How to cite:
Ridho, A.M.R., Setyawab, F. (2022). Peningkatan aktifitas dan kemampuan berpikir kreatif melalui
model pembelajaran discovery learning berbantuan e-modul. Action Research Literate, 6(2).
https://doi.org/10.46799/arl.v6i2.125
E-ISSN:
2721-2769
Published by:
Ridwan Institute
Action Research Literate
Vol. 6 No. 2, Juli 2022
p-ISSN : 2613-9898 e-ISSN : 2808-6988
Sosial Pendidikan
PENINGKATAN AKTIFITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN E-MODUL
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
*
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia
Email: fariz.setyaw[email protected].id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
3 Juli 2022
Direvisi
10 Juli 2022
Disetujui
20 Juli 2022
Penyebab utama rendahnya semangat belajar pada mata pelajaran matematika
selama daring dan tatap muka terbatas ini adalah bahan ajar yang kurang
menarik dan waktu tatap muka yang terbatas. Dalam pembelajaran yang
dilakukan melalui Zoom atau WA grup, guru hanya memberikan penjelasan
singkat tentang materi dan contoh soal yang sudah ada di e-learning.
Selanjutnya, siswa hanya mengerjakan latihan soal dan diperiksa oleh guru
tanpa dikonfirmasi. Siswa kurang diberi kesempatan untuk berpikir, mencari
tahu, dan memecahkan sendiri materi yang meraka kerjakan yang berdampak
pada rendahnya keaktifan dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bahan ajar interaktif
yang bisa diimplementasikan dengan model pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran tatap muka
terbatas dan daring. Metode penelitian ini adalah metode penelitian Tindakan
kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nubatukan
sebanyak 16 orang. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu lembar
observasi keaktifan dan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mengalamai peningkatan keaktifan Siklus I dengan rata-rata 65,63 pada
siklus I menjadi 76,58 pada siklus II dan persentase siswa yang aktif sebesar
56,25% pada siklus I menjadi 75% pada siklus II. kemampuan berpikir kreatif
siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata skor kelas pada siklus I adalah
8,625 menjadi 11 pada siklus II dan persentase jumlah siswa yang cukup
berpikir kreatif pada siklus I adalah 37,5% menjadi 62,5% pada siklus II.
ABSTRACT
The main causes of the low enthusiasm for learning in mathematics subjects
during online and limited face-to-face are less attractive teaching materials and
limited face-to-face time (Source). In learning carried out via Zoom or WA
group, the teacher only provides a brief explanation of the material and
examples of questions that are already in the e-learning. Furthermore, students
only do the practice questions and are checked by the teacher without being
confirmed. Students are less given the opportunity to think, find out, and solve
the material they are doing themselves which has an impact on students' low
activeness and creative thinking ability in learning. This study aims to find
interactive teaching materials that can be implemented with learning models
that can foster creative thinking skills in limited face-to-face and online
learning. This research method is a class Action research method consisting of
2 cycles. Each cycle is carried out 2 meetings. The subjects in this study were
16 grade VII students of SMP Negeri 1 Nubatukan. The research instrument
Kata Kunci:
Berpikir kreatif,
discovery learning,
e-modul
Keyword: Creative
thinking, discovery
learning, e-module
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
100 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
used, namely the observation sheet of activeness and creative thinking of
students. The results showed that the increase in the activeness of Cycle I with
an average of 65.63 in cycle I to 76.58 in cycle II and the percentage of active
students by 56.25% in cycle I to 75% in cycle II. students' creative thinking
ability increased with the average class score in cycle I was 8.625 to 11 in cycle
II and the percentage of the number of students who were quite creative
thinking in cycle I was 37.5% to 62.5% in cycle II.
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 mengubah segala
bidang termasuk pola pembelajaran di sekolah,
dari pembelajaran tatap muka menjadi
pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran
online maupun pembelajaran tatap muka
terbatas. Kemendikbud mengeluarkan Surat
Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 4 Tahun 2021 yang mengatur tentang
penyelenggaraan pembelajaran tatap muka tahun
2021/2022 di mana di dalamnya mengatur
tentang kebijakan pembelajaran tatap muka
terbatas dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan dan/atau pembelajaran daring.
Kebijakan Pembelajaran tatap muka
terbatas dalam implementasinya di SMP Negeri
1 Nubatukan khususnya pada mata pelajaran
matematika, dilaksanakan melalui kombinasi
pembelajaran daring dan tatap muka terbatas.
Pembelajaran daring dilaksanakan melalui Zoom
meeting dan Whatsapp (WA) grup dimana guru
menjelaskan materi dan meminta siswa
mengerjakan latihan soal yang ada dalam e-
learning. Sementara untuk tatap muka terbatas
proses belajar mengajar kembali dilakukan di
sekolah yang dibatasi oleh aturan-aturan yang
berlaku sehingga jumlah siswa yang berada di
sekolah adalah setengah dari total keseluruhan
siswa.
Hasil evaluasi pembelajaran jarak jauh
selama satu semester pada mata pelajaran
matematika menunjukkan bahwa pembelajaran
daring dengan kedua metode ini kurang diminati
oleh kebanyakan siswa. Siswa kurang antusias
bahkan tidak ingin terlibat ketika pembelajaran
dilakukan melalui Zoom meeting atau WA grup.
Hasil wawancara peneliti terhadap beberapa
orang tua siswa juga menyatakan hal yang sama
bahwa siswa kurang bersemangat jika diminta
mengerjakan tugas-tugas yang ada di modul.
Mereka lebih senang bermain dengan HP atau
menonton TV atau melakukan aktivitas lain
selain belajar. Hal ini berdampak pada hasil
belajar matematika siswa yang rendah.
Penyebab utama rendahnya semangat
belajar pada mata pelajaran matematika selama
daring dan tatap muka terbatas ini adalah bahan
ajar yang kurang menarik dan waktu tatap muka
yang terbatas (Fauzy & Nurfauziah, 2021).
Dalam pembelajaran yang dilakukan melalui
Zoom atau WA grup, guru hanya memberikan
penjelasan singkat tentang materi dan contoh
soal yang sudah ada di e-learning (Handayani &
Irawan, 2020). Selanjutnya, siswa hanya
mengerjakan latihan soal dan diperiksa oleh guru
tanpa dikonfirmasi. Siswa kurang diberi
kesempatan untuk berpikir, mencari tahu, dan
memecahkan sendiri materi yang meraka
kerjakan yang berdampak pada rendahnya
keaktifan dan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam pembelajaran (Tembang et al., 2017).
Oleh karena itu, perlu ada bahan ajar interaktif
yang bisa diimplementasikan dengan model
pembelajaran yang dapat menumbuhkan
kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran
tatap muka terbatas dan daring (Fitrian & Dewi,
2021).
Kreativitas siswa dalam pembelajaran
adalah bagaimana mereka mengkostruksi
pengetahuan mereka sendiri (Triyanto, 2011).
Guru perlu memberi kesempatan pada siswa
untuk menuangkan ide dalam setiap
pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk
beraktivitas dan berkreasi dalam mengkonstruksi
suatu konsep yang sedang dipelajari (Raradhita
et al., 2022). Dalam hal ini diperlukan model
pembelajaran yang mendukung aktivitas siswa
dalam hal mengkonstruksi yakni model
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
pembelajaran berorientasi konstruktivistik
(Triyanto, 2011).
Salah satu model pembelajaran yang
mendukung pembelajaran konstruktivis adalah
model Pembelajaran Penemuan (Discovery
Learning). Menurut Hudojo (2005) pada
Pembelajaran Penemuan siswa didorong untuk
berpikir sendiri sehingga dapat menemukan
prinsip umum, berdasarkan bahan yang
difasilitasi oleh guru. Sampai seberapa jauh
siswa dibimbing, tergantung pada
kemampuannya dan pada materi yang dipelajari.
Dengan demikian Pembelajaran Penemuan
adalah suatu metode pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya guru memperkenankan siswanya
untuk berpikir dan menuangkan idenya sendiri,
sehingga dapat menemukan pemecahan dari
masalah yang diberikan, dengan bimbingan dan
petunjuk yang terbatas dari guru (Hudojo, 2005).
Dalam upaya mendukung terlaksananya
pembelajaran penemuan, maka diperlukan suatu
perangkat pembelajaran atau media yang dapat
memfasilitasi siswa dalam belajar. Media
tersebut dapat berupa sebuah e-modul interaktif
yang dapat menjadi panduan siswa belajar secara
aktif dan menyenangkan. E-modul adalah modul
versi elektronik di mana akses dan
penggunaannya dilakukan melalui alat elektronik
seperti komputer, laptop, tablet atau bahkan
smartphone (Prihatiningtyas & Sholihah, 2020).
Kelebihan e-modul adalah bahwa e-modul
lengkap dengan media interaktif seperti video,
audio, animasi dan fitur interaktif lain yang dapat
dimainkan dan diputar ulang oleh siswa saat
menggunakan e-modul (Suarsana & Mahayukti,
2013). E-modul dinilai bersifat inovatif karena
dapat menampilkan bahan ajar yang lengkap,
menarik, interaktif, dan mengemban fungsi
kognitif yang bagus (Kuncahyono &
Kumalasani, 2020). Suarsana dan Mahayukti
(2013) menemukan bahwa e-modul dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada
siswa dan mendapatkan respon positif dari siswa.
Salah satu bahan ajar yang dibuat peneliti
adalah dengan mengembangkan e-modul
interaktif berbasis Pembelajaran Penemuan pada
materi trigonometri. E-modul ini merupakan
gabungan beberapa media (Multimedia) baik
berupa aplikasi maupun software komputer
berbasis TIK dan internet yang disesuaikan
dengan kebutuhan pembelajaran yakni
Liveworksheet, Powerpoint, Google Form, Flip
PDF Coorporation, dan Website 2 APK Builder.
E-modul ini berisi Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) interaktif, video pembelajaran, kuis
interaktif, materi esensial dan tes akhir. LKPD
interaktif dalam kegiatan penemuan dirancang
menggunakan aplikasi Liveworksheet, video
pembelajaran dibuat menggunakan Powerpoint
2016, kuis interaktif disusun menggunakan
Google Form, materi esensial disusun dengan
Powerpoint yang kemudian dikonversikan ke file
pdf, serta tes akhir dibuat menggunakan Google
Form. Semua media ini dipadukan dalam satu
aplikasi Flip PDF Corporation (Flipbook) dan
selanjutnya dikonversikan menjadi aplikasi
android dengan media Website 2 APK Builder
agar bisa diinstal pada HP siswa. Tujuannya agar
lebih mudah diakses oleh siswa karena semua
siswa di SMP Negeri 1 Nubatukan sudah
memiliki perangkat android.
E-modul interaktif dengan aplikasi
Flipbook ini sangat menarik karena dilengkapi
dengan teknologi tiga dimensi di mana setiap
halaman sudah bisa dibuka seperti membaca
buku di layar monitor (Riyanto & Subagyo,
2012). Selain itu Flipbook bisa disisipkan dengan
video, audio, gambar atau juga link yang
memberi pilihan beragam dalam sebuah e-modul
(Najuah et al., 2020). Penelitian yang dilakukan
oleh Ramadania et al. (2007) menyatakan bahwa
penggunaan media Flipbook dalam pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dipengaruhi oleh ketertarikan siswa terhadap
tampilannya yang lebih menarik dan interaktif
daripada buku cetak.
E-modul interaktif dengan Flipbook ini
disusun dengan mengadopsi langkah-langkah
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
yakni merumuskan masalah, menganasisis
masalah, menyusun konjektur dan menarik
kesimpulan. E-modul memberikan panduan
101
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
kepada siswa untuk melakukan percobaan,
mengamati, menganalisis, dan membuat temuan
atau kesimpulan tentang konsep pecahan dan
menggunakannya untuk menyelesaikan masalah
(Yolanda, 2021). Aktivitas ini disajikan dalam
sebuah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
interaktif yang bisa diinput atau dikerjakan oleh
siswa dari HP androidnya. E-modul juga
dilengkapi dengan video tutorial terkait materi
dan juga kuis interaktif pada setiap akhir
kegiatan untuk memperkuat kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa.
Oleh karena itu, e-modul berbasis
discovery learning atau pembelajaran penemuan
ini menjadi solusi efektif yang ditawarkan oleh
peneliti untuk mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran tatap muka terbatas dan daring di
kelas VII SMP Negeri 1 Nubatukan. Media
pembelajaran interaktif yang diimplementasikan
dalam pembelajaran yang menarik adalah solusi
efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap
materi yang diajarkan. Pernyataan yang sama
juga dikemukakan oleh Asmarani (2021) bahwa
e-modul berbasis Pembelajaran Penemuan dapat
meningkatkan keaktifan dan kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran.
Diharapkan jika siswa terlibat aktif dalam
menemukan suatu prinsip dasar sendiri, ia akan
memahami konsep dengan lebih baik, lebih ingat
dalam jangka waktu yang lama, dan akan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan latar belakang yang telah
disebutkan, maka peneliti membuat penelitian ini
dengan tujuan untuk meningkatkan keaktifan
siswa pada kelas VII SMP Negeri 1 Nubatukan
dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa pada kelas VII SMP Negeri 1 Nubatukan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) yang melibatkan
perencanaan kegiatan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi, dan refleksi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Nubatukan yang berjumlah 16 siswa. Peneliti
menggunakan Lembar Pengamatan Keaktifan
Siswa dan Lembar Pengamatan Berpikir Kreatif
Siswa sebagai instrumen penelitian.
Adapun penelitian dilaksanakan pada
semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
Dilaksanaan pada PPL PPG Tahun 2021 pada
tanggal 21 Maret 2022 sampai dengan 02
Agustus 2022. Lokasi yang menjadi tempat
penelitian adalah SMP Negeri 1 Nubatukan yang
terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan
Lewoleba Tengah, Kecamatan Nubatukan,
Kabupaten Lembata, Provinsi NTT.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus, yaitu siklus I dan siklus II dimana setiap
siklus terdiri dari dua pertemuan yang
dilaksanakan pada 24 Mei sampai 18 Juni 2022.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus
I dan siklus II di kelas VII SMP Negeri 1
Nubatukan menunjukkan adanya sebuah
peningkatan keaktifan dan kreatifitas siswa
selama proses pembelajaran. Sebelum
melakukan penelitian siklus I peneliti melakukan
pra siklus terlebih dahulu untuk mendapatkan
data awal siswa kelas VII SMP Negeri 1
Nubatukan yang dilaksanakan pada tanggal 15
Mei 2022. Alokasi waktu pada setiap
pertemuannya adalah 2 x 40 menit.
Berikut gambaran hasil penelitian selama
kegiatan belajar mengajar Siklus I dan Siklus II.
1) Siklus I
Penelitian tindakan kelas pada siklus I
dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi
waktu pertemuan 2 x 40 menit. Pembelajaran
pada siklus I pertemuan pertama materi yang
dipelajari siswa adalah Sifat-Sifat Persegi
Panjang dan Persegi. Pembelajaran pada siklus I
pertemuan kedua materi yang dipelajari siswa
adalah Sifat-sifat Jajargenjang dan Trapesium.
Tahapan pada siklus I meliputi:
a) Perencanaan
Perencanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan model discovery learning dengan
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
bantuan emodul yang dilakukan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
- Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) (terlampir 1) sesuai
dengan materi yang telah ditentukan
yaitu Segiempat dengan langkah-langkah
model discovery learning. RPP disusun
oleh peneliti dengan pertimbangan dari
dosen pembimbing dan guru pamong.
RPP digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
kelas;
- Peneliti menyusun dan mempersiapkan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yang berguna untuk melengkapi
perangkat pembelajaran dan membantu
kegiatan pembelajaran. LKPD disusun
oleh peneliti dengan pertimbangan dari
guru pamong. LKPD yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran pada siklus
I adalah LKPD pertemuan I dan LKPD
pertemuan II yang dibagikan sesuai
dengan materi pembelajaran;
- Peneliti menyusun dan menyiapkan
lembar observasi keaktifan siswa dan
telah disesuaikan dengan indikator
keaktifan siswa untuk mengukur
keaktifan siswa selama proses
pembelajaran dengan model discovery
learning yang diterapkan di kelas;
- Peneliti menyusun dan menyiapkan
lembar penilaian berpikir kreatif siswa
dan telah disesuaikan dengan indikator
berpikir kretif siswa untuk mengukur
kreatif siswa dengan model discovery
learning;
- Peneliti menyusun dan menyiapkan e-
modul dan telah disesuaikan dengan
model discovery learning ini berfungsi
untuk membantu siswa agar lebih mudah
untuk memahami materi yang sedang
dipelajari. Di dalam emodul berisikan
ringkasan materi dan latihan soal; dan
- Peneliti menyiapkan materi yang
disajikan dalam bentuk powerpoint dan
LCD yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti
melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang
telah dibuat. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan
dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2
menit. Berikut deskripsi dari pelaksanaan
tindakan siklus I.
- Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan
pertama: Pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan pertama dilaksanakan hari
Senin 24 Mei 2022 pada jam ke-1
sampai ke-2 yaitu pukul 08.30 10.30.
Materi yang dibahas adalah Sifat-Sifat
Persegi Panjang dan Persegi.
A. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan
mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mengajak siswa untuk mengawali pembelajaran
dengan berdoa. Setelah berdoa, peneliti
menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
untuk belajar. Selanjutnya peneliti mengecek
kehadiran siswa dan peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Selanjutnya, peneliti melakukan
apersepsi dengan memberikan pertanyaan
sebagai prasyarat dalam mempelajari materi
yang disajikan dalam powerpoint. Setelah
memperoleh gambaran tentang pemahaman
siswa, peneliti menyiapkan siswa untuk
dikelompokkan secara heterogen yang
beranggotakan 4-5 orang perkelompok.
Gambar 1. Peneliti Mengawali Pembelajaran
dengan Menyapa Siswa dan Berdoa
103
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti penerapan model
discovery learning memiliki enam tahapan
tahapan, sebagai berikut:
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian
Rangsangan): Pada tahap ini guru
memberi stimulus berupa tayangan
gambar/video di e-modul yang berkaitan
dengan materi sifat-sifat persegi panjang
dan persegi dan siswa diminta diberikan
kesempatan untuk merespon dan
menghubungkan gambar/video tentang
materi sifat-sifat persegi panjang dan
persegi (TPACK: Technological,
Pedagogic, Content Knowledge)
Gambar 2. Peneliti Memberikan Stimulasi
dengan Menunjukan Gambar
2. Problem statemen (Pertanyaan/
Identifikasi Masalah): Pada tahap ini
guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan atau mengidentifikasi
masalah yang ada pada materi ajar dan
LKPD di e-modul dan Peserta didik
mengajukan pertanyaan atau
mengidentifikasi masalah berkaitan
dengan permasalahan yang disajikan
dalam materi ajar dan LKPD di e-modul.
(Keaktifan, kritis, kreatif, tanggung
jawab)
Gambar 3. Peneliti Membantu Siswa
Mengidentifikasi Masalah
3. Data collection (Pengumpulan Data):
Pada tahap ini guru mengarahkan peserta
didik untuk menyelesaikan persoalan
dengan mengumpulkan data yang ada
pada LKPD di e-modul mengenai sifat-
sifat persegi panjang dan persegi dan
peserta didik secara berkelompok
berdiskusi dengan arahkan guru untuk
mengumpulkan dan, dan saling bertukar
informasi antar teman mengenai sifat-
sifat persergi panjang dan persegi yang
ada di LKPD. (TPACK: Technological)
Gambar 4. Peneliti Membantu Siswa
Mengumpulkan Data yang Ada pada LKPD
4. Data processing (pengolahan data): Pada
tahap ini guru mengarahkan peserta
didik untuk mengolah data yang telah
dikumpulkan berdasarkan langkah-
langkah penemuan terbimbing yang ada
pada LKPD dan peserta didik secara
berkelompok mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan arahan guru
berdasarkan langkah-langkah penemuan
terbimbing yang ada pada LKPD.
(TPACK: Pedagogik)
Gambar 5. Peneliti membantu siswa mengolah
data yang ada pada LKPD
5. Verification (Pembuktian): Pada tahap
ini guru memberikan kesempatan kepada
perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil diskusi
104
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
kelompok mengenai sifat-sifat persegi
panjang dan persegi di LKPD dan
kelompok yang lain boleh menanggapi
dan guru memfasilitasi jalannya diskusi,
jika ada yang perlu diarahkan dan
diluruskan dalam menyelesaikan
permasalahan yang dialami. Perwakilan
kelompok mempresentasekan hasil
diskusi dan mengemukakan pendapat
jika ditanggappi oleh kelompok yang
lain mengenai sifat-sifat persegi panjang
dan persegi. (TPACK: Technological)
(tanggungjawab)
Gambar 6. Perwakilan Kelompok Untu
Mempresentasekan Hasil Diskusi Kelompok
6. Generalization (Menarik Kesimpulan):
Pada tahap ini guru membimbing peserta
didik membuat kesimpulan/ rangkuman
penting tentang sifat-sifat persegi
panjang dan persegi. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila ada hal yang belum dipahami
tentang sifat-sifat persegi panjang dan
persegi. Peserta didik membuat
rangkuman/kesimpulan penting tentang
sifat-sifat persegi panjang dan persegi.
Peserta didik bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami tentang sifat-sifat
persegi panjang dan persegi. (TPACK:
Technological)
Gambar 7. Peneliti Membimbing Peserta Didik
Membuat Kesimpulan/Rangkuman
c. Penutup
Sebelum kegiatan pembelajaran selesai,
peneliti meyampaikan tugas yang harus
dikerjakan dan dikumpulkan Peneliti juga
menyampaikan kepada siswa terkait materi yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
sifat-sifat jajargenjang dan trapesium. Siswa
bersama peneliti berdoa untuk menutup
pembelajaran. Peneliti mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
Gambar 8. Peneliti Mengakhiri Pembelajaran
dengan Berdoa dan Salam
- Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan
kedua: Pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan kedua dilaksanakan pada
Jumad, 27 Mei 2022 pada pukul 08.30-
10.30. Materi yang dibahas adalah sifat-
sifat jajargenjang dan trapesium.
A. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan
mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mengajak siswa untuk mengawali pembelajaran
dengan berdoa. Setelah berdoa, peneliti
menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
untuk belajar. Selanjutnya peneliti mengecek
kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Selanjutnya, peneliti menyiapkan siswa untuk
dikelompokkan secara heterogen yang
beranggotakan 4-5 orang perkelompok.
Gambar 9. Peneliti Mengawali Pembelajaran
dengan Menyapa Siswa dan Berdoa
105
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti penerapan model
discovery learning memiliki enam tahapan,
sebagai berikut:
1. Stimulation (stimulasi/ pemberian
rangsangan): Pada tahap ini guru
memberi stimulus berupa tayangan
gambar/video di e-modul yang berkaitan
dengan materi sifat-sifat jajargenjang
dan trapesium dan siswa diminta
diberikan kesempatan untuk merespon
dan menghubungkan gambar/video
tentang materi sifat-sifat jajargenjang
dan trapesium (TPACK: Technological,
Pedagogic, Content Knowledge)
Gambar 10. Peneliti Memberikan Stimulasi
dengan Menunjukan Gambar
2. Problem statement (pertanyaan/
identifikasi masalah): Pada tahap ini
guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan atau mengidentifikasi
masalah yang ada pada materi ajar dan
LKPD di e-modul dan Peserta didik
mengajukan pertanyaan atau
mengidentifikasi masalah berkaitan
dengan permasalahan yang disajikan
dalam materi ajar dan LKPD di e-modul.
(Keaktifan, kritis, kreatif, tanggung
jawab)
Gambar 11. Peneliti Membantu Siswa
Mengidentifikasi Masalah
3. Data collection (Pengumpulan Data):
Pada tahap ini guru mengarahkan peserta
didik untuk menyelesaikan persoalan
dengan mengumpulkan data yang ada
pada LKPD di e-modul mengenai sifat-
sifat jajargenjang dan trapesium dan
peserta didik secara berkelompok
berdiskusi dengan arahkan guru untuk
mengumpulkan dan, dan saling bertukar
informasi antar teman mengenai sifat-
sifat jajargenjang dan trapesium yang
ada di LKPD. (TPACK: Technological)
Gambar 12. Peneliti Membantu Siswa
Mengumpulkan Data yang Ada pada LKPD
4. Data processing (pengolahan data)
Pada tahap ini guru mengarahkan peserta
didik untuk mengolah data yang telah
dikumpulkan berdasarkan langkah-langkah
penemuan terbimbing yang ada pada LKPD dan
peserta didik secara berkelompok mengolah data
yang telah dikumpulkan dengan arahan guru
berdasarkan langkah-langkah penemuan
terbimbing yang ada pada LKPD. (TPACK:
Pedagogik)
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
Gambar 13. Peneliti Membantu Siswa
Mengolah Data yang Ada pada LKPD
5. Verification (pembuktian)
Pada tahap ini guru memberikan
kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil diskusi kelompok
mengenai sifat-sifat jajargenjang dan trapesium
di LKPD dan kelompok yang lain boleh
menanggapi dan guru memfasilitasi jalannya
diskusi, jika ada yang perlu diarahkan dan
diluruskan dalam menyelesaikan permasalahan
yang dialami. Perwakilan kelompok
mempresentasekan hasil diskusi dan
mengemukakan pendapat jika ditanggappi oleh
kelompok yang lain mengenai sifat-sifat
jajargenjang dan trapesium. (TPACK:
Technological) (tanggungjawab)
Gambar 14. Perwakilan Kelompok untuk
mempresentasekan hasil diskusi kelompok
6. Generalization (menarik kesimpulan)
Pada tahap ini guru membimbing peserta
didik membuat kesimpulan/rangkuman penting
tentang sifat-sifat jajargenjang dan trapesium.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada hal yang belum
dipahami tentang sifat-sifat jajargenjang dan
trapesium. Peserta didik membuat
rangkuman/kesimpulan penting tentang sifat-
sifat persegi panjang dan persegi. Peserta didik
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
tentang sifat-sifat jajargenjang dan trapesium.
(TPACK: Technological)
Gambar 15. Peneliti Membimbing Peserta Didik
Membuat Kesimpulan/Rangkuman
c. Penutup
Sebelum kegiatan pembelajaran selesai,
peneliti meyampaikan tugas yang harus
dikerjakan dan dikumpulkan Peneliti juga
menyampaikan kepada siswa terkait materi yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
sifat-sifat layang-layang dan belah ketupat.
Siswa bersama peneliti berdoa untuk menutup
pembelajaran. Peneliti mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
Gambar 16. Peneliti Mengakhiri Pembelajaran
dengan Berdoa dan Salam
b. Pengamatan
Pengamatan dilakukan ini untuk
mengetahui keaktifan siswa dan kemampuan
berpikir kreatif siswa di kelas VII SMP Negeri 1
Nubatukan saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Observasi ini dilakukan dengan
mengisi lembar observasi keaktifan siswa dan
lembar observasi berpikir kreatif yang sudah
dibuat. Lembar observasi berpikir kreatif juga
sudah divalidasi oleh dosen dan guru
pembimbing. Keaktifan siswa meliputi indikator,
yaitu:
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
1) Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru
2) Peserta didik bertanya kepada guru
apabila ada hal yang tidak dipahami
3) Peserta didik melaksanakan diskusi
bersama kelompok
4) Peserta didik memberikan tanggapan dan
masukan berkaitan dengan kelompok
yang mempresentasikan hasil diskusi
Berpikir kreatif meliputi indikator, yaitu:
orisinalitas, kelancaran, kelenturan dan elaborasi.
Proses observasi siswa didapatkan melalui
hasil observasi yang dilakukan peneliti sendiri
dengan bantuan guru. Saat observasi keaktifan
siswa dan berpikir kreatif siswa yang dilakukan
peneliti pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung menggunakan model discovery
learning.
Proses observasi itu dilakukan ketika
siswa bergerak untuk mengerjakan LKPD
discovery learning yang sesuai dengan indikator-
indikator yang sudah ada. Jika perilaku siswa
sesuai dengan indikator maka peneliti
memberikan tanda pada tabel yang sudah ada.
Berdasarkan hasil analisis lembar obervasi
keaktifan siswa selama proses pembelajaran
Siklus I, maka berikut hasil observasi keaktifan
siswa selama proses pembelajaran pada siklus I.
Tabel 1. Persentase Keaktifan Tiap Indikator
Siklus I
Indikator
Siklus I
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
93,75%
Siswa bertanya kepada guru
apabila ada hal yang tidak
dipahami
43,75%
Siswa melaksanakan diskusi
bersama kelompok
100%
Siswa memberikan tanggapan
dan masukan berkaitan
dengan pemecahan kelompok
yang mempresentasikan hasil
diskusi
25,05%
Berdasarkan deskripsi dari pelaksanaan
tindakan dan pengamatan yang dilakukan pada
siklus I, siswa dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas dengan penerapan model
discovery learning dengan bantuan e-modul.
Namun, beberapa siswa saat pembelajaran,
kurang memperhatikan penjelasan materi dari
peneliti, kurang aktif dalam memberikan
tanggapan kepada kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusi, dan masih
sungkan untuk bertanya mengenai materi yang
belum mereka pahami. Oleh karena itu,
pelaksanaan tindakan pada siklus I masih belum
berjalan dengan baik dan perlu adanya refleksi
untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangan
yang ada sehingga pada pelaksanaan tindakan
siklus II akan lebih baik dari siklus I. Peneliti
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan rata-rata 65,63 dan
persentase siswa aktif 56,25%. Namun
persentase keaktifan siswa ini belum memuaskan
sehingga diperlukan tindakan lanjutan pada
siklus II.
Berpikir Kreatif siswa ini datanya diambil
dari hasil observasi siswa pada siklus I
pertemuan pertama dan kedua. Dari data pada
siklus I ini belum mendapatkan kemampuan
berpikir kreatif yang baik atau bisa dikatakan
masih rendah dengan rata-rata skor kelas 8,625
dan persentase jumlah siswa yang cukup berpikir
kreatif 37,5%. Jadi hasil berpikir kreatif ini
belum memuaskan dan perlu diadakan siklus
lanjutan.
Siklus II
Penelitian tindakan kelas pada siklus II
dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi
waktu pertemuan pertama 2 x 40 menit dan
alokasi waktu pertemuan kedua 2 x 40 menit.
Pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama
materi yang dipelajari siswa adalah sifat-sifat
layang-layang dan belah ketupat. Pembelajaran
pada siklus II pertemuan kedua materi yang
dipelajari adalah keliling dan luas persegi
panjang dan persegi. Tahapan pada siklus II
meliputi:
108
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
1. Perencanaan: Perencanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan model
discovery learning dengan bantuan
emodul yang dilakukan pada siklus II
melengkapi pembelajaran yang telah
terjadi pada siklus I. Peneliti telah
menyusun dan menyiapkan RPP, LKPD,
dan emodul untuk siklus II sama dengan
perencanaan siklus I sebagai syarat
dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Berdasarkan refleksi pada
pembelajaran siklus I maka peneliti
mencoba memperbaiki proses
pembelajaran dengan tindakan-tindakan
yang dapat menimbulkan keaktifan siswa
dan berpikir kreatif siswa. Tindakan-
tindakan yang dilakukan peneliti pada
tahap perencanaan meliputi:
a) Peneliti mengingatkan siswa untuk
menyiapkan emodul yang sudah
dibagikan di grup WA bisa diprint
atau membawa HP ke sekolah
sehingga file bisa dibuka lewat HP;
b) Peneliti mengingatkan siswa agar
lebih memperhatikan materi yang
peneliti terangkan dan jangan
sungkan untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami;
c) Peneliti mengingatkan siswa agar
bertanya ketika mengalami kesulitan
dalam mengerjakan LKPD;
d) Peneliti mengingatkan siswa untuk
memberikan tanggapan atau
masukan kepada teman kelompok
yang presentasi;
e) Peneliti menyusun dan menyiapkan
lembar observasi keaktifan siswa
dan lembar observasi kemampuan
berpikir kreatif siswa yang telah
disesuaikan dengan indikator
keaktifan siswa dan kamampuan
berpikir kreatif siswa selama proses
pembelajaran dengan model
discovery learning dengan emodul
yang diterapkan di kelas;
f) Peneliti menyusun dan menyiapkan
emodul dan telah disesuaikan
dengan model discovery learning.
Emodul ini berfungsi untuk
membantu siswa agar lebih mudah
untuk memahami materi yang
sedang dipelajari. Di dalam emodul
berisikan ringkasan materi dan
latihan soal; dan
g) Peneliti menyiapkan materi yang
disajikan dalam bentuk powerpoint
dan LCD yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan: Pada tahap pelaksanaan ini,
tidak jauh berbeda dari siklus I, peneliti
melaksanakan tindakan sesuai dengan
RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan
siklus II dilaksanakan dua kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40
menit dan 2 x 40 menit. Berikut
deskripsi dari pelaksanaan tindakan
siklus II.
a) Pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan pertama: Pelaksanaan
tindakan siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan hari Selasa, 31 Mei 2022.
Materi yang dibahas adalah sifat-sifat
belah ketupat dan layang-layang.
a. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan
mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mengajak siswa untuk mengawali pembelajaran
dengan berdoa. Setelah berdoa, peneliti
menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
untuk belajar. Selanjutnya peneliti mengecek
kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Selanjutnya, peneliti menyiapkan siswa untuk
dikelompokkan secara heterogen yang
beranggotakan 4-5 orang perkelompok.
109
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Gambar 14. Peneliti mengawali pembelajaran
dengan menyapa siswa dan berdoa
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti penerapan model discovery
learning dengan emodul memiliki enam tahapan,
sebagai berikut:
(1) Stimulation (stimulasi/ pemberian
rangsangan): Pada tahap ini guru
memberi stimulus berupa tayangan
gambar/video di e-modul yang berkaitan
dengan materi sifat-sifat laying-layang
dan belah ketupat dan siswa diminta
diberikan kesempatan untuk merespon
dan menghubungkan gambar/video
tentang materi sifat-sifat laying-layang
dan belah ketupat (TPACK:
Technological, Pedagogic, Content
Knowledge)
Gambar 15. Peneliti memberikan stimulasi
dengan menunjukan gambar
(2) Problem statemen (pertanyaan/
identifikasi masalah): Pada tahap ini
guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan atau mengidentifikasi
masalah yang ada pada materi ajar dan
LKPD di e-modul dan Peserta didik
mengajukan pertanyaan atau
mengidentifikasi masalah berkaitan
dengan permasalahan yang disajikan
dalam materi ajar dan LKPD di e-modul.
(Keaktifan, kritis, kreatif, tanggung
jawab)
Gambar 16. Peneliti membantu siswa
mengidentifikasi masalah
(3) Data collection (pengumpulan data):
Pada tahap ini guru mengarahkan peserta
didik untuk menyelesaikan persoalan
dengan mengumpulkan data yang ada
pada LKPD di e-modul mengenai sifat-
sifat laying-layang dan belah ketupat dan
peserta didik secara berkelompok
berdiskusi dengan arahkan guru untuk
mengumpulkan dan, dan saling bertukar
informasi antar teman mengenai sifat-
sifat laying-layang dan belah ketupat
yang ada di LKPD. (TPACK:
Technological)
Gambar 17. Peneliti membantu siswa
mengumpulkan data yang ada pada LKPD
(4) Data processing (pengolahan data): Data
yang telah dikumpulkan berdasarkan
langkah-langkah penemuan terbimbing
yang ada pada LKPD dan peserta didik
secara berkelompok mengolah data yang
telah dikumpulkan dengan arahan guru
berdasarkan langkah-langkah penemuan
terbimbing yang ada pada LKPD
(TPACK: Pedagogik)
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
Gambar 18. Peneliti membantu siswa mengolah
data yang ada pada LKPD
(5) Verification (pembuktian): Pada tahap ini
guru memberikan kesempatan kepada
perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil diskusi
kelompok mengenai sifat-sifat laying-
layang dan belah ketupat di LKPD dan
kelompok yang lain boleh menanggapi
dan guru memfasilitasi jalannya diskusi,
jika ada yang perlu diarahkan dan
diluruskan dalam menyelesaikan
permasalahan yang dialami. Perwakilan
kelompok mempresentasekan hasil
diskusi dan mengemukakan pendapat jika
ditanggappi oleh kelompok yang lain
mengenai sifat-sifat laying-layang dan
belah ketupat. (TPACK: Technological)
(tanggungjawab)
Gambar 19. Perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil diskusi kelompok
(6) Generalization (menarik kesimpulan):
Pada tahap ini guru membimbing
peserta didik membuat kesimpulan/
rangkuman penting tentang sifat-sifat
laying-layang dan belah ketupat. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada hal yang
belum dipahami tentang sifat-sifat
laying-layang dan belah ketupat.
Peserta didik membuat
rangkuman/kesimpulan penting
tentang sifat-sifat laying-layang dan
belah ketupat. Peserta didik bertanya
tentang hal-hal yang belum dipahami
tentang sifat-sifat laying-layang dan
belah ketupat. (TPACK:
Technological)
Gambar 20. Peneliti membimbing peserta didik
membuat kesimpulan/rangkuman
c. Penutup
Sebelum kegiatan pembelajaran selesai,
peneliti meyampaikan tugas yang harus
dikerjakan dan dikumpulkan Peneliti juga
menyampaikan kepada siswa terkait materi yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
luas dan keliling persegipanjang dan persegi.
Siswa bersama peneliti berdoa untuk menutup
pembelajaran. Peneliti mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
Gambar 21. Peneliti mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan salam
b) Pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan kedua
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan
kedua dilaksanakan pada Kamis, 02 Juni 2022.
Materi yang dibahas adalah Keliling dan Luas
Persegi Panjang dan Persegi.
111
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
a. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan
mengucapkan salam. Kemudian peneliti
mengajak siswa untuk mengawali pembelajaran
dengan berdoa. Setelah berdoa, peneliti
menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
untuk belajar. Selanjutnya peneliti mengecek
kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Selanjutnya, peneliti menyiapkan siswa untuk
dikelompokkan secara heterogen yang
beranggotakan 4-5 orang perkelompok.
Gambar 22. Peneliti mengawali pembelajaran
dengan menyapa siswa dan berdoa
b. Kegiatan Inti: Pada kegiatan inti
penerapan model discovery learning
dengan emodul memiliki enam tahapan,
sebagai berikut:
(1) Stimulation (stimulasi/ pemberian
rangsangan): Pada tahap ini guru memberi
stimulus berupa tayangan gambar/video
di e-modul yang berkaitan dengan materi
luas dan keliling persegi panjang dan
persegi dan siswa diminta diberikan
kesempatan untuk merespon dan
menghubungkan gambar/video tentang
materi luas dan keliling persegi panjang
dan persegi (TPACK: Technological,
Pedagogic, Content Knowledge)
Gambar 23. Peneliti memberikan stimulasi
dengan menunjukan gambar
(2) Problem statemen (pertanyaan/
identifikasi masalah): Pada tahap ini guru
memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan atau
mengidentifikasi masalah yang ada pada
materi ajar dan LKPD di e-modul dan
Peserta didik mengajukan pertanyaan atau
mengidentifikasi masalah berkaitan
dengan permasalahan yang disajikan
dalam materi ajar dan LKPD di e-modul.
(Keaktifan, kritis, kreatif, tanggung
jawab)
Gambar 24. Peneliti membantu siswa
mengidentifikasi masalah
(3) Data collection (pengumpulan data): Pada
tahap ini guru mengarahkan peserta didik
untuk menyelesaikan persoalan dengan
mengumpulkan data yang ada pada LKPD
di e-modul mengenai luas dan keliling
persegi panjang dan persegi dan peserta
didik secara berkelompok berdiskusi
dengan arahkan guru untuk
mengumpulkan dan, dan saling bertukar
informasi antar teman mengenai luas dan
keliling persegi panjang dan persegi yang
ada di LKPD. (TPACK: Technological)
Gambar 25. Peneliti membantu siswa
mengumpulkan data yang ada pada LKPD
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
(4) Data processing (pengolahan data): Pada
tahap ini guru mengarahkan peserta didik
untuk mengolah data yang telah
dikumpulkan berdasarkan langkah-langkah
penemuan terbimbing yang ada pada
LKPD dan peserta didik secara
berkelompok mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan arahan guru
berdasarkan langkah-langkah penemuan
terbimbing yang ada pada LKPD.
(TPACK: Pedagogik)
Gambar 26. Peneliti membantu siswa mengolah
data yang ada pada LKPD
(5) Verification (pembuktian): Pada tahap
ini guru memberikan kesempatan kepada
perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil diskusi
kelompok mengenai luas dan keliling
persegi panjang dan persegi di LKPD
dan kelompok yang lain boleh
menanggapi dan guru memfasilitasi
jalannya diskusi, jika ada yang perlu
diarahkan dan diluruskan dalam
menyelesaikan permasalahan yang
dialami. Perwakilan kelompok
mempresentasekan hasil diskusi dan
mengemukakan pendapat jika
ditanggappi oleh kelompok yang lain
mengenai luas dan keliling persegi
panjang dan persegi. (TPACK:
Technological) (tanggungjawab)
Gambar 27. Perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil diskusi kelompok
(6) Generalization (menarik kesimpulan):
Pada tahap ini guru membimbing peserta
didik membuat kesimpulan/ rangkuman
penting tentang luas dan keliling persegi
panjang dan persegi. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila ada hal yang belum dipahami
tentang luas dan keliling persegi panjang
dan persegi. Peserta didik membuat
rangkuman/kesimpulan penting tentang
sifat-sifat laying-layang dan belah
ketupat. Peserta didik bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami tentang
luas dan keliling persegi panjang dan
persegi. (TPACK: Technological)
Gambar 28. Peneliti membimbing peserta didik
membuat kesimpulan/rangkuman
c) Penutup
Sebelum kegiatan pembelajaran selesai,
peneliti meyampaikan tugas yang harus
dikerjakan dan dikumpulkan Peneliti juga
menyampaikan kepada siswa terkait materi yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
luas dan keliling layang-layang dan belah
ketupat. Siswa bersama peneliti berdoa untuk
menutup pembelajaran. Peneliti mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Gambar 29. Peneliti mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan salam
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan ini untuk mengetahui
keaktifan siswa dan kemampuan berpikir kreatif
siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Nubatukan saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Observasi ini dilakukan dengan mengisi lembar
observasi keaktifan siswa dan lembar observasi
berpikir kreatif yang sudah dibuat. Lembar
observasi berpikir kreatif juga sudah divalidasi
oleh dosen dan guru pembimbing. Keaktifan
siswa meliputi indikator, yaitu:
1) Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru
2) Peserta didik bertanya kepada guru
apabila ada hal yang tidak dipahami
3) Peserta didik melaksanakan diskusi
bersama kelompok
4) Peserta didik memberikan tanggapan dan
masukan berkaitan dengan kelompok
yang mempresentasikan hasil diskusi
Berpikir kreatif meliputi indikator, yaitu:
orisinalitas, kelancaran, kelenturan dan elaborasi.
Proses observasi siswa didapatkan melalui hasil
observasi yang dilakukan peneliti sendiri dengan
bantuan guru. Saat observasi keaktifan siswa dan
berpikir kreatif siswa yang dilakukan peneliti
pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung
menggunakan model discovery learning.
Proses observasi itu dilakukan ketika siswa
bergerak untuk mengerjakan LKPD discovery
learning yang sesuai dengan indikator-indikator
yang sudah ada. Jika perilaku siswa sesuai
dengan indikator maka peneliti memberikan
tanda pada tabel yang sudah ada.
Tabel 2. Persentase Keaktifan Tiap Indikator
Siklus I dan Siklus II
No.
Indikator
Siklus
I
Siklus
II
1.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
93,75%
100%
2.
Siswa bertanya
kepada guru
apabila ada hal
yang tidak
dipahami
43,75%
65,65%
3.
Siswa
melaksanakan
diskusi bersama
kelompok
100%
100%
4.
Siswa
memberikan
tanggapan dan
masukan
berkaitan dengan
pemecahan
kelompok yang
mempresentasikan
hasil diskusi
25,05%
40,65%
3. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus II
mampu meningkatkan keaktifan siswa dan
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
meningkatnya persentease keaktifan siswa
dan berpikir kreatif siswa dari siklus I ke
siklus II.
Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas yang
telah dilakukan pada siklus I dan siklus II
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model discovery learning
dengan emodul. Hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi keaktifan siswa dan berpikir kreatif
siswa selama pembelajaran berlangsung yang
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
Hasil observasi keaktifan siswa siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Analisis Hasil Observasi Keaktifan
Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
No.
Indikator
Siklus I
(%)
Siklus
II (%)
Ket.
1.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
93,75
100
Naik
2.
Siswa bertanya
kepada guru
apabila ada hal
yang tidak
dipahami
43,75
65,65
Naik
3.
Siswa
melaksanakan
diskusi
bersama
kelompok
100
100
Tetap
4.
Siswa
memberikan
tanggapan dan
masukan
berkaitan
dengan
pemecahan
masalah
kelompok yang
mempresentasi
kan hasil
diskusi
25,05
40,65
Naik
Rata-rata
65,63
76,58
Naik
Peningkatan setiap indikator dari hasil
observasi keaktifan siswa dapat dilihat dengan
jelas pada diagram di bawah ini.
Gambar 30. Peningkatan setiap indikator pada
observasi keaktifan siswa siklus I dan siklus II
Hasil observasi kemampuan berpikir kreatif
siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4. Analisis Hasil Observasi Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Pada Siklus I dan Siklus
II
No
Siklus I
(%)
Siklus II
(%)
Ket.
1
75
88
Meningkat
2
63
75
Meningkat
3
75
75
Meningkat
4
50
75
Meningkat
5
50%
75%
Meningkat
6
69%
69%
Tetap
7
63%
63%
Tetap
8
75%
75%
Tetap
9
75%
75%
Tetap
10
63%
63%
Tetap
11
50%
69%
Meningkat
12
44%
63%
Meningkat
13
63%
63%
Tetap
14
50%
50%
Tetap
15
75%
75%
Tetap
16
50%
50%
Tetap
Berdasarkan seluruh data di atas, tujuan
penelitian melakukan penelitian telah tercapai
pada siklus II sehingga penelitian dianggap
selesai dan hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model discovery learning dengan
emodul dapat meningkatkan keaktifan dan
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa di
kelas VII SMP Negeri 1 Nubatukan.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Indikator
1
Indikator
2
Indikator
3
Indikator
4
94.11%
47.06%
100%
26.47%
100%
67.64%
100%
61.76%
Siklus I
Siklus II
115
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Kesimpulan
Penggunaan model discovery learning
dengan emodul dapat meningkatkan keaktifan
siswa terbukti dengan adanya peningkatan
keaktifan siswa pada setiap siklusnya. Dari
keaktifan Siklus I dengan rata-rata 65,63 pada
siklus I menjadi 76,58 pada siklus II dan
persentase siswa yang aktif sebesar 56,25% pada
siklus I menjadi 75% pada siklus II.
Penggunakan model discovery learning
dengan emodul ini juga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Terbukti dari
kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami
peningkatan dengan rata-rata skor kelas pada
siklus I adalah 8,625 menjadi 11 pada siklus II
dan persentase jumlah siswa yang cukup berpikir
kreatif pada siklus I adalah 37,5% menjadi
62,5% pada siklus II.
BIBLIOGRAFI
Asmarani, N. E., Arief, M., & Churiyah, M.
(2021). Meningkatkan hasil belajar peserta
didik dengan menggunakan E-modul
berbasis 3D pageflip professional dengan
model discovery learning (A useful learning
E-modul based 3D pageflip professional
with use discovery learning model). Jurnal
Ekonomi, Bisnis Dan Pendidikan, 1(1).
https://doi.org/10.17977/um066v1i12021p5
9-70
Fauzy, A., & Nurfauziah, P. (2021). Kesulitan
Pembelajaran Daring Matematika Pada
Masa Pandemi COVID-19 di SMP
Muslimin Cililin. Jurnal Cendekia: Jurnal
Pendidikan Matematika, 5(1).
https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.514
Fitrian, R., & Dewi, R. (2021). Ragam Tingkat
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam
Pembelajaran Matematika Daring. Menjadi
Guru Profesional Dan Inovatif Dalam
Menghadapi Pandemi (Antologi Esai
Mahasiswa Pendidikan Matematika), 118.
Handayani, S. D., & Irawan, A. (2020).
Pembelajaran matematika di masa
pandemic covid-19 berdasarkan pendekatan
matematika realistik. Jurnal Math Educator
Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis
Ilmiah Di Bidang Pendidikan Matematika,
6(2).
https://doi.org/10.29407/jmen.v6i2.14813
Hudojo, H. (2005). Pengembangan kurikulum
dan pembelajaran matematika. FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Kuncahyono, & Kumalasani, M. P. (2020).
Digital Skill Guru Melalui E -Modul
Sebagai Inovasi Bahan ajar di Era Disrupsi
4.0. Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1).
Najuah, N., Lukitoyo, P. S., & Wirianti, W.
(2020). Modul elektronik: Prosedur
penyusunan dan aplikasinya. Yayasan Kita
Menulis.
Prihatiningtyas, S., & Sholihah, F. N. (2020).
Project Based Learning E-Module to Teach
Straight-Motion Material for Prospective
Physics Teachers. Jurnal Pendidikan
Fisika, 8(3).
Ramadania, D. R., Sutarno, H., & Waslaluddin,
W. (2007). Penggunaan media flash
flipbook dalam pembelajaran teknologi
informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal
Pendidikan, 1(1), 16.
Raradhita, A., Sukamto, S., & Wakhyudin, H.
(2022). PENGEMBANGAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN
MATERI BANGUN DATAR KELAS IV
MELALUI PENDEKATAN OPEN
ENDED BERBASIS TPACK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA
SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN
BATANG. Wawasan Pendidikan, 2(1).
https://doi.org/10.26877/wp.v2i1.9779
Riyanto, L., & Subagyo, S. (2012).
Pengembangan digital library local content
Pekalongan dalam format buku 3 dimensi.
Jurnal LIPI, 1(1), 113.
Suarsana, I. M., & Mahayukti, G. A. (2013).
Pengembangan E-Modul Berorientasi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa.
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik
Peningkatan Aktifitas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran Discovery
Learning Berbantuan E-Modul
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
Informatika (JANAPATI), 2(3).
https://doi.org/10.23887/janapati.v2i3.9800
Tembang, Y., Sulton, & Suharjo. (2017).
Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar
Melalui Model Pembelajaran Think Pair
Share Berbantuan Media Gambar Di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori
Penelitian, Dan Pengembangan, 2(6).
Triyanto, T. (2011). Model-model pembelajaran
inovatif berorientasi konstruktivistik.
Prestasi Pustaka.
Yolanda, Y. (2021). PENGEMBANGAN E-
MODUL LISTRIK STATIS BERBASIS
KONTEKSTUAL SEBAGAI SUMBER
BELAJAR FISIKA. Jurnal Luminous: Riset
Ilmiah Pendidikan Fisika, 2(1).
https://doi.org/10.31851/luminous.v2i1.523
5
Copyright holder :
Abu Moh. Rasyid Ridho, Fariz Setyawan (2022).
First publication right :
Action Research Literate
This article is licensed under:
117