindungi atau tidaknya kerahasiaan informasi yang terkandung di
dalam rekam medis. Rekam medis disebut
lengkap apabila catatan medis tersebut
telah mencakup seluruh informasi tentang pasien sesuai dengan formulir yang disediakan, isinya harus lengkap
dan benar, khususnya resume medis
dan resume keperawatan termasuk
seluruh hasil pemeriksaan penunjang
Motivasi kerja merujuk pada dorongan internal dan eksternal
yang memengaruhi semangat, komitmen, dan produktivitas seorang individu dalam menjalankan tugasnya (Suarayasa, 2022). Dalam konteks profesi dokter, motivasi kerja dapat berasal dari berbagai sumber
termasuk kepuasan kerja, pengakuan profesional, insentif finansial, dan tujuan pribadi. Dokter yang memiliki motivasi tinggi cenderung lebih antusias dalam menjalankan tugasnya lebih bertanggung jawab terhadap kewajiban administratif termasuk pengisian rekam medis.
Terdapat
hubungan yang kuat antara motivasi kerja dan kinerja dokter. Dokter yang
termotivasi biasanya menunjukkan kinerja yang lebih baik yang tercermin dalam
kualitas pelayanan kepada pasien dan kepatuhan terhadap prosedur administratif.
Sebaliknya, dokter yang kurang termotivasi cenderung menunjukkan performa yang
menurun, yang dapat mengakibatkan keterlambatan atau kelalaian dalam pengisian
rekam medis. Penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang tinggi dapat
meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaiki hasil klinis (Barrios dkk, 2020).
Kepatuhan
dokter dalam pengisian rekam medis sangat dipengaruhi oleh tingkat motivasi
kerja. Dokter yang termotivasi untuk menjalankan tugas administratif cenderung
lebih disiplin dan teliti dalam mengisi rekam medis. Mereka melihat pengisian
rekam medis bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai bagian penting
dari pelayanan pasien. Di sisi lain, dokter yang kurang motivasi sering kali
menganggap pengisian rekam medis sebagai beban tambahan, yang dapat mengarah
pada pengabaian atau ketidakakuratan dalam data yang dicatat.
Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja dokter meliputi lingkungan kerja,
dukungan manajemen, insentif finansial yang diberikan, dan kesempatan untuk
pengembangan profesional atau karir. Lingkungan kerja yang mendukung, seperti
tim yang solid dan akses ke sumber daya yang memadai dapat meningkatkan
motivasi dokter. Selain itu, insentif finansial seperti bonus atau penghargaan
dapat mendorong dokter untuk lebih patuh dalam melaksanakan kewajiban
administratif mereka.
Penelitian
yang dilakukan di berbagai rumah sakit menunjukkan bahwa ada korelasi positif
antara motivasi kerja dan kepatuhan dalam pengisian rekam medis. Dokter yang
merasa dihargai dan diakui atas usaha mereka lebih cenderung untuk mematuhi
prosedur dan mengisi rekam medis secara akurat. Hal ini menunjukkan bahwa
pendekatan manajemen yang berfokus pada peningkatan motivasi kerja dapat
berdampak langsung pada kualitas pengisian rekam medis.
Untuk
meningkatkan motivasi kerja dokter, rumah sakit dapat menerapkan berbagai
strategi, termasuk memberikan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan,
mengadakan program penghargaan, serta menciptakan budaya kerja yang positif.
Komunikasi yang baik antara manajemen dan staf juga penting untuk memastikan
bahwa dokter merasa didengar dan dihargai. Dengan meningkatkan motivasi kerja,
diharapkan kepatuhan dokter dalam pengisian rekam medis dapat meningkat, yang
pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien.
Motivasi
kerja merupakan elemen kunci dalam memastikan kepatuhan dokter terhadap
pengisian rekam medis. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
kerja dan mengimplementasikan strategi yang tepat, rumah sakit dapat
meningkatkan tingkat kepatuhan dokter, sehingga mendukung tujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berorientasi pada pasien.
Keterlibatan dokter dalam proses administratif, termasuk pengisian rekam medis,
tidak hanya bermanfaat bagi pengelolaan data kesehatan, tetapi juga untuk
keseluruhan pengalaman pasien dalam menerima layanan medis.
Teori Motivasi Kerja
Ketentuan pengisian Rekam Medis
diatur dalam SPO pelayanan Rekam Medis tentang pengelolaan Rekam Medis (Manzoor dkk, 2019). Ketidaklengkapan isi berkas rekam medis sejak proses pendaftaran,
pemberian pelayanan kesehatan, sampai dengan pasien pulang sangat tergantung
pada tindakan petugas kesehatan terkait untuk mengisi dengan benar dan lengkap
berkas rekam medis sesuai dengan tanggung jawabnya. Wujud pengetahuan petugas
kesehatan yaitu dokter, paramedik dan tenaga kesehatan lain yang berkaitan
dengan pengisian rekam medis pasien rumah sakit dituangkan kedalam tiga aspek,
yaitu berupa apa yang diketahui dalam bentuk pengetahuan, apa yang dipikirkan
dalam bentuk sikap, dan apa yang dilakukan dalam bentuk tindakan. Tindakan
petugas kesehatan akan positif dan bersifat lebih langgeng apabila dilandasi
dengan pengetahuan dan sikap yang mendukung. Oleh karena itu dalam pengisian
lembar Rekam Medis petugas harus lebih hati-hati, cermat dan teliti sehingga
dapat mengurangi terjadinya kesalahan atau penggandaan dokumen rekam medis.
Rekam Medis dapat dikatakan bermutu atau berkualitas apabila memenuhi kriteria,
sebagai berikut: kelengkapan isi, keakuratan isi, ketepatan waktu pengisian,
dan pemenuhan aspek hukum (Mahsyar dkk, 2020).
Teori
motivasi kerja merupakan rangkaian konsep dan prinsip yang menjelaskan
faktor-faktor yang memengaruhi motivasi individu dalam lingkungan kerja.
Teori-teori ini membantu memahami bagaimana dan mengapa individu termotivasi
untuk mencapai tujuan, melaksanakan tugas, dan bertanggung jawab terhadap
kewajiban mereka. Dalam konteks kesehatan terutama bagi dokter, pemahaman
tentang teori motivasi kerja sangat penting untuk meningkatkan kinerja dan
kepatuhan dalam pengisian rekam medis (Aljumah dkk, 2020).
Salah
satu teori motivasi yang paling dikenal adalah Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia terbagi menjadi lima tingkatan mulai dari
kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri. Dalam konteks kerja,
profesi dokter yang telah memenuhi kebutuhan dasar seperti gaji yang memadai
dan lingkungan kerja yang aman cenderung mencari kebutuhan yang lebih tinggi,
seperti pengakuan profesional dan kepuasan dalam pekerjaan. Ketika kebutuhan
tersebut terpenuhi, motivasi dokter untuk bekerja dengan baik dan patuh
terhadap tugas administratif termasuk pengisian rekam medis, akan meningkat (Setyawan dkk, 2019).
Teori Dua
Faktor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg menjelaskan bahwa ada dua
kategori faktor yang mempengaruhi motivasi kerja: faktor motivator dan faktor
higiene. Faktor motivator, seperti pencapaian, pengakuan, dan tanggung jawab,
dapat meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Di sisi lain, faktor higiene,
seperti gaji dan kondisi kerja, dapat mencegah ketidakpuasan tetapi tidak
secara langsung meningkatkan motivasi. Dalam konteks dokter, memahami kedua
faktor ini penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi dan
mendukung kepatuhan dalam pengisian rekam medis (Abekah dkk, 2020).
Teori
Harapan Vroom berfokus pada bagaimana harapan individu terhadap hasil dari
tindakan tertentu memengaruhi motivasi mereka. Vroom menyatakan bahwa motivasi
seseorang untuk berperilaku dalam cara tertentu bergantung pada harapan mereka
bahwa usaha yang dilakukan akan menghasilkan kinerja yang baik dan, pada
akhirnya, mencapai hasil diinginkan. Dalam konteks dokter, jika mereka yakin
bahwa pengisian rekam medis secara akurat akan mengarah pada pengakuan dan
penghargaan, mereka lebih mungkin untuk patuh dalam melaksanakan tugas (G�rska-Warsewicz, 2022).
Teori
Keadilan yang dikemukakan oleh John Stacey Adams menyatakan bahwa individu
termotivasi untuk bekerja berdasarkan persepsi mereka terhadap keadilan dalam
imbalan yang diterima dibandingkan dengan usaha yang dikeluarkan. Dalam konteks
kesehatan, jika dokter merasa bahwa mereka mendapatkan imbalan yang adil atas
usaha mereka dalam mengisi rekam medis termasuk pengakuan atas kepatuhan dan
kinerja yang baik, motivasi mereka untuk melaksanakan tugas tersebut akan
meningkat. Sebaliknya, ketidakadilan dalam imbalan dapat mengurangi motivasi
dan menyebabkan penurunan kepatuhan (Valls Mart�nez dkk, 2019)
Pemahaman
tentang berbagai teori motivasi kerja dapat membantu rumah sakit dan manajemen
dalam merancang program dan kebijakan yang mendukung motivasi dokter, misalnya
memberikan penghargaan, pengakuan, dan kesempatan untuk pengembangan
profesional dapat meningkatkan motivasi kerja dokter. Dengan demikian kepatuhan
dalam pengisian rekam medis dapat ditingkatkan, yang berdampak positif pada
kualitas pelayanan kesehatan.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari
pembahasan mengenai pengaruh jam kerja, usia, dan motivasi kerja terhadap
kepatuhan dokter dalam pengisian berkas rekam medis di Rumah Sakit menunjukkan
bahwa ketiga faktor tersebut memiliki peranan yang sangat penting atau
signifikan dalam menentukan tingkat kepatuhan dokter dalam pengisian rekam
medis. Jam kerja yang optimal disertai dengan motivasi kerja yang tinggi dan
memperhatikan usia dokter dapat meningkatkan kinerja dan akurasi dari pengisian
rekam medis. Motivasi kerja dalam khususnya, menjadi faktor kunci yang
mendorong profesi dokter untuk menjalankan tanggung jawab administratif dengan
lebih baik, sementara jam kerja yang terlalu panjang atau kurangnya dukungan
dapat menurunkan tingkat kepatuhan dokter. Oleh karena itu, penting bagi
manajemen rumah sakit untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan
mendukung, memberikan penghargaan yang sesuai, serta memperhatikan kebutuhan
dan karakteristik dokter agar tercapai tingkat kepatuhan yang maksimal dalam
pengisian rekam medis.
DAFTAR PUSTAKA
Abekah-Nkrumah, Gordon, Yaa Antwi, Maame, Braimah, Stephen Mahama, &
Ofori, Charles Gyamfi. (2020).
Customer relationship management and patient satisfaction and loyalty in
selected hospitals in Ghana. International Journal of Pharmaceutical and
Healthcare Marketing, 15(2), 251�268.
https://doi.org/10.1108/IJPHM-09-2019-0064
Aljumah, Ahmad,
Nuseir, Mohammed T., & Islam, Aminul. (2020). Impacts of service quality,
satisfaction and trust on the loyalty of foreign patients in Malaysian medical
tourism. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 11(2),
451�467.
Almasdi Syahza,
Penelitian, Buku Metodologi, Revisi, Edisi, & Riau, Universitas. (2021).
Accelerating Rural Economic Development Through the development of Plantation
Commodity Commodities in the Coastal Region of Riau Province View project
Community development View project Almasdi Syahza. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/354697863
Amahoru,
Rifkawati, M, Azrida, & Hadriyanti Hamang, Sitti. (2021). Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada Ny. A dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II. Window of Midwifery Journal, 2(2), 107�117.
https://doi.org/10.33096/wom.vi.391
Annisa, Aulia, Surjoputro, Antono, & Widjanarko, Bagoes. (2024). Dampak
Dukungan Sosial Dan Keluarga Terhadap Kepatuhan Pengobatan Hipertensi Pada
Pasien Hipertensi : Literature Review. Jurnal Ners, 8(1), 254�261.
Aulawi, Anton, & Asmawi, Muhamad. (2020). Effectiveness of E-Court in
Improving Service Quality at Serang Religious Courts. 410(Imcete 2019), 212�215. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200303.050
Barrios-Ipenza, Fernando, Calvo-Mora, Arturo, Velicia-Mart�n, F�lix,
Criado-Garc�a, Fernando, & Leal-Mill�n, Antonio. (2020). Patient
satisfaction in the peruvian health services: Validation and application of the
HEALTHQUAL scale. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 17(14), 1�15. https://doi.org/10.3390/ijerph17145111
Chen, Jian Nan, Ren, Xin, Xu, Hua, Zhang, Chu, & Xia, Lei. (2022). Effects of
Grain Size and Moisture Content on the Strength of Geogrid-Reinforced Sand in
Direct Shear Mode. International Journal of Geomechanics, 22(4).
https://doi.org/10.1061/(asce)gm.1943-5622.0002309
Chen, Qinyu, Beal,
Eliza W., Okunrintemi, Victor, Cerier, Emily, Paredes, Anghela, Sun, Steven,
Olsen, Griffin, & Pawlik, Timothy M. (2019). The Association Between
Patient Satisfaction and Patient-Reported Health Outcomes. Journal of Patient
Experience, 6(3), 201�209. https://doi.org/10.1177/2374373518795414
Damayanti, Diana,
Rimadias, Santi, Haque, Marissa Grace, Sunarsi, Denok, Kosasih, &
Kesumadewi, Raden Roro Vemmi. (2021). Peran Work Overload, Work Environment,
Work Family Conflict & Work Stress Terhadap Job Performance (Studi Pada
Petugas Penanganan Prasarana Dan Sarana Umum Jakarta). Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 7(3), 192�206. https://doi.org/10.5281/zenodo.5044930
Fadlian, Aryo,
Irawan, R. Bagus, & Faridah, Hana. (2021).
Pelayanan Hukum pada Pengadilan Negeri Karawang di Era Covid 19. Jurnal Abdimas
Mahakam, 5(2), 148�153. https://doi.org/10.24903/jam.v5i2.1479
Fang, Jinming,
Liu, Ling, & Fang, Pengqian. (2019). What is the most important factor
affecting patient satisfaction � A study based on gamma coefficient. Patient
Preference and Adherence, 13, 515�525. https://doi.org/10.2147/PPA.S197015
Febres-Ramos,
Richard J., & Mercado-Rey, Miguel R. (2020). Patient satisfaction and
quality of care of the internal medicine service of hospital daniel alcides
carri�n. Huancayo-per. Revista de La Facultad de Medicina Humana ,
20(3), 397�403. https://doi.org/10.25176/RFMH.v20i3.3123
Frisca Dewi
Yunadi, Rochany Septiyaningsih, Rully Andhika. (2019). Hubungan Anemia Dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan. Jurnal Kesehatan
Al-Irsyad, 12(2), 47�52. https://doi.org/10.36746/jka.v12i2.39
G�rska-Warsewicz,
Hanna. (2022). Consumer or Patient Determinants of Hospital Brand Equity�A
Systematic Literature Review. International Journal of Environmental Research
and Public Health, 19(15). https://doi.org/10.3390/ijerph19159026
Harisa, Akbar,
Syahrul, Syahrul, Yodang, Yodang, Abady, Restu, & Bas, Abdul Gani. (2022).
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Tidur Pasien Lanjut Usia
dengan Penyakit Kronis. Jurnal Kesehatan Vokasional, 7(1), 1.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.62916
Journal, Finance.
(2023). Accounting & Finance Journal. 1, 46�52.
Khoiriyah, Amanatul. (2021). Inovasi Sleep Hygiene Terhadap Kualitas Tidur
Pada Pasien Diabetes Militus Type Ii Karya Tulis Ilmiah.
Kosasih, Kosasih, & Paramarta, Vip. (2020). Peningkatan Kualitas
Pelayanan Kesehatan dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kepuasan Pasien di
Puskesmas. Jurnal Soshum Insentif, 67�76.
https://doi.org/10.36787/jsi.v3i1.223
Kualitas, Mempengaruhi, Pada, Tidur, & Pasca, Pasien. (2021). Studi
literatur faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada pasien pasca
stroke.
Lesmana, Rosa, Sunardi, Nardi, Hastono, Hastono, & Widodo, Arif Siaha. (2021). Perceived
Quality Membentuk Customer Loyalty via Brand Equity pada Pengguna Smartphone
Merek Xiaomi di Tangerang Selatan. Jurnal Pemasaran Kompetitif, 4(2), 157.
https://doi.org/10.32493/jpkpk.v4i2.9422
Lestari, Endah.
(2021). Hubungan Status Gizi Dan Anemia Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir
Rendah Di Rumah Sakit Dustira Cimahi Tahun 2018. Jurnal Health Sains, 2(2),
161�171. https://doi.org/10.46799/jhs.v2i2.105
Lestasi, Titik,
Fatimah, Siti, Fatma, & Koeswandari, Retno. (2020). Efektivitas
Mendengarkan Musik Klasik Terhadap Tingkat Insomnia Di Bangsal Rawat Inap Rsud
Wates.
Liu, Sha, Li, Genqiang, Liu, Nan, & Hongwei, Wu. (2021). The Impact
of Patient Satisfaction on Patient Loyalty with the Mediating Effect of Patient
Trust. Inquiry (United States), 58. https://doi.org/10.1177/00469580211007221
Mahsyar, Syariful,
& Surapati, Untung. (2020). Effect of Service Quality and Product Quality
on Customer Satisfaction and Loyalty. International Journal of Economics,
Business and Accounting Research (IJEBAR), 4(1), 204�211. Retrieved from
https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR
Manzoor, Faiza,
Wei, Longbao, Hussain, Abid, Asif, Muhammad, & Shah, Syed Irshad Ali.
(2019). Patient satisfaction with health care services; an application of
physician�s behavior as a moderator. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 16(18), 1�16.
https://doi.org/10.3390/ijerph16183318
Mayestika, Pebyola, & Hasmira, Mira Hasti. (2021). Artikel
Penelitian. Jurnal Perspektif, 4(4), 519.
https://doi.org/10.24036/perspektif.v4i4.466
Miao, Rui, Zhang,
Hui, Wu, Qi, Zhang, Jie, & Jiang, Zhibin. (2020). Using structural equation
modeling to analyze patient value, satisfaction, and loyalty: a case study of
healthcare in China. International Journal of Production Research, 58(2), 577�596.
https://doi.org/10.1080/00207543.2019.1598595
Minar Paskah
Lianti Manik, Rizka Humardewayanti Asdie, & Ika Puspitasari. (2020).
Evaluation of empirical antibiotic usage and cost analysis of patients with
nosocomial pneumonia in ICU of RSUP Dr. Sardjito, yogyakarta. Indonesian
Journal of Pharmacology and Therapy, 1(2), 79�88.
https://doi.org/10.22146/ijpther.573
Mulugeta, Henok,
Wagnew, Fasil, Dessie, Getenet, Biresaw, Henok, & Habtewold, Tesfa Dejenie.
(2019). Patient satisfaction with nursing care in Ethiopia: A systematic review
and meta-analysis. BMC Nursing, 18(1), 1�12.
https://doi.org/10.1186/s12912-019-0348-9
Nawaro Terengganu, Rani, M, Azrida, & Thamrin, Halida. (2021).
Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny. A dengan Hiperemesis Gravidarum.
Window of Midwifery Journal, 2(2), 77�87. https://doi.org/10.33096/wom.vi.291
Nurhaeni, Ani, Aimatun Nisa, Nadia, & Marisa, Dewi Erna. (2022). Literature
Review Hubungan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal Kesehatan Mahardika, 9(2), 46�51.
https://doi.org/10.54867/jkm.v9i2.110
Okafor, Lauren, & Chen, Antonia F. (2019). Patient
satisfaction and total hip arthroplasty: a review. Arthroplasty, 1Okafor, L(1),
1�7. https://doi.org/10.1186/s42836-019-0007-3
Permana, Atna.
(2020). Gambaran Kadar Hemoglobin(Hb) Dan Leukosit Pada Penderita Tb Paru
Dengan Lamanya Terapi OAT (Obat Anti Tuberculosis) Di Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 6(2), 136�143.
https://doi.org/10.37012/anakes.v6i2.364
Rahmanti, Ainnur,
& Pamungkas, Krido Aromanis Setia. (2022). Jurnal jufdikes. Jurnal
Fisioterapi Dan Ilmu Kesehatan Sisthana, 4(2), 36�43.
Ratnasari, Eka Mei, & Zubaidah, Enny. (2019). Pengaruh Penggunaan Buku Cerita Bergambar Terhadap Kemampuan
Berbicara Anak. Scholaria:
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(3), 267�275.
https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i3.p267-275
Ratnasari, Ririn
Tri, Gunawan, Sri, bin Abu Talib, Jasmi, Herianingrum, Sri, Widiastuti, Tika,
& Septiarini, Dina Fitrisia. (2020). The Moderating Effects of Gender
between Patient Intimacy, Trust, and Loyalty. International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 12(10), 1�16.
Rezeki, Fitri,
Badrianto, Yuan, Turmudhi, Anis, & Kosasih, Kosasih. (2023). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Keterlibatan
Karyawan di UD Sukinem. Jurnal Administrasi
Dan Manajemen, 13(1), 68�73. https://doi.org/10.52643/jam.v13i1.2968
Rizkha, Noviza, Nasution, A., Girsang, Ermi, Ginting, Rafael, & Silaen,
Mangatas. (2020).
The Effect of Marketing Mix on Patient Satisfaction in Prima Vision Medan
Special Hospital in 2019. International Journal of Research and Review
(Ijrrjournal.Com), 7(8), 241.
Rum, Muhammad,
Muchtar, Faisal, & Arif, Syafri K. (2019). Penatalaksanaan Syok Sepsis pada
Pasien Community Acquired Pneumonia Pasca Stroke Iskemik dengan Disfungsi
Organ. Jurnal Anestesia Dan Critical Care, 37(3), 107�119.
Sanjaya, Murshal.
(2020). YUME : Journal of Management Digitalisasi Pengadilan dalam
Penyelesaian Perkara. YUME: Journal If Management, 3(2), 68�79.
https://doi.org/10.37531/yum.v11.12
Sari, Desty Gusti,
Asdie, Rizka Humardewayanti, & Retnowulan, Heni. (2021). Perbandingan Nilai
Red Cell Distribution Width terhadap Mortalitas pada Pasien Hospital-Acquired
Pneumonia Lansia dan Dewasa. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 8(2), 56. https://doi.org/10.7454/jpdi.v8i2.389
Setyawan, Febri
Endra Budi, Supriyanto, Stefanus, Tunjungsari, Feny, Hanifaty, Wa Ode Nurlaily,
& Lestari, Retno. (2019). Medical staff services quality to patients
satisfaction based on SERVQUAL dimensions. International Journal of Public
Health Science, 8(1), 51�57. https://doi.org/10.11591/ijphs.v8i1.17066
Suarayasa, Ketut.
(2022). Relationship Between Quality of Service with Patient Loyality at
General Polyclinic of Kamonji Public Health Center. 3(August), 86�91.
Tanaem, Gito
Hardani, Dary, Mariana, & Istiarti, Emi. (2019). Family Centered Care Pada
Perawatan Anak Di Rsud Soe Timor Tengah Selatan. Jurnal Riset Kesehatan, 8(1), 21. https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3918
Tripalupi, Ramadhani Irma. (2019). Equity Crowdfunding Syari�ah Dan Potensinya
Sebagai Instrumen Keuangan Syari�ah Di Indonesia. Jurnal Hukum Dan Kemanusiaan,
13(2), 229�246. Retrieved from
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/adliya/article/view/6440/pdf
Truong, Dao,
Xiaoming Liu, Rose, & Yu, Jing (Jasper). (2020). Mixed methods research in
tourism and hospitality journals. International Journal of Contemporary
Hospitality Management, 32(4), 1563�1579.
https://doi.org/10.1108/IJCHM-03-2019-0286
Usman, Lisdiyanti. (2020). Pelaksanaan Atraumatic Care Di Rumah Sakit. Jambura Health and
Sport Journal, 2(1), 7�11. https://doi.org/10.37311/jhsj.v2i1.4559
Valls Mart�nez, Mar�a Del Carmen, & Ram�rez-Orellana, Alicia. (2019). Patient
satisfaction in the Spanish national health service: Partial least squares
structural equation modeling. International Journal of Environmental Research
and Public Health, 16(24). https://doi.org/10.3390/ijerph16244886
Zhang, Lin, Xu,
Meng, Chen, Huangxin, Li, Yuexinyi, & Chen, Shuiguang. (2022).
Globalization, Green Economy and Environmental Challenges: State of the Art
Review for Practical Implications. Frontiers in Environmental Science,
10(March), 1�9. https://doi.org/10.3389/fenvs.2022.870271