How to cite:
Burhan, A.H., Bintoro, D.W., Mardiyaningsih, A., Nurhaeni, F. (2022). Studi literatur: Aktivitas
antibakteri minyak atsiri daun dan batang tanaman terhadap bakteri Klebsiella Pneumoniae. Action
Research Literate, 6(2).
https://doi.org/10.46799/arl.v6i2.126
E-ISSN:
2721-2769
Published by:
Ridwan Institute
Action Research Literate
Vol. 6 No. 2, Juli 2022
p-ISSN : 2613-9898 e-ISSN : 2808-6988
Sosial Pendidikan
STUDI LITERATUR: AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN DAN BATANG
TANAMAN TERHADAP BAKTERI KLEBSIELLA PNEUMONIAE
Amelia Handayani Burhan
1
, Danang Wahyu Bintoro
2
, Ana Mardiyaningsih
3
, Farisya Nurhaeni
4
Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Pakualaman, Yogyakarta, Indonesia
Email:
1
amelia_handayani@poltekkes-bsi.ac.id,
2
namadanang1@gmail.com,
3
mardiyaningsihan[email protected]m,
4
farisyanurhaeni@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
1 Juli 2022
Direvisi
11 Juli 2022
Disetujui
20 Juli 2022
Kata Kunci:
Klebsiella
pneumoniae,
Antibakteri,
Minyak atsiri,
Daun dan batang,
Studi Literatur
Keyword:
Klebsiella
pneumoniae,
Antibacterial,
Essential oil,
Leaves and stems,
Literature Study
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri gram negatif yang dapat menyebabkan
penyakit pneumonia atau radang paru-paru. Minyak atsiri atau sering disebut
dengan essential oils merupakan ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal
dari daun, bunga, batang, biji-bijian bahkan putik bunga. Kegunaan minyak atsiri
salah satunya sebagai anti infeksi, pembunuh bakteri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran aktivitas antibakteri minyak atsiri daun dan batang
tanaman terhadap Klebsiella pneumoniae. Penelitian ini menggunakan metode
studi literatur (narrative review). Pencarian jurnal literatur menggunakan mesin
pencari online yaitu Google Scholar dan Sciencedirect. Pencarian menggunakan
kata kunci berdasarkan PICO dan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi dengan parameter yang mengacu pada PICOST sehingga diperoleh 17
artikel. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas Antibakteri daun dan batang
berdasarkan diameter zona hambatnya meliputi: (1) Antibakteri yang sangat kuat
meliputi Xanthium strumarium (d=58,1mm) dan Machilus konishii (d=30 ±
0.6mm); (2) Antibakteri kuat meliputi: Cupressus lusitanica (d=11 mm), Lippia
javanica (d=11 mm), Mentha spicata (d=20±0,02 mm), Phoebe formosana (d=16
± 0.8), Coriandrum sativum (d=16 mm ), Eucalyptus oleosa (d=15 mm), Premna
integrifolia (d= 13,1 ± 1,5 mm), Origanum vulgare batang (d=13,0±0,17 mm),
Mentha piperita (d=12,4 ± 0,7 mm), Origanum vulgare daun (d =11,9±0,10 mm),
dan Origanum vulgare daun (d=11,9±0,10 mm); (3) Antibakteri sedang
meliputi:Murraya paniculata (d=9-12 mm), Lippia microphylla (d=8 ± 0,5 mm
sampai 12 ± 0,8 10 mm), Piper lenticellosum (d=9,5 mm), Ricinus communis (d=
6,2 ± 0,4 mm), dan Melaleuca bracteata (d=6 mm). Dengan demikian minyak
atsiri daun dan batang dapat digunakan sebagai Antibakteri Klebsiella
pneumoniae.
ABSTRACT
Klebsiella pneumoniae is a gram-negative bacterium that can cause pneumonia.
Essential oils or often referred to as essential oils are natural extracts from plant
species derived from leaves, flowers, stems, seeds, and even flower pistils. One
of the uses of essential oils is as an anti-infective, killing bacteria. This study aims
to describe the antibacterial activity of essential oils from leaves and stems of
plants against Klebsiella pneumoniae. This research uses a literature review
method (narrative review). Search journal literature using online search engines,
namely Google Scholar, and Sciencedirect. Search using keywords based on
PICO and selected based on inclusion and exclusion criteria with parameters
referring to PICOST to obtain 17 articles. The results showed that the antioxidant
activity of leaves and stems based on the diameter of the inhibition zone included:
(1) Very strong antibacterials include Xanthium strumarium (d=58.1mm) and
Machilus konishii (d=30 ± 0.6mm); (2) Strong antibacterials include: Cupressus
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
119 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
lusitanica (d=11 mm), Lippia javanica (d=11 mm), Mentha spicata (d=20±0.02
mm), Phoebe formosana (d=16 ± 0.8), Coriandrum sativum (d=16 mm ),
Eucalyptus oleosa (d=15 mm), Premna integrifolia (d= 13.1 ± 1.5 mm),
Origanum vulgare stem (d=13.0±0.17 mm), Mentha piperita ( d=12.4 ± 0.7 mm),
Origanum vulgare leaves (d = 11.9±0.10 mm), and Origanum vulgare leaves
(d=11.9±0.10 mm); (3) Medium antibacterial included: Murraya paniculata
(d=9-12 mm), Lippia microphylla (d=8 ± 0.5 mm to 12 ± 0.8 10 mm), Piper
lenticellosum (d=9.5 mm), Ricinus communis (d= 6.2 ± 0.4 mm), and Melaleuca
bracteata (d=6 mm)Thus, leaf and stem essential oil can be used as an
antioxidant for Klebsiella pneumoniae.
Studi Literatur: Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap
Bakteri Klebsiella Pneumoniae
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Pendahuluan
Pneumonia merupakan peradangan
parenkim paru, yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan
parasit) dimana unit fungsional paru terisi
dengan cairan radang, dengan atau tanpa
disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding
alveoli dan rongga interstitium (Mukty &
Alsagaff, 2010). Pneumonia sebagai penyebab
kematian 1,5 juta anak usia di bawah lima
tahun (balita) di dunia setiap tahun.
Pneumonia merupakan salah satu dari berbagai
jenis penyakit yang banyak diderita oleh
masyarakat di indonesia (Dewangga et al.
2020)
Pneumonia masih merupakan kondisi
yang menantang untuk didiagnosis secara
akurat. Oleh karena itu, tidak ada definisi
tunggal yang secara akurat menggambarkan
pneumonia masa kanak-kanak saat ini.
Pneumonia didefinisikan sebagai infeksi
saluran pernapasan bawah (LRTI) biasanya
terkait dengan demam, gejala pernapasan, dan
bukti keterlibatan parenkim baik pemeriksaan
fisik atau adanya infiltrat pada radiografi dada.
Secara patologis, ini merupakan proses
inflamasi paru-paru, termasuk saluran udara,
alveoli, jaringan ikat, pleura visceral, dan
struktur vaskular. Secara radiologis,
pneumonia didefinisikan sebagai infiltrat pada
foto toraks pada anak dengan gejala penyakit
pernapasan akut (Gereige and Laufer 2013).
Berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi,
kasus Pneumonia di Indonesia terbanyak
disebabkan oleh bakteri Klebsiella
pneumoniae yaitu sebesar 38.25% total kasus
pneumonia (Putri Rarianti, Natasya Rahardjo,
and Wahjudi 2021)
Menurut laporan World Health
Organization (WHO) bahwa Klebsiella
pneumoniae adalah bakteri yang menjadi
perhatian dalam resistensi antibiotik
dikarenakan Klebsiella sp dapat menghasilkan
ESBL (Extended Spectrum b-Lactamase) yang
dapat menghidrolisis antibiotik Sefalosporin
golongan III (Soleha, Winanda, and Edwin
2017). Klebsiella pneumoniae ditemukan
resisten terhadap ampisilin, sefuroksim,
sefotaksim, seftazidim, dan trimetoprim-
sulfametoksazol (Sofiana et al. 2021) sehingga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
pengobatan dengan bahan alami yang berasal
dari tumbuhan yang berpotensi menghambat
pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya
bahwa minyak atsiri sudah banyak peneliti
yang melakukan pengujian pada daun
tanaman, sedangkan peneliti lebih sedikit
melakukan penelitian mengunakan minyak
atsiri pada batang tanaman. Oleh karena itu
dengan adanya review tentang daun dan
batang tanaman dapat mengetahui bahwa
minyak atsiri batang juga bisa menjadi
gambaran untuk dilakukan pengujian minyak
atsiri lebih lanjut lagi karena batang tanaman
juga memiliki aktivitas antibakteri.
Banyak artikel yang terkait dengan
potensi antibakteri Klebsiella pneumoniae,
namun belum pernah dilakukan review
terhadap jurnal tersebut. Review atau studi
literatur ini bertujuan untuk melihat potensi
antibakteri terhadap pertumbuhan Klebsiella
pneumoniae berdasarkan diameter zona
hambat dan nilai MIC (Minimum inhibitor
concentration) pada minyak atsiri daun dan
batang tanaman.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
narrative review. Pencarian literature
menggunakan strategi, seperti pencarian
artikel dalam database jurnal penelitian,
pencarian melalui internet, dan tinjauan ulang
artikel. Junal dan artikel kemudian disaring
berdasarkan judul dan abstrak. Artikel yang
dipilih peneliti berdasarkan dengan kriteria
yang diinginkan, yaitu Aktivitas Antibakteri
Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman
Terhadap Klebsiella pneumoniae. Sedangkan
jurnal yang tidak sesuai dengan topik
penelitian akan dikeluarkan. Jurnal yang telah
dipilih kriteria inklusi dan ekslusi yang
diajukan, selanjutnya diekstrasi untuk
kemudian dideskripsikan guna menjawab
pertanyaan penelitian berdasarkan PICOST.
1. Strategi Pencarian Literatur
Penelitian narrative review dilakukan
secara daring di Yogyakarta pada bulan
Februari 2021 untuk artikel-artikel yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian
ini menggunakan 2 mesin pencari reference
online yaitu Google Scholar dan
ScienceDirect.
Pencarian pada mesin pencari
menggunakan kata kunci yang mencerminkan
parameter PICO yang telah dituangkan dalam
pertanyaan penelitian. Adapun kata kunci yang
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
121 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
digunakan dalam pencarian penelitian ini
tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kata Kunci Pencarian
Parameter
Kata Kunci
Similar
P (Population)
Klebsiella
pneumoniae
-
I
(Intervention)
Minyak
Atsiri Daun
Leaf, Leaves
Essential Oil
C
(Comparation)
Minyak
Atsiri
Batang
Stem,
Essential Oil
O (Outcome)
Aktivitas
Antibakteri
Antibacterial
Activity
Selanjutnya kata kunci tesebut
digabungkan menggunakan Boolean dalam
Tabel 2 yang sesuai dengan masing-masing
database.
Tabel 2. Boolean Kata Kunci Pencarian
Parameter
Kata Kunci
Google
Scholar
“Klebsiella
pneumoniae” AND
“minyak atsiri” OR
“Essential Oil” AND
“daun” OR “Leaf” OR
“Leaves” OR “batang”
OR “stem” AND
“Aktivitas Antibakteri”
OR “Antibacterial
Activity”
Science
Direct
(Klebsiella pneumoniae)
AND ((Essential Oil)
AND ((Leaf) OR
(Leaves) OR (stem))
AND ((Antibacterial
Activity))
2. Kriteria inklusi dan Ekslusi
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam
penelitian ini mengacu kepada Parameter
Population/Problem, Intervention/Indicator,
Comparation/Control, Outcomes/Output,
Study Design, dan atau Time (PICOST) yang
telah ditetapkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kata Kunci Pencarian
Indikator
Kriteria
Inklusi
Kriteria
Eksklusi
P
Klebsiella
pneumoniae
-
I
Minyak
Atsiri Daun
Minyak atsiri
yang bukan
dalam bentuk
destilat
C
Minyak
Atsiri
Batang
Kombinasi
berbagai jenis
minyak
O
Aktivitas
Antibakteri
: Diameter
Zona
Hambat
Kombinasi
minyak atsiri
dengan obat
T
10 tahun
terakhir
(2011-
2021)
Kurang dari
2011
Lainya
Artikel
jurnal
Buku,
proseding,
laporan
penelitian
(gray
literature)
3. Seleksi Studi
Adapun proses seleksi studi dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses Seleksi Studi
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil seleksi studi ditemukan
ada 17 artikel yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian ini. Seluruh artikel selanjutnya di
pelajari/ review untuk mengetahui gambaran
aktivitas antibakteri minyak atsiri daun dan
batang terhadap bakteri Klebsiella
pneumoniae.
1. Tanaman yang Memiliki Aktivitas
Antibakteri terhadap Klebsiella
pneumoniae
Hasil studi menunjukan bahwa ada
sepuluh jenis famili tanaman yang telah diteliti
aktivitas Antibakterinya dalam sedian minyak
atsiri dengan bakteri Klebsiella pneumoniae
(Gambar 2). Bagian tanaman yang digunakan
Studi Literatur: Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap
Bakteri Klebsiella Pneumoniae
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
sebagai bahan pembuatan minyak atsiri
meliputi daun (15 artikel) dan daun & batang
(2 artikel), sedangkan tidak ada penelitian
yang hanya menggunakan batang (Gambar 3).
Gambar 2. Famili tanaman yang digunakan
untuk Antibakteri minyak atsiri daun dan
batang terhadap bakteri Klebsiella
pneumoniae
Gambar 3. Bagian tanaman yang digunakan
sebagai pembuatan minyak atsiri
Kondisi ini sejalan dengan penelitian
Albayudi & Saleh (2020)bahwa lebih dari 50%
peneliti menggunakan daun sebagai bahan
baku pembuatan minyak atsiri dikarenakan
lebih mudah didapatkan dan diolah. Bagian
daun juga seringkali lebih kaya dengan
metabolit sekunder tumbuhan yang menjadi
sumber alami dari bahan obat tersebut
(Simorangkir et al. 2017). Beberapa metabolit
sekunder yang biasa ada di tumbuhan
diantaranya golongan minyak atsiri, flavonoid,
alkaloid, steroid, dan triterpenoid.
Adapun jenis tanaman yang digunakan
sebagai aktivitas antibakteri minyak atsiri daun
dan batang terhadap bakteri Klebsiella
pneumoniae berdasarkan familinya dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tanaman yang digunakan sebagai
aktivitas antibakteri minyak atsiri daun dan
batang terhadap bakteri Klebsiella
pneumoniae berdasarkan familinya
Famili
Tanaman
Ilustrasi
Apiaceae
Coriandru
m sativum
(Yildiz
2016)
(Pioneer
Enterprise
2022)
Ferula
cupularis
(Alipour,
Taheri, and
Samadi
2014)
(Цандекид
ис 2019)
Asteraceae
Xanthium
strumarium
(Sharifi-
Rad et al.
2015)
(Borah
2018)
Cupressaceae
Cupressus
lusitanica
(Teke,
Elisée, and
Roger
2013)
(INaturalist
n.d.)
Euphorbiace
ae
Ricinus
communis
(Zarai et al.
2012)
(INaturalist
n.d.)
Lamiaceae
Mentha
spicata
(Githaiga et
al. 2018)
(INaturalist
n.d.)
Mentha
piperita
(Singh,
Shushni,
and
Belkheir
2015)
(INaturalist
n.d.)
Origanum
vulgare
(Shafaghat
2011)
(INaturalist
n.d.)
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
123 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Famili
Tanaman
Ilustrasi
Lauraceae
Machilus
konishii
(Su, Hsu,
and Ho
2016)
(INaturalist
n.d.)
Phoebe
formosana
(Su and Ho
2016)
(INaturalist
n.d.)
Myrtaceae
Eucalyptus
oleosa
(Rahimi-
Nasrabadi
et al. 2013)
(INaturalist
n.d.)
Melaleuca
bracteata
(Goswami
et al. 2017)
(INaturalist
n.d.)
Piperaceae
Piper
lenticellosu
m (Rondón
et al. 2016)
(North n.d.)
Rutaceae
Murraya
paniculata
(Rodríguez
et al. 2012)
(INaturalist
n.d.)
Verbenaceae
Premna
integrifolia
(Rahman et
al. 2016)
(de Kok
2013)
Lippia
javanica
(Endris,
Asfaw, and
Bisrat
2015)
(INaturalist
n.d.)
Lippia
microphylla
(Rodrigues
et al. 2011)
(Simes et al.
2015)
2. Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri
Daun dan Batang Tanaman terhadap
Klebsiella pneumoniae
Mekanisme penghambatan pertumbuhan
bakteri Klebsiella pneumoniae oleh senyawa
antibakteri yang berasal dari minyak atsiri
daun dan batang tanaman dapat berupa
perusakan dinding sel dengan cara
menghambat pembentukannya atau
mengubahnya setelah selesai terbentuk,
perubahan permeabilitas membran sitoplasma
sehingga menyebabkan keluarnya bahan
makanan dari dalam sel, perubahan molekul
protein dan asam nukleat, penghambatan kerja
enzim, dan penghambatan sintesis asam
nukleat dan protein.
a. Metode Uji Antibakteri
Metode pengujian aktivitas antibakteri
Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman
terhadap Klebsiella pneumoniae
menggunakan metode difusi (94%) lebih
digemari peneliti dibandingkan metode dilusi
(6%).
Gambar 4. Metode uji antibakteri dalam
Pengujian aktivitas antibakteri Minyak Atsiri
Daun dan Batang Tanaman terhadap
Klebsiella pneumoniae
1) Metode Difusi
Prinsip kerja metode difusi adalah
terdifusinya senyawa antibakteri ke dalam
media padat di- mana mikroba uji telah
diinokulasikan. Hasil pengamatan yang
diperoleh berupa ada atau tidaknya daerah
bening yang terbentuk di sekeliling kertas
cakram yang menunjukan zona hambat pada
pertumbuhan bakteri (Balaouri et al., 2016 cit
in Nurhayati, Yahdiyani, and Hidayatulloh
2020).
Ada tiga dalam metode difusi yaitu
metode cakram (disc), parit (ditch), dan
sumuran (hole/cup). Metode cakram dilakukan
Studi Literatur: Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap
Bakteri Klebsiella Pneumoniae
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
dengan meletakkan kertas cakram yang telah
direndam larutan uji di atas media padat yang
telah diinokulasi dengan bakteri uji
(Jamaloedinz, 2013). Berdasarkan Gambar 4
diketahui bahwa metode difusi cakram (disc
diffusion assay) lebih banyak digunakan
dibandingkan metode difusi sumuran
(hole/cup diffusion assay), sedangkan metode
difusi parit (ditch diffusion assay) tidak
ditemukan dalam pengujian aktivitas
antibakteri minyak atsiri daun dan batang
tanaman terhadap Klebsiella pneumoniae.
Alasan metode difusi cakram lebih banyak
digunakan dikarenakan pengujian dengan
lebih cepat (Listari, 2009 cit in Nurhayati et al.
2020). Hal ini dikarenakan dalam metode ini
tidak dibutuhkan alat khusus dan mencakup
fleksibilitas yang lebih besar dalam memilih
obat yang akan diperiksa (Katrin et al., 2015
cit in Fitriana, Fatimah, and Fitri 2019). Secara
garis besar terdapat persamaan yang besar
pada pengujian aktivitasi antibakti metode
cakram untuk minyak atsiri daun dan batang
tanaman terhadap bakteri Klebsiella
pneumoniae.
Berikut tahapan pengujian dengan
metode difusi cakram. Tahap I: Kertas saring
cakram diresapi dengan minyak atsiri dengan
berbagai konsentrasi. Hampir semua
menggunakan kertas saring cakram yang
berdiamater 6 mm dan hanya satu penelitian
yang menggunakan diameter 5 mm (Goswami
et al. 2017). Tahap II: Kertas saring cakram
tersebut selanjutnya ditempatkan pada plat
media padat yang telah diinokulasi dengan
bakteri Klebsiella pneumoniae. Inokulasi
adalah pembiakan bakteri pada suatu
perbenihan atau media tumbuh bakteri (KBBI
n.d.). Tahap III: Proses inkubasi dilakukan
pada suhu 37°C, mayoritas selama 24 jam,
namun ada pula yang diinkubasi selama 18 jam
(Rondón et al. 2016) dan 48 jam (Su et al.
2016). Tahap IV: aktivitas antibakteri
selanjutnya dievaluasi dengan mengukur
diameter zona hambat atau yang dikenal
sebagai zone of inhibition dengan satuan mm.
Tanaman Mentha spicata, Mentha
piperita, dan Lippia microphylla diuji dengan
metode difusi sumuran atau hole/cup diffusion
assay (Githaiga et al. 2018; Rodrigues et al.
2011; Singh et al. 2015). Secara garis besar
metode dan media yang digunakan adalah
sama, yang berbeda hanyalah ukuran lubang
sumuran yang dibuat yaitu 5 mm (Rodrigues et
al. 2011), 7 mm (Singh et al. 2015), dan 8 mm
(Githaiga et al. 2018). Adapun tahapan uji
sebagai berikut ini. Tahap I: bakteri
Klebsiella pneumoniae diinokulasi kedalam
agar Muller Hinton (MHA) pada cawan petri.
Tahap II: setelah medium memadat maka
medium dilubangai dengan jumlah, lebar, dan
letak lubang sesuai dengan tujuan. Tahap III:
Lubang ini selanjutnya diisi dengan minyak
atsiri dan I diinkubasi 37°C selama 24 jam.
Tahap IV: Amati ada tidaknya daerah zona
hambat disekeliling lubang.
Tabel 5. Kriteria Kekuatan Antibakteri
Berdasarkan Diameter Zona Hambat (Davis
& Stout, 1971 cit in Rastina, Sudarwanto, and
Wientarsih 2015)
Diameter Zona
Hambat
Kekuatan
Antibakteri
< 5mm
Kurang/ lemah
5 10 mm
Sedang
10-20 mm
Kuat
> 20 mm
Sangat Kuat
Pemilihan MHA digunakan karena
memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk
kultur kebanyakan bakteri. Selain itu MHA
juga bersifat netral, sehingga tidak
menimbulkan pengaruh terhadap prosedur uji
antibakteri. Ketebalan media MHA dalam
cawan petri juga diseragamkan dengan cara
menyamakan volume yang digunakan (Utomo
et al. 2018). Aktivitas antibakteri dengan
metode difusi diamati dengan mengukur zona
hambatnya. Kekuatan antibakteri selanjutnya
dibandingkan dengan Tabel 5.
Dengan membandingkan data pada tabel
5 terhadap tabel 6, dapat diketahui bahwa
kekuatan aktivitas antibakteri Minyak Atsiri
Daun dan Batang Tanaman terhadap
Klebsiella pneumoniae adalah sedang (31%),
kuat (56%), dan sangat kuat (13%) dari 16
tanaman yang diuji secara metode difusi.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
bahwa minyak atsiri daun dan batang tanaman
memiliki potensi digunakan sebagai
antibakteri Klebsiella pneumoniae.
2) Metode dilusi
Hanya ada satu tanaman yang aktivitas
antibakteri Klebsiella pneumoniae diuji
dengan metode dilusi yaitu Ferula cupularis
(Alipour et al. 2014) pada daun dan batang.
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
125 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Secara umum, Metode dilusi dibagi menjadi 2,
yaitu dilusi cair dan padat. Metode dilusi cair
digunakan untuk mengukur KHM (kadar
hambat minimum) sementara metode dilusi
padat digunakan untuk menentukan KBM
(kadar bakterisidal minimum). Cara yang
dilakukan pada metode dilusi cair adalah
dengan membuat seri pengenceran agen
antimikroba pada medium cair yang
ditambahkan dengan mikroba uji. Metode
dilusi padat dilakukan dengan menginokulasi
mikroba uji pada media agar yang
mengandung agen antimikroba. Keuntungan
metode dilusi ini adalah satu konsentrasi agen
antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk
menguji beberapa mikroba uji (Pratiwi, 2008
cit in Fitriana et al. 2019).
Aktivitas antibakteri minyak atsiri dari
daun, dan batang F. cupularis dievaluasi
terhadap Klebsiella pneumoniae. Uji kepekaan
antibakteri ditentukan dengan metode
mikrodilusi menggunakan 96 pelat sumur
berbentuk U. Sebanyak 100 ųL DMSO murni
dan 10 mL Tween 80 adalah digunakan untuk
melarutkan 20 ųL minyak esensial dalam 870
ųL kaldu Mueller-Hinton (MHB). Sebanyak
200 ųL larutan stok minyak esensial
dipindahkan ke sumur pertama di setiap baris
dan diencerkan secara berurutan dengan
mencampurkan dengan 100 ųL MHB di sumur
berikutnya. Kemudian kekeruhan kultur
bakteri yang tumbuh aktif disesuaikan secara
fotometrik (600 nm) sebanding dengan standar
kekeruhan 0,5 McFarland (1,5×10
8
CFU/mL).
Suspensi bakteri yang disesuaikan diencerkan
dalam kaldu steril (1:50) dan 100 ųL bagian
ditambahkan ke masing-masing sumur
sehingga setelah inokulasi, masing-masing
sumur berisi sekitar 5ₓ10
5
CFU/mL. Setelah
inkubasi 24 jam pada suhu 35°C, baki
pengenceran mikro diuji ada atau tidaknya
kekeruhan bakteri dengan pemeriksaan kasat
mata dan menggunakan pembaca ELISA pada
570 nm. Titik akhir MIC adalah konsentrasi
minyak esensial terendah di mana strain uji
tidak menunjukkan pertumbuhan yang terlihat
(Alipour et al. 2014).
Hasil menunjukan bahwa MIC daun
22,75 mg/mL dan MIC batang 1.42mg/mL,
angka ini lebih tinggi dari MIC Kontrol
Ciprofloxacin 0.098 μg/ml sehingga kekuatan
antibakteri minyak atsiri daun dan batang
Ferula cupularis masih lebih lemah dari pada
Ciprofloxacin.
3) Kontrol Positif dan Kontrol Negatif
dalam Uji Aktivitas Antibakteri Minyak
Atsiri Daun dan Tanaman terhadap
Klebsiella pneumoniae
Dalam uji aktivitas antibakteri diperlukan
kontrol positif dan kontrol negatif agar kualitas
penelitian menjadi lebih baik dan data dapat
dibandingkan.
Gambar 5. Kontrol positif yang digunakan
dalam uji aktivitas antibakteri Minyak Atsiri
Daun dan Tanaman terhadap Klebsiella
pneumoniae
Pemilihan kontrol positif dan negatif
ditentukan berdasarkan jenis bakteri yang akan
dianalisis, pada penelitian ini adalah bakteri
Klebsiella pneumoniae yang menyebabkan
penyakit pneumoniae. Gambar 5 dan Gambar
6 adalah perbandingan senyawa yang
digunakan sebagai kontrol positif dan negatif
dalam uji aktivitas antibakteri Minyak Atsiri
Daun dan Tanaman terhadap Klebsiella
pneumoniae.
Studi Literatur: Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap Bakteri Klebsiella Pneumoniae
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Tabel 6. Metode Uji dan Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap Klebsiella pneumoniae
Famili
Tanaman
Bagian
Tanaman
Metode
Uji Anti
Bakteri
Kontrol (+)
Kontrol (-)
Diameter Zona Hambar atau
MIC
Sumber
Apiaceae
Coriandrum
sativum
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Ofloxacin
DMSO
d = 16 mm
Yildiz (2016)
Ferula
cupularis
Daun
Metode
dilusi
(dilution
assay)
Ciprofloxacin
-
MIC: 22,75 mg/mL & MIC
Kontrol Ciprofloxacin
(0.098 μg/ml)
Alipour et al., (2014)
Batang
MIC: 1.42 mg/mL & MIC
Kontrol Ciprofloxacin (0.098
μg/ml)
Asteraceae
Xanthium
strumarium
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Gentamisin
DMSO
d = 58,1mm
Sharifi-Rad et al.
(2015)
Cupressaceae
Cupressus
lusitanica
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Gentamisin
DMSO
d = 11 mm
Teke et al. (2013)
Euphorbiaceae
Ricinus
communis
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
Ampicillin
DMSO
d = 6.2 ± 0.4 mm
Zarai et al. (2012)
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
127 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Famili
Tanaman
Bagian
Tanaman
Metode
Uji Anti
Bakteri
Kontrol (+)
Kontrol (-)
Diameter Zona Hambar atau
MIC
Sumber
diffusion
assay)
Lamiaceae
Mentha
spicata
Daun
Metode
difusi
sumur
(hole/cup
diffusion
assay)
Vankomisin
Air suling
d = 20±0.02 mm
Githaiga et al. (2018)
Mentha
piperita
Daun
Metode
difusi
sumur
(hole/cup
diffusion
assay)
Gentamisin
Eter,
Kloroform,
Etil asetat,
Etanol, dan
Air
d = 12.4 ± 0.7 mm
Singh et al. (2015)
Origanum
vulgare
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Amoxicillin
-
d = 11.9±0.10 mm
Shafaghat, (2011)
Batang
d = 13.0±0.17 mm
Lauraceae
Machilus
konishii
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Gentamisin
DMSO
d = 30 ± 0.6 mm
Su et al., (2016)
Phoebe
formosana
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
Gentamisin
DMSO
d = 16 ± 0.8 mm
Su & Ho, (2016)
Studi Literatur: Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap Bakteri Klebsiella Pneumoniae
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Famili
Tanaman
Bagian
Tanaman
Metode
Uji Anti
Bakteri
Kontrol (+)
Kontrol (-)
Diameter Zona Hambar atau
MIC
Sumber
diffusion
assay)
Myrtaceae
Eucalyptus
oleosa
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Gentamisin
DMSO
d = 15 mm
Rahimi et al., (2013)
Melaleuca
bracteata
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Norfloxacin
DMSO
d = 6 mm
Goswami et al.,
(2017)
Piperaceae
Piper
lenticellosum
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Oxacillin,
Vancomycin,
Cefuroxime,
Aztreonam,
dan
Imipenem
DMSO
d = 9,5
Rondon et al., (2016)
Rutaceae
Murraya
paniculata
Daun
Metode
difusi
(tidak
diketahui
jenisnya)
Amikacin
-
d = 9-12 mm
Jagannath et al.,
(2012)
Verbenaceae
Premna
integrifolia
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
Streptomisin
-
d = 13.1 ± 1.5 mm
Rahman et al., (2016)
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
129 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Famili
Tanaman
Bagian
Tanaman
Metode
Uji Anti
Bakteri
Kontrol (+)
Kontrol (-)
Diameter Zona Hambar atau
MIC
Sumber
diffusion
assay)
Lippia
javanica
Daun
Metode
difusi
cakram
(Disc
diffusion
assay)
Ciprofloxacin
DMSO
d = 11 mm
Endris et al., (2016)
Lippia
microphylla
Daun
Metode
difusi
sumur
(hole/cup
diffusion
assay)
Amikacin
dan
Ampicillin
Air Suling
dan Tween
80
d = 8 ± 0.5 sampai 12 ± 0.8 10
mm
Fernandes et al.,
(2011)
Studi Literatur: Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap
Bakteri Klebsiella Pneumoniae
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Gambar 6. Kontrol negatif yang digunakan
dalam uji aktivitas antibakteri Minyak Atsiri
Daun dan Tanaman terhadap Klebsiella
pneumoniae
Gentamisin adalah antibiotik yang
terbanyak digunakan sebagai kontrol positif uji
antibakteri terhadap Klebsiella pneumoniae
(27%), disusul Amikacin, Ampicillin, dan
Ciprofloxacin masing-masing 9%. Pemilihan
Gentamisin menjadi yang terbanyak
sepertinya bukan dikarenakan kemampuannya
dalam melawan bakteri Klebsiella pneumoniae
melainkan dikarenakan bakteri yang diuji tidak
hanya Klebsiella pneumoniae. Walaupun
demikian gentamisin banyak digunakan
sebagai antibiotik pneumonia, setelah
amoksisilin, chloramphenicol, dan ampisilin
(Juwita, Arifin, and Yulianti 2017).
Dimetil sulfokisa atau DMSO banyak
digunakan karena sifatnya yang tidak
menunjukan adanya aktivitas antibakteri
disamping itu DMSO sering digunakan
sebagai pelarut senyawa yang akan diuji.
Natheer et al (2012 cit in Utomo et al. 2018)
menyebutkan bahwa zat yang digunakan
sebagai kontrol negatif adalah pelarut yang
digunakan sebagai pengencer dari senyawa
yang akan diuji. Disamping itu DMSO bersifat
aprotik sehingga tidak akan mempengaruhi pH
media uji; afinitas yang sangat kuat terhadap
air; dan pada paparan udara, DMSO murni
dengan cepat diencerkan; dan toksisitas
sistemik DMSO dianggap rendah (Brayton
1986).
Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur, metode uji
difusi menunjukan bahwa minyak atisiri daun
dan batang tanaman memiliki potensi
antibakteri terhadap Klebsiella pneumoniae
dengan kekuatan sedang sebanyak 5 tanaman,
kuat sebanyak 9 tanaman, dan sangat kuat
sebanyak 2 tanaman, sedangan metode uji
dilusi menunjukan bahwa Ferula cupularis
lebih lemah dari pada kontrol positifnya.
Aktivitas antibakteri terkuat dimiliki oleh
minyak atsiri daun Xanthium strumarium,
sedangkan terlemah dimiliki oleh minyak atsiri
daun Melaleuca bracteate.
Dengan kata lain peneliti selanjutnya dapat
memilih tanaman-tamanan tersebut sebagai
alternatif pengobatan pneumonia yang
disebabkan oleh Klebsiella pneumoniae.
BIBLIOGRAFI
Albayudi, and Zuhratus Saleh. 2020. “Potensi
Tumbuhan Obat Yang Digunakan
Masyarakat Melayu Kota Jambi Di
Hutan Kota Bagan Pete Kota Jambi.”
Bio-Lectura : Jurnal Pendidikan Biologi
7(1):19. doi: 10.31849/BL.V7I1.4001.
Alipour, Ziba, Poroshat Taheri, and Nasrin
Samadi. 2014. “Pharmaceutical Biology
Chemical Composition and Antibacterial
Activity of the Essential Oils from
Flower, Leaf and Stem of Ferula
Cupularis Growing Wild in Iran
Chemical Composition and Antibacterial
Activity of the Essential Oils from
Flower, Leaf and St.” Pharm Biology
53(4):48387. doi:
10.3109/13880209.2014.924149.
Borah, Sunil Kr. 2018. “Xanthium Strumarium
L.” Retrieved June 22, 2022
(https://indiabiodiversity.org/observatio
n/show/1780621).
Brayton, C. F. 1986. “Dimethyl Sulfoxide
(DMSO): A Review.” The Cornell
Veterinarian 76(1):6190.
Dewangga, Stephen, Muhammad Taufiq
Qurrohman, Sekolah Tinggi, and Ilmu
Kesehatan Nasional. 2020.
penghambatan pertumbuhan Klebsiella
Pneumoniae dengan ekstrak etanol dari
limbah kulit pisang kepok (Musa
Paradisiaca L.).” Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada 17682. doi:
10.34035/JK.V11I2.443.
Endris, Anwar, Nigist Asfaw, and Daniel
Bisrat. 2015. “Chemical Composition,
Antimicrobial and Antioxidant Activities
of the Essential Oil of Lippia Javanica
Leaves from Ethiopia.” Journal of
Essential Oil Research 28(3):221226.
doi: 10.1080/10412905.2015.1108880.
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
131 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Fitriana, Yolla Arinda Nur, Vita Arfiana Nurul
Fatimah, and Ardhista Shabrina Fitri.
2019. “Aktivitas Anti Bakteri Daun
Sirih: Uji Ekstrak KHM (Kadar Hambat
Minimum) Dan KBM (Kadar
Bakterisidal Minimum).” Sainteks
16(2):1018. doi:
10.30595/st.v16i2.7126.
Gereige, Rani S., and Pablo Marcelo Laufer.
2013. “Pneumonia.” Pediatrics in
Review Vol.34 34(10):43856.
Githaiga, Benson Muriuki, Paul Waithaka,
Benson Muriuki Githaiga, Eliud Mugu
Gathuru, Paul Njenga Waithaka, and
Lucy W. Kiarie. 2018. “Determination of
Antibacterial Activity of Essential Oils
from Mint (Mentha Spicata) Leaves on
Selected Pathogenic Bacteria Isolation
and Screening for Antimicrobials from
Actinomycetes. View Project
Microbiology View Project
Determination of Antibacteria.” Journal
of Drugs and Pharmaceutical Science
2(2):814. doi:
10.31248/JDPS2018.015.
Goswami, Prakash, Sajendra K. Verma, Amit
Chauhan, Venkatesha Kt, Ram S. Verma,
Ved R. Singh, Mahendra P. Darokar,
Chandan S. Chanotiya, and Rajendra C.
Padalia. 2017. “Chemical Composition
and Antibacterial Activity of Melaleuca
Bracteata Essential Oil from India: A
Natural Source of Methyl Eugenol.”
NPC Natural Product Communications
12(6):96568.
INaturalist. n.d. “Black Tea Tree (Melaleuca
Bracteata).” Retrieved June 22, 2022a
(https://www.inaturalist.org/taxa/346356
-Melaleuca-bracteata).
INaturalist. n.d. “Castor Bean (Ricinus
Communis).” Retrieved June 22, 2022b
(https://www.inaturalist.org/taxa/56739-
Ricinus-communis).
INaturalist. n.d. “Cupressus Lusitanica.”
Retrieved June 22, 2022c
(https://www.inaturalist.org/guide_taxa/
495129).
INaturalist. n.d. “Eau de Cologne Mint
(Subspecies Mentha Piperita Citrata) ·
INaturalist.” Retrieved June 22, 2022d
(https://www.inaturalist.org/taxa/360186
-Mentha-piperita-citrata).
INaturalist. n.d. “Eucalyptus Oleosa.”
Retrieved June 22, 2022e
(https://www.inaturalist.org/taxa/733335
-Eucalyptus-oleosa).
INaturalist. n.d. “Fever Tea (Lippia
Javanica).” Retrieved June 22, 2022f
(https://www.inaturalist.org/taxa/343067
-Lippia-javanica).
INaturalist. n.d. “Nothaphoebe Konishii.”
Retrieved June 22, 2022g
(https://www.inaturalist.org/taxa/736717
-Nothaphoebe-konishii).
INaturalist. n.d. “Orange Jasmine (Murraya
Paniculata).” Retrieved June 22, 2022h
(https://www.inaturalist.org/taxa/287316
-Murraya-paniculata).
INaturalist. n.d. “Oregano (Origanum
Vulgare).” Retrieved June 22, 2022i
(https://www.inaturalist.org/taxa/61396-
Origanum-vulgare).
INaturalist. n.d. “Phoebe Formosana.”
Retrieved June 22, 2022j
(https://www.inaturalist.org/taxa/538221
-Phoebe-formosana).
INaturalist. n.d. “Spearmint (Mentha
Spicata).” Retrieved June 22, 2022k
(https://www.inaturalist.org/taxa/62652-
Mentha-spicata).
Juwita, Dian Ayu, Helmi Arifin, and Nelfa
Yulianti. 2017. “Kajian Deskriptif
Retrospektif Regimen Dosis Antibiotik
Pasien Pneumonia Anak Di RSUP. Dr.
M. Djamil Padang.” Jurnal Sains
Farmasi & Klinis 3(2):134. doi:
10.29208/jsfk.2017.3.2.115.
KBBI. n.d. “Arti Kata Inokulasi.” Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
Retrieved June 23, 2022
(https://kbbi.web.id/inokulasi).
de Kok, Rogier. 2013. “The Genus Premna L.
(Lamiaceae) in the Flora Malesiana
Area.” Kew Bulletin 68(1):5584. doi:
10.1007/S12225-013-9433-5.
North, Marrienne. n.d. “Piper L. | Colombian
Plants Made Accessible.” Retrieved June
22, 2022
(https://colplanta.org/taxon/urn:lsid:ipni.
org:names:326982-2).
Nurhayati, Lilih Siti, Nadhira Yahdiyani, and
Akhmad Hidayatulloh. 2020.
“Perbandingan Pengujian Aktivitas
Antibakteri Starter Yogurt Dengan
Metode Difusi Sumuran Dan Metode
Difusi Cakram.” Jurnal Teknologi Hasil
Peternakan 1(2):41. doi:
10.24198/jthp.v1i2.27537.
Pioneer Enterprise. 2022. “Coriandrum
Sativum.” Retrieved June 22, 2022
Studi Literatur: Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Tanaman terhadap
Bakteri Klebsiella Pneumoniae
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
(https://www.pioneerherbal.com/coriand
rum-sativum-dhania-coriander/).
Putri Rarianti, Febby, Dian Natasya Rahardjo,
and Mariana Wahjudi. 2021. “Literature
Review Antibiotic Resistance And
Clinical Outcome Of Community
Acquired Pneumonia (CAP) Patients In
Hospital.” University of Surabaya.
Rahimi-Nasrabadi, Mehdi, Seied Mahdi
Pourmortazavi, Shahram Nazarian,
Farhad Ahmadi, and Hosein Batooli.
2013. “Chemical Composition,
Antioxidant, and Antibacterial Activities
of the Essential Oil and Methanol
Extracts of Eucalyptus Oleosa Leaves.”
International Journal of Food Properties
16(5):108091. doi:
10.1080/10942912.2011.558227.
Rahman, Atiqur, Zakia Sultana Shanta, M. A.
Rashid, Tanzima Parvin, Shajia Afrin,
Mst Khodeza Khatun, and M. A. Sattar.
2016. “In Vitro Antibacterial Properties
of Essential Oil and Organic Extracts of
Premna Integrifolia Linn.” Arabian
Journal of Chemistry 9:S47579. doi:
10.1016/J.ARABJC.2011.06.003.
Rastina, Mirnawati Sudarwanto, and Ietje
Wientarsih. 2015. “AKTIVITAS
ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL
DAUN KARI (Murraya Koenigii)
TERHADAP Staphylococcus Aureus,
Escherichia Coli, Dan Pseudomonas Sp.
Antibacterial Activity of Ethanol Extract
of Curry Leaf (Murraya Koenigii) on
Staphylococcus Aureus, Escherichia
Coli,.” Jurnal Kedokteran Hewan
9(2):18588.
Rodrigues, Fabiola Fernandes Galvão,
Henrique Douglas Melo Coutinho,
Adriana Rolim Campos, Sidney Gonçalo
de Lima, and José Galberto Martins da
Costa. 2011. “Antibacterial Activity and
Chemical Composition of Essential Oil
of Lippia Microphylla Cham.” Acta
Scientiarum. Biological Sciences
Maringá 33(2):14144. doi:
10.4025/actascibiolsci.v33i2.5792.
Rodríguez, Elisa Jorge, Guillermo Ramis-
Ramos, Yvan Vander Heyden, Ernesto F.
Simó-Alfonso, María Jesús Lerma-
García, Yanelis Saucedo-Hernández,
Urbano Monteagudo, Yeni Morales,
Beatriz Holgado, and José Manuel
Herrero-Martínez. 2012. “Chemical
Composition, Antioxidant Properties and
Antimicrobial Activity of the Essential
Oil of Murraya Paniculata Leaves from
the Mountains of Central Cuba.” NPC
Natural Product Communications
7(11):152730.
Rondón, María Eugenia, Judith Velasco,
Xavier Cornejo, Janeth Fernández, and
Vladimir Morocho. 2016. “Chemical
Composition and Antibacterial Activity
of Piper Lenticellosum C.D.C Essential
Oil Collected in Ecuador.” Journal of
Applied Pharmaceutical Science
6(08):15659. doi:
10.7324/JAPS.2016.60824.
Shafaghat, Ali. 2011. “Antibacterial Activity
and GC/MS Analysis of the Essential
Oils from Flower, Leaf and Stem of
Origanum Vulgare Ssp. Viride Growing
Wild in North-West Iran.” NPC Natural
Product Communications 6(9):135152.
Sharifi-Rad, Javad, Seyedeh Mahsan Hoseini-
Alfatemi, Majid Sharifi-Rad, Mehdi
Sharifi-Rad, Marcello Iriti, Marzieh
Sharifi-Rad, Razieh Sharifi-Rad, and
Sara Raeisi. 2015. “Molecules
Phytochemical Compositions and
Biological Activities of Essential Oil
from Xanthium Strumarium L.”
Molecules 20:703447. doi:
10.3390/molecules20047034.
Simes, Evelyne, Evelyne Santos, Maria Abreu,
Jurandy Silva, Nrcia Nunes, Marclia
Costa, Otlia Pessoa, Cludia Pessoa, and
Paulo Ferreira. 2015. “Biomedical
Properties and Potentiality of Lippia
Microphylla Cham. and Its Essential
Oils.” Journal of Intercultural
Ethnopharmacology 4(3):256. doi:
10.5455/jice.20150610104841.
Simorangkir, Murniaty, Saronom Silaban,
Ribu Surbakti, Tonel Barus, and
Partomuan Simanjuntak. 2017.
“Aktivitas Antikanker Ekstrak
Etanolbuah Ranti Hitam (Solanum
Blumei Nees Ex Blume) Terhadap Sel
Leukimia L1210.” Chimica et Natura
Acta 5(1):3135. doi:
10.24198/CNA.V5.N1.12819.
Singh, Rajinder, Muftah A. M. Shushni, and
Asma Belkheir. 2015. “Antibacterial and
Antioxidant Activities of Mentha
Piperita L.” Arabian Journal of
Chemistry 8(3):32228. doi:
10.1016/J.ARABJC.2011.01.019.
Sofiana, Eka Dian, Mustofa Helmi Effendi,
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
133 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Hani Plumeriastuti, and Junianto Wika
Adi Pratama. 2021. “Cases of Multidrug
Resistance (Mdr) in Klebsiella
Pneumoniae Isolated From Healthy
Pigs.” Biochemical and Cellular
Archives 21(August):197985.
Soleha, Tri Umiana, Ghazlina Winanda, and
Putri Edwin. 2017. “Pola Resistensi
Cephalosporin Generasi III Dan
Merofenem Pada Bakteri Klebsiella
Pneumoniae Di Laboratorium Kesehatan
Daerah Lampung Tahun 2017.” JK Unila
3(1):14146.
Su, Yu-Chang, and Chen-Lung Ho. 2016.
“Composition of the Leaf Essential Oil of
Phoebe Formosana from Taiwan and Its
in Vitro Cytotoxic, Antibacterial, and
Antifungal Activities.” NPC Natural
Product Communications 11(6):84548.
Su, Yu-Chang, Kuan-Ping Hsu, and Chen-
Lung Ho. 2016. “Composition, in Vitro
Anti-Inflammatory, Antioxidant and
Antimicrobial Activities of the Leaf
Essential Oil of Machilus Konishii from
Taiwan.” NPC Natural Product
Communications 11(9):136366.
Teke, Gerald Ngo, Kemadjou Nana Elisée, and
Kuiate Jules Roger. 2013. “Chemical
Composition, Antimicrobial Properties
and Toxicity Evaluation of the Essential
Oil of Cupressus Lusitanica Mill. Leaves
from Cameroon.” BMC Complementary
and Alternative Medicine 13(130):19.
doi: 10.1186/1472-6882-13-130.
Utomo, Suryadi Budi, Mita Fujiyanti, Warih
Puji Lestari, and Sri Mulyani. 2018.
“Antibacterial Activity Test of the C-4-
Methoxyphenylcalix[4]Resorcinarene
Compound Modified by
Hexadecyltrimethylammonium-Bromide
against Staphylococcus Aureus and
Escherichia Coli Bacteria.” JKPK
(Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia)
3(3):201. doi:
10.20961/jkpk.v3i3.22742.
Yildiz, Hilal. 2016. “Chemical Composition,
Antimicrobial, and Antioxidant
Activities of Essential Oil and Ethanol
Extract of Coriandrum Sativum L.
Leaves from Turkey.” International
Journal of Food Properties 19(7):1593
1603. doi:
10.1080/10942912.2015.1092161.
Zarai, Zied, Ines Ben Chobba, Riadh Ben
Mansour, Ahmed Békir, Néji Gharsallah,
and Adel Kadri. 2012. “Essential Oil of
the Leaves of Ricinus Communis L.: In
Vitro Cytotoxicity and Antimicrobial
Properties.” Lipids in Health and Disease
11(102):17. doi: 10.1186/1476-511X-
11-102.
Цандекидис, Роланд. 2019. “Ferula
Communis - Изображение Особи -
Плантариум.” Retrieved June 22, 2022
(https://www.plantarium.ru/page/image/
id/606947.html).
Copyright holder :
Amelia Handayani Burhan, Danang Wahyu Bintoro, Ana Mardiyaningsih, Farisya Nurhaeni
(2022).
First publication right :
Action Research Literate
This article is licensed under: