134
Action Research Literate
Vol. 6 No. 2, Juli 2022
p-ISSN : 2613-9898 e-ISSN : 2808-6988
Sosial Pendidikan
KESELARASAN IRINGAN DAN GERAK TARI TAPEL TELU SANGGAR GEDENG
KEDATON LENDANG NANGKA LOMBOK TIMUR
Muh. Ridwan Markarma
1
, Zaiful
2
, Eka Huliazati
3
1,3
Universitas Hamzanwadi
2
Universitas Tadulako
Email:
1
muh.ridwanmarka[email protected]m
2
3
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
1 Juli 2022
Direvisi
12 Juli 2022
Disetujui
22 Juli 2022
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keselarasan iringan dan gerak
tari kreasi Tapel Telu di Sanggar Gedeng Kedaton Lendang Nangka Kecamatan
Masbagik. Dengan menggunakan teori keselarasan, iringan musik, dan gerak
tari. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan etnografiskarena mengkaji dalam bentuk budaya yaitu
kesenian gamelan, tari, dan pesan moral dalam tari adalah pesan budaya.
Karena memaparkan tentang keselarasan iringan dan gerak tari kreasi Tapel
Telu di Sanggar Gedeng Kedaton Lendang Nangka Kecamatan Masbagik.
Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara dan
pengumpulan data dengan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar iringan dan gerak tari kreasi Tapel Telu ini selaras baik dari
makna atau dari ketukan iringan dan gerakan, namun ada beberapa diantara
aspek gerak dan iringan tidak selarasyang mengharuskan tarian ini digubah
kembali agar terdapat kesesuain antara iringan dan gerak.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the harmony of accompaniment and
dance movements created by Tapel Telu at Sanggar Gedeng Kedaton Lendang
Nangka, Masbagik District. By using the theory of harmony, musical
accompaniment, and dance movements. The method used in this study uses a
qualitative method with an ethnographic approachbecause it examines in the
form of culture, namely gamelan art, dance, and moral messages in dance are
cultural messages. Karena tells aboutthe harmony of accompaniment and
dance movements created by Tapel Telu at Sanggar Gedeng Kedaton Lendang
Nangka, Masbagik District. Data collection techniques are using observation,
interviews and data collection withtasi documents. The results showed that most
of the accompaniment and dance movements of this Tapel Telu creation are in
harmony either from the meaning or from the beats of accompaniment and
movement, but there are some aspects of movement and accompaniment that
require this dance to be re-composed so that there is a harmony between
accompaniment and motion.
Kata Kunci:
Keselarasan,
Iringan, Gerak Tari
Tapel Telu
Keyword:
harmony, music,
Tapel Telu dance
Pendahuluan
Sanggar Gedeng Kedaton yang berada di
Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik
merupakan salah satu sanggar kesenian yang ada
di Kabupaten Lombok Timur. Sanggar Gedeng
Kedaton dirintis sejak tahun 1995 dan mulai di
legalkan secara formal sejak tanggal 09
November 1997. Arti nama dari sanggar tersebut
yaitu Rumah Istana atau rumah baik, yang di
harapkan dapat menghasilkan generasi yang
baik.
Tari kreasi Tapel Telu merupakan tari
kreasi baru. Tapel Telu terdiri dari dua kata:
tapel yang berarti topeng, telu yang berarti tiga.
Keselarasan Iringan dan Gerak Tari Tapel Telu Sanggar Gedeng Kedaton Lendang Nangka Lombok
Timur
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
Secara etimologi nama tari ini terinspirasi dari
karakteristik religius suku Sasak, yakni perihal
tiga alam manusia. Tiga alam manusia ini
menjadi perjalanan penting manusia untuk
menjadi manusia utuh. Karakteristik religius
suku Sasak ini secara turun-temurun diajarkan ke
generasi melalui sastra lisan. Dengan ini,
pendahulu suku Sasak mempunyai cerita lama
mengenai tiga alam kehidupan manusia tersebut
yang disebarkan dengan bercerita atau berkisah.
Dalam berbagai sumber karakteristik religius
orang Sasak ini tidak pernah tertulis dalam
bentuk menuskrip.
Tari Tapel Telu ditarikan oleh tiga orang
perempuan. Tiga perempuan ini melambangkan
kecantikan dan keindahan yang bisa dipandang
dengan kasat mata di atas dunia. Tiga perempuan
ini akan menentukan tiga adegan atau bagian-
bagian gerakan tari yang akan memunculkan ide,
gagasan pencipta, dan maksud dari semua
gerakan tari tersebut. Tiga adegan itu adalah
babak pertama (Pada babak ini tata tari diatur
dengan berbagai bentuk gerakan yang
menggambarkan perjalanan ruh dalam alam
semesta. Hal ini digambarkan dengan gerakan-
gerakan yang didominasi oleh gerakan
melayang: nengkelep, nedung nembung, polak
engkeng, angin sayong, dan kebah songkep.
Bagian ini belum memakai topeng), bagian
kedua (Diawali dengan pemasangan topeng oleh
ketiga penari. Tahap ini menggambarkan tentang
perwujudan kehidupan di atas dunia. Gerakan
dalam adegan ini memvisualisasikan bentuk dan
sikap manusia melalui gerakan bekeleokan,
narung di adengan ini gerakkannya
menggambarkan kesombongan), dan bagian
ketiga (Babak ini menggambarkan akhir
kehidupan manusia yang ditandai dengan
pelepasan topeng dan hiasan-hiasan yang
menempel pada penari yang mengartikan bahwa
ketika manusia mati tidak membawa harta benda
melainkan hanya satu helai kain kapan dan amal
ibadah, melalui gerakan nangkep dan nengkelep
kemudian kedua penari tersebut keluar dari
panggung dan yang hanya ada satu penari di
dalam panggung. Tahap ini menunjukkan bentuk
gerakan yang terlihat cemas, ketakutan, dan
kebingungan seperti tidak ingin menghilang
begitu saja dan menujukkan makna perihal sifat
manusia yang begitu naïf, tidak ingin
meninggalkan hartanya, dan harus dibawa mati).
Menurut Malik selaku pemilik sanggar,
pesan dan makna dalam seni tari bisa
tersampaikan ke penonton bila tari dan
iringannya selaras. Iringan akan mengikuti gerak,
sebab tumpu makna dari seluruh tari adalah
gerak sementara iringan tercipta tergantung
gerak tari itu sendiri. Hal ini senada dengan yang
dikatakan Muttaqin (2008) “Musik adalah
ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan
lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik
dalam bentuk karya vocal maupun instrumental”.
Iringan tari adalah musik yang mengiring
atau mengikuti, menyertai gerak-gerak yang ada
dalam sebuah tarian (Suharta, 2019). Dengan
kata lain, keseluruhan visual seni tari akan
lengkap memunculkan maknanya jika iringan
dapat mengikuti maksud gerak yang terkadung
dalam tari tersebut, bukan iringan yang
memunculkan gerak itu (Susanty, 2021). Ada
dua bentuk iringan tari yaitu iringan internal dan
iringan eksternal (Rustiyanti, 2015). Iringan
internal artinya iringan atau bunyi yang berasal
dari penari itu sendiri seperti teriakan atau tepuk
tangan, dan hentakan kaki. Sedangkan iringan
eksternal bunyi yang berasal dari pengiring atau
pemain alat musik tarian tersebut (Rustiyanti,
2019). Seperti hal dengan iringan tari Tapel Telu
yang diiringi oleh musik gamelan.
Keselarasan adalah kesamaan,
keseimbangan, dan kesetaraan (Padri & Ramli,
2021). Oleh sebab itu, wujud keselarasan tari
ditentukan oleh bagaimana seimbangnya iringan
dengan makna gerak tari (Purnamasari, 2019).
Begitu juga dalam tari kreasi tradisional, sebab
kesempurnaan nilai seni tari ditentukan oleh
selarasnya gerak tari dengan iringan yang berupa
musik, tempo, dan ritme. Maka dari itu, peneliti
mengangkat tema keselarasan iringan dan gerak
tari kreasi Tapel Telu.
135
Muh. Ridwan Markarma, Zaiful, Eka Huliazati
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Dengan
pendekatan Etnografis karena mengkaji dalam
bentuk budaya yaitu kesenian gamelan, tari, dan
pesan moral dalam tari adalah pesan budaya.
Untuk mendapat data-data tersebut
diperlukan sumber data. Dalam penelitian ini
data audio visual sumber datanya berupa
rekaman video selama penelitian lapangan dan
pementasan karya tari Tapel Telu di Sanggar
Gedeng Kedaton Lendang Nangka Kecamatan
Masbagik. Wawancara sumber data adalah para
pemain dan pendiri sanggar. Dokumen-dokumen
berkaitan dengan keselarasan iringan musik pada
gerak tari berupa foto dan video didapat selama
melakukan kegiatan di lapangan baik survey
maupun penelitian. Adapun teknik pengumpulan
data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi,
dan gabungan triangulasi.
Hasil dan Pembahasan
Keselarasan iringan dan gerak tari kreasi Tapel
Telu di Sanggar Gedeng Kedaton Lendang
Nangka Kecamatan Masbagik
Menurut Hasnah (2013) gerak merupakan
unsur yang sangat dominan dalam tari, karena
tanpa ada gerak, sebuah tari belum bisa terwujud.
Gerak dapat diungkapkan dalam bentuk birama
namun yang diutamakan adalah karakteristik
dalalm gerak”. Hal ini dapat dilihat dari gerak
tari kreasi Tapel Telu yang dimana para penari
melakukan gerakan begitu ritmis sesuai dengan
alunan irigan musik gamelan.
Pada gerak tari Tapel Telu ini, peneliti
membahas 3 babak gerak tari yang menunjukkan
perjalan ruh dalam tiga alam (alam ruh, dunia,
dan akhiat/setelah kematian.
Jenis tangga nada yang digunakan dalam
iringan tari kreasi Tapel Telu yaitu pentatonis,
hal ini senada dengan yang dikatakan oleh
Menurut Mudjilah (2010b) “tangga nada
pentatonis, atau five-tone scale, yang terdiri dari
whole steps dan interval minor terts, tanpa
langkah setengah (half step)”. Maksudnya
tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang
memiliki lima nada pokok C D E G A dan hanya
dibedakan oleh jarak antar nada atau nada yang
didengar, contoh alat musik yang memakai
tangganada pentatonis ini adalah gamelan.
Berdasarkan nadanya, ada tangga nada
yang menggunakan pelog dan slendro. Contoh
alat musik yang menggunakan tangga nada ini
adalah gamelan. Seperti halnya dengan iringan
musik yang dipakai oleh tari kreasi Tapel Telu
yang menggunakan alat musik gamelan untuk
menyelaraskan gerak tarian. Dalam tari kreasi
Tapel Telu iringan musik yang digunakan yaitu
iringan musik external yang berasal dari alat
musik itu sendiri berupa gamelan. Namun di
dalam tarian ini hanya menggunakan sebagian
dari alat gamelan. Gending iringan yang
digunakan yaitu gending jineman, bapang,
rangsangan, gong telu, dan asmaradana.
Menurut Sumaryono & Suanda (2006)
keselarasan bisa dilihat dari dua hal: pertama
mengenai irama dan temponya, sehingga gerakan
itu di rasa nyaman dipertunjukkan oleh
penarinya, dan kedua adalah mengenai suasana
atau tema, kecocokan atau keselarasan antara
musik dan tari merupakan konsep yang pokok,
baik dalam tari tradisional maupun kreasi baru.
Keselarasan mengandung maksud antara
jiwa dan melodi lagu degan jiwa gerak-gerak tari
yang diiringinya selaras. Sehingga penonton
merasakan kecocokan atau keindahan musikal
melalui pendengaran dan pengelihatanya.
1. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Jineman
(Pembuka)
136
Keselarasan Iringan dan Gerak Tari Tapel Telu Sanggar Gedeng Kedaton Lendang Nangka Lombok
Timur
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
b. Bentuk gerak nengkelep
Gambar 1. Gerak Nengkelep
Iringan yang digunakan yaitu Gending
jineman, jineman merupakan iringan musik pada
awal masuknya penari. Pada bagian ini, penari
melakukangerakan yang didominasi terbang
menggambarkan suatu proses saat manusia
belum dilahirkan (alam ruh).
Pada bagian awal tari kreasi Tapel Telu
banyak menggunakan gerakan-gerakan
melayang. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk
menggambarkan perjalan kehidupan manusia di
alam ruh, ketika ruh ditentukan pada tubuh mana
ditempatkan.
Pada bagian awal penari masuk dengan
gerakan nengkelep. Gerakan ini dibentuk dengan
mengangkat kedua tangan sambil mengangkat
selendang. Gerakan ini dilakukan 2x8 ketukan
yang diiringi dengan alat musik terompong
padagending jineman sebanyak tiga kali
pengulangandengan tempo sesuai dengan
gerakan.
2. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Jineman
(Pembuka)
b. Bentuk Gerak Nedung Nembung
Gambar 2. Gerak Nedung Nembung
Pada gerak nedung nembung ini gerakan
tangan kanan diangkat di depan kepala, sejajar
dengan kening dan tangan kiri di tengah dada,
bentuk posisi kaki tapak kanan dengan kepala
digerakan perlahan-lahan 1x3 ketukan gerakan
yang menggambarkan mecari tempat
pelindungan diiringi alat musik terompong pada
gending jineman bar terakhirdengan tempo
sesuai dengan gerakan.
3. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Jineman
(Pembuka)
137
Muh. Ridwan Markarma, Zaiful, Eka Huliazati
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
b. Bentuk Gerak Ngebah Lawang
Gambar 3. Gerak Ngebah Lawang
Pada gerak ngebah lawang posisi gerakan
tangan kiri diangkat dan tangan kanan di depan
dada dan sebaliknya berpindah posisi gerak kaki
dan tangan sambil berjalan perlahan dengan
ketukan 1x8 gerakan yang menunjukan kepastian
dan diiringi dengan alat musik saron dan rincik
padagending jinemandengan tempo sesuai
dengan gerakan.
4. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Bapang
b. Bentuk Gerak Polak Engkeng
Gambar 4. Gerak Polak Engkeng
Iringan yang digunkan yaitu gending
bapang. Gending bapang merupakan iringan
musik pada babak pertama tari Tapel Telu. Pada
bagian ini, penari melakukan gerak-gerakan yang
didominasi terbang menggambarkan suatu
pecarian saat manusia belum dilahirkan (dalam
kandungan).
Pada bagian ini posisi gerakan kedua
tangan kebelakang bagian sebelah kanan dengan
telapak tangan dibolak-balik dan berpindah ke
kiri dibolak balik 1x4 ketukan diiringi dengan
gending bapang yang menggambarkan pencarian
wadah, proses pembentukan wujud(dalam
kandungan). Tempo pada iringan musik tidak
sesuai dengan gerakan, karena ketukan musik
telalu cepat sedangkan gerakan pada bagian ini
sedikit lambat.
5. Bentuk iringan dan gerak tari kreasi
Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending bapang
b. Bentuk Gerak Kebah Songkep
Gambar 5. Gerak Kebah Songkep
Pada bagian ini gerakan kedua tangan
dilebar sambil mengangkat selendang 1x3
ketukan diiringi dengan gending bapang proses
pembentukan wujud(dalam kandungan). Tempo
sesuai dengan gerakan.
6. Bentuk Iricngan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Bapang
138
Keselarasan Iringan dan Gerak Tari Tapel Telu Sanggar Gedeng Kedaton Lendang Nangka Lombok
Timur
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
b. Bentuk Gerak Angin Sayong
Gambar 6. Gerak Angin Sayong
Pada bagian ini posisi kedua tangan di
ayunkan kedepan dan kebelakang sambil kedua
kaki berjalan secara perlahan 1x3 ketukan
menggambarkan sebuah pencaian sepeti angin
yang behembus pelahan-lahan diiringi dengan
gending bapang tempo sesuai dengan gerakan.
7. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Rangsangan
b. Bentuk Gerak Pemasangan Tapel
Gambar 7. Gerak pemasan tapel
Pada babak kedua pemasangan tapel.
Tahap ini merupakan inti dari tarian Tapel Telu
yang meggambarkan perjalanan kehidupan
manusia di atas dunia dengan pemakaian tapel
yang melambangkan berbagai wujud sifat
manusia.
Bagian ini merupakan gerakan awal
kehidupan manusia dengan pemasangan tapel
1x8 ketukan diiringi gending rangsangan.
Gending rangsangan pada dasarnya merupakan
gending yang menunjukkan makna wibawa,
penghormatan dan keberanian. Sehingga dalam
istilah lain, rangsangan memiliki makna yang
sama dengan bekerapan. Lebih menggambarkan
berbagai bentuk macam sifat manusia, tempo
iringan musik sesuai dengan gerakan.
8. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Rangsangan
b. Bentuk Gerak Bekeleokan
Gambar 8. Gerak Bekeleokan
Gerak bekeleokan merupakan gerak yang
memutar biasanya dilakukan lebih dari satu
orang, posisi gerakan yang tidak searah 2x8
ketukan diiringi gending rangsangan
menggambakan bentuk kesenangan manusia
139
Muh. Ridwan Markarma, Zaiful, Eka Huliazati
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
diatas dunia, tempo iringan musik sesuai dengan
gerakan.
9. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Rangsangan
b. Bentuk Gerak Narung
Gambar 9. Gerak Narung
Gending Rangsangan pada dasarnya
merupakan gending yang menunjukkan makna
wibawa, penghormatan dan keberanian.
Sehingga dalam istilah lain, rangsangan memiliki
makna yang sama dengan bekerapan. Lebih
menggambarkan berbagai bentuk macam sifat
manusi.
Pada gerak narung posisi tangan kiri
diangkat setengah bahu dan dada membusung
tangan kanan digerakan keatas dan kebawah 1x8
ketukan diiringi gending rangsangan, yang
menggambarkan sosok gagah berani. biasanyna
dilakukan oleh para lelaki, namun ditari kreasi
Tapel Telu ini di tarikan oleh perempuan yang
melambangkan kecantikan dan keindahan diatas
dunia. tempo iringan musik sesuai dengan
gerakan.
10. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Rangsangan
b. Bentuk Gerak Memete
Gambar 10. Gerak memete
Pada bagian gerak memete
menggambarkan gerak kegelisahan sifat manusia
yang tidak ingin meninggalkan kehidupan
manusia diatas dunia posisi gerakan berpindah
tempat 2x8 ketukan diiringi gending
rangsangan.tempo iringan musik sesuai dengan
gerakan.
11. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk iringan Gending Gong Telu
140
Keselarasan Iringan dan Gerak Tari Tapel Telu Sanggar Gedeng Kedaton Lendang Nangka Lombok
Timur
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
b. Bentuk Gerak Pelepasan Tapel
Gambar 11. Gerak Pelepasan Tapel
Babak akhir tari kreasi Tapel Telu ditandai
dengan melepas topeng. Menggunakan iringan
gending gong telu, gong telu merupakan gending
yang sepertinya sengaja diciptakan oleh para
leluhur kita untuk menunjukkan nilai-nilai
pilosofis keislaman dalam kesenian Gendang
Beleq. Nilai pilosofis yang dimaksud adalah nilai
kehidupan manusia sejak berada di dalam
kandungan, kehidupan di atas dunia dan
kehidupan kekal di akherat kelak. Hal ini selaras
dengan tema tarian yaitu Tapel Telu yang
menggambarkan tiga dimensi kehidupan
manusia. Bagian ini merupakan inti dari tarian
Tapel Telu.
Pada bagian babak akhir, gerakan melepas
tapel dan hiasan-hiasan yang menempel pada
tubuh penari menggambarkan akhir kehidupan di
atas dunia tidak membawa harta benda melaikan
hanya membawa amal shalih 1x8 ketukan
diiringi gending gong telu, tempo iringan musik
sesuai dengan gerakan.
12. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Gong Telu
b. Bentuk Gerak Nengkelep
Gambar 12. Gerak Nengkelep
Iringan gending gong telu, gong telu
merupakan gending yang sepertinya sengaja
diciptakan oleh para leluhur kita untuk
menunjukkan nilai-nilai filosofis keislaman
dalam kesenian Gendang Beleq. Nilai pilosofis
yang dimaksud adalah nilai kehidupan manusia
sejak berada di dalam kandungan, kehidupan di
atas dunia dan kehidupan kekal di akherat kelak.
Hal ini selaras dengan tema tarian yaitu Tapel
Telu yang menggambarkan tiga dimensi
kehidupan manusia. Bagian ini merupakan inti
dari tarian Tapel Telu.
Pada bagian ini gerakan nengkelep atau
terbang membentangkan kedua tangan sambil
mengayun-ayunkan selendang keberbagai arah
dan dua orang penari akan keluar dan tersisa
hanya satu penari yang mengartikan kehidupan
diatas dunia sudah berakhir namun masih ada
manusia yang tetap ingin betahan hidup dengan
gerakan 2x8 ketukan dan diiringi gending gong
telu, tempo iringan musik sesuai dengan gerakan.
13. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Asmaradana
141
Muh. Ridwan Markarma, Zaiful, Eka Huliazati
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
b. Bentuk Gerak Nangkep
Gambar 13. Gerak Nangkep
Gending Asmarandana merupakan
gending akhir dari musik iringan tari Tapel Telu
yang menggambarkan sebuah kecintaan dan rasa
ingin kembali kepada yang maha kuasa.
Asmarandana berasal dari tembang yang artinya
cinta kasih yang dimaksud adalah rasa percintaan
antara manusia dengan manusia, manusia dengan
ciptaan tuhan, manusia terhadap tuhan, dan tuhan
terhadap ciptaannya (Hawa, 2017). Tergantung
pada konteks yang digunakan.
Gerak akhir bagian tari Tapel Telu
menggambarkan akhir kehidupan di atas dunia
tanpa membawa harta dan kemewahan. Pada
gerak nangkep yang ada hanya satu penari
menggambarkan perjalan hidup manusia, masih
ada manusia yang ingin tetap hidup dengan
kemewahan yang dimiliki. Dengan gerak tangan
kiri melentik ke telinga dan tangan kanan di
angkat sejajar dengan pinggang kearah kanan
dengan posisi kaki tapak kanan sambil bejalan
perlahan mencari tapel 1x8 ketukan diiringi
dengan gending asmarandana, tempo iringan
musik sesuai dengan gerakan.
14. Bentuk iringan dan gerak tari kreasi
Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Asmaradana
b. Bentuk Gerak Mengambil Tapel
Gambar 14. Gerak mengambil tapel
Gerak akhir bagian tari Tapel Telu
menggambarkan akhir kehidupan di atas dunia
tanpa membawa harta dan kemewan. Pada
gerakan ini kedua telapak tangan di bolak balik
1x4 ketukan menggambarkan kerakusan manusia
yang tidak ingin meninggalkan hartanya di
dunia, namun pada akhirnya harus kembali
kepada sang pencipta diiringi gending
asmarandana, tempo iringan musik sesuai
dengan gerakan.
15. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Asmaradana
142
Keselarasan Iringan dan Gerak Tari Tapel Telu Sanggar Gedeng Kedaton Lendang Nangka Lombok
Timur
Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022 5
b. Bentuk Gerak Menyerep
Gambar 15. Gerak Menyerep
Gerak menyerep menggambarkan
perenungan bahwa semua yang kita miliki akan
kita tinggalkan dan kembali kepada sang
pencipta, dengan posisi duduk dan tangan kanan
mengangkat tapel dengan memandanginya 2x8
ketukan diiringi gending asmarandana, tempo
iringan musik sesuai dengan gerakan.
16. Bentuk Iringan dan Gerak Tari
Kreasi Tapel Telu
a. Bentuk Iringan Gending Asmaradana
b. Bentuk Gerak Akhir
Gambar 6. Gerak Akhir
Gerak akhir bagian tari Tapel Telu
menggambarkan akhir kehidupan di atas dunia
tanpa membawa harta dan kemewan dengan 1x8
ketukan diiringi gending asmarandana, tempo
iringan musik sesuai dengan gerakan.
Kesimpulan
Tari Tapel Telu diciptakan pada tahun
2019. Tapel atau topeng telu menggambarkan
tiga tahapan kehidupan manusia yaitu perjalanan
alam ruh, perjalanan di atas dunia, dan
perjalanan di alam akhiat. Tarian ini ditarikan
oleh tiga orang perempuan yang melambangkan
keindahan dan kecantikan namun semua itu
hanyalah diatas dunia saja tidak akan di bawa
kealam akhiat. Topeng melambangkan sifat
manusia yang sering sekali menyembunyikan
diri dari kebenaran yang ia hadapi (sandiwara).
Dalam tari Tapel Telu kelompok tari tiga
perempuan memperagakan bentuk-bentuk
eksistensitas tiga alam ruh dalam tiga adegan
atau tahap dalam pergerakannya yang kemudian
pemaknaan gerak tari disempurnakan oleh
iringan atau musik yang mengikuti setiap
gerakan. Bentuk tari Tapel Telu adalah tari
kelompok, karena tari tersebut harus sempurna
nilai estetik maupun penyampaian yang ingin
disampaikan di sana harus ditarikan oleh tiga
perempuan. Dalam adegan pertama, tiga penari
memperagakan lima gerakan yang diiringi
dengan dua gending, yakni, gerak nengkelep,
nedung nembung dan ngebah lawang yang
diiringi dengan gending jineman, kemudian
gerak polak engkeng, kebah songkep, dan angin
sayong yang diiringi dengan gending bapang; di
adegan kedua diiringi dua gending, yakni
pemasangan tapel, bekeleokan, narung, dan
gerakan di diiringi gending rangsangan, gerak
memete, pelepasan tapel, dan nengkelep diiringi
dengan gending gong telu. Yang terakhir adalah
adegan tiga yang terbentuk oleh lima gerakan
dan diiringi dengan gending asmaradana, gerak
nangkep, mengambil tapel, menyerep, gerak
akhir/mate yang masing-masing gerakan itu
diiringi dengan gending asmarandana.
Metode yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan metode kualitatif karena
mendeskripsikan tentang keselarasan iringan
143
Muh. Ridwan Markarma, Zaiful, Eka Huliazati
6 Action Research Literate, Vol. 6 No. 2, Juli 2022
dan gerak tari kreasi Tapel Telu di Sanggar
Gedeng Kedaton Lendang Nangka Kecamatan
Masbagik. Dalam penelitian ini menggunakan
teori keselasan, Iringan musik, dan gerak tari.
Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan
bahwa diantara aspek gerak dan iringan
ditemukan gerak polak engkeng tidak sesuai
dengan tempo iringan gending bapang yang
mengharuskan tarian ini digubah kembali agar
tedapat kesesuain antara iringan dan gerak.
BIBLIOGRAFI
Hasnah, S. Y. (2013). Seni Tari dan Tradisi Yang
Berubah Studi Terhadap Penciptaan
Kolektif dan Perubahan Tari Tangan Oleh
Masyarakat Padang Laweh. Yogyakarta:
Media Kreativa, 79.
Hawa, M. (2017). Teori sastra. Deepublish.
Mudjilah, H. S. (2010). Diktat Teori Musik 2.
Yogyakarta: Universitas Negeri Fakultas
Bahasa Dan Seni, Halaman 8.
Muttaqin, M. (2008). Seni Musik Klasik.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Departemen
Pendidikan Nasional, 134.
Padri, L. P., & Ramli, H. (2021). Ragam Hias
Kalong dalam Senibina Masyarakat Orang
Ulu di Sarawak. Journal of Humanities
and Social Sciences, 3(3).
https://doi.org/10.36079/lamintang.jhass-
0303.304
Purnamasari, K. (2019). Estetika tari Keblat
Papat Lima Pancer karya Wahyu Santoso
Prabowo [Doctoral Dissertation]. Institut
Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Rustiyanti, S. (2015). Musik Internal dan
Eksternal dalam Kesenian Randai. Resital:
Jurnal Seni Pertunjukan, 15(2).
https://doi.org/10.24821/resital.v15i2.849
Rustiyanti, S. (2019). Metode ‘TaTuPa’ Tabuh
Tubuh Padusi sebagai Musik Internal
Visualisasi Koreografi NeoRandai.
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal
of Performing Arts), 20(3).
Suharta, I. W. (2019). Pengembangan Gamelan
Angklung Sebagai Pengiring Paket Seni
Pertunjukan Wisata. Seminar Nasional
Fakultas Seni Pertunjukan, 6775.
Sumaryono, & Suanda, E. (2006). Tari Tontonan
Buku Pelajaran Kesenian Nusantara. In
Tari Tontonan: Buku Pelajaran Kesenian
Nusantara untuk Kelas VIII. Jakarta:
LPSN.
Susanty, N. A. D. (2021). Makna gerak tari
Pakarena Samborita di Kelurahan
Kalase’rena Kabupaten Gowa [Doctoral
Dissertation]. Universitas Negeri
Makassar.
Sumaryono, & Suanda, E. (2006). Tari Tontonan
Buku Pelajaran Kesenian Nusantara. In
Tari Tontonan: Buku Pelajaran Kesenian
Nusantara untuk Kelas VIII. Jakarta:
LPSN.
Copyright holder :
Muh. Ridwan Markarma, Zaiful, Eka Huliazati (2022).
First publication right :
Action Research Literate
This article is licensed under:
144